Pria Misterius (Tamat)

By Hikmahmutiah01

10K 907 27

Soraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya ya... More

Berita Baru
Perkenalan Tokoh
Perjodohan
Alasan Rita
Sebastian Nugroho
Pria Misterius
Pantai
Penolong
Suami Kamu
Kerja Rodi
Surabaya
Pameran
Gaun Pengantin
Kesepakatan
Baby Girl
Bertemu
Perjanjian Batal
Belajar Mencintai
Pulang
Kembali ke Kantor
Jemputan
Menginap
Di Bully
Sabar Ya...
Memilih Gaun
Mengingat
Posesif
Turing
I Love You
Masa Lalu (1)
Masa Lalu (2)
Danau
Tragedi
Mencari Bukti
Malam Pertama Berlanjut
Penyerahan Bukti
Cemburu
Gedung Kosong
Bertempur
Rumah Sakit
Ending

Pertunangan

178 18 1
By Hikmahmutiah01

Acara pertunanganpun tiba. Raya sudah dirias oleh MUA yang dikirim oleh Dafi. Mereka juga ditugaskan untuk merias Rita.

Keluarga besar Dafi sudah hadir dalam acara tersebut. Banyak hantaran yang dibawa oleh pihak keluarga Dafi. Termasuk mobil keluaran terbaru yang khusus Dafi beli untuk Raya.

Keluarga Dafi juga membawa beberapa barang barang keperluan wanita untuk melengkapi hantarannya.

Pihak keluarga Dafi sudah memulai sambutan untuk mengungkapkan tujuan mereka datang kerumah Raya.

Raya ditemani Ratih dan Lovy yang masih terkejut dengan berita mendadak dari Raya kemarin.

"Ya Ampun... lo cantik banget Rayul.. (Lovy mengangguk setuju) beruntung banget sih lo Ray.. dapetin pengusaha muda yang sukses, dan yang jelas pasti kayanya, tampan dan baek banget kaya pak Dafi." Ucap Ratih heboh.

"Bener banget... duuuhh.. senengnya jadi Rayul. Nggak pernah pacaran, sekalinya dilamar, sama pria yang sempurna seperti pak Dafi. Lo kok bisa kenal sama dia sih Ray...?? Gue juga pengin kali yang kaya dia.." tambah Lovy.

"Heh... mau dikemanain tuh si vino..??" Kata Ratih mengingatkan Lovy. Yang diingatkan hanya nyengir tak bersalah.

"Btw... pak Dafi ngasih lo mobil keluaran terbaru. Lo minta sama dia ya..??" Tanya Ratih yang sedang mengintip keluar jendela kamar Raya.

"Masa sih..?? Gue nggak minta apa apa sama mas Dafi kok." Jawab Raya yang terkejut mendengar ucapan Ratih tadi.

"Sini si Ray..." ajak Ratih yang masih berdiri didekat jendela.

Segera Raya dan Lovy mendekat kearahnya dan melihat keluar jendela. Dan benar apa yang Ratih katakan, di luar sudah terparkir dengan cantik mobil yang dihiasi bunga bunga didepannya, layaknya mobil pengantin.

"Haaah...???" Sontak Raya dan Lovy melongo dibuatnya. "Lo beneran nggak minta sama pak Dafi Ray..?? Berarti dia sangat sangat sangat baek sama lo dong... aduh Raya... gue ngiri sama lo.." rengek Lovy pada Raya yang disetujui oleh Ratih.

"Gue nggak habis fikir, kok mas Dafi bisa ngasih gue mobil ya..?? Padahalkan ini baru lamaran bukan nikahan." Pikir Raya.

Dilain tempat, Mila, Fatma, Amel dan Nilam merasa gerah melihat begitu banyak hantaran yang dibawa oleh Dafi untuk Raya. Apalagi ada mobil yang juga terpampang jelas diluar rumah.

"Beruntung banget Raya. Lebih beruntung dari anakmu si Wulan mba..." ucap Nilam si bungsu dari 5 bersaudara itu.

