Beheader Of Girls || Psikopat...

By wittelily

5.1K 2.5K 3.7K

Seorang psikopat yang tidak percaya adanya Tuhan, dia membunuh wanita hanya untuk mencari keberadaan yang mah... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34_END

Chapter 25

69 32 46
By wittelily

*Flashback

Hugo terus berjalan ke arah lemari hias yang di penuhi oleh berbagai macam pajangan. Seperti foto Denzel bersama ayahnya, vas bunga dan lainnya.

Pria dingin itu terus menatap lemari hias tersebut dengan sangat lekat, ia amat sangat penasaran dengan kejanggalan ini. Bagaimana bisa unit apartemen Denzel berbeda dengan yang lain.

"Ruangan yang hilang pasti ada di balik lemari ini," ucap Hugo dibenaknya.

Untuk memastikannya, Hugo lantas mengetuk lemari hias itu, mengecek bunyi suaranya. Hugo mengetuk lemari itu sebanyak dua kali, bunyi dari ketukan itu menjelaskan bahwa terdapat ruang di balik lemari tersebut. "Benar! Ada ruang di balik lemari ini!" Batinnya.

Kemudian, Hugo berjalan ke arah dapur, memastikan jika Denzel akan tetap berada di dapur selama beberapa menit lagi.

Hugo lalu kembali ke ruang tamu dan mendekat ke arah lemari hias yang berada di pojok ruangan. Setelah itu, Hugo mulai mencoba menggeser lemari itu. Dan benar saja! Lemari tersebut sedikit tergeser.

"Ruangan apa di dalamnya? Apa gudang? Apa Denzel akan marah jika aku membukanya? Apa yang aku lakukan? Seharusnya aku tak melakukan ini, aku bertingkah seperti seorang pencuri! Jika aku bertanya, apa Denzel mengijinkanku untuk melihat isi ruangan ini? Tidak, jika tak ada apa-apa maka Denzel tak akan marah," Ucap Hugo dibenaknya.

Sreett.... Dengan perlahan dan hati-hati, Hugo menggeser lemari itu agar tak mengeluarkan suara yang keras.

Kini pintu rahasia itu setengah terbuka. Merasa cukup, Hugo lalu mengintip ke dalam untuk memeriksa ruangan apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh sahabatnya.

Tubuh Hugo seketika melemas setelah melihat ada lemari hias di dalam ruangan itu dengan tiga kepala yang di jadikan sebagai pajangan, ada juga dua kepala lainnya yang terlihat masih sangat baru, seakan-akan dua kepala itu baru saja terpenggal. Dan belum di awetkan.

"D-Dwynee?!" Tanya Hugo pada dirinya sendiri saat melihat kepala mantan teman sekampusnya berada di sana. "Ini... Tak mungkin!"

"Hugo, apa aku harus menambahkan gula ke dalam minuman mu?" Tanya Denzel dari dapur pada Hugo.

"Ti-tidak, tidak usah!" Sahut Hugo dengan gugupnya.

Karena sepertinya Denzel akan segera ke ruang tamu, lantas membuat Hugo secepatnya menutup kembali pintu rahasia itu. Hugo kemudian duduk di sofa, mencoba menenangkan dirinya agar Denzel tidak merasa curiga.

























🔪☠️☠️🔪





















*Flashback off


Hugo menghentikan mobilnya begitu saja, ia lalu menatap Denzel dengan tatapan yang sangat tajam.

"Lemari hias itu! Ada ruangan rahasia di dalamnya, bukan?!" Tanya Hugo dengan tatapan tajamnya.

Denzel sedikit terkekeh, "apa yang kamu bicarakan? Haha... Lelucon yang bagus!"

"Jangan mengelak, sialan! Kamu sudah tertangkap basah! Aric dan Brian menuduhku karena ulahmu! Kamu... Harus merasakan bagaimana rasanya berada di dalam sel!" Hugo.

Kini tawa Denzel semakin keras, "Hahaha...Karena ulahku? Kamu sendiri yang membuat kesalahan! Kamu mencoba melindungi ayahmu, kan? Kamu sendiri yang membuat sebuah drama, seolah-olah kamulah yang membunuh hewan-hewan liar itu! Lucu sekali!"

"Sepertinya aku harus mengaku padamu, lagi pula kamu pasti sudah melihat ruangan rahasia itu! Kamu benar, Hugo. Aku... Seorang psikopat!" Lanjut Denzel.

Tatapan tajam semakin Hugo layangkan pada Denzel, ia kemudian menarik kerah baju Denzel seraya berkata "Jangan-jangan kamu juga membunuh ayahku! Kamu-"

Denzel menepis tangan Hugo dengan kasar. Kemudian ia menjelaskan jika bukan dirinya yang menghabisi nyawa ayahnya.

"Jangan bohong, sialan!" Pekik Hugo tak percaya.

"Aku hanya membunuh wanita. Aku menghabisi nyawa korban ku dengan memenggal kepala mereka, bukan menyayatnya. Saat ini aku sedang mencari pembunuh yang bersembunyi di belakangku! Hugo, bekerjasama lah denganku!" Ajak Denzel.

