[✔] Klub 513 | vol.2 | Ep.2 :...

By Wiki_Dwiki

88.7K 26.5K 8.2K

Wooyoung : "Matanya Santoso warnanya ungu, kece!" Yohan : "Iya kece banget kayak anak indihome!" San : "Maksu... More

Intro : "Setan Tanah Rejowerno"
"Sigel Kagungane Basukarna"
1. Hari yang Indah (?)
2. Ubah Haluan
3. Jalan Alternatif
4. Drama Double Y
5. Persiapan
7. Debat Antar Calon OSIS
8. Saksi Mata Lain
9. Mengintip Kegelapan
10. Kalimat Asing
11. Keberangkatan
What Do You Think?
12. Hari Pertama
13. Bincang Malam dan Penampakan
14. Arus Sungai
15. Sesuai Rencana?
16. Jiwa Yang Terganggu
17. Area Pangkalan Militer
18. Critical In
19. Menyusup
20. Rangkaian Tragedi
21. PARANOIA
22. Kembali Pada Tempatnya
Epilogue : Lembar Kisah Terakhir

6. Memanipulasi?

3.1K 1K 347
By Wiki_Dwiki

.
.
.

    Kelar drama Yohan yang pingin beli rokok, kelimanya tetap berada di kantin menunggu bel masuk berbunyi. Yohan lagi anteng karena mulutnya disumpal ama permen.

  "Aku agak penasaran." Kata San lalu menatap Changbin, namun ketika melihat wajah kawannya itu, San tak jadi bertanya karena tak tega.

  "Apa?" Tanya Changbin.

  "Nggak jadi." Jawab San.

  "Kamu mau nanya soal Sigel itu?" Tanya Changbin lagi.

    San mengangguk.

  "Setelah apa yang menimpamu, apakah kau melakukan terapi atau semacamnya?" Tanya San.

    Changbin menggeleng, "aku tak mau melakukannya."

  "Kenapa?" Tanya San.

  "Alih alih membuatku lupa, para terapis itu akan membuatku mengatakan detail tentang malam itu, tentang gudel itu." Kata Changbin.

    Yohan tiba tiba berdiri dari duduknya lalu memegang kedua sisi pundak Changbin. "Katakan sekali lagi."

  "Mereka akan memintaku—"

  "Tidak tidak, katakan kalimat yang sama persis seperti yang kau katakan barusan." Kata Yohan.

  "Para terapis itu akan membuatku mengatakan detail tentang malam itu, tentang gudel itu." Changbin mengulangi ucapannya dengan bingung.

    Yohan lalu tersenyum mistis, "KITA AMBIL KASUS INI!"

  "Njir -_-"—Yeonjun.

  "Astagfirullah :)"—San.

  "Wah :D"—Wooyoung.

    Changbin menekuk alisnya, "apa maksudmu mengambil kasus?"

  "Kita harus temukan gudel ini." Kata Yohan.

  "Bukannya dari awal rencanamu emang mewujudkan perkemahan di kaki gunung Rejowerno dan mencari kebenaran makhluk itu?" Tanya Yeonjun.

    Yohan menggelengkan kepala, "rencana awalku bolos kemah. Aku ngomong kayak kemarin cuma biar Changbin percaya dan mengundurkan diri jadi calon Pradana. Tujuan awalku nyuruh Changbin mundur bukan untuk mengobati traumanya tapi cuma biar pihak kontra nggak merasa dicurangi. Sekarang aku beneran pingin pergi ke perkemahan."

    Wooyoung langsung nahan Changbin, kali aja anak ini mau mukul Yohan. Walau kecil begitu, kalo Changbin udah mukul, sakitnya luar biasa.

  "Yang nyalon Pradana cuma dia, pasti yang jadi juga dia." Kata Changbin.

  "Iya, sih. Ngomongin soal gudel itu, kamu sebenarnya bukan mau nanya itu ke Changbin, kan, San?" Tanya Yohan.

    Changbin lalu menoleh pada San, "tanya aja nggak apa apa."

  "Apakah kau pernah kembali kesana? Untuk mengeceknya lagi? Keberadaan monster itu?" Tanya San.