"Hallllah..!! Paling si Raya itu pake pelet. Makanya bisa dapetin Dafi pengusaha muda itu." Balas Mila tidak terima

"Lagian. Apa yang Dafi liat dari Raya sih..?? Cantikan juga anak aku si Putri. Kalau Dafi ketemu putri lebih dulu pasti dia jatuh cintanya sama Putri, bukan Raya" kata Amel yang juga tidak suka melihat Raya tunangan dengan Dafi.

Sontak saja Mila, Fatma dan Nilam tertawa mendengar ucapan Amel tadi.

"Eh Mel... ngaca dong. Masih cantikan juga anakku si Bela. Dafi itu pantesnya dapetin Bela bukan Raya." Giliran Fatma yang berpendapat.

"Lagian aku heran, kemarin Raya masih jomblo, kenapa sekarang udah dilamar aja. Apalagi pernikahan akan diadakan seminggu lagi. Apa Raya udah ding dong duluan..??" Tambah Fatma lagi yang disetujui oleh mereka bertiga.

Rita yang duduk didepan mereka jelas jelas mendengarnya. Ia tidak terima Raya dikatain seperti itu oleh Fatma. Namun ia tidak mau acara lamaran Raya berakhir ricuh hanya karna ia memarahi adik adiknya itu. Rita menahan emosinya agar bisa ia tahan sampai selesai acara nanti.

Selesai pihak dari keluarga Raya sambutan, kini Rita berjalan menuju kamar Raya untuk menjemput Raya.

"Neng. Sini.. kamu udah ditunggu keluarga  Dafi." Kata Rita saat ia sampai di kamar Raya. Dengan cekatan Rita menggandeng Raya yang diikuti Ratih dan Lovy dibelakangnya.

Semua mata tertuju pada Raya. Calon istri dari Dafi. Begitu pula Dafi yang sedari tadi tidak berkedip memandangi Raya. Warna jas yang di pakai Dafi senada dengan gaun yang dipakai Raya.

"Cantik sekali calon istri kamu Daf.." ucap Seorang wanita tua yang duduk disamping Dafi.

"Makasih Nek." Ucap Dafi yang tersadar dari lamunannya.

Raya menyalami setiap orang yang mengikuti acara itu, sampai ia didepan Dafi, Dafi memasangkan cincin pertunangannya dijari manis Raya dan Dafi mencium punggung tangan Raya dengan lembut. Nenek Dafi mengelus Rambut Raya dengan sayang. Dia juga hendak memakaikan kalung untuk Raya.

"Ini adalah kalung turun temurun dikeluarga kami. Sekarang giliran kamu yang memakainya. Sini nak.." ucap nenek Dafi pada Raya. Raya pun mendekat dan setelah selesai dipasang, ia mencium punggung tangan nenek Dafi juga keluarga Dafi yang lainnya termasuk ayah dan kakek Dafi.

Selesai acara pertunangan itu. Semua keluarga Dafi sudah pamit meninggalkan rumah Raya. Hanya Dafi yang masih duduk setia mendampingi Raya di teras rumah Raya. Ratih dan Lovy juga sudah pulang bersama dengan pulangnya keluarga besar Dafi.

"Mas.. kok ngasih mobil segala sih..?? Mau bikin heboh warga sini..?" Tanya Raya saat suasana mulai sepi.

"Tidak. Saya lihat kamu ke kantor selalu naik motor, jadi saya ingin kamu pergi kekantor naik mobil ini agar kamu tidak kehujanan atau kepanasan. Lagi pula motor kamu juga sudah sering bolak balik bengkel, dari pada kamu numpang sama temen cowok kamu, lebih baik kamu naik mobil ini, kalau kamu lagi malas nyupir kan bisa berangkat sama saya."jawab Dafi panjang lebar. Raya melongo mendengarnya. Baru kali ini Dafi secrewet itu pada Raya.

"Mas kok tahu kalo motor aku bolak balik bengkel juga aku sering nebeng sama temen..?? Mas ngikutin aku terus ya..?" Tanya Raya mulai curiga.

