Môøň Ğőďđęśš, Ťhę Åņťăģøņïśť !

By myfelix18

21.3K 3.5K 182

Ketika Bulan Biru menerangi Surgawi, disana Sang Dewi Bulan yang kecantikannya telah di akui oleh seluruh dew... More

01. Moon Goddess Flute
02. Majesty
03. Hell's Beauty
04. Camellia Creeper
05. Hidden Power
06. Dark Lilies
07. Spring Power
09. Those Who Are Oppressed
10. I Got You!
11. The Blue Morpho Butterfly
12. The Butterfly's Tears
13. A Desain

08. Trapping Moths

1.3K 274 8
By myfelix18

Jangan lupa Voment & Follow!!
Happy Reading!
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

      "Aku mendengar beberapa hal yang menarik tentang Nona Florencia...." Ungkap Zou dengan nada yang rendah.

"Benarkah?" Valerie mengangkat kedua alis Flat Eyebrows alaminya

Flat Eyebrows adalah Alis yang berbentuk datar namun agak mencekung diujung. Bentuk Alis ini pernah menjadi tren terutama di Korea karena membuat wajah lebih feminim.

"Yahh.... tapi itu adalah kabar burung yang kuterima dimana Nona Florencia, yang sangat dihormati dan disanjung akan kecantikannya tidaklah memiliki inti Ryu hingga membuatnya bagai Bunga tak bermahkota. Tapi kupikir.... itu hanya rumor bukan?" Zou memiliki perawakan yang sangat manis dipandang, bahkan suara yang dikeluarkannya semanis madu murni kelas atas, bahkan sekalipun dia menggunakan kata-kata tajam hal itu tidak akan berpengaruh hingga menusuk hati seseorang.

      Valerie meminum teh nya dengan tenang, walau begitu dia merasakan tatapan tajam dari berbagai pihak seakan siap menerkam anak kelinci.

"Nona Sergient..." Panggil Valerie kemudian dengan nada lembut namun dingin mencekam.

     Semua orang menegang, mereka bahkan merasakan aura yang menekan kuat berasal dari Valerie. Bahkan Sia yang dekat dengan Valerie tertegun hingga tak tahu harus berekspresi apa.

      Valerie menatap teduh Zou.

"Aku sangat menyukai mendengarkan rumor belakangan ini, karena aku kagum bagaimana orang-orang bisa tahu tentang hal yang tak kuketahui tentang diriku sendiri."

      Dia tak menyangkal, namun juga makna dari kalimat itu sendiri menolak membenarkan. Jadi, apa kebenarannya?

Takk....

     Suara dentingan cangkir kaca yang ditaruh menyadarkan ketegangan yang terjadi dalam pikiran mereka.

"Kalau begitu, bukankah lebih baik saya berterus terang? Saya mendengar banyak kabar buruk tentang Nona Florencia, bahkan hanya sejumput kebaikan yang terdengar, itupun hanya kecantikan bulan yang dimiliki Nona, apakah nona mengerti hal keburukan itu?" Tanya Ernent sambil melirik Sia yang tegang membalas tatapannya dan dipenuhi rasa gugup yang jelas.

"Sebuah rumor buruk yang disebarkan mungkin itu memanglah kebenaran, tapi... tak mungkin setiap hal buruk tidak akan berubah, dan tak mungkin hal baik akan tetap baik. Manusia memiliki batasan akan 2 sikap ini." Jelas Valerie memberikan jawabannya dengan penuh kemantapan.

"Jadi.... Nona tidak menyangkal?"

"Dulu, tapi tidak sekarang."

       Lirikan curiga pun diberikan pada Sia yang sudah mencengkram cangkirnya dengan erat. Bibir bawahnya dia gigit walau tak begitu keras. Hingga dia tersadar akan sesuatu dan tersenyum kembali.

"Valerie.... Apakah Tuan Duke akan datang kemari? Kau pastinya memberitahukan hal ini padanya kan?" Alibinya adalah dia ingin Valerie dipermalukan karena Tuan Duke yang tidak menyayanginya hingga julukan "Nona Yang Terbuang" akan disandang oleh Valerie.

      Sia berbinar senang namun meremehkan dan Valerie hanya melirik sekilas dan kembali menatapi satu persatu teman-teman Sia yang penasaran.

     Dia menghela nafas pelan.

"Aku memang sudah memberitahu Ayah bahwa kalian semua akan datang. Tapi, apakah harus menyambut juga?" Tanya Valerie.

"Setidaknya kami harus memberi salam pada Tuan Duke sebagai penguasa wilayah Florencia. Ini adalah sebuah kehormatan kami karena dapat berkunjung kemari dan menjalin pertemanan dengan Nona Utama dari Florencia." Jujur Vera tanpa nada kedengkian sedikitpun.

