Pria Misterius (Tamat)

By Hikmahmutiah01

7.8K 773 20

Soraya Aufarina, gadis berusia 24 tahun yang bekerja disebuah kantor majalah yang ada dikotanya. diusianya ya... More

Berita Baru
Perkenalan Tokoh
Perjodohan
Alasan Rita
Sebastian Nugroho
Pria Misterius
Penolong
Suami Kamu
Kerja Rodi
Surabaya
Pameran
Gaun Pengantin
Kesepakatan
Baby Girl
Bertemu
Perjanjian Batal
Belajar Mencintai
Pulang
Kembali ke Kantor
Jemputan
Menginap
Di Bully
Sabar Ya...
Memilih Gaun
Pertunangan
Mengingat
Posesif
Turing
I Love You
Masa Lalu (1)
Masa Lalu (2)
Danau
Tragedi
Mencari Bukti
Malam Pertama Berlanjut
Penyerahan Bukti
Cemburu
Gedung Kosong
Bertempur
Rumah Sakit
Ending

Pantai

211 21 0
By Hikmahmutiah01

Hari minggu pagi. Raya habiskan untuk memotret di pantai Muara yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

"Haaahhhh...!! padahal baru beberapa hari aja gue nggak motret, tapi rasanya kaya udah setahun nggak motret. Apa gue keluar dan buka studio pemotretan sendiri ya..??" Gumamnya sambil masih asyik memotret pemandangan pantai.

Saat matanya menyapu segala penjuru pantai. Raya lagi lagi melihat sosok misterius itu. Dia berdiri tak jauh dari raya. Segera ia memotretnya sebelum pria itu menyadarinya.

"Siapa sebenarnya dia..?? Kenapa akhir akhir ini dia seperti ngikutin gue ya..??" Gumamnya sendiri. Kemudian ia bermaksud untuk memotretnya lagi, namun saat kamera siap, pria itu menatap kearah Raya. Segera saja Raya mengalihkannya. Ia memilih pergi untuk duduk diwarung tempatnya biasa singgah. Takutnya si pria akan mengikuti Raya lagi.

"Mba Tika... mendoan sama es teh ya biasa." Pesan Raya ketika ia memilih duduk di dekat warung mendoan langganannya saat di pantai muara. Bukan tanpa sebab Raya memilih berlangganan disini. Karena tempatnya yang bersih dan mendoannya rasanya enak jadi Raya memilihnya untuk tempat singgahnya saat kesini.

"Siap mba Raya. Ditunggu ya..." jawab Tika pemilik warung. Karna seringnya Raya yang datang ke pantai muara untuk pekerjaan atau hanya untuk liburan saja, Mereka jadi akrab. Tika seumuran dengannya, hanya saja ia sudah menikah dan punya 2 orang anak yang masih kecil kecil.

Sambil menunggu pesanannya datang, Raya melihat lihat hasil jepretannya. Entah mengapa ia selalu senang saat memotret semua hal yang menurutnya menarik untuk diabadikan lewat kamera. Asyik menggulir hasil jepretannya, tiba tiba gerakan jarinya terhenti, melihat beberapa foto pria misterius itu yang tadi ia ambil secara diam diam.

"Tertutup sekali. Kalau gini gimana gue ngenalinnya..?? Gue jadi penasaran sama dia.." gumamnya sambil masih melihat foto itu. Ia memperbesar fotonya untuk memastikan apakah ia mengenalnya atau tidak. Tapi nihil. Raya sama sekali tidak menemukan jawabannya.

"Nih mba Raya... mendoan sama es tehnya sudah siap." Ucap Tika saat ia sampai di meja Raya.

Raya meletakkan kameranya dan tersenyum kearah Tika. "Makasih ya mba..." ucapnya.

"Sama sama mba. Lagi banyak kerjaan ya mba..??" Tanya Tika yang sudah mengetahui sedikit banyaknya alasan Raya kalau pergi ke tempat wisata.

"Oh.. nggak ko mba. Lagi iseng iseng aja." Jawab Raya jujur. Ia memang kesini untuk menyalurkan hobinya yang sempat terhenti beberapa hari karna sibuk jadi PA.