Mendengar perkataan Denzel, membuat tatapan tajam Hugo kini sedikit memudar. Sepertinya pria dingin itu mulai percaya dengan ucapan Denzel.

























🔪☠️☠️🔪


























Kelas telah berakhir. Denzel dan Aaron tengah berjalan di koridor kampus, hendak pulang ke rumah masing-masing.

Suasana kampus masih dalam keadaan duka, sebab kedua mahasiswinya menjadi korban psikopat gila tersebut. Tapi tak ingin terus larut dalam kesedihan, mereka berusaha untuk bangkit kembali.

"Ah sialan! Gara-gara Dwynee dan Bella di bunuh, suasana kampus jadi seram begini!" Ucap Aaron yang menunjukan ekspresi wajah yang begitu gelisah.

"Aku takut jika psikopat itu akan menghabisi nyawaku," lanjut Aaron.

Denzel menoleh ke arah Aaron sambil tersenyum, ia pun berkata, "Kamu tenang saja, psikopat itu hanya akan membunuh wanita."

"Sungguh? Dari mana kamu tau?" Tanya Aaron.

"Bukankah korban yang di temukan selama ini semuanya wanita?" Jawab Denzel sekaligus bertanya.

Aaron hanya mengangguk, mengiyakan ucapan Denzel. Tapi dari raut wajahnya menunjukan jika Aaron masih berpikir keras.

"Oh iya! Aric bilang padaku jika ia dan Brian akan secepatnya menemukan psikopat itu," kata Aaron memberi tau.

Denzel tersenyum miring, "sungguh?"

"Benar! Sekarang Aric tau caranya menemukan psikopat gila itu," jawab Aaron.

Denzel terhening sesaat, ia berpikir bagaimana jika ucapan Aaron adalah benar. Apakah kedua detektif itu benar-benar tau cara menemukan dirinya? Bagaimana jika iya?

"Bagaimana caranya?" Tanya Denzel.

Aaron mengangkat kedua bahunya, "Tak tau, Aric tak memberi tau ku."

"Hei! Ayo kita bertanya padanya!" Ajak Denzel.


















🔪☠️☠️🔪























Saat ini Aaron dan Denzel berada di rumah sakit, menemui kedua detektif itu untuk menanyakan tentang penyelidikan mereka.

Aric dan Brian datang ke rumah sakit guna mengambil beberapa sempel korban dari ahli forensik. Kedua detektif itu sekarang berada di ruang otopsi bersama Viny dan Delvin.

"Jangan ganggu aku, dasar bocah!" Keluh Aric pada Aaron dan Denzel.

"Fokus saja pada kuliah kalian, jangan urusi penyelidikan kami," Brian menambahkan.

"Aku hanya ingin tau, bagaimana cara kamu akan menemukan psikopat itu! Ayolah... Beri tau aku!" Pinta Denzel yang sedari tadi memohon.

"Lihat saja nanti. Aish.... Kamu ini kenapa? Aric, ayo kita pergi." Ajak Brian.

Aric dan Brian lalu hendak meninggalkan ruang otopsi, tapi Denzel terus menghentikan mereka, meminta pada mereka untuk memberi taunya tentang penyelidikan tersebut.

Denzel terus memegangi tangan Aric, ia tak akan melepaskannya sebelum Aric dan Brian memberi taunya.

"Lepaskan aku, Denzel! Aku harus segera pergi ke kantor polisi!" Pinta Aric, detektif berusia 27 tahun itu kemudian menghempaskan tangan Denzel. Ia pun lalu segera pergi, begitu juga Brian.

Kini di ruang otopsi hanya ada Aaron, Denzel, Viny dan Delvin.

"Pergilah, bocah! Kamu tak ada wewenang untuk berada di sini!" Suruh Viny dengan ketus.

"Baiklah," ucap Aaron. Ia pun kemudian berjalan hendak keluar dari ruangan itu.

Denzel menoleh ke arah Viny, tatapan tajam terus ia layangkan pada wanita tersebut.

"Kenapa kamu menatapku?!" Tegur Viny.

Melihat sahabatnya masih terdiam, Aaron lantas menarik tangan Denzel untuk segera pergi dari ruang otopsi.




Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

104 76 6
"Kalau di bilang jangan telat, ya jangan telat!" "Siap, salah kak!" "turun!" "Siap, turun!" Gimana ya lika liku nya cerita tentang seorang gadis yang...
235K 17K 52
(Revisi sampai Part 23) Lady Elena selalu percaya pada Cinta pada pandangan pertama. Karenanya ketika ia jatuh cinta pada Christian Fletcher, Earl of...
18.9K 1.1K 26
#3 osn 130719 OSN Palembang 2016 Based on True Story Ini bukan ceritaku, tapi cerita kami. Hanya ingin bernostalgia lewat kata-kata bersama memori d...
88K 5.7K 36
Xander Erlangga, cowok tampan, maniak milkita rasa coklat, masuk ke dalam Westren University adalah satu tujuannya dari SMA bukan tanpa alasan tapi u...