Trap The Senator

By Ladybozhan

24.1K 2.7K 206

Xiao Zhan mencalonkan diri sebagai anggota parlemen saat krisis kepercayaan melanda Dernia. Untuk mendapat d... More

PROLOG
Bab 1
Kesepakatan
Zhan
Sweet
Tua
Pesta
Hadiah
Pertanyaan Rumit
Planning
Negosiasi
Hot Zhan
Keras
Seduce
Blowjob
death
Kampanye
Sialan
Haipan
Negosiasi
Pertemuan
Pesan yang Tertukar
Pembalasan

Adu Pedang

634 86 19
By Ladybozhan

Wang Yibo meletakkan pedangnya ke atas meja. Min Yoongi yang menjadi lawan tanding Yibo untuk berlatih pedang, ikut memasukkan samurai miliknya ke dalam sarung.

Wang Yibo senang sekali berlatih pedang dengan Yoongi, sejak Yibo mulai jatuh dan ingin bangkit kembali. Yoongi melatih Yibo untuk membuang emosinya dengan mengayunkan pedangnya. Yoongi sangat menguasai ilmu pedang lama. Meski hidupnya hanya berakhir di toko serba ada. Ia tetap berlatih untuk memuaskan diri dan menyeimbangkan energi.

Yibo membekali dirinya dengan dua hal yang bisa membunuh seseorang. Tulisan dengan kritik yang tajam, dan pedang yang bisa menebas lawan.

Yibo bergegas memanggil Zhan yang sudah menutup pintu dari luar. Ia berteriak tunggu, tapi tak diindahkan.
Yoongi duduk di sofa, sambil menyilangkan kaki. Menikmati drama yang akan terjadi. Ia mengambil pedang Yibo yang masih ada di meja, dengan ujung runcing yang bisa melukai siapapun yang tidak hati-hati.

Pedang peninggalan ayah Yibo yang ia dapat dari temannya. Pedang ini dijaga sepenuh hati oleh Yibo seperti barang berharga. Meski Yibo tidak akur dengan sosok sang ayah. Namun, segala peninggalan dan petuah dari ayahnya, tetap Yibo pegang teguh hingga saat ini.

Xiao Zhan berdiri di antara pilar dan garis tepi ubin teras rumah Yibo. Ia terhenti oleh sentuhan tangan di bahunya.

"Aku sudah diberitahu Taehyung, kau akan datang kemari!"

Xiao Zhan tidak bergerak. Dua ajudan siaga di dalam mobil.

"Aku akan membantumu." Yibo dengan penuh keyakinan, mengucapkan kata yang memang menjadi tujuan Zhan mendatanginya.

Zhan berbalik, melihat Yibo dan matanya yang dipenuhi banyak rahasia dengan rasa ragu. Yibo tanpa berpikir banyak, menarik tangan Zhan untuk masuk ke dalam ruang tamu, tanpa disertai penolakan oleh sang pempilik tangan.

Yoongi baru selesai mengagumi pedang milik Wang Yibo. Ia melihat ke arah sepasang pemuda yang tidak berbicara, tapi aura sekitar penuh dengan tanda tanya.

"Sebaiknya aku pergi!" Yoongi meletakkan pedang Yibo kembali ke sarungnya. Ia mengambil pedangnya sendiri berikut kunci mobilnya untuk pergi.

"Tahan di situ, hyung!" seru Yibo, membuat Yoongi terpaku, dengan gagang pedang di tangan.

"Kenalkan, ini adalah calon senator dari partai Demokrasi yang pernah kuceritakan padamu!"

Yibo kembali menarik lengan Zhan untuk mendekati Yoongi. Sebelah alis Yoongi terangkat, dalam hati berkata 'sandiwara macam apa lagi ini'
Benar, Yoongi sedikit banyak pernah melihat Zhan di banner yang dipasang di pinggir jalan. Tetapi, mendengarkan cerita tentangnya secara personal dari Yibo, itu tidak ada. Yibo mengada-ada.

