Kutukan [Tamat]

By cindyrahma_22

1.9K 1.1K 656

Belajar dari kesalahan lalu bertindak menjadi lebih baik itu suatu nilai fositip, nasi sudah menjadi bubur ti... More

Bab 1
Cast
BAB 2
BAB 3
Bab 4
Chapter 5
~6. Selamat~
~7.pulang~
~8.Perdebatan di Kelas~
9.Peneroran 1
10.Terror 2
11.Terungkap
12. Jebakan
13.Masuk perangkap
14. Proses Kejadian
15. Kejadian demi kejadian
16. Menghilang
17. Melakukan Pencarian
18. Melanjutkan pencarian
19. Rip Aditya Nugroho
20. Masuk Sekolah 3 SMA
21. Mimpi
22. Berhayal Untuk Masa Depan
Chapter 23. 50:50
Chapter 25. Tunggu Aku!
Chapter 26. Di Ajak Liburan
Chapter 27. Komunikasi dengan Dia??
Chapter 29. Aroma Caramel
Chapter 30. Kebalikan
Chapter 31. Deskripsi
32
33
34
35
Chapter 36
37
3% : 1%
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46.
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Tamat

Chapter 28. Mengapa Bisa?

13 5 9
By cindyrahma_22

Nala dan teman-teman yang melihat sebuah bangunan yang begitu besar dan sangat tua bahkan kuno, begitu heran karena mengapa di sebuah puncak wisata terdapat bangunan yang begitu mistis. Karena rasa penasaran dan rasa keingin lebih tahuannya begitu besar, akhirnya mereka semua memutuskan untuk masuk ke dalam rumah tua tersebut.

Sebelum mereka masuk, mereka semua dengan serempaknya menginjak bumi sebanyak 3x dengan kompak. Karena apa? Karena mereka mempunyai kepercayaan yaitu manusia lebih mulia daripada makhluk tak kasat mata.

"Kita semua yakin?"

"Yakin, mengapa tidak?"

"Baik kita semua akan masuk ke dalam rumah tua tersebut." ucap Daniel dengan penuh keberaniannya.

"Aneh, banget. Mengapa di puncak wisata seperti ini ada bangunan kuno?"

"Sudahlah masuk saja!" ucap Daniel.

Pertama-tama mereka serempak membuka pintu yang sudah tidak bagus seperti dulu. Pada saat mereka sudah masuk, ruangan begitu luas dan banyak sekali barang-barang yang mewah namun tidak terurus. Bahkan banyak sekali foto-foto namun orang yang berada di foto tersebut tidak dapat di identipikasi dengan baik.

Mereka melanjutkan ke lantai dua, di lantai dua ada banyak sekali macam-macam jenis kursi dan taman mini meski sudah rusak namun masih tetap terlihat bahwa itu adalah taman.

Pada saat Nala melihat taman, dia melihat ada anak kecil yang sedang duduk dan tersenyum kepada Nala. Nala begitu penasaran hingga akhirnya Nala, menemui anak tersebut. Dalam penglihatan teman-temannya mereka tidak melihat ada seseorang atau anak kecil, namun hanya ada kursi goyang saja.

Namun sebaliknya, Nala melihat anak kecil yang sedang duduk di kursi goyang dan tersenyum kepada Nala. Seolah-olah ingin di temui oleh Nala, terus saja berjalan menuju ke arah kursi tersebut namun di cegah oleh Daniel.

"Nala! Hey sadar. Kamu mau kemana?"

"Itu di sana ada anak kecil yang sedang duduk, begitu manis dan lucu sekali. Apakah kamu tidak melihatnya? Lihatlah dia juga melihat ke arahmu Daniel, namun dia memasang wajah yang tidak suka kepadamu."

"Sudahlah Nala jangan bercanda, aku tidak suka!" bentak Daniel dengan nada yang begitu tinggi sehingga membuat hati Nala menjadi sedih.

"Baik, kalo kamu gak suka ya gapapa."

"Maafkan aku Nala, sudah membentakmu," keluhnya dengan merasa bersalah.

"Lha, kok! Anak kecil tadi pergi ke mana ya?"

Seketika Nala tidak sadarkan diri, yang akhirnya Daniel lah yang menggendong Nala untuk pergi ke luar rumah tua itu. Lalu pergi ke tenda yang berada di puncak wisata, memang jarak antara rumah tua ini dan tenda cukup jauh, namun Daniel akan terus saja menggendong Nala sampai tenda penginapan.

"Daniel benar kamu sanggup menggendong Nala? Pedahal ini jauh lho, mana gelap lagi,"

"Sanggup kok, aku pasti bisa. Lagian ini bukan masalah besar, kalian jalan duluan saja,"

"Engga Daniel, kita sama-sama saja!" ucap tegas Vito.

Akhirnya menit demi menit mereka sudah lalui, mereka sudah sampai di tenda. Dan pada saat melihat jam waktu sudah pukul 03.00 pagi. Nala dengan wajah pucatnya dia berkata, "Mengapa aku sudah ada di mari? Mengapa kalian tidak ikut dengan Caramel?" ucap Nala membuat bulu kuduk teman-temannya menjadi berdiri.

"Heh Nala, jangan membuat kami semua merinding ya!" ucap Santy.

"Engga memang benar kok, aku tadi ikut bersama Caramel dan anak kecil itu,"

"Sadar Nala! Caramel sudah wafat, kamu jangan kosong begitu, lagian kamu mau aja di ajak sama orang yang sudah beda alam!"

