MARRIAGE WITH ICE PRINCE -sun...

Par adndhdst

19K 1.9K 207

[On going] Ketika sebuah kesalahpahaman, menyeret dua orang yang tak saling cinta. Terpaksa menikah dan ting... Plus

prolog❄
part:1❄
PART:2❄
PART:3❄
PART:4❄
PART:5❄
PART:6❄
PART:7❄
PART:8❄
PART:9❄
PART:10❄
PART:11❄
PART:12❄
PART:14❄
PART:15❄
PART:16❄
PART:17❄
PART:18❄
PART:19❄
PART:20❄
PART:21❄
Update!!
PART:22❄
PART:23❄

PART:13❄

828 93 28
Par adndhdst

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

Bandara incheon.
Pukul 7:10 pm KST.

Bandar udara malam ini terpantau lengang, tak banyak orang yang berangkat maupun tiba. Mungkin karena ini bukan jadwal libur kerja maupun sekolah.

  Dimusim awal gugur, dedaunan berguguran dan berjatuhan ditanah. Disetiap jalan ataupun ditrotoar jalan, terlihat jelas daun yang berwarna kecoklatan bereserakan diatas trotoar, maupun jalan.

  Disebuah kursi panjang, bagi siapa pun penumpang yang akan berangkat. Mereka semua menunggu disitu, sama halnya dengan sora dan sunghoon. Mereka berdua duduk berdampingan.

Meski begitu, mereka berdua sibuk dengan ponselnya masing-masing. Sambil menunggu keberangkatan mereka tiba. Sunghoon tampak menyumbal telinganya dengan airpods.

  Sedangkan sora, gadis itu tampak asik membalas pesan pada seseorang.

ShinSora:
[ah, maaf. Lusa sepertinya aku tak bisa, soalnya aku mau berangkat keluar kota:(]

Setelah mengirim pesan pada seseorang, sora menghela nafasnya. Seperti ada rasa bersalah dalam dirinya, menolak ajakan seseorang yang mengajaknya keluar hari minggu, yang berarti lusa.

Sora dapat melihat tulisan sedang 'mengetik' pada pesan tersebut, menunggu sampai akhirnya satu pesan terkirim padanya.

Jay:
[Begitukah? Tak apa, minggu-minggu selanjutnya kan bisa.]

Yah, orang yang mengajak sora hari minggu, itu adalah jay. Jay park, sahabat sunghoon.

Awalan mereka saling bertukar pesan, itu saat dimana mereka bertemu lagi diperpustakaan. Setelah kejadian sora menjatuhkan buku-buku ditangga dan berakhir ditolong jay.

Jay dengan beraninya, meminta nomor ponsel sora. Dan, sora memberi saja, tanpa ada keterpaksaan. Ia dengan senang hati memberi nomornya pada laki-laki yang memiliki wajah bule itu.

Krukk..

"Aishh..."sora memegang perutnya, yang tiba-tiba saja berbunyi. Ia menolehkan kepalanya kekanan, tepat pada sunghoon.

Sora melihat laki-laki tengah memejamkan matanya, masih dengan airpods ditelingannya.

Gadis itu melihat kembali jam diponselnya, dan ya. Pukul sudah melewati tujuh lebih tiga puluh menit, karena itu perut sora berbunyi.

"Sunghoon."panggil sora seraya mencolek lengan sunghoon.

Sunghoon yang masih memejamkan mata hanya berdehem, tanpa membuka maupun menoleh pada sora. "Ayo cari makan, aku lapar."ajak sora.

Sunghoon membuka matanya, ia menoleh pada gadis yang berada disebelahnya. Juga melepaskan airpods dari telinganya.

Tanpa mengatakan 'iya' sunghoon bangkit dari duduknya, lalu berjalan begitu saja. "Hei! Tunggu."sora juga ikut bangkit dari duduknya.

Mengejar dan mensejajarkan langkahnya dengan kaki jenjang sunghoon, lalu sunghoon membawa pada mini market yang berada didalam bandara.

Mereka masuk, dengan sunghoon didepan. "Kau duduklah duluan."pinta sunghoon dan dituruti oleh sora.

Gadis itu duduk dimeja yang terdapat didalam minimarket itu, yang langsung berhadapan dengan luar. Dari dalam sini, sora dapat melihat lalu lalang orang yang berada dibandara itu juga.