Yibo mengedipkan sebelah matanya pada Yoongi, sambil berkata, "Hadiah yang kucari tempo hari, itu untuknya." Yoongi seketika mengerti, seolah dua kabel yang tadinya tidak terkoneksi, kini mulai terhubung oleh kode yang dikirim Yibo.

"Oh iya, aku ingat!!" Yoongi tergelak, entah ada sesuatu apa yang lucu yang membuat gummy smile Yoongi semakin lebar.

Zhan merasa orang di depannya itu sangat aneh. Bagian mana yang terlihat lucu, dari seorang politikus yang setiap harinya hanya rapat dan rapat membahas visi misi, revolusi, demokrasi, emansipasi, birokrasi, dan banyak si si lainnya.

"Aku sangat ingat, waktu itu Yibo mencari hadiah untuk orang yang ingin dia taklukkan, tetapi aku tak tahu Yibo memilih hadiah apa. Aku hanya melihat rasa gugup di wajahnya saat bercerita tentangmu. Sepertinya ia ingin membuatmu puas!" Yoongi tertawa kembali, kali ini lebih keras dari yang tadi.

Setiap kata, setiap gelak tawa Yoongi membawa banyak tombak yang memukul harga diri Yibo dari berbagai sisi. Ia bahkan ingin lari saat ini, dan tak perlu melihat dan mendengar reaksi Zhan, atas perkataan Yoongi barusan.

Itu, jika Yibo benar-benar memiliki rasa malu.

"Jika kau bisa mengalahkanku dalam adu pedang kali ini, aku tidak akan meminta imbalan apapun lagi!" Yibo mengangkat pedangnya ke atas. Ia tidak bertanya apakah Zhan menguasai ilmu pedang atau pernah berlatih tentang itu, yang Yibo yakini. Dirinya adalah ahli dalam memainkan senjata itu. Tak perduli bagaimana Xiao Zhan. Tujuan utama Yibo hanya ingin menang darinya.

Yoongi memutar bola matanya, mengembuskan dengan cukup kasar. Ia mengambil kembali pedang yang ia pegang sejak tadi. Menyerahkan samurai kebanggaannya itu pada Xiao Zhan.

"Kalahkan dia kawan!" Yoongi menepuk bahu Zhan.

"Hyung mau ke mana?" teriak Yibo pada Yoongi yang berjalan menuju pintu ke luar.

"Kau pikir aku obat nyamuk bakar?"

Yibo dan Zhan mengerutkan dahi, apa hubungannya obat nyamuk bakar dengan pertunjukan adu pedang?

Yibo dan Zhan : "..."

.
.

Yibo tidak memperhitungkan sama sekali, jika calon senat yang hanya menghabiskan waktunya di ruang rapat. Bisa mengayunkan pedang dengan benar.

Suara besi beradu dalam ruangan, tak terelakkan, Xiao Zhan menanggalkan wajah ramah dan sikap santunnya. Saat tangannya mengangkat senjata panjang milik Yoongi.

Secara teknis, Zhan bisa disebut terampil, dan Yibo sama sekali tidak memprediksi hal itu.

Yibo terpojok, ia mundur dua langkah. Menahan serangan Zhan dengan pedang yang ia arahkan bersilang. Ia tidak mau kalah secepat ini. Saat ide gila tiba-tiba muncul di kepalanya.

Ia gunakan lututnya untuk menyentuh bagian pribadi Zhan yang sangat kebetulan dalam posisi kedua kaki terbuka.

Zhan kehilangan fokus, matanya melotot ke arah Yibo tekanan pedangnya pada pedang Yibo melemah. Itu digunakan dengan baik oleh Yibo untuk mendorong dada Zhan menjauh.

Tubuh Zhan terhuyung ke belakang, Yibo dengan ide cabul. Mengayunkan pedang pada kancing jas Zhan hingga berjatuhan ke lantai. Ketika Zhan masih terkejut dengan gerakan tiba-tiba itu. Yibo menangkap tubuh Zhan dalam pelukannya.

