Beheader Of Girls || Psikopat...

De wittelily

5.2K 2.5K 3.7K

Seorang psikopat yang tidak percaya adanya Tuhan, dia membunuh wanita hanya untuk mencari keberadaan yang mah... Mais

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34_END

Chapter 31

69 25 88
De wittelily

Untuk memastikan kebenarannya, Aric dan Brian memutuskan untuk membuntuti Denzel.

Mereka mendatangi gedung apartemen Denzel. Saat melihat-lihat kawasan apartemen, keduanya berpapasan dengan salah satu penghuni apartemen. Aric dan Brian lantas menanyakan sosok seperti apa Denzel di mata penghuni itu.

"Mahasiswa tampan itu? Dia sangat baik dan ramah." Ucap penghuni wanita itu yang berusia sekitar 52 tahun.

"Apa anda pernah melihat gerak-gerik yang mencurigakan darinya?" Tanya Aric.

Wanita berusia setengah abad itu mencoba berpikir, "pernah sekali dia tampak mencurigakan. Saat itu pukul 1 malam, aku dan suamiku baru saja pulang dari Washington. Kami bertemu dengannya di parkiran bawah tanah, Denzel saat itu seperti baru pulang dan menjinjing plastik berukuran cukup besar. Aku lantas bertanya dari mana dirinya dan apa yang dia bawa, lalu dia menjawab dirinya baru pulang dari supermarket dan membawa sayuran yang dibelinya. Sebenarnya aku sedikit heran mengapa dia membeli sayuran selarut itu, tapi... aku membuang jauh-jauh rasa curigaku."

Brian menoleh ke arah Aric seraya bertanya, "memangnya ada supermarket yang buka selarut itu?"

Aric menggelengkan kepalanya, tak tau. Kemudian ia bertanya lagi pada wanita tua di hadapannya, "dari yang anda lihat, menurutmu apa isi dari plastik yang Denzel bawa?"

"Sesuatu yang terlihat cukup berat, seperti.... Daging? Aku juga mencium bau amis darah saat itu," jawab wanita itu.

"Da-darah?!" Tanya Aric, syok.

"Kira-kira kapan kejadian itu?" Brian.

"Aku lupa, tapi kalau tidak salah... Sekitar 3 minggu yang lalu," jawab wanita itu.

Brian kemudian mengucapkan terimakasih atas informasi yang diberikan wanita itu.

Wanita itu lalu pergi setelah kedua detektif tersebut selesai menanyainya.

"Mungkinkah Denzel pelakunya?" Tanya Aric pada Brian.

Brian menggelengkan kepalanya, "ayo buntuti dia." Ucapnya kemudian.


















🔪☠️☠️🔪
















"William, kamu mau kemana?" Tanya Riana begitu melihat putranya hendak keluar dari rumah dengan membawa sebuah box kardus di tangannya.

"Pergi," jawab Denzel singkat sambil terus berjalan menuju pintu.

Tidak puas dengan jawaban Denzel, Riana lantas menghampiri putranya dan menahan tangan Denzel. "Tapi kemana? Lalu apa yang kamu bawa?" Tanya Riana.

Denzel menghela nafasnya jengah, lalu ia menoleh ke arah Riana dengan tatapan sinisnya, "jika kamu ingin tinggal disini, diamlah!" Pinta Denzel yang kemudian menghempaskan tangan Riana dengan kasar.

Setelah itu Denzel segera keluar dari apartemennya.

Riana kini tinggal di apartemen Denzel sejak kepulangan mereka dari Chicago kala itu.

Saat itu Riana terus memohon pada Denzel agar ia di ijinkan tinggal bersamanya.






°°°







Kini Aric dan Brian berada di parkiran bawah tanah, bersembunyi di dalam mobil, menunggu kedatangan Denzel.

Tak lama Denzel pun datang sambil membawa box kardus berukuran cukup besar di tangannya. Denzel berjalan menuju mobilnya yang berplat 6LA66G13.

"Itu mobil dalam daftar hitam kita!" Ucap Brian sambil menatap Denzel dengan tajamnya.

Ketika mobil Denzel sudah melaju, Aric dan Brian sontak bergegas mengikutinya.

"Pelankan sedikit laju mobil kita, jangan terlalu dekat dengan mobilnya. Bisa-bisa dia curiga jika kita mengikutinya," suruh Brian pada Aric.

Aric lantas menuruti perintah Brian, ia sedikit memelankan laju mobilnya agar Denzel tidak curiga.

°°°

Saat ini Denzel berada di dalam mobilnya menuju ke sebuah tempat. Sambil fokus menyetir, psikopat itu tak henti-hentinya mempertanyakan mengapa Charles tidak jujur bahwa dirinya adalah ayah kandung Denzel.

"Dia mengadopsi ku, memberi identitas baru, merawat ku dengan tulus, dia juga bersikap hangat seakan-akan dirinya adalah malaikat bagiku. Tapi... Nyatanya dia adalah iblis yang menyamar sebagai malaikat."

"Kenapa dia tak jujur jika dia adalah ayah kandungku? Apa tujuan sebenarnya?"

"Dia adalah psikopat, dan dia sadar akan hal itu. Lalu, apa selama ini dia tau jika aku sama sepertinya? Bajingan gila! Selama ini dia hanya berpura-pura!"




























🔪☠️☠️🔪





















Sesampainya di tempat tujuan Denzel.