Tak lama sunghoon, membawa dua kotak makanan yang sudah jadi. Yang diambil dirak, lalu dipanaskan. Dialat pemanas yang memang disediakan minimarket ini.

Sunghoon menyimpan kotak itu dihadapan sora, juga menyerahkan sumpit pada gadis itu.

Dan diterima baik oleh sora, senyum sumringah tercetak diwajahnya. Saat membuka kotak itu, asap mengepul diudara. Membuat aroma makanannya menyeruak keluar.

"Selamat makan!"seru sora semangat.

Sora menyuap dengan lahap, entah kenapa soal makanan bisa membuat sora sesenang ini. Ia bisa dengan senang menyuapi makanan kemulut.

Tanpa sora sadari, ia tengah dipandangi dengan tatapan yang tak dimengerti. Park sunghoon, entah kenapa atensi laki-laki itu selalu senang saat memandangi sora yang tengah makan.

Lucu saja, pikirnya. Memandangi pipi gadis itu yang terisi penuh oleh makanananya.

"Uhuk! Uhuk!"sora menghentak sumpitnya dimeja, lalu menepuk-nepuk dadanya. Tiba-tiba saja gadis itu tersedak makanan yang tengah ia makan.

Sunghoon dengan cepat membuka tutup botol air mineral, yang ia bawa tadi sekalian dengan makanannya. Lalu menyerahkan pada sora dan diterima langsung oleh gadis itu.

"Pelan-pelan makannya."ucap sunghoon, menepuk-nepuk punggung sora. Tanpa sadar.

"Aa, terimakasih."kata sora, seraya mengusap bibirnya.

Sunghoon menjauhkan tangannya, saat memastikan gadis itu sudah baik-baik saja. Ia kembali menyuapkan makanan yang baru beberapa suap ia makan.

Sora melihat jam mungil, yang melingkar dipergelangan tangannya. "Sebentar lagi kita take off, ayo."menolehkan kepalanya, sora melihat kepada sunghoon yang masih makanan.

"Hmm."balas sunghoon dengan mulut masih mengunyah.

Setelah itu, sunghoon bangkit. Mengambil botol air mineral yang tinggal setengah, tepatnya yang sudah diminum sora sebelumnya.

"Eoh?"sora melongo, pasalnya sunghoon menenggak langsung.

Maksudnya...bibir sunghoon langsung menyentuh botol minum itu, hal itu yang berhasil membuat sora melongo. Apa? Apa sunghoon tak tau, apa pura-pura tidak tau.

Begini maksudnya, bibir sora-botol-bibir sunghoon. Botol air itu bekasan sora, yang berarti...

"Hei! Kenapa kau minum dibekasanku?"sora melotot dan langsung berdiri dari duduknya.

Yang diteriaki, menjeda minumnya. "Kenapa?"sunghoon menjauhkan botol itu dan menutup kembali.

"Bukan, itukan..."sora menjeda perkataannya, tiba-tiba pipinya memanas padahal posisi minimarketnya dingin karena AC.

"Itu kan punyaku!"

"Ya terus? Kenapa?"balas sunghoon dengan alis bertaut.

Didalam batin sora, ia tengah mengumpat segala macam sumpah serapah pada laki-laki dihadapannya. Pasalnya sora bingung, sunghoon ini pura-pura tidak mengerti atau memang mengerti, tapi, pura-pura tidak tau.

"Aishh!"pada akhirnya sora merampas botol minum yang berada ditangan sunghoon dengan kasar.

Lalu membawa sampah bekas makannya, seraya berjalan keluar dari minimarket tersebut. Seluruh wajah sora mungkin kini tengah merah padam.

Awalnya sunghoon hanya menatap bingung punggung sora yang berjalan ketong sampah, sebelum akhirnya keluar dengan tergesa-gesa.

Sunghoon langsung mengikuti gadis itu, lalu tiba-tiba saja senyum sunghoon terbit. Dia kini mengerti kenapa gadis itu emosi saat ia meminum langsung dibekasannya.

"Oh, jadi itu."sunghoon mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Seraya memegang bibirnya.

