Sugar Home「TERBIT」

By Imgyumin

1.1M 206K 137K

❝Pokoknya Jay ndak mau dongsaeng lagi! ❞ Kisah Heeseung si duda bareng lima anaknya dan satu anak tetangganya... More

awalnya
adik lagi?
shopping
mini tour
happy birthday baby wonie!
Sunoo's new family
perkara "ddeonu"
tetangga baru, ni-ki
mengasuh adik
one day with Heeseung's family
jake vs ni-ki
holiday with lee family [1]
holiday with lee family [2]
mama baru?
( mengusir ) 'mama baru'
meet grandpa n grandma
fever
shooting and acting
bukan update (cukuv woi jariku keriting)
Open QnA! (✖ closed ✖)
QnA spesial 50k (pt.1)
QnA spesial 50k (pt.2)
ice skating
swimming
pet
happy birthday ddeonu
school
wedding photo
the past : one
guide how to be Lee Family's mom
night talk with hyung
mati lampu
sick
school (2)
camping
when papa is not yet home
meet songyeon
Jay's Mama
rumah Jungmin
pilihan dan pengadilan
the past : two
new bedroom
Gom-se-ma-ri
handphone
masih tentang handphone
menginap
pindah
Hoonki's prank
detektif ddeonu
number one
dream
say no!
Jungwon's parents
the past : three
Papa, selamat ulang tahun.
flowers
visualisasi
good boys
Spesial Chapter : Give up
bodyguard atau pengasuh?
dilemma
girl
behind the scene Lee Hunnie
Fathers day
Announcement
The Past : Final
just a little bit
tidak peka
Special 1st Anniv Enhypen : Moment at school
tamu dadakan
taman hiburan
menyelamatkan Heeseung
jurnal sunoo
bad dreams
protect
hospital
searching
struggle
lie
sorry
Jake's room
after
Happy birthday, Jake Hyung.
Yongmasan mountain
wedding
akhirnya
epilog : Sugar Home
Spesial Chapter : Shooting star
Imgyumin bertanya
Homiest bertanya (closed)
Imgyumin menjawab
PENGUMUMAN TERBIT
VOTE COVER
FINAL COVER
SPOILER HARGA
OPEN PRE-ORDER
Blurb + Sneak Peek

bertemu

8.1K 1.9K 994
By Imgyumin

Hai 😗


Sunoo memakai kaus putih dengan lengan pendek, menyemprotkan sedikit parfum ke pakaian dan lehernya, lalu membalut tubuhnya dengan hoodie berwarna putih juga, dan ditambah mantel tebal berwarna coklat.

Sunoo menyisir rambut hitamnya, kemudian meletakkan kembali sisir itu dan berjalan keluar kamar.

Heeseung berdiri setelah melihat Sunoo keluar dari kamarnya, Jake yang melihat keduanya mengerjap bingung, "Mau kemana? " tanya Jake.

Heeseung menoleh, "Bertemu seseorang." Lalu Heeseung mengedipkan sebelah matanya.

Mengacuhkan Jake yang kebingungan, Sunoo menghampiri sang ayah, "Ayo Papa, " ajaknya.

Sunoo lebih dulu keluar rumah, sementara Heeseung mengambil kunci mobilnya, menoleh pada Jake, "Jaga rumah, Papa langsung bekerja setelah mengantar Sunoo. "

Jake hanya mengacungkan jempol, memandangi ayahnya yang sekarang sudah di luar rumah. Masih bertanya-tanya mereka akan bertemu siapa.

"Hyung ini bagaimana sih, " kata Sunghoon yang baru muncul, "Lihat penampilan Sunoo, sangat rapih meskipun dia pakai mantel, parfumnya sangat wangi, rambut disisir rapi, menurut Jake hyung dia akan bertemu siapa? "

Jake memiringkan kepalanya, "Teman kerja Papa? "

Sunghoon menepuk dahinya, "Penampilannya itu seperti akan ... berkencan? "

"Ooh... kencan. " Jake mengangguk paham, "HAH?! " Jake menoleh ke pintu saat mendengar suara mobil yang semakin mengecil, "ANDWAE! SUNOO-YA! "

Sunghoon menggeleng-gelengkan kepalanya, "Sunoo itu sudah besar, hyung. Lihat, Papa saja setuju sampai mengantarnya. "

Jake tersenyum tipis, "Yah, kau benar. Tapi Sunoo juga Jungwon tetap dongsaeng kecilku. "

Sunghoon melirik sang kakak, "Aku tidak? Aku kemarin berkencan dengan mahasiswi kampusmu lho."

