Back to the Past | Chanmin

Por hai_pupp

42.6K 6.5K 470

Sepanjang hidupnya, mata, tubuh, dan pikiran Seungmin hanya tertuju kepada Bang Chan. Bangun tidur ia ingat B... Más

Prolog
Mulai
Seungmin's scrapbook
Bersama Teman
Seungmin's Scrapbook 2.0
Waktu Pulang
Bekerja?
Seungmin Marah
Diikuti olehnya
Selamat Ulang Tahun, Seungmin
Seungmin's scrapbook (3)
Kelahiran Kedua
Hal - hal yang aneh
Kelakuan Bang Chan
Memulai tindakan
Diizinkan?
Tokoh Antagonis
Canggung
Alur : Konflik
Menarik Izin
Pelajari Alurnya!
Makam
Seperti mimpi
Sweet Escape
Getting worried
Foto
Believe
Tidak Mau Sekolah
Depressed
Unexpected
I Ruined His Life
Save me, Save you
We make it or not?
End of the Story
Extra part

Hampir Dipecat

875 147 21
Por hai_pupp

Welcome.. Please enjoy this chapter<3

Hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Hari - hari membosankan di sekolah dengan sedikit perhatian dari Bang Chan menjadi penghibur. Seungmin sedang disibukkan dengan persiapan ulangan tengah semester dan Bang Chan yang sedang sibuk dengan urusan pra-ujiannya, membuat kedua tokoh utama berkurang intensitas bertemunya. Semesta pun ketar - ketir bagaimana caranya untuk menjalankan alur yang telah dibuat?

Apakah mempercepat jalannya konflik saja?

Saat ini Seungmin sedang melakukan pekerjaannya di cafe seperti hari - hari biasanya. Beberapa hari kebelakang ini, Wonu jarang nampak di cafe untuk membantunya dan Mingyu. Jika ditanya Wonu hanya memberikan alasan sibuk kuliah atau perusahaan keluarga yang bermasalah. Sang kekasih Mingyu juga sesekali mengkonfirmasi ucapan Wonu. Jadi Seungmin cukup kewalahan mengurus cafe yang kondisinya saat ini sudah lebih ramai dari biasanya.

Namun hari ini, Seungmin sudah mendapat bantuan lagi dari Wonu yang sudah menetap di cafe sejak pagi tadi. Seungmin dan Mingyu tentu senang mendapat bantuan, tetapi Wonu terlihat tidak fokus hari ini dan beberapa kali ia mengacaukan menu pesanan pelanggan dan membuat mereka diomeli.

"Kak Wonu, kau tampak banyak pikiran," Seungkin berceletuk setelah memberikan sebuah daftar pesanan kepada Mingyu untuk segera dibuat. Mingyu yang sedang membaca daftar menu yang ada pada daftar ikut mengangguk sebelum ia berbalik ke arah dapur.

Wonu terlihat kehilangan fokus sejenak sebelum matanya bertemu dengan Seungmin. Mata Wonu berkaca - kaca menatap yang lebih muda dengan sedih.

"Sepertinya kau tidak bisa lagi bekerja di sini," Seungmin terkejut, ia tidak menyangka hal itu keluar dari mulut Wonu terlebih dahulu. Seungmin mengira Wonu tidak akan memecatnya karena ia adalah salah satu harapan untuk cafe ini agar tidak mengalami kebangkrutan.

"Kak, apa aku berbuat sesuatu yang salah?" pertanyaan Seungmin mendapat gelengan dari Wonu. Wajah atasan Seungmin itu terlihat sangat tertekan membuat ia menjadi kasihan.

"Ehm.. Kondisi keuangan cafe memburuk," Seungmin sedikit bingung karena yang ia tahu kondisi cafe semakin baik dengan pelanggan yang semakin banyak setiap harinya.

"Bukankah sekarang cafe sudah sedikit lebih ramai?"