Ia berjalan cepat, mengejar sora agar bisa berjalan sejajar. Kini sunghoon sudah berjalan sejajar dengan sora, ia melirik sora yang menatap lurus, tanpa menoleh padanya.

Dalam hatinya, sunghoon ingin tertawa keras. Saat tau alasan wajah gadis disampingnya ini, merah padam. Ia tersenyum tipis, lucu saja pikirnya melihat respon gadis itu.

Ia berdehem, untuk menetralkan ekspresinya. Karena ia ingin tertawa sebenarnya, namun, tak bisa.

Saat tengah berjalan berjalan menuju kursi tunggu, ternyata suara pemberitahuan soalnya penerbangan tujuan jeju. Sudah mau berangkat, suara wanita yang membertahu.

Mendengar kalau penerbangan mereka sebentar lagi, tanpa sadar, sora dan sunghoon saling menatap untuk beberapa saat. Sampai akhirnya sora lebih dulu yang memutuskan kontak mata mereka.

Kini mereka berjalan menuju pintu, yang telah diberitahukan wanita tadi. Mereka berdua berjalan menuju nomor pintu yang telah dibertahukan.

Saat sedang menuju pintu tujuan, tak sengaja seseorang menabrak bahu sora dari arah belakang sora. Yang otomatis, hampir membuat gadis itu jatuh kedepan.

Tapi, dengan sigap, sunghoon lebih dulu menahan tubuh sora agar tak jatuh. Untung sekali, sunghoon cepat tanggap.

Orang yang menabrak sora, memutar tubuhnya. Yang menabrak sora adalah seorang pria paruh baya dengan setelan jas lengkap, seperti orang sibuk.

"Ah, maaf kan saya, nak."ucap pria itu menjauhkan ponselnya dari telinganya, mungkin karena itulah pria itu tak melihat sora didepannya. Sampai menabrak gadis itu.

Sora tersenyum, "iya, tidak apa pak."

Pria itu membalas senyumnya, dari gerak-geriknya, pria itu seperti tengah terburu-buru. "Saya permisi, ya. Sekali lagi saya minta maaf."

Sora mengangguk, ia sedikit membungkukkan badannya, menjaga sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Seperti yang diajarkan orangtuanya--setelah pria paru bayah yang tadi menabraknya, pergi.

Mereka melanjutkan, untuk memasuki pintu tujuannya. Setelah sampai didalam kabin pesawat, sora dan juga sunghoon mendudukan diri. Dibangku mereka, dengan sora yang duduk didekat jendela pesawat.

Mengeluarkan ponselnya yang berada ditas selempangnya, sora menghidupkan mode pesawat. Ia juga sibuk dengan sesekali mengambil gambar.

"Aku tau,"celetuk sunghoon, tanpa menoleh.

Sora yang mendengar celetukan sunghoon, langsung menoleh. "Eoh?"alosmya berkerut, menatap sunghoon yang sibuk memasang kembali airpods ditelingannya.

"Tau apa?" Tanya sora, penasaran. Masih dengan alisnya yang berkerut.

"Alasan kau marah, gara-gara aku meminum dibekasanmu."sunghoon akhirnya menoleh, tapi, dengan wajah datarnya.

Sora geming, dengan mata masih menatap sunghoon lekat. Ia tiba-tiba jadi kaku sendiri. Masih dengan posisi itu, tiba-tiba sunghoon bergerak maju.

Membuat sora tersentak kaget, "hei, kau  mau apa?"namun, seakan tak mendengar pertanyaan barusan dari sora. Sunghoon terus memajukan kepalanya, dengan matanya menatap lurus kemata sora.

Hal itu membuat sora memundurkan wajahnya, namun, sayang. Belakang kepalanya sudah menyentuh kaca pesawat dan hal itu membuat gadis itu tak bisa lagi menjauh.

Bukannya berhenti, sunghoon kali ini menyunggingkan senyum miring diwajahnya dengan tatapan dingin. Hal itu berhasil membuat sora bergidik, karena merinding.

"Hei, park sunghoon, kau mau apa?"tanya sora sekali lagi, sedikit berbisik. Karena jarak wajah mereka sangatlah dekat, hanya menyisahkan beberapa senti saja.

Wajah sunghoon masih terus maju, hidung mereka hampir bersentuhan. Membuat sora menenggak ludahnya susah payah.

