Pria Misterius (Tamat)

De Hikmahmutiah01

7.7K 773 20

Soraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya ya... Mais

Berita Baru
Perkenalan Tokoh
Perjodohan
Alasan Rita
Sebastian Nugroho
Pria Misterius
Pantai
Penolong
Suami Kamu
Kerja Rodi
Surabaya
Pameran
Gaun Pengantin
Kesepakatan
Baby Girl
Bertemu
Perjanjian Batal
Belajar Mencintai
Pulang
Kembali ke Kantor
Jemputan
Menginap
Di Bully
Sabar Ya...
Memilih Gaun
Pertunangan
Mengingat
Posesif
Turing
Masa Lalu (1)
Masa Lalu (2)
Danau
Tragedi
Mencari Bukti
Malam Pertama Berlanjut
Penyerahan Bukti
Cemburu
Gedung Kosong
Bertempur
Rumah Sakit
Ending

I Love You

143 18 0
De Hikmahmutiah01

Mata Raya terbuka sempurna saat ia merasakan tubuhnya masih saja dipeluk erat oleh Dafi. "Sepanjang malam tidurnya gini...??? Awet banget..." bantinnya kemudian ia mencoba melepaskan diri dari pelukan  Dafi, namun Dafi semakin mengeratkan pelukannya.

"Mas... saya mau mandi. Ini udah pagi..." ucap Raya lirih berharap Dafi mau melepaskannya. Dan benar saja, Dafi mulai melonggarkan pelukannya. Ia membuka matanya dan seketika mata mereka bertemu pandang. Tidak ada suara diantara mereka, hanya mata mereka yang saling berkomunikasi.

Raya meneguk ludahnya kasar. Matanya beralih pada bibir tipis Dafi. Ia menggigit bibir bawahnya, entah apa yang ada difikirannya sekarang. Dafi yang melihat tingkah lucu Raya, ia tersenyum dengan jahil. Ingin sekali rasanya menggoda Raya.

"Bibir kita kalau ketemu, gimana rasanya ya Baby girl...?" Goda Dafi pada Raya. Seketika saja Raya menutup mulutnya dengan tangannya, matanya melotot kaget. Ia merasa jantungnya seperti roller coaster mendengar ucapan  Dafi tadi. Otaknya berfikir keras agar segera sadar dari rasa aneh ini.

Suasana mendadak canggung setelah ucapan Dafi tadi. Sebisa mungkin Raya berusaha menguasai dirinya sendiri agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Dafi selalu saja menggodanya.

"Mas... aku mau sholat subuh dulu..." ucap Raya lagi setelah ia berhasil menetralkan kerja jantungnya.

Dafi pun melepaskan pelukannya dan membiarkan Raya pergi menghambur ke kamar mandi. Ia tersenyum melihat tingkah lucu Raya.

"Baby girl... tunggu tanggal mainnya. Kamu akan menjadi milikku seutuhnya.." gumam Dafi lirih. Kemudian ia tersenyum kembali membayangkan kejadian tadi.

Setelah mereka selesai sholat subuh berjama'ah. Raya di temani Dafi memasak di dapur milik oma Dafi. Tadi Dafi sudah menyuruh para pembantu untuk mengerjakan pekerjaan lain. Pasalnya Raya memaksa ingin masak sendiri untuk oma dan opa Dafi.

Melihat Raya memasak, Dafi berinisiatif memotret calon istrinya itu. Tiba tiba saja ide jahil untuk mengerjai Raya muncul begitu saja pada otak Dafi "Baby girl... kenapa kacantikan kamu naik berlipat lipat saat sedang memasak...?? Jadi Kelihatan lebih seksi.." goda Dafi pada Raya.

Seketika saja tangan Raya mendadak jadi lemas. Ia menjatuhkan pisau yang tadi dipegangnya. Jantungnya berdetak cepat kembali. Ia tidak menyangka hanya kata kata saja dari Dafi bisa membuatnya selemah ini.