     Dia sungguh tak bermaksud apa-apa. Bahkan kedua matanya berbinar senang sangat tulus untuk menemui Duke Florencia sebagai kehormatan.

"Apa yang dikatakan teman kami benar, ini adalah kehormatan tertinggi kami untuk bisa berkunjung kemari dan menyapa Tuan Duke." Sahut Heiro.

      Sia menahan senyumannya yang akan melebar dan menunggu Valerie yang akan dipermalukan. Valerie terdiam sejenak, lalu tersenyum hangat.

"Dia-"

"Orang tua itu tak bisa datang, karena dia bukan bocah ingusan seperti kalian." Sahut Ivanno yang entah bagaimana muncul dengan wajah angkuhnya.

         Semua orang terkejut dengan kedatangannya secara mendadak, bahkan Valerie.

"Kakak?" Valerie mengernyit heran.

      Orang yang pertama kali sadar adalah Geisya yang langsung berdiri dan memberi salam.

"Salam untuk Ahli Waris Utama dari Florencia. Sebuah kehormatan dapat bertemu dengan yang mulia." Ucapnya begitu halus dan lembut. Geisya sama sekali tak melihat, dia slalu menundukkan kepalanya tanpa sedikitpun keangkuhan walau dia adalah anak dari Ketua Menara Raclow.

"D-dia adalah Tuan Ivanno? Pangeran Peringkat Monster Salju? Ya ampun... Auranya sangatlah tajam." Bisik Heiro pada Zou yang langsung dipelototi lebar.


      Mereka semua pun berdiri dan memberi salam yang sama dengan Geisya. Ivanno memandang satu persatu orang yang berkunjung dan langsung berhenti pada Sia yang menunduk dalam dengan kedua tangan yang mengepal.


      Ivanno menyeringai angkuh. Dia pun sedikit mengangkat kepalanya.


"Tak kusangka seekor ngengat mampu untuk berhubungan dengan garis keturunan berpengaruh. Kupikir hanya adikku yang melenceng." Niatnya adalah mengatakan adiknya bodoh dalam sindirannya, tapi dia takkan rela untuk meledeknya dihadapan orang lain.

      Bibir Valerie berkedut kesal.

"Kakak." Panggilnya pasrah.


"Valerie sayang, kenapa kamu tidak memanggil kakakmu ini untuk menyambut mereka? Setidaknya, aku bisa mendidik mereka yang bermulut tipis ini." Sindir lagi Ivanno yang tak mengaca akan dirinya.


     Sayang?


Valerie ingin muntah rasanya.


"Aku hanya tak ingin menganggu semua orang yang sebenarnya sangat sibuk hari ini." Elaknya berusaha mencairkan suasana tegang ini.

"Tentu saja setiap hari kami sibuk. Tapi beberapa Ngengat Bodoh slalu berusaha mempengaruhi Mahkota Bunga kami hingga kupikir aku harus menaruh tanaman pemakan serangga disetiap sudut." Lirikan tajam langsung menghunus Sia yang gemetar ketakutan.

"Emm... maafkan kami yang telah salah memilih waktu, ini tanpa sengaja. Tapi ini sebuah kehormatan karena Wilayah Florencia mau menyambut kami dengan begitu megah." Sebagai salah satu dari keluarga bangsawan yang terkemuka, Ernent tentu saja memahami untuk tidak memiliki perselisihan pada keluarga yang lebih tinggi.


      Ivanno mendengus keras.


"Yahh... untungnya kalian sadar diri. Sebagai tuan rumah, aku akan menggantikan Duke yang sekarang tidak bisa menyambut kalian karena ada hal penting. Kuharap, kalian puas dan tidak mempermasalahkan apa yang kubicarakan tadi." Ivanno akhirnya bertingkah layaknya menyambut tamu dan tersenyum tipis.


Bagaimana mungkin kami akan mempermasalahkannya? Pikir mereka yang merasakan batin tertekan tak berdaya bagai keruntuhan berpuluh-puluh ton batu.


"Dengan hanya bertemu Ahli Waris Florencia, ini adalah sebuah keberuntungan bagi kami." Seru Heiro.


      Ivanno pun kembali melirik Sia, hingga yang menjadi fokus tersentak dan menunduk lagi.

"Sebagai Sahabat Valerie, kau tak ingin mengatakan apapun Nona Agnesia?" Nada remeh terdengar dari mulutnya.

"E... A-aku... aku...."  semua orang terfokuskan padanya hingga dahinya berkeringat.


     Sia meneguk air liurnya paksa.

"S-saya... ja-jarang sekali me-melihat Tuan Muda Florencia jadi.... selama bersama Valerie, saya... s-saya..." suaranya begitu lirih dan tak terdengar jelas hingga rasanya memuakkan untuk didengar.


      Ivanno berdecak tak suka.