Dekat..

Makin mendekat...

Tanpa gadis itu sadari, ia memejamkan matanya erat. Jika sesuatu yang tak ia duga terjadi, ia tidak akan melihat tatapan orang-orang yang masih sibuk berjalan menuju tempat duduk masing-masing, memandang mereka dengan tatapan yang aneh-aneh.

Bukannya merasakan sesuatu yang asing, sora mapah mendengar suara bisikan dengan nada bicara yang amat renda. Sampai-sampai sorak bergidik merinding, lagi.

"Berarti...secara tidak langsung, kau dan aku sudah berciuman."diujungnya, sunghoon meniup telinga sora pelan.

Perlakuan sunghoon barusan, benar-benar membuat bulu kudunya berdiri. Wajahnya kini memanas, mungkin saja sudah merah padam.

"Hei! Menjauhlah dariku."sora mendorong bahu laki-laki itu, kasar.

Lalu memposisikan tubuhnya, pada posisi yang benar. Sedangkan sunghoon, menatap sora yang kini tak berani menatapnya lagi. Wajah gadis itu sudah merah padam, bak tomat.

"Pfft.."

Mendengar seseorang menahan tawa, sora menolehkan kepalanya kekanan. Ia dapat melihat laki-laki itu menahan tawanya, susah payah.

Namun, pada akhirnya. Sunghoon tak dapat menahan tawanya, gara-gara melihat wajah merahnya sora yang menahan malu entah kesal.

Kini tawa sunghoon, terdengar jelas ditelinga sora. Sora yang jengkel memukul lengan laki-laki itu, "hei! Berhenti tertawa."bukannya berhenti, malah memperbesar tawanya.

Sora yang merasakan orang disekitar mereka, menatap dengan tatapan jengkel. Membuat sora ingin menutup mulut laki-laki itu.

"Hei, park sunghoon, diam."pinta sora, namun, tak digubris oleh laki-laki itu.

Sampai akhirnya ide gila muncul dikepala sora, yang awalnya tak ingin gadis itu lakukan. Tapi, sepertinya cara ini yang ampuh untuk membungkam tawa sunghoon.

Cup.

Ternyata cara sora ampuh, buktinya sunghoon kini bungkam. Mata laki-laki itu melotot, begitupun dengan sora. Gadis itu yang memulai, gadis itu juga yang terkejut dengan apa yang ia lakukan.

Keterkejutan mereka, membuat mereka sama-sama tak melepas ataupun bergerak. Mereka sama-sama tidak sadar kalau, sekarang bibir mereka tengah menyatu dalam sebuah ciuman tak terduga.

Membuat kupu-kupu berterbangan diperut mereka masing-masing, geli. Seperti ada perasaan aneh yang entah berasal dari mana, karena mereka sama-sama belum menyadari rasa itu.

Untuk sepersekian dekit, mereka masih diposisi yang sama dengan bibir saling bertaut tanpa adanya pergerakan. Sampai dimana, seseorang berdehem keras, tepat disamping kanan sunghoon duduk.

Dan, hal itu membuat mereka lepas. Tiba-tiba suasana langsung jadi canggung, mereka sama-sama membenarkan duduknya dengan kaku. Tidak ada yang berani, menatap satu sama lain.

Yang awalnya hanya tidak secara langsung, malam ini sora membuat sebuah ciuman tak langsung itu. Menjadi langsung.

"Bodoh! Kau bodoh shin sora!"sora menggeram, namun, pelan. Seraya membuang muka kearah jendela, ia meruntuki perlakuannya barusan.

Suara pramugari didepan sana, terdengar. Karena suara pramugari itu, suasana yang awalnya hening diantara sora dan sunghoon. Sedikit terhempas.

Pramugari memberi intrupsi, memberikan beberapa arahan. Dan mengatakan bahwa sebentar lagi, pesawat tujuan jeju ini akan lepas landas.

Penerbangan yang memakan waktu satu jam ini, mungkin akan dihabiskan tidur oleh sora. Untuk menghindari sunghoon, juga. Karena perlakuannya, sora rasanya tak ingin menatap laki-laki itu. Terlalu malu untuk melakukannya.