Xiao Zhan mematung dalam pelukan Yibo, dengan napas yang naik turun tak beraturan. Yibo tersenyum penuh kemenangan. Ketika Zhan akhirnya membuka dua kancing kemejanya sendiri, dan Yibo terkulai lemas. Hampir menetes air liurnya.

Xiao Zhan mengambil kesempatan, memegang kendali, dan berputar untuk menyelaraskan mata tajam pedang yang ia miliki ke leher Wang Yibo.

"Jangan sampai lengah, tuan wartawan!" Zhan menaikkan sudut bibirnya tersenyum remeh pada Yibo.

Yibo menahan lengan Zhan, mendekatkan ujung pedang ke lehernya. "Aku tidak takut mati untukmu."

"Klise sekali." Zhan menarik pedangnya, menjauh dari Yibo. Ia mengembalikan samurai milik Yoongi itu ke sarungnya kembali.

"Bagaimana jika kita bermain pedang yang lain, calon senator?" Yibo berdiri tepat di belakang Zhan yang masih berpikir, maksud dari 'pedang yang lain'

"Tujuanku ke mari bukan untuk bermain-main." Zhan membalikkan badan, menghadap Yibo yang berdiri terlalu dekat dengannya.

"Aku tahu, apa tujuanmu. Untuk sampai ke sana, bisakah kita bermain-main sebentar?" Yibo menarik pinggang Zhan, hingga perut dan bagian di bawah perut ikut berdempetan.

"Tidak, terima kasih." Zhan melepaskan tangan Yibo yang melilit pinggangnya.

Ia memilih duduk di sofa, mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.

Beberapa foto palaroid, yang Jungkook cetak diam-diam di studionya. Foto-foto yang menampakkan dua pria sedang berpelukan di sebuah pintu masuk hotel.

Yibo tersenyum miring, ia mengambil dua lembar foto kemudian menjetikkan jarinya.
"Mereka menggunakan ini untuk menjatuhkan namamu?" Tawa Yibo menyeruak. Tawa yang tidak gembira.
"Kita berdua yang akan hancur," sahut Zhan.

Yibo mengembalikan foto yang ia ambil, ke tumpukan foto yang lain.
"Aku tidak akan hancur, hanya karena memelukmu dalam potret buram ini. Justru kau yang akan diserang mati-matian, di saat kondisi krisis menjelang pemilu saat ini!" Telunjuk Yibo mengarah ke wajah Zhan.

"Justru karena itu aku datang ke sini. Meminta bantuanmu." Zhan menyahut dengan wajah pasrah.

Ia memang tak memiliki pilihan lain. Anggota sesama partai yang diusung Zhan, tidaklah secerdik dan secepat Yibo menemukan berita.

"Kau tahu aturannya, bukan?"

Xiao Zhan melirik tajam ke arah Yibo.
"Satu informasi ditukar dengan satu kepuasan semalam."

Zhan dan Yibo mengucapkan kalimat itu bersamaan. Otak keduanya memikirkan hal yang sama. Namun, dengan proses mencerna yang berbeda.

Yibo dengan niat mengingatkan, sedang Zhan mengulang ingatan yang ada di kepalanya.

"Bagaimana jika kita mulai dengan minum bir terlebih dulu?" tawar Yibo yang dibalas gelengan kepala oleh Zhan.

"Kita bisa langsung mulai sekarang!"
Zhan melepaskan jasnya tanpa ragu, menyingkirkan benda itu menjauh dari tubuhnya.

Yibo susah payah menelan ludahnya. Pikirannya masih terlalu terkejut, mendapat serangan tak terduga dari calon senator muda di depannya.

Apa yang merasuki Zhan saat ini, apakah ambisinya menjadi senator Dernia sudah membuatnya gila? batin Yibo berkata.

Author : "Seharusnya kau bersyukur, bukan menggerutu!"







Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

189K 9.2K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
606K 60.6K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
308K 25.7K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
293K 8.7K 31
[Geminifourth area โœ”๏ธ๐Ÿ”ž] END!! #geminifourth#gay#bxb BELUM DI REVISI TYPO BERTEBARAN!! Fourth adalah seseorang yang sangat pendiam,tidak banyak berbi...