Jake menatapnya datar, "Dasar tak ingat umur, kalau kau aku larang, tetap saja kau lakukan. "

Sunghoon memegang dadanya dramatis, "Sedihnya.. tak dianggap dongsaeng. Dengan dongsaeng sendiri pun tak dianggap hyung. "

Jake tertawa keras, "Derita anak tengah, Hoon. "

●○●○●○●○

"Disini, kan? " tanya Heeseung, menginjak rem agar mobilnya berhenti.

Sunoo mengangguk, melihat seseorang yang akan ia temui sedang duduk sambil menyeruput cangkir kopinya.

"Sunoo... kau jadi sangat pendiam sejak tadi pagi, wae? " tanya Heeseung lagi. Merasa Sunoo hanya mengangguk, menggelengkan kepala, dan berbicara singkat.

Sunoo menoleh, "Jake hyung juga jadi pendiam sekarang, Papa. "

Heeseung tertawa kecil, "Itu kalau di depan dongsaeng nya, kalau kalian bersekolah, Jake yang paling cerewet. "

Tangan Heeseung mendarat di kepala Sunoo, ia mengusak rambut putranya, "Kau.. gugup? "

Sunoo mengulum bibirnya, "... sangat. Aku bahkan tidak bisa tidur, Papa. Khawatir kalau ini adalah keputusan yang buruk. "

Mengusap pipi gembil Putranya, Heeseung tersenyum lembut, "Jangan khawatir, kalian hanya akan berbicara, kan? Papa tahu kau bisa, Sunoo. "

Sunoo merasa sedikit tenang, "Um, terimakasih Papa. "

Heeseung mengangguk, "Sungguh tidak mau ditunggui? Siapa tahu terjadi sesuatu yang buruk."

Sunoo tertawa kecil, "Tadi Papa bilang kan kami hanya berbicara, tapi Papa sendiri yang khawatir. "

Senyum Heeseung mengembang, "Karena aku Ayahmu. Tidak ada orangtua yang tidak khawatir saat anaknya akan bertemu orang lain, terlebih orang asing tanpa pengawasannya. "

Terharu, Sunoo memalingkan wajah, "Ya sudah, aku keluar mobil ya Papa. " Sunoo membuka pintu mobil, keluar dari kendaraan roda empat itu. Ia tersenyum lebar pada Heeseung, "Semangat bekerja, Papa! " katanya sebelum menutup pintu mobil.

Heeseung mengangguk, "Semangat juga." Kemudian ia menginjak pedal gas lagi dan meninggalkan Sunoo.

Sunoo mengepalkan tangannya, akhirnya waktu ini tiba.

Putra ke-empat Heeseung itu berjalan menghampiri seorang wanita yang duduk tak jauh dari nya. Ia berdiri di depan wanita itu.

"Halo? Kim Choon-hee-ssi? " sapa Sunoo.

Wanita itu mendongak, terdiam selama beberapa saat, "Benar, Kim Seon-woo?"

Sunoo duduk di kursi, "Ah... Ani, namaku Lee Sunoo."

Choon-hee tersenyum simpul, "Maaf."

Hening menyapa keduanya sampai Choon-hee membuka suara, "Jadi? untuk apa kau meminta bertemu? "

Sunoo tersenyum kecil, "Yah.. hanya ingin menyapa atau barangkali kau merindukanku,

Eomma? "

Jantung Choon-hee berdegup kencang, "Bagaimana... kau tahu? "

"Ah.. Itu.. "

Flashback

"Papaa! Fotokopi kartu keluarga kita dimana? " tanya Sunoo.

Heeseung menaruh pakaian terakhir ke dalam mesin cuci, "Untuk apa? "

"Tadi di sekolah dibagikan syarat-syarat daftar SMA, dan sekarang aku butuh fotokopi kartu keluarga untuk persiapan, begituu, " jelas Sunoo.