Tapi, tanpa sora sadari. Hal-hal tak terduga terjadi diantara dirinya dan sunghoon. Pertama, sora yang jarang melihat sunghoon berekspresi. Malam ini laki-laki ini menunjukan emosinya, dengan langsung tertawa. Dan yang kedua, yah.... ciuman pertama sora terjadi dipesawat ini.

Malam dan kenangan yang mungkin saja tak akan pernah sora lupakan, awalan dari segalanya terjadi didalam hubungannya dan sunghoon.

❄❄❄❄❄❄

Bandara internasional jeju.
Pukul 09:05 pm KST.

Pesawat tujuan seoul-jeju, memdarat dengan selamat. Sora dan sunghoon sekarang tengah menggeret koper masing-masing, ditangan mereka.

Mereka keluar dari bandara, untuk mencari taksi dan check in hotel. Dihotel yang sudah dipesan oleh orangtua sora, sepaket dengan tiket pesawat pergi dan pulang.

Masih dengan wajah mengantuknya, sora berjalan gontai. Ia tertinggal dua langkah dibelakang sunghoon, sunghoon yang sadar itu. Berhenti menunggu sora, kalau laki-laki tidak menunggu.

Bisa saja, ia akan terpisah dengan sora dan gadis itu bisa hilang. Setelah sora sudah menyamankan langkahnya dengam sunghoon, mereka kembali berjalan lagi.

Berdiri didepan pintu masuk bandara, sebuah taksi langsung berhenti didepan mereka. Memasukan koper mereka, dibagasi mobil. Sora dan sunghoon ikut masuk kedalam mobil dan duduk dijok belakang supir.

Memberikan tujuan mereka, sang supir taksi langsung melajukan mobil itu. Berjalan membelah jalanan, sora yang masih mengantuk. Sesekali menguap.

Berjalan sekitar limabelas menit, mobil taksi itu berhenti dipelatarn hotel yang alamatnya dituju sora dan sunghoon. Sunghoon memyerah tarif pembayaran, setelah itu mereka turun dari taksi dan mengambil koper mereka dibagasi.

Sora dan sunghoon langsung berjalan memasuki hotel pesanan orangtua sora. Lalu mendatangi resepsionis, untuk memperlihatkan kamar pesanan mereka.

"Kamar nomor duapuluh lantai lima, ini kartunya."ucap resepsionis, setelah melihat pesanan mereka dan menyerahkan kartu kamar pada mereka.

"Terimakasih."ucap sora, seraya tersenyum.

Setelah itu, sora dan sunghoon diantar kekamar mereka. Menaiki lif, lalu sampai didepan kamar merek yang bertuliskan angka '20'.

"Ayah dan ibu hanya memesang satu kamar." Setelah yang mengantar mereka pergi, sora berucap dengan dengusan keras. Saat tadi diberikan kartu kamar, ternyata hanya satu.

Sora memasuki kartu yang tadi diberi, digagang pintu. Sampai berbunyi dan pintu terbuka, saat masuk, sora menghidupkan lampu kamar hotel itu.

Lumayan luas kamarnya, dengan rasa lelah diperjalanan. Sora menggeret kopernya masuk kedalam, lalu meletakannya disamping kasur.

Ia membuka koper tersebut, mengeluarkan beberapa yang penting. Seperti alat pencuci muka dan perawatan dirinya yang lain.

Karena lelah diperjalanan, sora berniat mencuci rambutnya dan mandi lagi. "Kau yang mau duluan?" Tanya sora, yang melihat sunghoon hendak masuk kekamar mandi.

Pertanyaan itu hanya dibalas anggukan oleh laki-laki jangkung itu, sebenarnya masih ada kecanggungan diantara mereka. Karena kejadian dipesawat beberapa jam yang lalu.

Pada akhirnya, sora menidurkan dirinya dikasur besar. Lalu mengeluarkan ponselnya dari tas, ia mematikan mode pesawat berganti dengan data seluler.

Saat menghidupkan data seluler, pesan beruntun masuk diponsel sora. Gadis itu membuka roomchat diponselnya, lantas ia terkikik saat membacanya.

Sibawel:
[Eoh?]
[Itu didalam pesawat, sora?]
[Hei, kau mau kemana?]
[Tiba-tiba saja pergi, kemana?]
[Huu, pasti kau sudah take off ya? Makanya tak bisa membalas, yasudahlah]
[Tapi, disekolah tadi kau tak bilang apa-apa kalau mau pergi hariini?]