"Mas Dafi ih... jangan diganggu dong... lagi pegang pisau ini. Kalau pisau ini kena tanganku gimana..?? Memangnya mas Dafi bisa mindahin rasa sakit ditangan aku ke tangan mas Dafi..? Nggak kan..?" Protes Raya saat ia berhasil menguasai dirinya. Kini Ia sudah menghadap kearah Dafi dan mengomeli Dafi panjang kali lebar. Berharap Dafi bisa jera.

Tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan Raya. Dafi malah tersenyum senang melihat aksi marah marah Raya. Ia puas sekali melihat tingkah lucu Raya saat ia berhasil menggodanya.

Dengan segera Dafi memeluk tubuh Raya dari belakang saat Raya sudah kembali fokus pada kegiatan memasaknya tadi. Mata Raya melotot dan mulutnya menganga mendapat pelukan tiba tiba dari Dafi. Untung saja pisau itu belum ia pegang. Coba kalau sudah dipegang pasti akan terjatuh untuk kedua kalinya.

Dafi menyandarkan kepalanya diceruk leher Raya. Ia mengusel seperti seorang anak pada ibunya. Raya yang sudah mulai stabil berusaha untuk melepaskan pelukan Dafi. Ia tidak bisa konsentrasi memasak kalau Dafi terus saja menggodanya.

Raya mendorong Dafi agar bisa terlepas dari pelukan Dafi. Dan berhasil terlepas, namun itu hanya sebentar karna Dafi kembali memeluk Raya dari belakang. Karna kesel, Raya berbalik dan hendak memarahi Dafi. Namun tiba tiba... cup...

Dafi mencium bibir Raya sekejap kemudian langsung melepaskannya kembali. Raya yang mendapat perlakuan tiba tiba dari Dafi membuatnya jadi salah tingkah, langsung saja ia memukul dada Dafi dan berbalik memunggungi Dafi.

Dafi tak menyerah, ia tetap saja memeluk Raya dari belakang. Bermanja manja pada Raya. Ia ingin menghabiskan saat saat bersama Raya dengan kenangan yang manis agar selalu diingat olehnya dan juga oleh Raya disaat mereka tidak sedang bersama karena sibuk dengan kegiatan mereka masing masing.

Raya menyerah. Ia segera menyelesaikan kegiatan memasaknya agar ia bisa menghindar segera dari Dafi.

"Baby girl... kenapa akhir akhir ini kamu selalu mengganggu konsentrasi saya dalam bekerja. Pekerjaan saya jadi berantakan saat saya tidak bisa melihatmu walau sedetik saja." Ucap Dafi lembut tepat ditelinga Raya. Seketika tubuh Raya menegang bagai tersengat listrik. Sedangkan Dafi tersenyum merasakan reaksi tubuh Raya atas kalimatnya tadi.

"I love you Baby girl..." tambah Dafi lagi. Kali ini Raya merasakan nafas Dafi menerpa leher Raya. Ia merasa geli dan ada sensasi aneh yang menjalar ditubuhnya. Entah apa itu, Raya tidak mengetahuinya. Yang ia tahu, sepertinya ia telah terbuai oleh cinta Dafi.

"Mas...!!! Masa bilang cinta momennya nggak pas banget gini. Mana tempatnya didapur lagi. Nggak romantis banget sih..??" Ejek Raya setelah tadi ia mendapat kekuatan untuk protes.

"Sekarang belum saatnya Baby girl. Tunggu sampai kita menikah. Akan ada banyak kejutan yang tiba tiba dari saya. Siapkan mental kamu ya..." jawab Dafi masih dengan posisi yang sama.

"Mas. Gimana kalau kita nikahnya setahun lagi aja...??" Usul Raya untuk menggoda Dafi. Segera Dafi melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Raya untuk menghadap kearahnya.