"Oalah, benar juga. Tadinya aku takut melihat Caramel karena wajah yang seperti setan, namun waktu tadi aku melihat Caramel seperti biasanya cantik, anggun dan suka saja,"

"Mengapa Caramel mengganggu kita terus ya?" tanya Vito.

"Heh Vito! Enak saja, kalian di ganggu apa sama Caramel haa? Aku aja kok yang bisa lihat dia dasar,"

"Iya memang kamu saja yang bisa melihat dia ha ha ha," ucap Varel.

"Lagian ya Nala, jangan kamu pingsan lagi, kamu gak kasihan kepada Daniel yang sudah jauh-jauh menggendong kamu yang berat!"

"Ha ha ha, maaf kan aku Daniel. Terimakasih ya Daniel, kamu sangat baik." ucap Nala.

Tiba-tiba orang tua Daniel menemui mereka semua dan orang tuanya Daniel begitu mengkhawatirkannya karena sejak dari tadi teman-temannya Daniel tidak ada di tenda, termasuk Daniel. Dia juga tidak ada, semua orang mencari-cari namun tidak ada.

"Daniel, kalian semua sudah dari mana saja? Mengapa kami tidak melihat kalian?" tanya ibunya Daniel.

Nala menjawab, "Awalnya aku sama Jesi mencari Santy dan Wulan, namun tidak ada. Lalu, Santy dan Wulan pun sama mencari kami berdua, karena tidak sengaja kami bertemu dengan Daniel dan kawan-kawan akhirnya kami mencari Santy dan Wulan eh ternyata kami sudah berjalan terlalu jauh hingga pada akhirnya, kami menemukan sebuah rumah tua. Bukan tua lagi namun sangat kuno, banyak sekali model jenis kursi." ucap Nala dengan jujur.

"Ah masa di puncak wisata seperti ini ada rumah tua, tidak mungkin lagian juga!" ucap ibunya Daniel.

"Kami juga tidak tahu bu, namun kamu ke sana."

Akhirnya mereka semua kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat.

Pada pagi hari Nala sedang duduk di bawah batu besar dia sedang menghirup oksigen yang sangat segar, dan melihat pemandangan yang begitu cantik dan indah. Warna hijau daun pohon yang terkena angin begitu mendamaikan pikirannya.

Tiba-tiba Daniel datang dan menemui Nala.

"Nala"

"Hai Daniel, pagi!"

"Pagi juga, sudah siap? Jam 10 kita turun dari puncak ini. Lalu kita makan di restoran bawah yang kemarin,"

"Ya aku sudah siap saja. Makan di restoran yang bawah, wah kamu lagi kan yang akan membayarkan untuk kami semua?"

"Tenang saja Nala,"

"Daniel, apakah perasaanmu masih sama seperti dulu?"

"Jawaban itu hanya dapat kamu jawab sendiri," ucapnya simpul.

"Mengapa begitu?"

"Kamu kan perempuan, nalurimu peka. Coba pikirkan, apakah sikap, perhatianku ada yang berubah? Jika ya kamu tahu jawabannya, dan jika tidak kamu juga tahu jawabannya."

"Sikapmu tidak berubah, justru kamu lebih baik sangat baik,"

"Jawaban yang kamu inginkan sudah tercapai bukan? Aku tidak suka banyak bicara aku hanya membuatkan bukti saja bukan omongan kosong, yang seperti pada umumnya,"

"Ssperti pada umumnya? Apakah itu ucapan pria yang hanya memberikan janji?"

"Yah, karena aku akan memberikan bukti bukan janji. Bukti bahwa aku akan menemanimu, tidak akan berubah meski entah sampai kapan. Hanya semesta yang akan menentukan, yah selama ini aku hanya melakukan apa yang seharusnyaku lakukan itu saja,"

"Terimakasih Daniel," hanya ucapan itu yang Nala berikan kepada Daniel, tidak terasa air mata Nala berjatuhan lalu dengan cepat Daniel menghapusnya.

"Sudahlah Nala, air matamu jatuh di pipimu,"

"Iya kalo jatuh di atas atap rumah namanya air hujan,"

"Ha ha ha, lhaa Nala mengapa pipimu begitu cabi?"

"Ahh Daniel!" sambil mencubit Daniel.

"Iya bener, aku kan tadi melihat dan mengusap pipimu," ucapnya.

"Ini bukan chabii! Ini hanya bengkak saja!"

"Iya bengkak, terlalu banyak memproduksi karbohidrat kan Nala Cantik,"

"Iya Nala Cantika, huruf a kamu tertinggal."

"Rupanya kamu tidak gagal fokus,"

"Ha ha ha ha," tawa dari mereka berdua.

Daniel seorang Laki-laki yang tidak bisa melihat perempuannya menangis begitu saja, dengan cara sederhana dia bisa membuat Nala tersenyum kembali.

Continue Reading

You'll Also Like

16.3K 1K 24
Tim 7 dan Tim 10 pergi ke masa lalu karena sebuah gulungan yang dibuka oleh Boruto. Mereka datang ke zaman pemerintahan godaime hokage. saat mereka s...
95K 14.5K 40
Setelah kelompok Cale hidup bahagia dan bebas dari para pemburu. Mereka pergi satu persatu karna umur mereka. Cale yang sudah memperkirakan meski dia...
38.5K 2.5K 200
Penulis: Ziyue Youlan Jenis: perjalanan waktu dan kelahiran kembali Status: Selesai Pembaruan terakhir: 20-01-2024 Bab Terbaru: Daftar Bab Bab 297 Ta...
216K 24.3K 73
Novel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG...