Abang - Lee Haechan

By Mloe61

16.5K 1.8K 2K

"Bunda! ini bukan salah abang!" Teriak seorang adik yang akhirnya mengakui satu kebenaran bahwa dialah orang... More

○ Prolog
○ Tumbuh bersama
○ Valentino
○ Manusia bisa berubah
○ Cita - cita : Ingin punya teman
○ Pada akhirnya, akulah yang bersalah
○ Kebetulan yang pahit
○ Angin malam
○ Akankah lebih baik?
○ Semuanya mulai tidak baik-baik saja
○ Apa ini salahku?
○ Kecelakaan
○ Kalut akan keadaan
○ Hilangnya kontrol
○ Rencana
○ Satu pihak
○ Tanggung jawab
○ Dia saudaraku
○ Keputusan Yang Mulia

○ Sayang

1.9K 183 230
By Mloe61

Happy reading
.
.
.
.
.

"Seperti apa rasa sayang itu? Apa aku juga bisa merasakannya?"

Sebelum baca, nonton Trailernya dulu yuk! Semoga suka♡
_________________________________________

Melamun pada dinding kosong dengan tertawa. Menunjuk cat warna di depan wajah dan berdiri dengan bantuan lutut sebagai sanggahan tangan. Melangkah seperti bayi yang baru belajar berjalan sambil menghampiri dinding polos dibalik pintu kamar.

"Shayang adhek" ucapan yang kurang jelas dari bibir kering ini.

"Halo? Disini keluarga satria"

"Baik, saya segera ke rumah sakit sekarang"

"Ayyah?" Mata bulat yang mengintip dari sela pintu kamar, melihat ayah yang terburu buru untuk pergi ke rumah sakit menjemput ibu dan anggota baru keluarga ini.

"Joshua, ayo kita pergi. Bunda udah nunggu dirumah sakit" panggil ayah yang melambaikan tangannya saat melihat mata bulat itu mengintip dari sela pintu.

"Ih iyah" Joshua yang akhirnya keluar dari kamar dengan memakai jaket kesayangannya yang terbalik dan malah menjebak kepalanya sendiri.

"Ghelap, ayyah" ujar Joshua yang terduduk dengan tubuh kaku sambil terus meminta tolong pada ayahnya.

"Joshua, kamu pakek jaketnya kebalik nak. Kenapa kamu masukkin kepalamu ke kantung" jawab ayah yang sedang terburu buru sambil membenarkan jaket sang anak.

Berjalan cepat kearah mobil sambil menggandeng tangan Joshua agar tak terlepas. Menaikkannya di kursi depan dan akhirnya mereka pergi ke rumah sakit.

"Ayyah, kita kethemu adhek?"

"Iya"

"Namanya siapa ayyah?"

"Kita tanya bunda aja ya?"

Joshua hanya mengangguk tersenyum sambil melihat kearah depan. Membayangkan akan seperti apa wajah adiknya yang akan ditemuinya.

Mobil akhirnya diparkirkan mundur, Joshua yang tak sabar segera membuka pintu dan berdiri didepan mobil.

"Ayyah ayo, nanti adhek nunggu"

"Udah ayo" dengan menggandeng tangan kecil Joshua masuk melewati pintu rumah sakit.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka dan menampakkan paras cantik sang bunda yang tengah beristirahat di atas tempat tidur dengan menggendong manusia kecil yang sedang tertidur pulas.

"Ayyah, itu adhek?" Pandangan Joshua yang terkunci pada satu titik dimana ibu menggendong adik Joshua.

"Bundha, Joshua mau liat adhek" Joshua yang belom bisa menggapai atas tempat tidur karena tubuh kecilnya, segera diangkat oleh sang ayah.

"Kok mirip monyet?" Ucap polos Jashua yang mengerutkan alisnya sambil terus melihat kearah adiknya yang diberi nama Valentino Permatariza.

"Valentino?" Geming Joshua yang akhirnya mendatangi adik kecilnya. Menyentuh pipi lembut sang adik yang masih berwarna sedikit merah dengan ujung telunjuk milik Joshua.

Senyum Joshua yang tertarik dengan lebar dan tatapan binar yang begitu indah pada adiknya.

"Joshua, sekarang kamu udah jadi kakak. Jadi jaga adiknya ya?" Ujar bunda yang tersenyum tipis sambil menyurai rambut tebal milik Joshua.

"Hm, Joshua janji bakal jaga adhek" anggukkan cepat bersamaan dengan munculnya senyum pada wajah Joshua yang terlihat bahagia.

•🤍•

Beberapa minggu setelah kelahiran Valentino akhirnya mereka bisa pulang kerumah.

"Joshua, kamu jaga Valen ya? Bunda sama ayah mau siap siap kerja dulu"

"Iyyah" anggukan cepat kembali dilakukan Joshua, sambil berdiri memegang ayunan tidur adiknya.

"Bunda pulang nanti sore, jadi kalo ada apa apa telfon bunda aja ya?" Tunjuk bunda yang mengarah pada telfon rumah.

"Iyyah, Joshua janji bakal jaga adhek" sebuah janji pertama yang selalu diulangi Joshua sebagai pelindung anggota keluarga paling muda sebagai seorang kakak yang bertanggung jawab.

"Owek...owek.." tangisan Valentino tiba-tiba muncul saat suasana begitu hening dirumah.

"Alen" sentak Joshua yang terkejut dengan suara tangis Valentino saat Joshua sedang bermain dikamarnya.

Berlari dengan langkah kecilnya kearah kamar adiknya yang tertutup rapat.

