faster than a wedding

Oleh andirananda

1.9M 61.5K 1.4K

Nalani Lituhayu, gadis yang baru saja memasuki masa SMA-nya harus kehilangan mimpinya karena hamil di luar ni... Lebih Banyak

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
epilog

chapter 21

56.1K 1.9K 38
Oleh andirananda

halo, maaf ya updatenya cuma segini. ini juga berusaha banget nyempet-nyempetin ngetik karena tangan saya sering kumat sakitnya. maaf juga karena saya gak bisa bikin latar yang jelas dan cerita yang panjang lebar, kadang pas ada ide tangan lagi sakit-sakitnya jadi susah ngetik. maklum yaaaa, semoga di chapter selanjutnya saya bisa bikin yang panjang lebar. jangan lupa vote sama commentnya yaaaa

***

Nalani yang sudah membalikkan tubuhnya langsung mematung.

“Apa maksud Anda?!” seru ayah Radina.

“Banyak celah yang menunjukkan kalau pernikahan anak Anda dan cucu saya tidak sah,” kata nenek Nalani.

“Nalani istriku dan dia harus ikut aku!” bentak Radina.

“Tidak. Dia tidak sah. Pernikahan kalian tidak sah secara agama, apalagi tidak diakui oleh negara. Ayahmu yang membuat pesta pernikahan pura-pura agar kamu mau menerima keadaan Nalani,” kata nenek Nalani.

“Nggak! Dia ibu dari anakku! Apa maksudnya mau dinikahin sama omnya sendiri?! Justru itu yang dilarang oleh Tuhan!” bentak Radina.

“Rayagung memang anak saya, tapi anak angkat. Jadi intinya, tidak ada hubungan darah di antara mereka berdua. Kamu tidak diberi tahu oleh ibu dari anakmu itu?” tanya nenek Nalani.

Radina langsung menatap Nalani dan Nalani menunduk lemah. Ya, sebenarnya Agung adalah adik angkat ibunya dan Nalani tahu karena Agung sendiri yang cerita tapi Nalani tidak menceritakan hal itu pada Radina.

Radina langsung marah. Kenapa bisa Nalani tidak menceritakan hal ini kepadanya?!

“Pergi. Kamu bukan istriku. PERGI!” bentak Radina.

“Mas...” Nalani memohon.

“Pergi! Tinggalin Adnan di sini! PERGI!” Radina membentak lagi sampai Adnan menangis.

“Mas...” kali ini Nalani menitikkan air mata.

“Aku bilang pergi, Nal, PERGI!” Radina benar-benar memberi tekanan di kata pergi. Ia berusaha menarik Adnan yang menangis kencang dari pelukan Nalani.

“Aku... aku gak mau ikut Nenek,” kata Nalani, ia berusaha menatap neneknya.

“Kau itu cucuku! Bagaimana bisa tinggal di rumah orang asing seperti ini!” kata Nenek Nalani.

“Nenek bahkan membuangku waktu aku masih bayi! Kau bukan nenekku!” kata Nalani.

“Nenek, sudahlah kita pulang aja,” kata Agung.

“Ikut Nenek pulang, Nalani,” ancam Nenek Nalani.

Tidak ada yang berani bicara. Ayah Radina juga tidak bisa menolaknya. Memang benar kalau pernikahan Nalani dan Radina hanyalah akal-akalannya agar Nalani dan Radina bisa akur. Ayah Radina sudah merencanakan pernikahan yang sesungguhnya ketika Nalani lulus sekolah.

“Nenek, Nenek keterlaluan,” kata Agung.

Nalani menunduk lemah, ia menatap anaknya yang berada di pelukannya. Nalani yakin kalau Radina tidak ingin kehilangan anaknya ini tapi ia sendiri tidak ingin dipisahkan oleh anaknya.

“Kau bukan nenekku!” kata Nalani.

“Nalani boleh ikut dengan Anda tapi Adnan tinggal di rumah ini,” kata ayah Radina.

“Tentu saja, tapi Nalani harus tinggal di rumahku,” jawab nenek Nalani.

“Aku gak mau ikut Nenek,” kata Nalani.

“Ikut Nenek untuk kebaikan keluarga ini, Nalani!” ancam neneknya.

“Lalu bagaimana dengan anakku?!” protes Nalani yang histeris.

“Dia juga anakku. Kamu pergi aja,” kata Radina dingin.

Nalani menunduk, ia sudah berlinang air mata sementara Radina merasa dibodohi dengan semua ini. Bukan main kemarahan Radina saat ini.

Sementara itu Nalani digeret pergi oleh pegawai neneknya. Agung mengikuti ibu angkatnya pergi, meninggalkan keluarga Radina dalam keheningan.

***

Nalani terdiam di kamar barunya. Kamar yang lebih luas dari kamar sebelumnya namun sekaligus lebih menyeramkan karena sepi. Tidak ada jeritan atau tawa Adnan yang akan mewarnai malam-malam Nalani karena ia sudah dipisahkan dengan anaknya sendiri.

“Lani...” panggil Agung.

Nalani tidak mendengarnya. Ia sudah benar-benar terkejut dengan keadaan ini. Satu tahun Agung tidak mengabarinya dan ketika bertemu, Agung sudah bisa kembali melihat dan memmbawa neneknya. Setelah itu dengan teganya sang nenek memisahkan anak dengan ibunya.