"No..!! Baby girl... saya tidak mau kita menunda pernikahan kita. Kamu tidak tahu betapa sakitnya saya yang hanya bisa melihatmu dari jauh, tidak bisa memilikimu, tidak bisa menyentuhmu. Betapa beratnya selama ini saya memendam perasaan yang tidak bisa saya ungkapkan kepada kamu Baby girl."

Dafi terdiam sejenak untuk mengambil nafasnya. Ia sedikit takut dengan kalimat Raya tadi. Ia takut Raya pergi meninggalkannya setelah ia berhasil mendapatkan Raya. "Dan sekarang tinggal selangkah lagi saya bisa memilikimu seutuhnya, kamu meminta saya untuk menahannya.. big no..!! Baby girl... kamu tidak tahu. Betapa sulitnya saya menahan perasaan saya selama ini sama kamu..." ungkap Dafi membuat Raya merinding.

"Ap... apa maksud mas Dafi..??" Tanya Raya bingung.

Tanpa menjawab, Dafi langsung memeluk tubuh Raya dengan erat. Seakan ia tidak ingin kehilangan Raya untuk selama lamanya.

"Mas..." panggil Raya lirih.

"Biarkan seperti ini dulu, Baby girl.." pinta Dafi manja pada Raya.

"Mas... itu..." panggil Raya lagi, namun ia menunda kalimatnya.

"Kamu kenapa Baby girl.. ada yang sakit..? Apa pelukan saya terlalu erat..??" Tanya Dafi sambil mengurai pelukannya. Ia merasa mendengar keraguan dalam suara Raya. Dafi merasa khawatir dengan Raya. Ia takut pelukannya terlalu menyakiti.

Raya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Dafi. Raya kemudian menunjuk dengan dagunya kearah belakang Dafi. Dafi yang mengerti segera ia membalikkan badannya dan ia melihat sosok wanita dan pria tua sedang menatap mereka dengan senyum yang lebar.

"Oma.. opa... sudah bangun..??" Tanya Dafi yang salah tingkah karna kepergok oleh mereka. Ia segera menyalimi tangan oma dan opanya. Begitu juga dengan Raya, ia langsung mendekat dan menyalimi tangan kedua orang tua itu.

"Kalian kapan sampainya..?" Tanya Opa.

"Semalam opa. Waktu opa sama oma sudah tidur." Jawab Dafi.

"Kamu masak apa ndo..??" Kini giliran oma yang bertanya pada Raya.

"Ah.. ini... sayur sop sama ayam semur oma.." jawab Raya lirih.

"Oma bantuin yah..??" Tawari oma.

"Tidak usah oma. Tidak apa apa. Ini sudah selesai kok. Tinggal disiapin aja." Tolak Raya. Ia merasa tidak enak pada oma dan opa karena kelakuan Dafi tadi.

"Oma sama opa duduk dulu ya. Biar Raya siapin makanannya." Ajak Dafi pada mereka berdua untuk duduk di ruang makan.

Continue lendo

Você também vai gostar

349K 1.2K 6
banyak adegan aww aww nya lohhhh, YAKINN GAMAU BACAAA #7 NENEN [3 - 1 - 23] #3 BXG [3 - 1 - 23]
9K 646 21
Warning!!!18+ Tidak ada diskripsi langsung baca saja,,pasti menarik cast Oh Sehun as Sehun Parkshinhye as shinhye Ji Chanwook Im yoona See kyung as...
16.7K 1K 16
KARYA PERTAMA🎉 "Sekarang lo ikut gue!". ucap Dika Angel mengerutkan keningnya lalu berkata "Kemana?" "RUMAH SAKIT JIWA!". tegas Dika "APA?". teriak...
161K 15.7K 28
Almara, wanita berusia 20 tahun yang hidup berdampingan dengan kekayaan. Namun semuanya berubah semenjak adik laki-lakinya mengalami sakit parah. Tan...