    Changbin mengangguk, "pas PPTP SMP, perkemahan itu dilakukan di tepi sungai, masih di daerah yang tidak dilarang oleh kepala desa. Malam itu kami membuat api unggun, karena kami sangat menikmati malam itu, pembina menambah waktu kegiatan api unggun, untuk itu kami diminta untuk mengumpulkan kayu kayu yang sudah berjatuhan agar api tetap menyala. Awalnya nggak ada hal aneh, karena pas itu barengan. Sampai aku sadar kalo aku terlalu jauh masuk ke dalam hutan. Tapi aku tak tersesat, berkat asap api unggun itu, aku bisa kembali. Dalam perjalanan kembali aku menemukannya."

  "Monster itu?" Tanya Yeonjun.

    Changbin mengangguk, "aku sangat bersyukur karena monster itu tak melihatku. Tapi jejak kakinya terlihat di tanah yang becek bercampur darah, siluet tubuhnya tampak begitu jelas dibalik gelapnya malam. Seekor gudel berukuran moose."

  "Jadi monster itu benar benar ada?" Tanya Wooyoung mulai sedikit takut.

  "Mari kita ubah penyebutannya." Kata Yohan sambil tersenyum, "jangan sebut dia monster tapi setan. Dengan itu kalian akan lebih tenang. San, besok kemungkinan gaada pelajaran karena bakal ada debat antara para calon ketua OSIS, jadi kamu ikut aku, ya? Nanti surat dispen nya aku yang urus."

    San memasang muka bertanya, "harus aku?"

  "Iya, Yeonjun jelas nggak bisa, Changbin harus ikut debat itu buat belain Yaeonjun, begitupula Wooyoung yang harus ikut buat ngurus si Hyewon, kali aja anak itu rada rewel." Jawab Yohan.

  "Emang mau kemana?" Tanya San.

  "Mengecek tempat perkemahan kita tentu saja." Jawab Yohan tertawa.

    San auto nge bug gara gara jawabannya Yohan.

  "Kamu ngelawak?!" Tanya Changbin.

    Yohan menggeleng, "aku menganut paham harus pergi berdua biar kalo satu mati yang satu tetap bisa balik buat bawa mayat yang mati."

  "Nggak, nggak, nggak, nggak, kalo San ikut kamu, aku ikut juga!" Kata Wooyoung.

  "Kamu harus disini, Yong—"

  "JANGAN BILANG KAMU MAU MANFAATIN SAN KAYAK WAKTU ITU?!" Sela Wooyoung berteriak sambil mengangkat garpu dari mangkok baksonya yang sudah kosong.

  "Nggak Yong.. Astagfirullah.. maafin aku pas itu. Ini nggak ada niat apa apa, suer." Kata Yohan.

  "Nggak, aku nggak mau ambil resiko. Siapa yang tau kalau nanti kamu tiba tiba numbalin San buat sesembahan? Pokoknya kalau San ikut kamu, aku juga ikut." Ucap Wooyoung.

    Yohan be like : "posesif banget kamu Yong -_-"

  "Wooyoung, Yohan kan, nggak sejahat itu—"

  "Diem kamu San." Wooyoung menyela, "pas itu aku yakin niat mau bunuh kamu sama Yeonjun beneran ada di hatinya. Tapi ada sesuatu yang nahan dia buat nggak jadi ngelakuin itu. Siapa yang tau kalo di dalem hatinya niat itu bangkit lagi, kan?"

    Yohan menghela nafas, dia mengakuinya, kalau sempat terbesit keinginan untuk benar benar membunuh Yeonjun dan San, namun sekarang, dia beneran berusaha hilangin kebencian itu, dan berangsur angsur, dia tau betapa anak anaknya itu sangat berarti buat dia.

  "Omonganmu kayak singkong, Yong.. lembut tapi bikin seret." Yohan membalas, "aku akui, niat untuk bunuh Yeonjun pas itu beneran ada, begitupula niat bunuh si Raden. Tapi begitu aku liat kamu yang kayaknya demen banget temenan ama anak anak penghuni suaka margasatwa ini—"

  "Nggak usah bertele tele." Changbin menyela, sebenernya dia agak emosi karena Yohan secara nggak langsung nyebut mereka itu hewan.

  "Aku belajar sedikit demi sedikit dari gimana kamu nganggep kalo semua yang terjadi ama kamu itu berkah dan keajaiban. Kamu ngga pernah berubah, pemikiran kalau kamu ingin membalas budi pada orang orang yang lindungin kamu tetap ada banget. Makanya aku iri banget sama kamu." Lanjut Yohan.

  "Aku tak punya alasan untuk membunuh San, Yong. Kali ini, percayalah padaku, aku berjanji padamu, aku bisa memastikan jika San akan kembali dalam keadaan hidup." 

    Wooyoung tetap menekuk alis curiga, sampai San menggenggam tangannya, "nggak apa apa, ya? Percaya sama Yohan kali ini.."

    Wooyoung tetap menggeleng.

  "Kayak gimanapun Yohan pas itu, dia tetap orang yang bikin kamu keluar dari zona gelap, kan? Jadi, ayo percaya sama Yohan mulai sekarang." Kata San.

    Wooyoung berdecak kesal, dia menatap Yohan, "aku nggak akan maafin kamu kalau sesuatu terjadi pada San."

    Yohan mengangguk, "aku janji, San bakal tetap utuh pas aku kembalikan ke kamu."

  "Kamu mau ngecek apa emangnya?" Tanya Changbin setelah Wooyoung duduk kembali.

    Yohan menoleh kanan kiri lalu meminta teman temannya sedikit merapat padanya, "beberapa hari lalu aku pergi ke sawah untuk membantu Ibu panti menjaga sawah dari hama burung. Pas itu ba'da Ashar dan udah mau Maghrib. Aku bersiap untuk pulang dan aku melihat sesuatu."

  "Melihat apa?" Tanya Yeonjun.

  "Seekor tikus yang memancarkan cahaya." Jawab Yohan.

    Yeonjun dan San yang memahami sel sel yang terdapat pada hewan perekat itu lantas menekuk alis tak percaya.

  "Kau bercanda? Tikus tak memiliki sel protein fluoresens, Yohan. Sel itu hanya ada pada beberapa ubur ubur." Kata Yeonjun.

    Yohan mengangguk, "memang. Awalnya aku kira aku kelelahan atau mungkin aku salah lihat. Namun tikus itu benar benar memancarkan cahaya warna hijau."

  "Mungkin dia nggak sengaja makan ubur ubur?" Tanya Wooyoung agak ngawur.

  "Ngga ada ubur ubur jenis itu di sungai, Yong." Balas San agak emosi.

    Yohan lalu tersenyum lebar, "kalian memikirkan apa yang aku pikirkan?"

  "Rekayasa genetika?" Tanya Changbin terkejut.

    Yohan mengangguk, "kemungkinan di dalam hutan itu ada tempat tersembunyi, mungkin saja markas para elite negara yang melakukan serangkaian uji coba."

  "Jangan bilang gudel waktu itu.." Suara Changbin tercekat di tenggorokan.

    Yohan mengangguk. "Bagaimana jika ternyata setan itu adalah bagian dari uji coba yang kabur dari laboratorium? Siapa yang tau pemikiran orang jenius yang mungkin terinspirasi dari cerita rakyat Rejowerno sehingga mencoba menyambungkan sel manusia dan kerbau, kan?"

  "Tikus yang aku lihat hari itu kemungkinan juga salah satu uji coba mereka. Mereka mungkin saja menyisipkan sel protein fluoresens yang di alam ada pada beberapa jenis ubur-ubur pada tikus itu." Lanjut Yohan. "Itulah mengapa, kita harus mengeceknya. Sebuah petunjuk kecil akan sangat berarti untuk kita, apakah kemungkinan laboratorium itu benar benar ada atau ini hanya pikiranku saja."

  "Bagaimana bisa laboratorium berdiri sedekat ini dengan desa namun tak pernah ada yang curiga?" Tanya Yeonjun.