"Oh gitu.. ya udah.. aku balik kewarung dulu ya mba.." pamitnya. Raya menganggukkan kepalanya dan tersenyum sebagai jawaban untuk Tika.

Drrrrtt drrtt...
Panggilan telpon dari HP Raya menghentikan kegiatannya yang sedang menikmati mendoan kesukaannya.

"Mama...?" Gumam Raya saat melihat nama penelpon di HP nya. Segera Raya menekan tombol warna hijau itu dan mendekatkannya ke telinga.

"Halo ma..."

"Assalamu'alaikum neng... kamu dimana, masih di pantai..???" Tanya Rita

"Wa'alaikum salam... iya ma. Eneng masih di pantai, kenapa ma..??" Tanya Raya sambil menyantap mendoannya.

"Kalau pulang nanti mampir ke toko kue milik tante Amel ya. Mama tadi pesen 3 bungkus kue spesial." Kata Rita pada Raya.

"Beli kue spesial banyak banget buat siapa ma..??" Tanya Raya penasaran.

"Itu. Buat acara arisan di ibu Romlah nanti sore. Makanya kamu pulangnya jangan kesorean.." ucap Rita menasehati. Pasalnya Raya kalau sudah datang ke pantai, ia akan lupa waktu. Bisa ia habiskan waktu seharian hanya untuk memotret laut itu.

"Siap komandan..!!" Ucap Raya sambil tangannya hormat, padahal tidak ada Rita didepannya.

"Ya sudah.. mama mau masak dulu. Kamu ati ati ya neng. Assalamu'alaikum..." akhiri Rita.

"Iya ma.. Wa'alaikum salam.." jawab Raya.

Raya melanjutkan makannya tadi, saat matanya hendak menatap ke arah laut. Ia melihat seorang pria berbadan besar yang hendak mencuri dompet seseorang. Segera Raya memotretnya untuk bukti saat ia akan melabrak pencuri itu.

"Heh...!! Pencuri...!! Kembalikan dompet itu..!!" bentak Raya saat ia menahan pencuri itu yang akan pergi. Tenaga Raya cukup kuat untuk hanya menahan tangan si pencuri. Dan memang tidak ada perlawanan apapun dari pencuri itu. Lalu Raya beralih pada korban pencurian.

"mas mas... dompetnya di curi tu sama dia.." kata Raya sambil menepuk pundak sikorban, seketika orang itu langsung melihat kebelakang dan menatap Raya.

"Dompet lo hilang kan..?? Nih pencurinya..." ucap Raya sambil mendekatkan pencuri itu.

"Bohong dia mas...!! Gue bukan pencuri.." ucap si pencuri bohong. Ia terlihat santai, mungkin ia mengira Raya tidak punya bukti kuat untuk menuduhnya.

"Bener dia mas, gue nggak bohong. Coba aja geledah...!!" Kata Raya tak mau kalah.

"Heh..!! Lo jangan nuduh sembarangan ya..!! Mana buktinya kalau gue yang nyuri dompet dia..??" Elaknya tak mau mengaku. Ia menunjuk nunjuk kewajah Raya sambil setengah berteriak.

"Lo mau bukti..?? (Raya menatap sinis kearah pencuri itu dan mengambil kameranya lalu menunjukkannya pada keduanya) nih buktinya kalau dia yang nyuri dompet kamu..." kata Raya.

"Kembalikan dompet gue, Brengsek.!!" Bentak si korban dengan keras setelah tadi ia melihat foto yang Raya tunjukan padanya. Membuat Raya dan pencuri itu sama sama kaget. Pria itu sudah menarik kerah baju sipencuri, siap untuk menonjok si pencuri tapi dengan gesit pencuri itu kabur dan melemparkan dompet si korban.

"Makasih ya.." ucap pria itu tulus setelah tadi ia mengambil dompetnya. Ia tak ada niat untuk mengejar si pencuri, tapi malah berniat untuk berkenalan dengan Raya.

"Iya sama sama, lain kali lebih ati ati lagi mas.." ucap Raya kemudian berlalu meninggalkan pria itu.