Belum sempat Dafi menjawab, terdengar suara keributan didalam rumah Raya. Sontak keduanya kaget dan saling pandang. Raya segera berlari kedalam untuk melihat apa yang terjadi.

"Mba Rita apa apaan sih..??" Sewot Fatma pada Rita.

"Kamu tadi ngomong apa tentang anak aku, hah..??" Tanya Rita sewot.

"Memangnya aku ngomong apa..??" Tanya Fatma balik.

"Mba Rita kenapa sih...?? Kenapa jadi nyalahin Fatma, mentang mentang Raya sudah dilamar sama Dafi, sekarang mba Rita jadi sok hebat, makanya marahin Fatma gini..??" Bela Mila.

"Kalian itu sebenarnya kenapa sih sama anakku..?? Salah anakku itu apa sama kalian..?? Kenapa kalian suka membully dan membanding bandingkan Raya dengan anak anak kalian..?? Raya itu masih perawan, dia itu tidak seperti apa yang kalian pikirkan. Dia juga tidak main ilmu hitam seperti apa yang kalian tuduhkan tadi. Asalkan kalian tahu, Raya dan Dafi sudah lama pacaran, tapi Raya bukan tipe anak yang seperti anak kalian, selalu ngumbar dosa didepan umum..!" Berondong Rita pada keempat adiknya.

Semua hanya bisa diam tanpa ada yang berani menjawabnya. Apa yang dikatakan Rita memang benar. Tapi mereka tidak mau mengakuinya.

"Mba kecewa sama kalian..!! Kalau bukan karna pesan dari almarhum bapak dan ibu kita. Mba nggak mau nganggep kalian adik mba.. kalian tidak pernah sekalipun main kerumah mba, walaupun itu lebaran. Harus selalu mba yang main kerumah kalian. Apa susahnya kalian main kesini..??" Ucap Rita mengeluarkan semua uneg unegnya selama ini.

Raya yang sedari tadi memperhatikan kejadian itu, ia langsung memeluk Rita erat. Ia tidak pernah melihat Rita sesedih ini. Ini kali pertama bagi Raya melihat Rita marah besar mengeluarkan semua emosinya pada adik adik Rita yang selalu Rita sayangi itu.

"Puas kalian..??!! Padahal selama ini mama selalu baik sama kalian. Tapi apa balasan kalian pada mama, hah..?? Kalian selalu menghina dan mengolok olok mama hanya karna anak anak kalian bisa pacaran sedangkan aku tidak pernah pacaran. Apa hebatnya pacaran itu tan...??" Tambah Raya yang sewot melihat Rita menangis.

Dafi dan Rudi mendekat. Mereka sama sama saling memeluk wanitanya. Dan membawanya pergi dari ke-4 adik Rita.

"Lebih baik kalian pulang saja. Keadaan mba Rita dan Raya sepertinya sedang emosi berat." Ucap Teguh pada keempatnya. Tanpa ada jawaban apapun. Mereka semua langsung pergi dari rumah Rita.

Continue Reading

You'll Also Like

62K 3.2K 28
[Cerita ini dibuat pada tahun 2017 (i was 17) jadi maklumi apabila bahasa, diksi, penataan, dll nya belum bagus dan beda dengan sekarang.] Sebesar ap...
17K 2.3K 13
"jangan menatapku seperti itu!!Bahaya!!" kata gadis berambut blonde. "kenapa?" "kamu akan jatuh cinta nanti" jawabnya. Jennie mencibir."Mimpi!" Gadis...
2.3M 259K 103
(Bukan reinkarnasi ataupun time travel, tapi dijamin seru. Jangan asal ditinggal, baca dulu minimal 10 bab, kalau menurut kalian tidak seru, saya ikh...
37.6K 2.2K 15
"Kita putus aja, Kak. Gue kira setelah gue ngedapetin lo gue bakal bahagia, tapi ternyata gue salah. Gue justru semakin terluka setiap harinya."-Ghea...