  "Ingat, tempat terbaik untuk bersembunyi adalah di depan umum, kan?" Jawab Yohan sedikit tertawa.

.
.

    Sore hari, Yeonjun baru kelar eskul teater pulang sendirian karena yang lain udah pulang dari siang. Dia jalan anteng sambil bersenandung kecil mengikuti irama lagu yang sedang ia dengarkan. Sambil sesekali menatap langit yang menunjukkan semburat jingga cantik di ujung cakrawala.

  "I know I love you! Say you love me, say you love me. Segyeui kkeutkkaji. All or nothing, I want all of you~" Yeonjun makin girang pas part favoritnya.

  "YEONJUN!" Sebuah teriakan terdengar samar, Yeonjun nggak ingat kalo ada teriakan itu di dalam lagu yang dia setel.

    Yeonjun menoleh dan sebuah cahaya menyilaukan sedikit memburamkan pandangannya. Sesuatu melaju ke arahnya, namun sebelum dia sempat tertabrak oleh sesuatu yang dia yakini adalah mobil itu, seseorang lebih dulu menubruknya untuk menghindar. Earphone Yeonjun terlepas dan dia merasa nyeri di punggungnya karena terjatuh diantara kerikil samping jalan.

    Yeonjun menatap orang yang menubruknya dan ternyata itu adalah Wooyoung yang kayaknya baru pulang dari warung karena kresek berisi bungkusan mie instan tercecer di samping jalan. Yeonjun nge blank untuk beberapa saat. Dia hampir kena tabrak dan mati kalo Wooyoung nggak nubruk dia dari depan.

  "Kamu nggak apa apa?!" Tanya Wooyoung panik.

    Dengan sedikit linglung Yeonjun mengangguk.

    Wooyoung menghela nafas panjang sebelum memeluk kawannya itu.

  "Ngeri banget itu tadi." Kata Wooyoung.

  "Dia beneran mau bunuh aku." Kata Yeonjun, "dia nggak mengerem ataupun mencoba menghindariku. Dia jelas sekali berniat menabrakku."

  "Nggak salah lagi, kamu sekarang juga jadi target kayak Serim dulu!" Kata Wooyoung panik.

    Ketika Wooyoung memasang muka panik dan marah, justru Yeonjun tersenyum lebar seakan baru ditantang untuk adu bacok ama orang.

  "Seru banget asli! Makasih banyak Yohan!" Ucap Yeonjun sambil tertawa puas.

.

    Esoknya Yeonjun bersama Hyewon duduk di kursi yang disediakan oleh para OSIS lama di aula. Wooyoung dan Changbin berdiri di dekat pintu aula. Yeonjun mulai sedikit cemas, dia takut mengacaukan ini dan berakhir tak ada yang sudi memilihnya.

    Yeonjun yang tambah cemas pas Ketua OSIS lama mulai membuka acara debat itu dikejutkan ketika Hyewon menggenggam tangannya. Yeonjun menoleh pada gadis cantik yang tampak begitu tenang itu. Dia ikut menoleh dan tersenyum, "nggak ada yang mau milih ketua OSIS yang mukanya asem kayak gitu, Yeon. Tenang aja, lakukan kayak kamu yang biasanya."

  "Ntar kalo aku ngomongnya sarkas gimana?" Tanya Yeonjun.

  "Pencitraan dikit lah, dong.. Sekali kali." Kata Hyewon.

    Yaeonjun menggeleng, "aku udah pencitraan 24/7 kecuali di depan anak anaknya Yohan."

  "Kamu juga anaknya kali." Kata Hyewon ketawa.

  "Dih, mending juga jadi anaknya popo ama jenglot." Balas Yeonjun.

  "Beneran?" Tanya Hyewon.

  "Ya, nggak, lah! Ya kali aku mau?" Yeonjun agak teriak.

    Hyewon agak emosi tapi gpp.

  "Kemarin aku hampir kena tabrak loh, Hye." Kata Yeonjun dengan nada semangat.

    Hyewon menoleh dengan muka kecewa, "kenapa cuma hampir? Harusnya ketabrak beneran. Orang yang sama kayak yang nabrak Serim?"