Denzel keluar dari dalam mobilnya sambil membawa box kardus yang di bawanya tadi, kemudian ia berjalan ke agen pengiriman barang.

Sementara itu, Aric dan Brian menepikan mobilnya di sisi jalan. Mereka terus memergoki Denzel dari dalam mobil.

"Agen pengiriman barang?" Tanya Brian yang heran saat melihat Denzel berjalan ke agen pengiriman barang.

"Mungkin dia hanya ingin mengirimkan barang. Brian, aku rasa ada kesalahpahaman. Sudahlah, jangam curiga padanya. Dia terlalu polos untuk menjadi seorang psikopat," ucap Aric.

Mendengar ucapan Aric, Brian sontak menoleh ke arah rekan kerjanya itu. "Hei! Apa kamu bodoh? Psikopat pandai berpura-pura, mungkin selama ini dia hanya berpura-pura polos!"

"Aku hanya tidak ingin kita salah menangkap pelaku lagi, cukup Hugo yang kita salahkan!" Aric.

Brian memutar bola matanya jengah, "Aric, ayolah!"

"Kita kembali saja ke kantor polisi, kita lakukan penyelidikan ulang! Teknik penyelidikan kita kali ini salah," ucap Aric yang lalu melajukan mobilnya menuju kantor polisi.




























🔪☠️☠️🔪























Tiga hari kemudian.

Denzel telah mendapatkan hasil tes DNA antara Hugo dan darah yang ia temukan di rumah Charles.

Psikopat itu kini tau jika ayahnya lah yang sudah membunuh ayah Hugo, sebab hasil dari tes DNA itu 98,6% cocok. Dan berarti bahwa darah itu adalah milik dari ayahnya Hugo.

Denzel lantas membawa Hugo untuk pergi ke rumah ayahnya. Kini kedua pria tampan itu berada di dalam mobil menuju ke Chicago. Riana juga ikut bersama mereka, ibu kandung Denzel itu terus memaksa ikut. Riana takut jika Denzel akan melakukan kejahatan, oleh karenanya ia ingin terus bersama Denzel agar ia bisa memantau putranya itu.

"Kemana kamu akan membawaku?" Tanya Hugo.

"Ke rumah orang yang sudah membunuh ayahmu, apa yang akan kamu lakukan padanya?" Tanya Denzel sambil fokus menyetir.

Hugo menoleh ke arah Denzel yang duduk di sebelahnya, "membunuhnya!" Jawab Hugo kemudian dengan mantapnya.

"Tidak, kalian jangan membunuh dia! Jika polisi tau kalian akan di penjara! William, ibu mohon jangan melakukan kejahatan!" Pinta Riana yang duduk di bangku belakang.

Denzel maupun Hugo sama sekali tidak menanggapi Riana. Mereka bersikeras akan membunuh Charles.


















🔪☠️☠️🔪



















Brian menyandarkan punggungnya di kursi kerja. Dirinya terlihat frustasi dengan tingkah Aric yang enggan melakukan interogasi pada Denzel.

"Sialan, kita harus melakukan penyelidikan seperti apa lagi? Jelas-jelas Denzel patut kita curigai!" Kesal Brian pada Aric.

"Diamlah!" Sahut Aric dari meja kerjanya.

Tak lama kemudian ada seorang polisi yang membawakan box kardus untuk Brian dan Aric.

"Pak, ada kiriman paket!" Ucap polisi itu sambil menaruh kardus itu di atas meja kerja Aric.

Polisi itu lalu pergi setelah menaruh paket itu.

Bingung karena merasa tak memesan paket, Aric lantas membuka paket itu karena penasaran.

"KYA!" Sontak saja Aric bangkit dari kursinya begitu ia berhasil membuka paket kardus itu.

Tubuh Aric bergetar, matanya membulat lebar, detektif muda itu juga membuka mulutnya.

"Ada apa?" Tanya Brian yang penasaran. Ia dan beberapa detektif lain di ruang itu lantas menghampiri Aric.

Aric mencoba menunjuk paket itu dengan tangannya yang gemetar. Semuanya sontak membulatkan mata mereka begitu mereka telah melihat isi paket kardus itu.

Isi paket itu adalah kepala seorang wanita yang terpenggal. Wajah dari kepala itu benar-benar menyeramkan, penuh dengan darah yang sudah mengering, mulutnya terbuka lebar dan kedua matanya terbuka dengan paku besar yang tertancap di kedua bola matanya.

Melihat ada secarik kertas, Brian lalu mengambilnya dan membaca tulisan di kertas itu.

Your present!

Wajahnya tidak terlalu cantik untuk berada di lemari hiasku, jadi aku berikan pada kalian!

-William

"William?" Tanya Brian heran.

"Bukankah ini Viny?" Tanya Aric.


Tbc

Continue lendo

Você também vai gostar

486K 22.7K 93
Ratih berusia 30 tahun yang telah memiliki seorang anak lelaki bernama Dani dari suaminya yaitu Yadi. Ratih diganggu mahluk misterius yang menjelma s...
28.5K 1.2K 48
Cerita ini aku repost dari alamat web : zoladiaries.blogspot.co.id
1.7M 105K 40
Momen liburan yang sangat menyenangkan berubah jadi malapetaka ketika mereka harus menginap di sebuah villa misterius. Awalnya mereka biasa saja saa...
3K 179 24
Awal: Grani sayang sama Galuh, tapi Galuh benci Grani. Akhir: Galuh sayang sama Grani, tapi Grani malah pergi _SAD ENDING!_