Ceklek

"Adhek alen!" Panggil Joshua yang mencoba menggapainya disela sela tempat tidur Valentino.

"Adhek alen jangan nangis. Kakak adha disini" ucap Joshua yang ikut menangis saat melihat adiknya menangis.

"Adhek alen jangan nangis, kakak udah janji ke bundha buat jagain alen. Jadi jangan nangis ya? Adhek baik, adhek baik" tepuk pelan Joshua dengan ujung jari tengahnya yang akhirnya sampai dipipi Valentino.

Ceklek

"Oh...pintunya bisa dibuka!" Sentak Joshua yang terkejut saat pintu ranjang bayi itu menepuk dahinya.

Joshua yang segera mundur perlahan hingga pintu itu terbuka seluruhnya. Mengangkat kaki kanannya dengan lebar untuk menaikkan tungkai kaki ke atas tempat tidur diikuti pantat dan kaki kirinya.

"Adhek baik...jangan nangis ya...kak Joshua ada disini...cup cup" tepukkan pelan dikaki alen perlahan menenangkan tangisnya.

"Kak Joshua gak bakhal ninggalin adhek alen sendirian, karena kakak sayang sama adhek alen" bagaikan sebuah janji dari bisikan udara tipis yang keluar dari bibir manis Joshua.

Suasana yang hangat, dengan heningnya satu rumah ditengah hari yang menjelang sore. Joshua yang tertidur dengan merangkul Valentino hingga kedua orang tuanya akhirnya pulang.

"Joshua?" Panggil bunda yang tak mendengar suara kebisingan apapun dirumah. Membuka pintu kamar dengan perlahan dan melihat kedua anaknya yang begitu dekat membuat mereka berdua tersenyum hangat.

"Joshua udah jadi kakak yang bertanggung jawab ya?" Bisik bunda yang meletakkan kepalanya pada pundak ayah.

Ayah hanya tersenyum, akhirnya Joshua bisa menjadi anak yang hebat dimatanya. Walau dia tau bahwa anaknya bukanlah anak yang normal lagi seperti adiknya. Karena, ini adalah kesalahannya.

•🤍•

"Aphasia"

Aphasia adalah kondisi di mana anak tidak mempunyai kemampuan dalam berbahasa akibat dari kerusakan otak.

Seperti itulah yang dikatakan dokter. 5 tahun yang lalu, tepatnya saat joshua berumur 2 tahun. Kedua orang tuanya mengalami kecelakaan malam disebuah tol gelap tanpa pencahayaan sedikit pun, hingga tak sadar mereka melaju begitu cepat dan menabrak mobil di depan mereka yang tak menyalakan lampu belakang. Tabrakan singkat, namun berdampak begitu mengerikan. Joshua yang terbentur keras kaca mobil hingga membuat kepalanya mengeluarkan darah. Joshua yang hanya bisa menangis, mengharapkan seseorang mendengarkan teriakan kesakitannya. Kedua orang tuanya yang pingsan lebih dulu, tak lagi bisa menjawab panggilan Joshua.

30 menit berlalu sejak kecelakaan itu, akhirnya polisi datang dan mencari suara tangisan Joshua yang tak henti hingga membuatnya harus kehilangan banyak darah di kepalanya.

"Sangat disayangkan" ucap dokter yang mengangkat pelan Joshua dengan kedua tangannya.

"Kemungkinan besar dari kecelakaan itu, melukai saraf otak Joshua. Dan kita tak akan tau apa yang terjadi selanjutnya. Kita mungkin harus menunggu hingga Joshua bisa berbicara" ucap dokter yang hanya menarik nafas panjang saat melihat kemalangan joshua.

"Sayang, maafin aku ya? Ini kesalahanku karena gak hati hati waktu nyetir-"

Bunda hanya menangis dengan menunduk dan mengepal kedua tangannya. Berharap semua bisa diulang kembali, namun percuma keadaan punya kenyataan yang tak bisa diubah siapapun juga.

Bunda sangat menyayangi joshua, maka dari itu, dia tak tega harus melihat Joshua dengan umur yang begitu dini, harus merasakan kemalangan yang begitu mengerikan di dunia ini. Anak yang seharusnya bisa hidup seperti orang pada normalnya, kini tak dapat dirasakan oleh Joshua.

Bunda yang masih menangis perlahan mengulurkan kedua tangannya untuk merangkul sang anak. Memeluknya dengan hangat sambil terus membisikkan sesuatu yang di jadikannya sebuah janji seumur hidup.

"Joshua sayang, apapun yang terjadi sama anak bunda. Joshua harus kuat ya nak. Bunda tau bahwa Joshua bisa tumbuh menjadi anak yang hebat, dan bunda janji buat jagain Joshua terus. Bunda janji..." ucap bibir gemetar itu hingga meneteskan air mata tepat dia ujung hidung joshua yang akhirnya bisa membuka matanya sambil kembali menangis.

•-Abang-•

Tbc •>

Senin, 20 des 2021

Continue Reading

You'll Also Like

13.5K 2K 28
"Kata Ibu, kebahagiaan itu sederhana... kita hanya perlu yakin jika semua hal akan baik pada waktunya..." Kau bahagia? "Ya..." Hidupmu sulit... "Ya...
79.5K 9.2K 39
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
425K 43.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
11.7K 1.2K 57
Semesta itu unik. Seindah pertemuan dan sesedih perpisahan. Seterang Matahari dan seredup Bulan. Sejauh Mentari dan rembulan, namun sedekat senja dan...