Beheader Of Girls || Psikopat...

By wittelily

5.2K 2.5K 3.7K

Seorang psikopat yang tidak percaya adanya Tuhan, dia membunuh wanita hanya untuk mencari keberadaan yang mah... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34_END

Chapter 26

74 36 107
By wittelily

"Ada banyak dosa di rumahmu, aku tak ingin menginjakan kaki ku disana!"


Hugo dan Denzel kali ini berada di unit apartemen Hugo, mereka sedang berdiskusi untuk menemukan orang yang telah membunuh ayah Hugo.

Setelah mendengar penjelasan yang masuk akal dari mulut Denzel, Hugo akhirnya mau bekerja sama untuk mencari pembunuh tersebut.

"Kamu ingin mengandalkan dua detektif itu? Cih! Mereka tak mempedulikan lagi kasus ayahmu, mereka akan menyelidiki kematian ayahmu setelah mereka menyelesaikan kasus kematian para wanita itu!" Ucap Denzel.

Pria tampan namun psikopat itu tau, bahwa Aric dan Brian akan melanjutkan penyelidikan kasus kematian ayahnya Hugo setelah mereka berhasil mengungkap pembunuhan berantai yang mengorbankan nyawa para gadis.

Oleh karenanya, Denzel harus tau pembunuh yang bersembunyi di belakangnya sebelum ia di tangkap.

Dan sekarang, Hugo dan Denzel berada di lokasi penemuan jasad ayahnya Hugo. Mereka terus mengamati tempat sekitar layaknya seorang detektif.

Untungnya, Denzel memiliki IQ tinggi. Si jenius itu pasti dapat mengungkap kejanggalan atau misteri ini dengan mudah, mungkin.







°°°









Denzel menghentikan mobilnya tepat di tengah jalan. Tak perlu khawatir, jalan itu menjadi sangat sepi setelah penemuan tiga jasad di sana. Semua warga merasa terancam jika mereka harus melewati jalan tersebut.

Denzel turun dari mobil, begitu juga Hugo.

Kemudian Denzel berjalan ke depan mobil, setelah itu ia menunjuk ke aspal sambil berkata "jasad ayahmu ditemukan disini."

"Kenapa pembunuh itu membunuh ayahku di tengah jalan? Apa mungkin dia menyeret ayahku ke sini?" Tanya Hugo.

Denzel menggelengkan kepalanya, "Aku rasa tidak, setahuku Aric dan Brian tidak menemukan jejak atau tanda-tanda diseretnya ayahmu."

"Bagaimana soal kelinci itu?" Tanya Hugo lagi.

"Disana, kelinci itu ditemukan di balik semak-semak itu," jawab Denzel sambil menunjuk ke arah semak-semak, tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Tapi... Bukankah kelinci itu di bunuh oleh ayahku? Seharusnya kelinci itu berada di dekat jasad ayahku."

"Entahlah, tapi aku rasa kelinci itu mencoba melarikan diri dari ayahmu dan bersembunyi di semak-semak itu, tapi karena sayatan yang ayahmu buat, kelinci itu akhirnya mati disana."

Hugo mengacak rambutnya frustasi, "ini membingungkan! Apa mereka berjalan di tengah jalan? Bukankah seharusnya jasad ayahku di temukan di tepi jalan?"

"Mungkin saja ayahmu menyayat kelinci itu di tengah jalan ini, kemudian pembunuh itu datang dan menghabisi nyawa ayahmu disini. Lalu... Kelinci itu melarikan diri dan bersembunyi di semak-semak itu."











































🔪☠️☠️🔪



































Malam tiba, Denzel saat ini duduk di sebuah sofa di ruangan rahasia yang ia buat, memandang koleksi kepalanya sambil meneguk segelas wine.

"Alice, Agatha, Valerie, Bella dan Dwynee. Huh... Aku harus menambah koleksiku. Ted bundy pasti bangga melihatku yang mengikuti jejaknya, panutanku... semoga kamu tenang di alam sana!"

Denzel kembali meneguk wine di tangannya. "Ah...benar! Ahli forensik itu! Aku rasa Aric dan Brian akan senang jika aku memberi hadiah pada mereka." Setelah berbicara demikian, Denzel lantas tertawa dengan sangat mengerikan.




































🔪☠️☠️🔪



























Untuk melancarkan aksinya, kini Denzel berada di seberang gedung rumah sakit Cascandel woods, menunggu Viny dari dalam mobil.

Setelah menunggu lebih dari tiga jam, akhirnya Denzel melihat Viny keluar dari dalam gedung rumah sakit. Viny berjalan ke arah parkiran, sepertinya wanita itu akan mengambil kendaraannya.

Denzel terus memantau pergerakan Viny, psikopat itu kemudian mulai bergegas ketika mobil sedan berwarna silver keluar dari area rumah sakit. Denzel yakin jika itu adalah Viny, sebab ia bisa melihat wanita itu dari kaca jendela mobil Viny yang tembus pandang.

Denzel terus mengikuti mobil targetnya dari belakang, ia berencana akan menangkap wanita itu saat keduanya melewati jalanan sepi.

Sebelumnya Denzel sudah menyiapkan sapu tangan yang sudah di olesi obat bius.

Ketika keduanya sudah berada di jalanan sepi, sontak Denzel menghantamkan mobilnya dari belakang.

Mobil Viny seketika sedikit terpental ke depan, kemudian Viny segera keluar dari dalam mobilnya untuk menegur orang yang sudah menabraknya itu.

"Hei! Kamu sudah gila?!" Tegur Viny sambil berjalan ke arah mobil Denzel.

Denzel lalu menyiapkan sarung tangan di tangannya, setelah itu ia keluar untuk menghampiri Viny.

"Lihat apa yang kamu perbuat!" Marah Viny sambil menunjuk body mobilnya yang sedikit rusak.

Kemudian Denzel membuka tudung mantel yang sedari tadi menutupi kepala dan wajahnya. Setelah tudung mantelnya terbuka, psikopat itu lalu menyeringai mengerikan pada Viny.

"Kamu?" Tanya Viny yang mengenal Denzel karena sebelumnya mereka pernah bertemu di ruang di otopsi, saat Denzel menghampiri Aric dan Brian.

"Kamu memang sangat menyebalkan! Bukannya meminta maaf tapi kamu malah tersenyum?! Apa kamu sudah gila?!" Tanya Viny yang merasa kesal pada pria di hadapannya itu.

"Aku akan membunuhmu!" Ucap Denzel dengan tatapan yang sangat tajam dan mengerikan.

"A-apa?" Tanya Viny yang mulai merasa sedikit takut pada Denzel.

"Lupakan saja!" Ucap Viny kemudian, ia lalu berbalik hendak kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi baru saja Viny berbalik, Denzel segera membekap mulut Viny menggunakan sarung tangan yang sudah ia oleskan obat bius.

Awalnya Viny memberikan perlawanan, tapi karena obat bius yang mulai terhirup oleh indra penciumannya, akhirnya membuat tubuh Viny melemas dan wanita itu tak sadarkan diri.

Denzel kemudian menyeret tubuh Viny dan memasukan wanita itu kedalam bagasi mobilnya.

Setelah itu Denzel segera meninggalkan tempat tersebut.



































🔪☠️☠️🔪




























Di tempat yang gelap, sunyi dan terlihat menyeramkan karena di sekelilingnya di tumbuhi pepohonan yang lebat. Disitulah Denzel mulai menghabisi nyawa Viny.

Psikopat itu memenggal kepala wanita itu, ia juga memutilasi tubuhnya menjadi 9 bagian.

Seperti biasa, yang Denzel butuhkan hanyalah kepala. Oleh karena itu ia mengambil kepala Viny dan memasukannya ke dalam plastik besar, juga sepotong bagian tubuh yang lain.

Denzel lalu membuang bagian tubuh Viny yang lain ke dalam jurang, tak jauh dari tempatnya membunuh Viny.

Selanjutnya, psikopat itu memasukan plastik berisi kepala Viny ke dalam mobilnya. Pria sadis itu menyembunyikan plastik tersebut di bawah bangku belakang, beserta mantel dan sarung tangan yang ia gunakan. Ia juga mengganti plat mobilnya dengan plat nomor yang asli.

























🔪☠️☠️🔪
















"Lapor! Kami dari pemantau lalu lintas, kami melihat mobil sedan dengan plat 6LA80N15 dan berwarna putih melintas di jalan waterfall way pada pukul 22:14 malam." Ucap salah satu polisi yang bertugas memantau CCTV di jalan raya.

Tim center yang mendapat laporan itu segera memberitahukan pada detektif, yaitu Aric dan Brian.

Kedua detektif tampan itu segera menuju ke jalan yang di sebutkan pelapor. Mereka juga meminta bantuan pada polisi lainnya untuk segera menutup jalan waterfall way dan menyuruh agar para polisi yang lain melakukan pemeriksaan pada setiap mobil yang hendak memasuki atau keluar dari jalan tersebut.

"Periksa semua mobil sedan berwarna putih, jangan sampai psikopat itu lolos!" Perintah Aric pada polisi lalu lintas lewat HT jarak jauh.

Brian dan Aric saat ini masih dalam perjalanan menuju jalan waterfall way. Mereka amat berharap dapat menemukan psikopat itu malam ini juga.

"Kita harus menangkap psikopat itu!" Ucap Brian dengan mantapnya.



















°°°
















Pukul 00:37

Jalan waterfall way seketika menjadi macet, Denzel yang melintas di jalan itu lantas merasa kesal.

Kemudian Denzel sedikit heran saat melihat ada banyak polisi di jalan itu. Polisi-polisi itu juga tampak memeriksa mobil-mobil yang melintas.

"Apa-apaan ini?" Tanya Denzel pada dirinya sendiri.

Denzel lalu mengamati polisi-polisi itu, "sepertinya mereka hanya memeriksa mobil sedan berwarna putih!" Ucap Denzel di benaknya.

Setelah menyadari mengapa para polisi itu memblok jalan dan melakukan pemeriksaan, Denzel lantas segera bercermin di spion dalam untuk memeriksa wajahnya, apakah terdapat sisa darah atau tidaknya. Denzel juga memeriksa tubuhnya, jika terdapat setetes darah di tubuhnya maka riwayatnya akan tamat malam ini juga.

Setelah melihat-lihat lagi, Denzel juga melihat sosok Aric dan Brian disana yang tengah ikut memantau keadaan sekitar.

Tiba saatnya mobil Denzel yang akan di periksa oleh polisi. Salah satu polisi menghampirinya dan mengetuk kaca jendela mobilnya, menyuruh agar Denzel membuka kaca jendela tersebut.

"KTP dan SIM?" Pinta polisi itu begitu Denzel membuka jendela mobilnya.

Denzel kemudian memberikan KTP dan SIMnya. Setelah itu ia berpikir dengan keras, bagaimana agar dirinya dapat lolos dari pemeriksaan.

"Aric, Brian!" Denzel memanggil kedua detektif tersebut.

Melihat Denzel berada disana, Aric dan Brian sontak menghampiri Denzel.

"Hei, sedang apa kamu?" Tanya Brian pada Denzel, begitu dirinya tiba di hadapan Denzel.

"Aku lapar, jadi aku ingin membeli burger. Apa kalian mau? Aku yang teraktir!" Jawab Denzel dengan sumringahnya.

"Tidak. Kami harus memantau jalan ini." Tolak Aric.

"Memangnya ada apa?" Tanya Denzel.

"Mobil psikopat itu melintas di jalan ini pada pukul 22:14, jadi kami memblok jalan dan memeriksa mobil yang mirip dengan mobil psikopat itu," jawab Brian.

"Pak polisi ini juga memeriksa ku, apa mobilku terlihat mirip dengan mobil psikopat itu? Ah... Seharusnya aku tak membeli mobil dengan warna ini." Ucap Denzel sambil menunjuk polisi yang sedang memeriksa KTP dan SIMnya.

Aric lalu mengambil KTP dan SIM milik Denzel dari tangan polisi itu, setelah itu ia memberi isyarat pada polisi tersebut agar dirinya saja yang memeriksa Denzel. Polisi itu lantas pergi, kemudian Aric memeriksa dengan singkat kedua kartu tersebut. Setelah itu Aric mengembalikannya pada Denzel.

"Pulanglah," suruh Aric sambil mengembalikan KTP dan SIM milik Denzel.

"Baiklah. Oh iya, besok kalian datang saja ke apartemen ku, ayo kita berpesta disana. Aaron juga akan datang!" Ajak Denzel.

"Kami akan datang jika sempat." Kata Aric.

Denzel kemudian segera pergi dari jalan itu setelah Aric menyuruhnya untuk pergi.

Bagi Aric, tak mungkin rasanya jika Denzel melakukan hal keji seperti itu. Oleh karenanya ia membiarkan Denzel pergi tanpa pemeriksaan.

Dan tentunya rencana Denzel berhasil, dengan memanggil kedua detektif tersebut. Pastinya Denzel akan terbebas dari pemeriksaan.

Tbc


Continue Reading

You'll Also Like

563K 85.4K 74
Cocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kas...
784K 38.2K 44
Apakah kamu pernah membayangkan jika kamu atau orang di sekitarmu adalah psikopat? Jawablah pertanyaannya untuk mengetahuinya. Dan jangan lupa asahl...
3.1M 222K 28
SELESAI ✔️ "Lo nggak akan bisa keluar dari hidup gue setelah ini. Lucy, lo milik gue. Satu-satunya." - Dean Caldwell Daren Hidup Lucy awalnya baik-ba...
4K 375 50
SYALOM! SELAMAT SINGGAH, DILAPAK KHUSUS AYAT DAN PEMBAHASAN FIRMAN TUHAN. SEMOGA BISA MEMBERI INSPIRASI UNTUK KALIAN YA >_< God bless Us