"Ah..ya itu, banyak hutang sebelumnya yang tidak tertutupi," Seungmin mengigit bibir merasa Wonu yang begitu tertekan. Mungkin ia baru beberapa bulan mengenal Wonu, tetapi ia sudah menganggap Wonu dan Mingyu sebagai kakaknya bersama dengan Minho yang saat ini sedang sibuk - sibuknya. Kedua orang yang lebih tua itu banyak membantu mengisi kekosongan Minho yang Seungmin rasakan akhir - akhir ini.

"Memperkerjakanmu hanya membuatmu tersiksa, Seungmin," anak itu mengernyit.

"Mengapa?"

"Maksudku, lihat jam kerjamu, dari pulang sekolah hingga malam, kau pasti kurang berisitirahat. Upahmu juga sedikit, mungkin setelah ini aku tidak bisa memberikan upah untukmu," Seungmin mengangguk mengerti, namun setelah berpikir apa saja yang telah dilakukan atasannya ini, Seungmin jadi tidak tega meninggalkan mereka dalam keadaan susah seperti ini.

"Aku bisa bekerja tanpa digaji!" Wonu membelalak mendengar semangat dari siswa SMA di depannya. Jantung Wonu berdebar melihat senyum manis Seungmin yang penuh rasa ambisiusnya.

"Tidak Seungmin, gunakan masa remajamu dengan hal yang lebih berguna, bermainlah dengan teman - temanmu," Seungmin menggeleng.

"Kau tidak tahu kak, dahulu aku banyak melakukan hal yang tidak berguna di masa remaja. Bekerja adalah hal paling berguna yang pernah kulakukan!" Seungmin menepuk dadanya bangga seperti berkata, 'percayalah padaku!'

"Seungminnie.." Seungmin merasakan nada Wonu yang akan menolak permintaannya. Anak itu segera berlagak menutup telinga.

"Aku tidak mendengar.. aku tidak mendengar.." Seungmin menggoda atasannya itu menumbuhkan tatapan pasrah dalam kedua mata Wonu yang seperti kucing.

"Kak, kalian banyak membantuku, izinkan aku juga membantu kalian," Seungmin menggenggam tangan Wonu menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri seperti anak kecil yang meminta untuk diperbolehkan bermain.

"Tapi Seungmin," Seungmin menaruh telunjuknya pada bibir yang lebih tua dan ia menggeleng. Wonu sedikit terkejut mendapat perlakuan seperti itu dari seseorang yang lebih muda daripadanya.

"Jika kakak merasa tidak enak bagaimana jika memberikanku sebuah makanan sehabis bekerja? Aku akan sangat berterima kasih jika mendapat makanan dari dua chef  hebat ini!" Seungmin menggunakan dagunya untuk menunjuk Mingyu yang keluar dengan nampan penuh menu. Asap mengepul dari sana dan makan terlihat lezat. Wonu menghela nafas merasa tidak ada alasan lagi untuk menolak permintaan pemuda manis di hadapannya ini.

"Baiklah.. baiklah.." Seungmin melompat kegirangan mendengar respon yang Wonu berikan. Pria yang lebih tua itu tersenyum pedih, tetap merasa bersalah karena tidak bisa memberikan gaji lebih kepada Seungmin yang selama ini rela lelah untuk kelangsungan cafe ini. Tetapi ia akan merasa lebih bersalah jika melihat kesenangan Seungmin saat ini luntur.

"I'm sorry Seungmin,"

.

.

Seungmin membuka pintu belakang cafe dengan tangan kirinya, tangan sebelah kanan terdapat sekantung besar sampah yang harus ia buang. Ini bukan pekerjaannya, tetapi Wonu sebagai orang yang biasa melakukan ini terlihat sibuk denga sesuatu.

Seungmin merasa kasihan memutuskan untuk menggantikan tugas Wonu untuk hari ini. Meski tubuhnya sangat bau hari ini, aroma keringat bercampur sampah membuat siapa pun akan muntah jika menghirup dalam aroma tubuh Seungmin. Tetapi senyum manis terukir pada bibirnya karena merasa bisa membantu kedua orang dewasa pemilik cafe ini meski keikutsertaannya sangat kecil.