"Bukankah Academy Shire Fox sangat menjunjung tinggi mata pelajaran beretika dengan baik? Lalu ada apa dengan muridnya sekarang? Tidak mungkin kan mereka menjadi turun?" Sindir Ivanno yang memberatkan semua pihak  disana.


     Vera menyentuh lengan Sia.

"Sia... Guru slalu mengajarkan kita untuk berbicara dengan jelas dan sopan pada yang lebih kompeten. Tidakkah caramu agak memalukan?" Tatapan Vera sebenarnya menginginkan pengertian dari Sia tapi sayangnya dia mengartikan hal lain.

     Sia menyentak tangan Vera.

"Bukankah kau temanku? Lalu mengapa kau juga turut menyudutkanku?" Nada suara Sia agak meninggi menimbulkan keterkejutan dari berbagai pihak.


     Sedangkan Valerie diam tak bersuara dan Ivanno merasa terhibur.


"Kupikir ada untungnya aku datang ke perjamuan mu kali ini, My Lovely sister." Bisik Ivanno disamping kanan Valerie.


     Valerie hanya melirik kesal hingga rasanya ingin memukul orang disampingnya ini.


      Vera yang tadinya tak sengaja terdorong pelan kebelakang tentu saja terkejut hingga dia disadarkan Geisya yang memeluk lengannya.

"Sia, aku hanya mengatakan apa yang diajarkan oleh guru. Sebagai murid dari Akademi yang sama, tentu saja aku tak mau jika ada yang membuat malu nama Akademi yang telah menampung kita." Jelas Vera.


"Itu benar Sia. Tidak baik merusak tali hubungan yang berusaha mengingatkanmu terhindar dari keburukan." Bela Geisya.


"Tapi tidak berarti dia harus mempermalukan aku didepan orang lain!" Bentak Sia yang marah.

     Ernent mengerutkan keningnya.


"Bukankah kau bilang keluarga Florencia telah menganggapmu sebagai anak kandung mereka? Kau bahkan membuktikannya dari barang-barang berkualitas atas yang tak mungkin Ayahmu yang hanya seorang Baron dapat membelinya."


"Pfft...."


      Akhirnya Ivanno tak mampu menahan tawa yang ditahannya semenjak tadi.

"Keluarga? Dengan gadis tak tahu malu ini?" Dia pun kembali tertawa lagi.


       Semua pihak menatap tajam pada Sia yang sadar dan kembali memuncak kemarahan.


"Apakah salah?" Tanya Zou yang terdengar lirih.


      Valerie yang sejak tadi menonton kembali menghembuskan nafas kesal.


"Hentikan. Kakak, bisakah kau selesai sampai disini? Ini perjamuan pertamaku dan kau ingin menghancurkannya?" Nada menyedihkan keluar dari bibir mungil Valerie yang menatap penuh harap.


      Ivanno tak menghentikan tawanya walau hanya sekedar kekehan belaka.

"Baiklah, baiklah. Nikmati waktu kalian dan aku akan memberi kompensasi Pil Awan Langit Kelas Atas pada kalian."


       Binar tak percaya terlihat dari ekspresi setiap orang. Pil Awan Langit Kelas Atas adalah Pil yang dapat membersihkan Ryu dari koneksi negatif yang ada dalam tubuh. Tentu saja Pil ini sangat mahal dan tak banyak diedarkan.

      Lalu orang ini ingin memberi mereka secara percuma pada barang yang seharga 100 balok emas?

       Mereka pun menunduk penuh terimakasih dan hormat. Lalu beberapa saat kemudian Ivanno pergi dari tempat itu.


     Valerie mendesah lega.

"Aku meminta maaf atas kejadian tadi, tak seharusnya hal ini terjadi pada perjamuan ini." Keluh Valerie.


"Tak mengapa Nona Valerie. Lagipula ini belum selesai sehubungan kejadian tadi dengan Sia." Heiro menatap tajam Sia yang menegang.



     Dan Valerie tak tahu lagi berapa banyak Drama yang harus dia lihat.







:
:
:
:
:
:
:
:
:
:




      Tbc.



Saking sibuknya berburu cuan, aku sampai lupa pada cerita ini dan hampir melupakan semua alur dan tokoh cerita ini. Bahkan sampai nama pemain utama aja lupa ☺. Maaf yah buat reader karena jujur aja Aku lagi butuh money kaya Lisa BP 😂.


      Mungkin ada beberapa letak kesalahan huruf yang terjadi dan jika mungkin kalian merasa ada kalimat yang terlalu dilebih-lebihkan aku memang sengaja karena menurut aku itu cocok dengan latar waktu yang aku pakai.

    Okay, see you next time!

Continue Reading

You'll Also Like

119K 11.2K 32
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
912K 68.2K 32
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
147K 384 16
21+++ Tentang Rere yang menjadi budak seks keluarga tirinya
1.1M 94.4K 47
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...