Heeseung mengangguk, "Di lemari Papa, di laci paling bawah. "

"Okee." Sunoo mengacungkan jempol lalu berlari ke lantai dua menuju kamar Heeseung.

Sunoo menarik laci paling bawah di lemari Heeseung, mengambil beberapa dokumen untuk mencari kertas yang ia perlukan.

"Ketemu! " Sunoo mengambil sekitar tiga lembar kertas, hendak membereskan semua dokumen itu sebelum melihat satu dokumen yang kertasnya berserakan keluar dengan judul

Surat Perjanjian Adopsi

Sunoo terdiam sejenak, mengambil kertas yang sudah di laminasi agar tidak sobek atau rusak, membacanya dari atas hingga ke bawah.

Isinya hanya menuliskan penyerahan anak dari Bibi
Sung kepada Ayahnya Lee Heeseung.

Yah.. Sunoo tidak terkejut, sih. Sejak dulu ia memang tahu kalau ia bukanlah Putra kandung Heeseung.

Meletakkan kertas itu di lantai, selanjutnya Sunoo membaca sebuah kertas yang rupanya adalah kertas Akta kelahiran.

Sunoo mengernyit, "... tanggal dua puluh empat Juni dua ribu delapan belas, telah lahir Kim Seon-woo, anak pertama dari... Kim Choon-hee?? "

Membeku, namun pikiran Sunoo berkecamuk, "Kim Choon-hee ini.. orang tuaku? "

"Sunoo? Sudah ketemu belum? " Heeseung tiba-tiba muncul.

Sunoo mendongak, lalu mengangguk. "Sudah.. "

Heeseung mengangguk paham, "Jangan lupa bereskan kembali ya. "

"Papa."

"Hm? "

Sunoo menatap mata sang Ayah, "Papa kenal Kim Choon-hee? "

Heeseung melihat kertas di tangan Sunoo, itu adalah akta kelahiran milik Sunoo, Putranya pasti telah membaca kertas itu.

"Hm.... Oh! Kim Choon-hee itu aktris yang dulu sempat jadi perbincangan hangat entah karena apa, " jawab Heeseung.

Sunoo mengerjap, "Dia.. Aktris? Berarti dia ibuku? "

Heeseung mengangguk pelan, "Iya.. "

"Apa dia masih bekerja menjadi aktris? " tanya Sunoo lagi.

Heeseung terlihat berpikir, "Iya mungkin? Di internet cari saja. "

"Aku mau bertemu Choon-hee. "

"Huh? "

Sunoo mengangguk yakin, "Boleh kan? Hanya ingin berbicara sepatah dua patah kata kok! "

Heeseung berpikir sejenak, "Boleh, tapi pasti jadwalnya sibuk, harus minta izin agensinya."

Sunoo tersenyum, "Papa kan CEO Hee:lift.. pasti Choon-hee diperbolehkan bertemu dengan Sunoo. Iya kan? kan? " tanya Sunoo dengan mata berbinar.

Heeseung memutar bola matanya, "Iya-iya, nanti Papa hubungi pihak agensinya."

Flashback selesai.

"Oh... begitu.. " Choon-hee mengangguk pelan.

"Eomma-"

"Jangan, jangan panggil aku seperti itu. Aku bukan ibumu, " potong Choon-hee.

Tangan Sunoo refleks mengepal, "Choon-hee-ssi.. sepertinya kau memang sama sekali tidak merindukan ku ya? " Dadanya nyeri, hatinya sakit saat ibu kandungnya berbicara seperti itu.

Namun dengan entengnya Choon-hee menggelengkan kepala, "Ini sudah enam belas tahun sejak saat itu, Sunoo. "

Sunoo tersenyum getir, "Jadi.. aku sungguhan anak yang dibuang? "

Sunoo memang tidak berharap kalau dirinya sebenarnya bukan anak yang dibuang, seperti kisah Jungwon. Tetapi yang membuatnya kecewa adalah wajah Choon-hee sama sekali tidak terlihat menyesal atas apa yang ia perbuat.