"Eh... tu... tunggu sebentar, sebagai ucapan terima kasih gue. Gimana kalau gue traktir lo makan...??" kata si pria yang berhasil mengejar Raya. Mereka kini berjalan bersampingan.

"Nggak usah mas. Makasih. Gue masih ada urusan habis ini." Tolak Raya halus.

"Mmm.. kalau begitu boleh minta nomer HP lo..?? (Langsung saja Raya menghentikan langkahnya dan melihat sinis kearah pria disampingnya) gini gini.. maksud gue mungkin lain kali gue bisa traktir lo gitu.." kata si pria seolah mengerti arti tatapan Raya padanya.

"Oh.. nggak usah.. makasih sekali lagi. Tadi gue ikhlas nolongnya.." jawab Raya kemudian kembali berjalan menuju tempat duduknya tadi, mengambil barang bawaannya dan membayar pada Tika. Ia berniat untuk pulang mengambil pesanan Rita tadi.

"Kalau begitu.. kenalan boleh nggak..??" Kata Pria itu masih dengan gigihnya.

Raya terdiam sejenak. Ia menatap pria didepannya. Sungguh ia tidak menyukai pria macam dia, yang sepertinya seorang playboy.

"Maaf mas.. gue buru buru.." ucap Raya kemudian meninggalkan pria tadi. Ia sudah malas sekali menanggapi pria itu.

"Kalau kita ketemu lagi. Gue pastikan, gue bisa tahu nama lo..." teriak pria itu. Jelas sekali Raya mendengarnya. Namun ia enggan untuk menanggapinya.

"Semoga saja kita tidak akan pernah ketemu lagi.." gumam Raya lirih sambil menyalakan motornya.

Ia melajukan motornya keluar dari area pantai. Untuk sampai di toko kue milik tante Amel. Ia harus melewati jalan yang berlawanan arah dengan jalan yang dilaluinya untuk pulang kerumah.

Ciiiitttttt.....

Raya menghentikan motornya tiba tiba karna ada motor yang menghadang jalannya, posisi jalanan saat ini juga sepi, tak ada orang lewat disekitarnya. Seketika saja ia menyesal karna telah memilih melewati jalanan sepi ini hanya untuk cepat sampai pada tujuannya.

2 pria berbadan besar itu turun dari motornya. Salah satunya melepaskan helmnya. Raya melongo, ia mengenali orang itu. Dia yang tadi kepergok mencuri oleh Raya.

"Ya Allah... gue hanya mau berbuat baik. Tapi kenapa gue yang apes...??" Batinnya merengek. Ia sedikit menyesali perbuatannya tadi. Perasaannya sudah tidak enak sekali. Ia merasa hidupnya akan berakhir sampai disini saja. Padahal ia belum menikah dengan pria idamannya. Entahlah,, Raya sendiri tidak tahu siapa pria idamannya itu. Belum terlintas di fikirannya untuk sekedar pacaran seperti kedua sahabatnya.

"Heh...!! Turun lo...!!" Bentak pria itu. Semakin membuat Raya ketakutan. Badannya sudah keringetan dan mungkin wajahnya sudah menjadi pucat seperti mayat hidup. Ia bingung sekarang, kalau berteriak tidak akan ada yang mendengar, kalau lari sudah kepalang tanggung. Pria itu sudah menahan motornya.

Apa yang harus ia lakukan sekarang..??

Continue Reading

You'll Also Like

133K 6.1K 39
Tamat!! Sebelum baca wajib vote, comen, share, dan fallow Seorang wanita yang lelah akan hidupnya didunia yang kejam pada dirinya, tapi malah dipe...
573K 6.1K 26
Hanya cerita hayalan๐Ÿ™
866K 32.4K 14
Anjani, ketua Komunitas Hewan Melata ini dinyatakan hamil 13 minggu oleh dokter kandungan, padahal ia merasa masih perawan dan belum perhubungan bada...
294 63 2
Sebelum pergi untuk menunaikan tugas negara, Soobin menitipkan Yeonjun pada sang sahabat, Hueningkai. Soobin gugur dalam tugasnya dan meninggalkan Ye...