Jika Seungmin bisa mungkin ia akan meminta uang pada keluarga Lee dan membantu Wonu untuk membayar hutang - hutang cafe. Namun mengingat tujuan awalnya mencari kerja yaitu untuk mengurangi intensitas menghabiskan uang milik keluarga Lee membuat Seungmin tidak bisa membantu lebih selain bekerja secara sukarela.

Untuk urusan uang mungkin ia akan mencari pekerjaan di sekitar sekolah, entah membantu menjaga perpustakaan atau menjadi asisten guru Seungmin akan melihat jadwal pembelajaran dan kerjanya.Seungmin masih butuh uang ia tidak bisa bohong.

"Aduh!"  Seungmin tersentak ketika merasa tubuhnya kehilangan keseimbangan dan bokongnya menyentuh aspal jalanan yang kasar. Seungmin mengadah melihat pelaku yang membuat dirinya terjatuh.

Seorang pemuda yang tampak sedikit lebih tua dari Wonu menatap Seungmin dengan pandangan aneh. Seungmin meneguk ludah takut, kondisi malam yang gelap dan dingin membuat ketakutannya semakin jadi.

"Oh.. Maaf," gigi Seungmin bergemelatuk kesal karena respon orang itu. Tidakkah orang itu berencana meminta maaf? Atau menolong Seungmin untuk berdiri?

Dengan kesal Seungmin melompat, membersihkan celana bagian belakangnya yang sedikit kotor. Seungmin menatap pemuda seumuran Wonu itu dengan tajam. Bukannya merasa tak nyaman, pemuda tadi mengukir senyum miring.

"Seungmin?" pemuda tadi membaca name tag kecil yang Seungmin pasangkan pada bagian atas apron. Seungmin segera menutup name tag tersebut melupakan bahwa pemuda menyeramkan ini sudah melihatnya.

"Saya Seungcheol," pemuda tadi memberikan tangan meminta Seungmin untuk menjabatnya. Namun anak itu tersenyum jahil, mengingat bahwa ia belum membersihkan tangan setelah membuang sampah membuat ia menuruti keinginan pemuda bernama Seungcheol tadi. Berniat membuat Seungcheol menjadi kotor, siapa tahu di tangan Seungmin terdapat bakteri atau virus mematikan yang bisa menginfeksi pemuda mengesalkan itu.

"Hey!" Seungmin memekik ketika tangannya ditarik untuk mengikis jarak antara dia dan Seungcheol. Seungmiin mengernyit jijik ketika Seungcheol mendekatkan wajahnya membuat Seungmin bisa melihat dengan jelas ekspresi mesum yang pemuda itu berikan.

"Kotor," jempol Seungcheol mendarat pada sisi bibir Seungmin dengan wajahnya yang semakin mendekat. Seungmin bisa menghirup wangi parfum masculine milik Seungcheol yang bercampur dengan bau masam tubuh yang lebih tua. Seungmin bergetar ketakutan, ia terus memundurkan tubuhnya hingga mengenai pintu belakang cafe yang tertutup. Dalam hati ia memanggil siapa pun yang ia kenal meminta pertolongan.

"SEUNGMIN!" segera panggilan itu membuat Seungcheol melepaskan Seungmin. Anak itu segera berlari ke arah sumber suara meminta pertolongan.

"Bang Chan," Seungmin memeluk pemuda yang memanggil namanya tadi. Bang Chan bisa merasa badan bergetar milik Seungmin, Tangan kekar Bang Chan mendarat pada punggung Seungmin mengusap pelan meminta yang lebih muda untuk tenang.

Mata Bang Chan menatap tajam seseorang yang membuat Seungmin-nya ketakutan seperti ini. Bang Chan tidak mengenalnya, tidak pernah ada dalam ingatan Bang Chan tentang pemuda itu. Baik di kehidupan kedua maupun kehidupan pertama. Bang Chan berharap tokoh itu tidak membawa pengaruh buruk pada alur yang ada.

.

.

"Kamu cemburu?" Bang Chan membawa Seungmin untuk duduk santai di salah satu bangku taman dekat perumahan Seungmin. Keduanya terdiam setelah mereka sampai di sana membuat Seungmin menjadi yang pertama membuka obrolan.