"Apa yang ada dipikiranmu saat membuang seorang bayi begitu saja di atas kotak di belakang pohon? Apa hati nurani mu sudah hilang? Apa pernah kau berpikir apa yang akan terjadi pada bayi itu kalau pemilik panti tidak menemukannya? " tanya Sunoo berturut-turut dengan wajah marah.

"Sunoo! Karirku dipertaruhkan saat itu, aku sedang berada di masa jaya dan ternyata aku sedang mengandung, dan publik mengetahui itu! Dan laki-laki sialan itu malah pergi dengan wanita lain sementara aku berada dalam pilihan antara karir dan menjadi seorang ibu, " jelas Choon-hee.

"Kalaupun aku memilih menjadi ibu, aku tidak bisa bekerja, dan aku tidak mau hidup kesusahan, " lanjutnya.

Sunoo terperangah, "Aku kira Jung-min sudah jadi wanita paling jahat yang pernah datang ke kehidupanku, tapi ternyata, ibuku sendiri lebih jahat ya.. "

Choon-hee menatap tajam pada Sunoo, "Bersyukurlah aku tidak menggugurkan kandungan ku karena dilarang agensi dan orang tuaku."

Sunoo mengangguk beberapa kali, "Ya, kau benar, aku bersyukur akan itu. Karenamu aku bisa hidup bahagia bersama Papa Heeseung. "

Sedikit kesal, Choon-hee mengambil ponselnya dari tasnya, "Sudah kan? Aku harus pulang."

"Kurasa sudah. Walaupun aku kecewa karena kau tidak terlihat menyesal sama sekali, " jawab Sunoo jujur.

Sunoo mengambil ponselnya, mengirim pesan kepada kakaknya untuk menjemputnya.

"Menyesal? Untuk apa? " tanya Choon-hee.

"Eomma, ayo pulang. "

Sunoo menoleh ke belakang, pada laki-laki yang terlihat seumuran dengannya. Sunoo tersenyum miring, kembali menatap Choon-hee.

"Karena anak yang kau buang, hidupnya jauh lebih bahagia dibanding anak yang kau rawat, " jawab Sunoo lalu berdiri.

Sunoo berdiri di depan laki-laki yang diduga adalah Putra Choon-hee, "Kita bertemu lagi, Dae-so? Bagaimana rasanya dirawat ibu sendiri? "

Dae-so membulatkan mata, "Kau... "

Senyum Sunoo terbit, "Ya, Lee Sunoo. Anak yang kau rundung saat masih sekolah dasar, Saudaramu. "

"Sunoo! "

Sunoo melihat ke belakang Dae-so, "Oh? Jake Hyung!"

Meninggalkan Dae-so dan Choon-hee yang mematung, Sunoo menghampiri Jake yang datang dengan mobilnya untuk menjemput Sunoo.

Jake mencubit gemas kedua pipi Sunoo, "Bersenang-senang? Makan enak? "

Sunoo tertawa manis, "Aku tidak makan tadi."

Jake terlihat terkejut, "Kenapa? Hei.. dongsaengku itu harus makan banyak supaya sehat." Jake merangkul bahu Sunoo, mengajaknya berjalan menuju mobil hitam yang terparkir tak jauh dari nya.

Sunoo sempat menoleh ke belakang, Choon-hee juga berjalan ke arah sebaliknya bersama Dae-so.

Setidaknya, Sunoo pernah bertemu ibunya walau seperti ini.

●○●○●○●○

"Tadi itu Eomma kandungmu ya? " tanya Jake tiba-tiba.

Sunoo menoleh, "Hyung tahu? "

Jake mengangguk, "Papa yang bilang, katanya jemput Sunoo yang sedang bertemu ibunya. Aku sendiri tidak tahu tujuan Papa memberi tahu ku untuk apa. "

Sunoo menaruh tangannya di dekat kaca mobil, menumpu pipinya sambil melihat ke luar mobil.

"Apa responnya? "

Sunoo mengangkat sebelah alisnya, "Biasa saja, wajah datar, tidak peduli dan tidak terkejut, apalagi wajah menyesal, sama sekali tidak ada. "

"Kau sedih? " tanya Jake lagi.