  "Aku nggak tau siapa pelaku yang nabrak Serim. Tapi untuk pelaku yang hampir nabrak aku, aku kenal jelas kalo dia adalah orang yang lagi duduk di sebrang sana dengan muka sok berwibawa." Balas Yeonjun.

  "Dia pasti kesel banget kemarin kamu nggak jadi celaka." Kata Hyewon.

  "Pastinya. Tapi ada hal menarik atau mungkin mengerikan yang aku temukan ketika mulai mencari tahu tentangnya." Yeonjun tersenyum lebar.

    Hyewon menekuk alis kebingungan, "hal mengerikan apa itu?"

  "Pertama aku tanya padamu, dari kelas mana dia berasal?" Tanya Yeonjun.

  "XI MIPA 1, kan?" Kata Hyewon.

  "Berapa jumlah siswa kelas itu?" Tanya Yeonjun lagi.

    Hyewon masih dalam kebingungannya menjawab, "24 siswa."

  "Sekarang lihat profil lengkapnya di lembar keempat kertas di tanganmu itu." Kata Yeonjun.

  "Apa yang aneh?" Tanya Hyewon masin nggak sadar.

  "Dia adalah absen 25. Bagaimana itu mungkin ketika kelasnya saja hanya memiliki 24 siswa?" Yeonjun tertawa, "dia bukanlah siswa sini, bukan pula alumni sekolah ini, dia seorang suruhan yang diminta untuk mengembalikan sudut pandang siswa."

  "Sudut pandang yang mana?" Tanya Hyewon ikut tersenyum.

  "Tentang Uyong dan kutukan mengerikan yang dia bawa." Balas Yeonjun.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
#######

Halo, Hola!
 
Selamat Hari Sabtu ^^

Maaf lama nggak update karena minggu ini sibuk mengurus SKU :')
Agak kena culture shock di Madrasah soalnya di SMP nggak pernah diminta hafalan juz.

Alhamdulillah udah kelar, huhu.
Maaf bikin kalian nunggu :'(

Gimana kabarnya?
Semoga baik baik selalu ya?
Jaga kesehatan jangan sampai sakit!
Jangan lupa bahagia juga <3

Btw, aku mau kasih tau sesuatu,

I GOT MY SECOND ATEEZ ALBUM FOR MY BIRTHDAY! DAN KALIAN TAU APA?! AKU DAPET PC NYA HONGJOONG!

My first album itu yang Fever part 3 dan aku juga dapet pc nya Hongjoong, Yunho, sama benefit nya Seonghwa T-T

Kurang bejo gimana coba?

Andaikan kebejoan ini bisa digunain ketika ujian..

Buat yang PAS tanggal 29 November, semangat!
Aku juga ujian akhir semester tanggal itu soalnya :)
Berjuanglah yang terbaik, yang terpenting bukanlah nilai tinggi, tapi jangan sampai remed :v
Fighting!
 
 
Makasih udah baca!
 
Luv kalian semua ️❣️❣️❣️
 
 

Continue Reading

You'll Also Like

20.3K 5.1K 30
Kami kembali! Dengan wajah baru. Dengan wujud baru. Dan dengan misi yang baru. pt two of nzt update tidak terjadwal. Diharapkan untuk membaca seri...
161K 40.7K 35
Wooyoung : "RUKUN AGAWE SANTOSO!" Yohan : "Ngapain rukun? Tawuran aja tawur!" San : "Katanya Yeonjun kalo ga tawuran ga asik, ajaran sesat memang." Y...
Psycho | TXT √ By siputtt

Mystery / Thriller

66.8K 14.2K 23
[ Hargai penulis dengan follow terlebih dahulu] "Kalian semua bakalan mati." Start: 17 Juni 2020 Finish: 26 Juni 2020
175K 34.8K 62
Kertas yang berasal dari tong sampah membuat mereka pergi ke dunia lain? Kenapa bisa begitu? Rank! #1 In Sunghoon (27 Juli 2021) #1 In Jungwon (26 Ju...