LIORENCO ACADEMY

By ndysar94

168K 13.7K 934

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] [On Going + Tahap Revisi] Seorang gadis dingin, cuek namun pintar dan baik hati m... More

prolog
bagian satu
Bagian dua
Bagian Tiga
Bagian empat
Bagian Lima
Bagian enam
Bagian tujuh
Bagian delapan
Bagian Sembilan
Bagian sepuluh
Bagian sebelas
Bagian Dua belas
Bagian Tiga Belas
Bagian Empat belas
Bagian Lima Belas
introduction
Bagian enam belas
APA KABAR?
Bagian tujuhbelas
Bagian delapan belas
Bagian Sembilan Belas
Bagian Dua Puluh
Bagian Dua Puluh satu
Bagian Dua Puluh Dua
Bagian Dua Puluh Tiga
Bagian Dua Puluh Empat
Bagian Dua Puluh Lima
Bagian Dua Puluh Enam
Bagaimana pendapatmu?
Bagian Dua Puluh Tujuh
Bagian Dua Puluh Delapan
Bagian Dua Puluh Sembilan
Bagian Tiga Puluh
Bagian Tiga Puluh Satu
Bagian Tiga Puluh Dua
Bagian Tiga Puluh Tiga
Mau Kenalan Dulu
Bagian Tiga Puluh Empat
Bagian Tiga Puluh Lima
Bagian Tiga Puluh Enam
Bagian Tiga Puluh Tujuh
Bagian Tiga Puluh Delapan
Bagian Tiga Puluh Sembilan
Bagian Empat Puluh
Bagian Empat puluh satu
Bagian Empat Puluh Dua
Bagian Empat Puluh Dua
Bagian Empat Puluh Tiga
Bagian Empat Puluh Empat
Bagian Empat Puluh Lima
Bagian Empat Puluh Enam
Bagian Empat Puluh Delapan
maaf
Bagian Empat Puluh Sembilan
PENGUMUMAN

Bagian Empat Puluh Tujuh

1K 111 24
By ndysar94

Cassil tak langsung pulang. Dia menyempatkan diri untuk pergi ke suatu tempat. Menatap lekat-lekat gundukan tanah di depannya. Membuat dirinya kembali teringat akan kenangan yang ada. Dia masih setia berdiri dengan tatapan dingin dan wajah datarnya itu. Memandangi makan orang yang berharga di hidupnya. Ya, makam Dirgo. Cassil menaruh seikat mawar hitam di atas makam Dirgo.

"Aku mendapatkan tugas untuk pergi ke bumi, kau pasti tau itu," ujar Cassil berbicara dengan gundukan tanah itu, seakan Dirgo dapat mendengarnya.

Setelahnya Cassil pergi dari sana.

Kini Cassil duduk termangu sendirian. Danau ini adalah salah satu tempat yang memiliki kenangan dirinya bersama Dirgo. Seketika Cassil ingat bahwa seharusnya naga itu masih ada di sini. Tapi, dia tidak mengetahui bagaimana caranya untuk memanggil naga itu. Cassil pun memilih untuk merebahkan dirinya di atas rerumputan hijau yang ada. Menutup matanya untuk menghilangkan penat.

"Cassila," ucap seseorang.

Di sekitar Cassil, semuanya hanya berwarna putih. Di mana dirinya sekarang berada.

"Cucuku," ucap seseorang itu lagi.

"Siapa?" tanya Cassil.

"Aku kakek mu."

"Kakek? Kakek Lin?"

"Benar."

"Ini di mana kek?"

"Alam bawah sadarmu Cassila."

"Ada apa? Pasti ada sesuatu sampai kakek membawaku ke sini."

"Kau akan ke bumi?"

"Iya."

"Seseorang telah menunggumu di sana, kau harus bisa menemukannya," ucap kakek Lin. Cassil ingin bertanya, tapi suara seseorang telah menyadarkannya.

"Cassil bangun."

"Uugh," lenguh Cassil.

"Ada apa?" tanya Cassil, mendudukkan badannya.

"Ada apa? What! Kau lupa kita akan berangkat sebentar lagi?"

Setelah sadar sepenuhnya, Cassil menatap langit. Ternyata langit sudah berganti warna menjadi gelap.

"Oh," ujar Cassil, lalu bangun dari duduknya lalu meninggalkan Lorez yang kesal di sana.

"Beruntung kau adalah sahabatku, kalau bukan ...." Ucapan Lorez terhenti.

"Kalau bukan kenapa?" tanya Cassil.

"Ah, bukan apa-apa," ucap Lorez sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Melihat Cassil yang sudah jauh, Lorez pun berlari mengejarnya.

"Cassil, tunggu!!"

*****

Malam pun tiba, kini mereka sudah berkumpul. Namun, Zay dan Beth tidak ikut bersama mereka. Zay sudah menjadi Duke, jadi dirinya tak sebebas dulu. Sedangkan Beth, dia adalah sepupu Zay sekaligus tangan kanan Zay. Jadi dia juga tak bisa ikut, dia akan membantu Zay mengurus kerajaannya. Sangat di sayangkan bukan.

Kini tinggal Cassil, Lorez, Qarin, Sam, dan Frex yang akan pergi ke bumi. Mereka berlima segera masuk ke mobil yang akan di kendarai oleh Mr. Jhon tentunya.

Semua sudah duduk di tempatnya masing-masing. Mobil itu pun melaju ke arah hutan. Hening yang ada membuat Jhon frustasi. Akhirnya dia berniat untuk memecah keheningan tersebut.

"Apa kabar Nona Cassil? Lama tidak berjumpa. Dan sekarang anda nampak bertambah cantik," puji Jhon.

Cassil hanya menaggukkan kepalanya untuk membalas. Mr. Jhon merenggut karena hanya mendapat respon singkat oleh Cassil. Sedangkan Qarin dan Lorez menahan tawa melihat ekspresi Mr. Jhon. Cassil tetaplah Cassil yang dingin.

Tak lama, mobil tersebut memasuki portal. Lalu mendarat di sebuah ujung hutan yang lainnya. Lalu mobil itu keluar dari hutan. Frex dan Sam terkejut, pasalnya tadi di negeri Georgia masih malam. Namun, di sini matahari sudah nampak di atas sana.

Melihat kebingungan Frex dan Sam, Qarin pun berujar.
"Perbedaan waktu, di sini siang di sana malam." Keduanya pun mengangguk paham. Lalu tak lama, mobil tersebut berhenti di depan sebuah mansion yang lumayan cukup besar. Namun, masih lebih besar kerajaan mereka tentunya.


Di depan pintu mansion terdapat pasangan paruh baya yang tengah menyabut mereka. Dengan perlahan Cassila dan yang lainnya keluar dari mobil tersebut.

Cassil hampir saya terjatuh bila dirinya tak bisa menjaga keseimbangan tubuh karena wanita paruh baya di depannya tiba-tiba memeluknya. Cassil yakin wanita paruh baya ini adalah Bibinya itu.

"Apa kabar Cassil?" tanya Bibinya.

"Aku baik Bi," jawab Cassil singkat.

"Sepertinya panggilan Bibi tidak pantas untukku jika di bumi, panggil aku Mama mulai sekarang, kalian pun juga sama. Karena saat kalian di sini, tanggung jawab atas kalian ada pada kami." Tak mau memperpanjang, mereka mengangguk setuju saja.

"Selamat datang Cassila, bagaimana di perjalanan tadi." Kini pria paruh baya di samping Bibinya ralat Mamanya itu bersuara.

"Seperti yang paman lihat, kami baik dan perjalanan cukup menarik." Qarin menggantikan Cassil untuk menjawab, karena melihat Cassil yang sepertinya kelelahan.

"Panggil saja Papa oke." Lagi dan lagi mereka mengangguk.

"Baik lah, bersihkan lah diri kalian dahulu. Maid akan mengantar kalian ke kamar kalian masing-masing."

"Lalu barang-barang kami?" tanya Sam.

"Nanti mereka akan membereskannya, tidak perlu khawatir."

"Kalau begitu saya pamit undur diri Nona, saya harus kembali ke negeri Georgia," ucap Jhon, Cassil menganggukkan kepalanya.

Mereka semua pun bergegas memasuki mansion.

Cassil membuka pintu kamarnya. Lumayan bersih dan rapi, warna kamarnya pun sesuai seleranya.

Membuka balkon menghirup udara sebentar lalu masuk kembali dan membanting badannya ke atas tempat tidur. Cassil menatap langit-langit kamar, rasanya melelahkan. Dengan perlahan rasa kantuk menyelimutinya. Dia pun tertidur dengan damai.

*****

Tok .... Tok .... Tok ....

Suara pintu diketuk membuat Cassila terbangun dari tidurnya, dia melihat balkon kamarnya tak tak tertutup. Ternyata sudah malam dan keadaan kamarnya pun gelap, segera dirinya bangun menyalakan lampu kamar. Lalu membuka pintu kamar melihatkan seorang maid.

"Ada apa?"

"Maaf Nona, tuan dan nyonya sudah menunggu anda di ruang makan."

"Bagaimana dengan teman-teman saya?"

"Mereka pun juga sudah berada di sana."

"Baik lah, terima kasih. Saya ingin membersihkan diri terlebih dahulu," ujar Cassil.

"Baik, akan saya sampaikan ke tuan dan nyonya."

Semua orang sudah berada di meja makan saat ini. Tak lama terdengar suara langkah kaki yang sedang menuruni anak tangga. Terlihatlah Cassil yang memakai dress biru selututnya.

"Selamat malam," sapa Cassil menjaga sopan santun.

"Malam Cassil, silahkan duduk."