Sunoo mengangguk pelan, "Bagaimanapun, dia itu ibu kandung ku.. Aku sungguh berharap saat tadi kita bertemu, dia langsung memelukku dan meminta maaf karena telah membuangku. Tapi ekspetasi memang tak seindah realita. "

Jake membalas tanpa menoleh, "Kalau kau kembali ke masa lalu, apa yang akan kau pilih antara dirawat ibumu atau seperti sekarang dirawat oleh Papa? "

Kepala Sunoo menoleh, "Tentu saja aku pilih dirawat Papa. "

Senyuman tersungging di bibir Jake, "Kalau begitu jangan sedih, kita sama-sama tidak memiliki orangtua yang lengkap. Bersyukur saja atas apa yang sudah terjadi. Ini semua kan, bukan kebetulan. Tapi takdir. "

Sunoo mengangguk setuju, "Hyung benar, untuk apa aku sedih kalau aku punya Papa yang menyayangiku hahaha! "

Jake memutar bola matanya, "Tawamu kurang tulus."

Sunoo menunduk, "Mianhae.. "

"Sudah, mau mampir ke restoran mana? Ayo beli makanan untuk dimakan di rumah. Hyung yang bayar. "

"Oke! "

Sejenak, Sunoo teringat saat dimana Dae-so dan kawan-kawannya merundungnya. Pendengaranya yang tajam menangkap bisikan Heeseung waktu itu.

Heeseung bilang Dae-so adalah anak haram, Sunoo refleks mengernyit bingung. Darimana Heeseung tahu itu?

Enam tahun lalu,

Heeseung terlihat duduk bersandar di kursi kerjanya, tangannya memegang ponsel di telinga, tengah menghubungi seseorang. Satu tangan lainnya memainkan mouse komputer dan mencari sesuatu.

"Kim Dae-so? Itu nama anak yang merundung Sunoo? "

"Iya, anak itu dikenal nakal dan memang suka merundung anak yang terlihat lebih lemah. Umurnya saat ini delapan tahun sebelas bulan. "

Heeseung mengepalkan tangannya, "Apa ada data orangtuanya? "

"Di sini... Kim Choon-hee? Itu ibunya, lalu ayahnya-"

"Tunggu, Choon-hee? Aktris yang pernah punya skandal itu? " Tangan Heeseung langsung bergerak mencari ke internet.

"Iya. Aktris Kim Choon-hee. "

Heeseung membaca data dari hasil pencariannya, "Baru menikah sekitar tujuh tahun.. Huh? Bukankah Putranya delapan tahun menuju sembilan tahun?"

"Iya, karena itulah ia terlibat skandal untuk kedua kalinya tentang hamil diluar nikah. Masyarakat sempat geram karena dia tidak belajar dari kesalahannya dulu. "

Heeseung mengangguk paham, "Aku mengerti, terimakasih informasinya Jaehyuk-ssi. "

"Sama sama. "

Dan telepon terputus.

Namun Heeseung lupa suatu hal, kalau skandal Choon-hee yang kedua buktinya adalah kelahiran Dae-so,

maka skandal yang pertama, buktinya adalah kelahiran Sunoo.

Nah... kalau Sunoo memang bener-bener di buang wgwgwgw. Ampun

Nggak bawang atau cabe sama sekali kan? Gapapa, yang penting udah tahu siapa ibunya.

Setelah ini pasti tahu kan akan ada apa? Tahu kan?

Yashh, The past punya Sunoo HAHAHAHAHAH

Terimakasih sudah membaca,

See you homiest 💗💗

Continue Reading

You'll Also Like

HARUTO✓ By ARRA

Fanfiction

249K 32.9K 26
[KIMcheees Series] Namanya Haruto, pencinta Indomie Soto dan waktu kecil suka banget nonton Naruto Anak bungsu keluarga Kim tetapi Marganya bukan Kim...
14.7K 2.1K 29
(Lanjutan Kos | ENHYPEN) Cause I am Gonna Stand by You.
247K 19.5K 30
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Sinopsis : Dark, Cowok tinggi ideal berwajah tampan puca...
58.5K 7.1K 32
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...