Banyaknya pertanyaan dari sahabatnya itu, choi seol-ah. Karena sora sempat mengambil gambarnya didalam pesawat dan mengirimhya pada seol-ah. Dengan segala macam pertanyaan Membuat sora terkikik, dengan itu sora membalas segala pertanyaan dari sahabatnya itu.

Shinsora:
[Iya, aku kejeju hari ini. Maaf tak beritahumu, memdadak soalnya.]
[Besokpun, aku tidak hadir.]
[Selamat duduk sendiri seol-ah!]

Setelah membalas pesan sahabatnya, sora menaruh ponselnya diatas nakas samping kirinya. Saat itu juga, sunghoon keluar dari kamar mandi. Masih sibuk dengan mengeringkan rambutnya.

Pemandangan seperti ini sudah biasa sora lihat, saat diapartemen. Namun, suasana saat dikamar berdua seperti ini yang jarang sora rasa kan. Hal itu yang kadang membuat sora masih canggung dan kejadian dipesawat masih terus terputar dikepala gadis itu. Sampai saat ini.

"Sudah?"tanya sora, yang melihat sunghoon berjalan mendekat.

Sebisa mungkin, sora tak berkontak mata langsung dengan sunghoon. Karena ia masih malu dengan hal itu, sendiri.

Sunghoon mengangguk, untuk mengiyakan. Sora bangun dan mengambik kembali alat cuci mukannya, yang ia letakan kembali diatas kopernya.

Lalu berjalan kedalam kamar mandi, untuk membersihkan rasa lelah perjalanannya. Didalam kamar mandi, sora mulai melakukan aktivitas biasa. Layaknya manusia biasa, yaitu mandi.

Menggosok kepalanya yang kini berbusa, karena shampo. Sora merasakan kerileksan atas pijatan lembut dikepalanya, yang ia lakukan sendiri.

Selesai menggosok kepalanya, sora akan melakukan pembilasan untuk membersihkan busa-busa dikepala, maupun ditubuhnya.

Namun, baru sebentar sora menghidupkan shower air. Tiba-tiba kegelapan yang amat pekat sora, rasakan.

"Aaa!"ia menjerit.

Membuat yang diluar kamar mandi, panik. Sunghoon langsung bangkit, dari rebahannya. Lampu hotel tiba-tiba padam, pasti sora ketakutan sekarang.

"Sunghoon-aa! Sunghoon, huaaa! Gelap, akh! Mataku!" Didalam kamar mandi, sora heboh berteriak. Kini ditambah matanya kemasukan busa shampo yang belum bersih dikepalanya.

Sunghoon berdiri didepan pintu kamar mandi dengan tangan memegang ponsel yang flashnya sudah menyala, "sora? Kau tidak apa?"tanya sunghoon, seraya menggedor pintu.

"Tidak, aku tidak baik-baik saja, huaa! Mataku masuk busa shampo, hoon-aa!"jawab sora berteriak didalam kamar mandi.

"Airnya mati, aku belum selesai membilasnya! Akh, mataku pedih!"

Sunghoon tambah panik saat mendengar teriakan sora, yang bilang matanya masuk busa shampo.

"Tunggu sora, jangan bergerak dari situ. Pintu kamar mandinya tidak kau kuncikan?!"

"Tidak, buka saja. Cepatlah! Mataku sudah sangat perih!"

Sunghoon menjauh dari depan pintu, ia berjalan kearah meja panjang yang berada dibawah television. Tadi ia sempat melihat beberapa botol air mineral disitu, niatnya untuk membasuh mata sora.

Saat berhasil menemukannya, sunghoon buru-buru kembali kearah kamar mandi. Ia berhenti dengan tangan mengambang memegang knop pintu, saat ia mendengar suara sora yang terdengar pelan. Namun, ia mendengar jelas.

"Tapi, sunghoon..."

❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄

Ikuti instagram aku, untuk mendapatkan informasi seputar update an cerita ini maupun cerita  yang lain

My instagram name:

👇👇👇

@adndhdst

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

313K 23.8K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
68.4K 5K 24
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
824K 87.1K 58
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
75.8K 7.3K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG