half a heart

Per fanyandra

243K 6.4K 307

Kekecewaan Chanisa pada Daniel membuatnya harus menjauh dari laki-laki itu. Dia memilih untuk berkuliah di ba... Més

half a heart
half a heart part1
half a heart part2
half a heart part3
half a heart part4
half a heart part5
half a heart part6
half a heart part7
half a heart part8
half a heart part9
promosi
haiii

half a heart part10

18.8K 661 89
Per fanyandra

"kamu milikku. Selamanya."  Ucapan pria itu tidak pernah bisa terlupakan. Ia hanya mengartikan Chanisa bagai barang. Ada luka yang Chanisa sembunyikan. Rintikkan hujan terjatuh secara perlahan. Chanisa mengangsurkan tangannya. Mencoba menangkap rintikkan air hujan. Rintikkan demi rintikkan terjatuh dan membasahi  tangan Chanisa. Seperti itukah hatinya. Meleleh bagai lilin yang terbagai api. Hancur secara perlahan.

Chanisa memejamkan matanya, mencoba menghilangkan rasa sakit dan sedih. Suara ketukan kembali terdengar dari pintu kamar flat Chanisa. Setelah malam itu, dengan diam-diam Chanisa pergi dari mansion Daniel. Ia memilih untuk pergi dan meninggalkan pria itu. Itu yang terbaik untuknya
"Chanisa, kita harus bicara. Aku mohon. Katakan dimana salahku?" Teriak Daniel dari luar. Chanisa seakan merasakan sedih dari nada pria itu. Tapi ia tidak ingin menjadi barang. Ia butuh kejelasan. Rasa sedih itu kembali menyusup. Chanisa tidak ingin bertemu dengannya lagi. Itu adalah pilihannya. Chanisa berjalan keranjanganny dan merebahkan tubuhnya. Suara itu sudah menghilang. Chanisa memejamkan matanya. Mencoba mengistirakan tubuhnya setelah seharian merapihkan pakaiannya.

Tiga koper sudah bertengger di pojok ruangan. Tinggal menunggu lima jam kepergiannya kembai keIndonesia. Melupakan semuanya, sebelum ia tejebak dalam sebuah ikatan tanpa nama. Chanisa tak bisa lagi menahan airmatanya. Buliran airmata terjatu dengan sendirinya. Chanisa tak bisa menahannya lagi dan memangis tersedu, perpisahannya dengan Ramond tidak menyesakkan seperti ini. Setidaknya ia masih bisa berdiri dengan angkuh. Tapi sekarang, ia terlihat menyedihkan dan tak bisa berhenti menangis. Perlahan tubuhnya terasa lelah dan tertidur.
€€€

Chanisa keluar kamar diam-diam. Ia sedikit takut Daniel masih ada didepan. Ia harus segera pergi tanpa diketahui Daniel. Chanisa memegang perutnya. Sepertinya lambungnya bermasalah. Ia tidak pernah ada masalah dengan lambung selama ini. Tapi mungkin, karena sejak kemarin ia mengurung diri dan tidak makan seharian penuh. Kini lambungnya sedikit bermasalah dan sepertinya perutnya terasa mual.

Jam masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Chanisa mendorong kopernya menuju lift. Chanisa memencet tombol lift dan menunggunya terbuka. Lampu lift menandakan pini lift akan terbuka, Chanisa bersiap-siap masuk, namun langkahnya terhenti. Ia berniat untuk berbalik, namin tangan pria itu lebih cepat menangkapnya. Merengkuhnya tubuh Chanisa dengan erat.
"Apa salahku?" Ucapnya dengan nada yang terdengar frustasi." Apa aku hanya mainan dimatamu?" Chanisa mendongak kesal. Seharusnya ia yang berkata seperti itu, kapan ia akan pergi meninggalkanmya nanti. Chanisa mencoba melepaskan pelukannya, namun terasa erat. Hembusan nafas Daniel terasa ditengkuknya. Lorong yang kosong juga hanya hembusan angin dan sunyi yang semakin membuat keduanya mematung.
"Kamu yang bilang hanya ingin memilikiku. Tapi tidak ada hubungan apapun diantara kita. Dan dengan cepat atau lambat, kita akan berpisah." Chanisa tak bisa menghalangi airmatanya untuk terjatuh. Isakannya tak bisa tertahan. Daniel membalik tubuh Chanisa. Tangannya membelai rambut Chanisa dan jatuh dipipinya, dengan lembut ia membasuh pipi Chanisa, menghilangkan airmata yang membasahi pipinya.
"Aku mencintaimu, apalagi yang kamu inginkan?" Ucap Daniel, Chanida menepis tangan Daniel kesal.
"Aku bukan mainanmu! Setiap wanita butuh kepastian. Bukan hanya sekedar teman tidurmu!" Bentak Chanisa. Daniel mencoba mendekati Chanisa. Ia tersenyum kecil dan merangkul Chanisa.
"Apa kamu menginginkan sebuah pernikahan?" Tanya Daniel dengan suara lembut. Wajah Chanisa memerah karena mata Daniel yang menatapnya nakal. Daniel mengangkat dagu Chanisa dan melumat bibir Chanisa lembut. Chanisa mendorong tubuh Daniel membuat pria itu sedikit bingung. Dengan cepat ia memasuki toilet didekat lift dan menutupnya. Tidak ad aysng keluar, namun Chanisa merasa isi perutnya keluar semua.

Daniel menyusul ke toilet. Ia panik saat Chanisa mendorongnya. Mengira wanita itu masih marah padanya. Nanun melihatnya yang langsung berlari ke toilet membuatnya panik. Daniel melihat Chanisa yang terlihat lemah. Dengan cepat ia meraih punggung Chanisa agar tubuh kecil itu tidak terjatuh. Daniel mengambil saputangannya. Membasahkannya dengan air hangat dan membasuh bibir Chanisa.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya Daniel.
"Sepertinya lambungku bermasalah." Ucap Chanisa. Ia bersandar dibahu Daniel. Tubuhnya seperti tak bertenaga. Daniel mengangkat tubuh Chanisa dan membawanya kembali kekamar. Ia menghubungi dokter terdekat tak memperdulikan matahari yang baru terbangun. Danil berjalan ke dapur dan mengambil air hangat untuk Chanisa.
"Minumlah, agar kamu sedikit lebih baik." Daniel membantu Chanisa untuk duduk. Daniel duduk di pinggiran kasur. Tangannyabkembali membelai rambut Chanisa dan jatuh di pipinya.
"Jangan pernah lari, katakan apa yang kamu inginkan." Ucapnya lembut. Apa kita akan terus melakukan kesalahan yang sama? Lari dari perasaan kita. Hanya karena sebuah kesalah pahaman." Tambahnya. Chanisa menunduk merasa bersalah. Rasa takut dan Sedihnya membuatnya hampir bertindak bodoh.

Cukup lama keduanya menunggu dokter. Chanisa pun sampai terlelap karena rasa pusing di kepalanya. Daniel membelai rambut Chanisa yang masih tertidur. Ia sangat mencintainya. Tidak pernah ada rasa ragu dihatinya. Dari saat pertsma kali melihatnya. Seorang wanita yabg mempunyai otak cemerlang untuk membangun beberapa apartemen dan resort. Ramond memang ikut membamtu. Tapi ia tahu Chanisalah yang lebih banyak bekerja. Dia adalah wanita special yang merebut hatinya.