“Lan, maaf aku gak bisa berbuat apa-apa,” kata Agung sambil memeluk Nalani.

Nalani tidak bergerak. Ia hanya ingin kembali ke sisi Radina dan anak mereka.

Sementara itu Radina memeluk anaknya erat. Ia sudah melampiaskan kekesalannya dengan bertindak anarkis di kamarnya sendiri. Ia marah, marah pada Nalani dan pada dirinya sendiri. Kenapa mereka tidak bisa bersama padahal mereka saling mencintai?

“Bubu... Bubu...” panggil Adnan.

“Mulai hari ini Bubu gak ada, Nan, cuma ada Baba untuk kamu,” kata Radina.

Adnan merengek. Sepertinya ia mencari pelukan ibunya yang hangat dan nyaman sementara Radina tidak memiliki itu.

“Sama Eyang aja ya,” kata Radina. Ia membawa Adnan ke neneknya agar setidaknya Adnan bisa merasa nyaman berada di pelukan seorang ibu.

***

Nalani tidak bisa kabur sama sekali. Ia ingin sekali bertemu dengan anaknya namun tidak ada yang bisa ia hubungi. Ia sudah terpisah dengan anaknya selama sebulan dan baginya, satu bulan ini adalah satu bulan terlambat yang pernah ia jalani. Ia memang tinggal di rumah neneknya tapi jarang sekali bertatap muka dengan neneknya. Agung juga hanya ada di rumah seminggu sekali. Nalani merasa sangat kesepian. Ia juga tidak bisa berbuat banyak karena ia dijaga oleh orang-orang suruhan neneknya dan tidak bisa melakukan hal lain selain sekolah dan diam di rumah.

Nalani mengeluh. Ia benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa saat ini, apalagi ia sudah berpisah dengan Maya ketika kenaikan kelas dan kini ia menjadi penyendiri di sekolah.

“Nalani,” panggil Iyan.

“Ya?” sahut Nalani.

“Makan bareng yuk. Lo gak pernah makan deh perasaan,” ajak Iyan.

“Aku memang susah makan. Silakan aja kalau mau makan,” kata Nalani.

“Bukannya waktu kelas 1 dulu lo suka makan di kantin?” tanya Iyan.

Nalani mengerutkan keningnya. Dari mana Iyan tahu?!

“Sekarang aku gak selera makan,” jawab Nalani.

“Ooooh, oke deh kalo gitu. Gue ke kantin ya!” kata Iyan.

Nalani tersenyum kepadanya.

Ya, beginilah. Semenjak naik ke kelas 11, hanya Iyan yang suka menyapa Nalani. Nalani sendiri sebenarnya tidak terlalu mengenal Iyan, yang ia tahu Iyan adalah nama panggilan karena nama asli orang yang bersangkutan adalah Yanuar.

Nalani duduk di bangkunya dan ia belajar. Ia tidak peduli orang menyebutnya sebagai kutu buku. Ia kesepian. Sangat kesepian. Terlebih karena ia dipisahkan dengan anaknya dan orang yang ia cintai.

***

Radina mengisap rokoknya dalam-dalam. Ia rindu Nalani. Sangat rindu sekali lebih tepatnya. Ia tidak bisa tenang karena terus memikirkan Nalani. Sebulan yang lalu ketika Nalani dibawa pergi oleh neneknya, Nalani meminta pertolongannya tapi Radina justru menyuruh Nalani pergi saja. Radina menyesal. Hanya karena masalah kecil ia bertengkar dengan Nalani dan konsekuensi yang ia dapatkan sekarang terlalu berat.

Adnan kini sudah terbiasa tanpa Nalani karena ibu Radina jadi mengurangi jadwal mengajarnya di kampus untuk menjadi pengganti Nalani bagi Adnan. Tapi bagi Radina, rasa itu sangat berbeda. Ia merasa bahagia hanya karena Nalani menggendong Adnan dan mengajak anaknya bermain. Baginya pemandangan itu adalah pemandangan yang luar biasa indahnya.

Adnan sedang tidur di ranjangnya. Radina mengeluh. Ia selalu merasa lebih tenang ketika ada Nalani yang menemani Adnan tidur. Ia merasa kesepian tidur sendiri di ranjang Nalani. Setahun lebih mereka tidur bersama dan tanpa pertengkaran sampai Nalani pergi. Permasalahan mereka belum berakhir, berawal dari masalah sepele dan justru tambah besar.

“Semoga kamu baik-baik aja, Nal,” desah Radina.

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.2M 106K 25
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
14.3K 2.8K 21
Tentang dua insan yang terhenti di perbatasan waktu. Antara terang yang telah redup dan malam yang tak sudi hadir. Dahyun hanyalah gadis yang suka me...
Lost and Found Oleh Rav

Fiksi Penggemar

5.8K 823 56
Semesta selalu punya caranya sendiri dalam membantu manusia-manusia yang tersesat untuk menemukan jalan keluar. Namun, bagaimana jika jalan keluar ya...
28.9K 2.6K 59
(COMPLETED) Ketika semesta berkata lain dalam mengerjakan skenario tuhan. Tidak ada yang bisa melawannya. **** Hampir setiap orang menjadi pemain da...