Bang Chan menggeleng, namun Seungmin tahu itu bukan jawaban sebenarnya. Bang Chan terlihat mengeraskan rahang, dan tangannya selalu mengepal. Seungmin tersenyum sangat mengetahui tabiat apa itu.

"Aku juga tidak tahu dia, aku sedang membuang sampah dan ia datang," Seungmin menjelaskan tanpa dimnta. Bang Chan mengusak rambutnya kasar.

"Dia membuatmu takut, itu yang aku khawatirkan," Seungmin menggeleng, memberanikan diri menggenggam tangan Bang Chan. Namun kali ini, tangannya sudah dibersihkan.

"Lama tidak bertemu, hm?" ucap Seungmin Bang Chan terkekeh dan mengangguk. Bang Chan menarik kepala Seungmin untuk menyender pada dadanya. Tangan Bang Chan melingkar pada pinggang ramping Seungmin.

"I miss you,"Seungmin menggeleng dengan ucapan Bang Chan.

"Kita hanya tidak bertemu selama 3 minggu," Bang Chan menggeleng kesal.

"Itu sangat lama, Soumu sangat mengangguku kau tahu?!" suara kesal Bang Chan membuat Seungmin sangat terhibur.

"Aku masih tidak bisa terbiasa dengan kau yang sangat terganggu dengan kehadiran perempuan itu."

"Seungmin," suara rendah Bang Chan menandakan bahwa pemuda itu tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini lagi. Seungmin tersenyum mengerti.

"Hanya tidak terbiasa saja, aku tidak mempermasalahkan," Seungmin menyamankan posisinya sejenak dan memfokuskan dirinya untuk menatap langit malam.

"Aku berharap momen seperti ini saja yang kita rasakan, tidak ada konflik, tidak ada masalah, dan segera melihat akhir bahagia, Ah.. bukankah itu sangat indah?" Bang Chan bergumam, Seungmin masih bisa mendengarnya. Seungmin tidak mengangguk atau menggeleng.

"Jangan terlalu berharap dengan semesta. Kau akan sakit."

That's for today Chapter!! Gimanaa nii??

First of all, i want to say thank you for you guys, because

Ini adalah screenshot saat siang tadi, and not gonna lie, I'm sobbing 😭 .Probably, now the rank might be lower tapi aku sangat berterima kasih karena cerita ini pernah mencapai angka itu. Kalian memang terbaik!! Terima kasih sudah menyempatkan waktu kalian membaca cerita ini, memberikan votes ataupun comments🥰❤️ Aku senang banget! Have i ever told you guys that i love you? If I haven't,

I LOVE YOU GUYS SO MUCH❤️✨

Masih banyak yang kurang dari cerita ini, ke depannya aku akan belajar lebih lagi dan memberi kalian karya terbaik, cuz you guys deserve nothing but the best! 🥺❤️

Thank you for reading!
Please kindly give your votes and comments ❤️
Dan aku selalu berusaha untuk terbuka tentang saran dan kritik so please feel free to hit on my DM or comments❤️

Cr. Pinterest
Choi Seungcheol / S. coups as Seungcheol.

Ada yang baca 'My Samoyed' di sini? Ada yang tahu diaa?

Seguir leyendo

También te gustarán

52K 8K 17
Hanya kisah seorang Han Jisung si pembaca kematian. . . . Collaboration with @m4tryoshka
86.7K 16K 21
bagaimana jika dua backpacker yang tak saling mengenal memutuskan untuk bermain truth or dare sepanjang liburan mereka? minsung traveling au. #2 lee...
274K 45.1K 29
Kondisi konyol dimana seorang laki-laki tulen nekat menjadi gadis jadi-jadian untuk mendekati seorang wanita. Namun siapa sangka cupid malah salah sa...
111K 18.2K 34
Kisah tentang Minho yang rela menjadi hybrid kucing hanya untuk menemani lelaki manis bernama Jisung. "Itu kalung hybrid. Saat kamu memakainya lalu m...