Daniel beranjak dari kasur saat mendengar suara ketukan pintu. Ia menyalami dokter dan mempersilahkan masuk. Chanisa terbangun dan membiarkan dokter memeriksanya. Dokter hanya tersenyum ramah.
"Ia baik-baik saja, hanya mungkin ia karena ia tidak makan seharian. Dan anak dalam kandungannya sedikit bermasalah. Cobalah makan apa saja dan jangan biarkan...."
"Anak? Kandungan?" Ulang Daniel tak percaya. Dokter hanya mengangguk dan kembali tersenyum." Jangan sampai nyonya tidak makan. Usahakan ia makan. Apa saja, yang penting sehat." Ucap Dokter lagi. Chanisa terlihat tak berkutik. Tangannya membelai perutnya. Sedikit rasa sesal karena kemarin ia tidak makan. Dokter sudah pergi dengan Daniel yang mengantarnya. Ia kembali dan menarap Chanisa yang masih terdiam. Daniel berjalan mendekati Chanisa dan mrngecup bibirnya lembut. Chanisa menatap Daniel, ia tak bisa nenahan airmatanya yang tiba-tiba mengalir. Daniel membasuh airmatanya dan kembali mrngecup bibir Chanisa.
"Ia pasti tersiksa kemarin. Karena marah, aku tidak makan sama sekali. Aku menyakitinya." Daniel masih membelai lembut pipi Chanisa. Mencoba menenangkan wanitanya.
"Aku pesankan makanan untuk kalian. Kalian ingin makan sesuatu?" Tanya Daniel lembut, Chanisa menggeleng.
"Apa saja " Jawab Chanisa. Daniel segera memesan makanan untuknya.

Usai memesankan makanan. Daniel kembali mendekati Chanisa. Ia menarik wanitanya kepangkuannya. Membelai rambutnya, memgecupnya dengan lembut. Tangannya juga membelai perut Chanisa lembut. Dengan lembut ia mencium bibir Chanisa lembut. Chanisa pun membalas ciuman Daniel. Merasakan lembutnya bibir Daniel mengulum bibirnya.
"Kita akan menikah."
"Apa karena dia? Aku tidak ingin kamu terpaksa."
"Aku sudah merencanakannya. Semuanya, gaun, dan segala macamnya." Ucap Daniel." Hanya saja, aku berfikir kamu adalah wanita bebas yang tidak ingin terikat. Aku takut kamu akan menolakku dan menjauhiku." Chanisa memukul dada Daniel kesal. Ia cemberut kesal dengan perkataan Daniel.
Setiap wanita memimpikan pernikahan!" Jawabnya kesal. Daniel tersenyum hanya tersenyum sekilas dan kembali memanggut bibir Chanisa.
"Sudah tidak mual?" Tanya Daniel. Chanisa menggeleng cepat. Daniel kembali melumat bibir Chanisa tanpa ampun. Membelai punggungnya. Tangannya menyusup ke dress Chanisa. Membelai perutnya dan naik kedadanya. Meremasnya dengan keras. Membuag Chanisa melenguh saat bibirnya masih dilumat Daniel.

Tangan Daniel menurunkan resleting Dress Chanisa. Melepaskan kaitan bra. Membuatnya dada ranum Chanisa terpampang. Tanpa menunggu, bibir Chanisa melumat dada Chanisa. Membuatnys melenguh lebih keras. Tangannya meremas rambut Daniel. Sedangkan kepalanya mendongak nikmat. Desahannya tak terputus. Menikmati setiap pernainan Daniel di tubuhnya.

Suara ketukan menghentikan kegiatan keduanya. Chanisa menunduk malu dan merapihkan bajunya. Sedangkan Daniel membuka pintu dan mengambil pesanannya. Ia membawa makanan kemeja makan dan merapihkannya. Chanisa keluar kamar dan mendekati Daniel.
"Awas sayang, kamu bisa terjatuh." Ucap Daniel. Is menggenggam tangan Chanisa dan mendudukkannya.
"Aku baik-baik saja, Dan." Daniel seakan tak mendengarkan ucapan Chanisa. Ia tetap melayani kekasihnya penuh dengan rasa sayang. Ia mengambilkan makanan dengan lauk pauk untuknya. Cukup lengkap untuk kesehatan janinnya. Chanisa hanya tersenyum geli.
"Aku belum membeli susu untuk ibu hamil. Jadi aku buatkan susu biasa. Yang penting kalian sehat." Chanisa hanya tersenyum melihat Daniel yang jadi cerewet."  Aku akan menghubungi Ramond, dan mereka akan segera datang. Beserta keluargaku. Kita akan bertemu di hari pernikahan kita." Ucap Daniel. Chanisa terdiam dan menatap Daniel.
"Pernikahan? Bukankah harus ada pertunangan?" Ucap Chanisa.
"Aku menganggapmu tunanganku selama ini. Dan acara itu tidak terlalu penting. Yang penting kita bersama." Ucap Daniel. Chanisa hanya tersenyum geli.
"Terserah kamu saja." Balas Chanisa seraya melahap makanannya. Sesekali Daniel membersihkan bibir Chanisa dengan lap. Atau mengecupnya singkat. Membuat Chanisa merona karenanya Merasakan cinta yabg utuh sangat menyenangkan. Berbeda saat ia merasakan bertepuk sebelah tangan. Kini ia semakin mengerti kenapa Kyla tidak bisa lepas dari Ramond. Karena cinta mereka cukup kuat. Chanisa takut merasakan patah hati seperti dulu. Ia juga takut Daniel meninggalkannya. Bagaimana dengan anaknya nanti? Ia dan Ramond besar tanpa seorang ayah. Ayahnya sudah lama meninghal karena sebuah kecelakaan. Sedangkan Ramond ayahnya pergi entah kemana tanpa bertanggung jawab.

Chanisa tersentak saat merasakan tubuhnya melayang. Daniel sudah menggendongnya kekamar. Mencium tengkuknya lembut. Dan membelai punggungnya seraya menurunkan resleting dressnya.
"Sepertinya kamu sudah makan banyak, aku ingin melanjutkan kegiatan kita tadi." Ucapnya. Chanisa tertawa pelan. Dan mendapatkan lumatan dalam dari Daniel. Ia sudah tak memperdulikan Dressnya yang dilepaskan Daniel di ruang tengah. Dan membuatnya telanjang bulat. Dengan lembut Daniel merebahkan Chanisa. Mengecup kening dan bibirnya lembut.
"Katakan jika aku menyakiti kalian." Ucapnya. Chanisa hanya terdiam. Menerima tubuh Daniel didalamnya. Merasakan kenikmatan disetiap sentuhannya. Lenguhan Chanisaterdengar keras setiap kali Daniel melumat payudaranya. menggoda puting merahnya. Chanisa meremas rambut Daniel. Merasakan kenikmatan itu semakin meningkat. Erangannya semakin keras  Ia pun bergerak mengikuti gerakkan Dsniel. Hingga keduanya merasakan pelepasan bersama. Daniel menatap Chanisa dan melumat bibirnya lembut.
You're mine. Berjanjilah untuk tidak pernah meninggalkanku." Ucap Daniel. Chanisa mengangguk. Mencoba menormalkan nafasnya. Namun sepertinya Daniel belum merasa puas. Ia kembali bergerak. Membuat Chanisa kembali mengerang dan menikmati percintaan mereka.
Bersambung

MAU LANGSUNG TAMAT, APA LANJUT NIH??

Continua llegint

You'll Also Like

181K 14.2K 17
rating 21+ *** Adam tidak percaya pada perempuan. Setelah kejadian yang mengubah hidupnya, Adam memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan pere...
NO MERCY🔞🔞🔞 Per V Missv

Literatura romàntica

9.7K 1.1K 28
WARNING!!! 21+!!! Judul: NO MERCY Genre: Romantis Dewasa Eksplisit Thriller (18+) Status: On Going Cerita Pertama dari Seri "No" ********************...
4.4M 171K 62
Nina Alexandra Fresh Graduate yang baru mulai menapak karier. Selalu tertarik pada laki-laki yang lebih tua sehingga dijuluki mengalami Daddy's Issue...
20.4K 764 10
[SHORT STORY] Apakah pertemuan ini yang dinamakan takdir? Atau hanya sebuah kebetulan? Who knows. Pertemuan antara mahasiswa yang dikejar deadline da...