Cassil mengambil duduk di samping Bibinya atau yang sekarang sudah menjadi Mamanya itu.

Cassil menyadari bahwa ada seseorang yang menatapnya, pandangannya jatuh pada pemuda yang duduk di depannya itu. Melihat tatapan Cassila membuat Mirna mengangkat bicara.

"Mama lupa, Cassil ini Vano anak Mama dan Vano ini Cassila anak paman mu, dia lebih tua dari mu," ujar Mama Mirna. (Sekarang bibi Cassil kita panggil dengan sebutan Mama Mirna)

"Kenapa dia di sini?" tanya Vano.

"Mereka akan menjadi senior di sekolahmu," ucap Papa Jackson. Vano mengangguk paham.

Acara makan-makan pun selesai. Kini Cassil dan yang lainnya sedang berkumpul di halaman mansion, tak lupa juga dengan Vano. Memang Vano lah yang mengajak mereka berkumpul.

"Kalian semua dari negeri Georgia?" tanya Vano.

"Iya," jawab Frex.

"Sebelumnya aku tidak mengenal kalian, bisakah kalian menyebut nama kalian?"

"Aku Lorez, salam kenal Vano."

"Aku Qarin."

"Frex."

"Saya Sam."

"Cassila."

Vano menatap Cassila.
"Aku sudah tau itu kak," ucap Vano, Cassil menggidikkan bahunya acuh.

"Aku tak sabar besok," ucap Vano kegirangan. Cassil dan yang lainnya melongo tak habis pikir. Mereka kira Vano adalah orang yang dingin dan cuek, melihat tatapan permusuhan tadi saat di meja makan.

Cassil tersenyum tipis, ini bukan kali pertama Cassil bertemu Vano. Terakhir kali dirinya bertemu dengan Vano saat di kerajaannya. Yah, saat itu pertunangannya dengan Dirgo di adakan, keluarga ini di undang untuk hadir juga.

"Berhubung kalian ada di sini, aku akan membantu kalian untuk menyesuaikan diri." Mereka semua menatap Vano serius, karena memang itu sangat di butuhkan.

"Di sekolahan jangan pakai aku - kamu, itu sangat lebay, jangan baku oke," ucap Vano yang masih belum di mengerti oleh semuanya.

"Maksudnya?"

"Jadi kalian harus mengganti kata aku-kamu itu dengan lo-gue."

"Apa? Lo? Gue? Apa itu?" tanya Frex. Karena bahasa itu sangat asing bagi mereka.

"Nah betul, Lo-gue," ucap Vano.

"Di sini juga ada kata-kata seperti anjay, anjir dan bangsat. Kakak harus pakai kata itu. Karena kata itu sangat keren, terlebih bila kata itu di tunjukkan ke guru," ucap Vano kepada Frex dan Sam.

Rasanya Cassil, Lorez dan Qarin ingin tertawa melihat Frex dan Sam percaya begitu saja.

"Wah, terima kasih sobat. Akan aku coba nanti di sana," ucap Frex.

Sam mulai berpikir, sepertinya arti dari kata-kata itu tidak baik.

Setelahnya mereka mulai memasuki mansion, karena hari mulai larut.

Kamar Cassil berada di samping kamar Vano. Saat ingin pergi ke kamarnya, Cassil mengurungkan niatnya. Lalu mengetuk pintu kamar Vano.

Tak lama pintu terbuka.
"Vano, kakak ingin bicara dengan mu," ucap Cassil mulai serius.

Vano pun mempersilahkan Cassila untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Ada apa kak?" tanya Vano.

"Kakak perlu tahu, bagaimana suasana di sekolahmu."

"Semuanya berjalan dengan lancar."

"Jangan coba-coba membohongiku."

Vano menghela napas lalu menjelaskan semuanya kepada Cassil.

"Jadi .... Kau masuk ke dalam kelas khusus itu?" Vano mengangguk.

"Apa kau ikut adil dalam tindakan mereka yang semena-mena memakai kelebihan mereka untuk hal yang tidak baik?" Dengan cepat Vano menggelengkan kepalanya.

"Tidak kak, bisa habis jika aku melakukannya. Mama tidak akan memaafkan ku."

"Baik lah, sekarang tidur. Besok jangan sampai telat bangun," ucap Cassil lalu pergi ke dalam kamarnya.

Di dalam kamar, Vano gembira. Sebenarnya dirinya sudah muak dengan tingkah laku teman-temannya yang memakai kelebihannya untuk melakukan hal buruk kepada orang lain. Kali ini dia senang sebab semua itu tidak akan terjadi lagi dengan kedatangan Cassil.

"Semoga kak Cassil bisa menyelesaikan masalah itu, gue udah muak lihat muka mereka semua," ucap Vano lalu terlelap.









Up up up

Next?

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 82.2K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
3.6M 289K 63
Lunaria dalam bahasa bunga memiliki arti kejujuran, ketulusan, dan juga kemakmuran. Seperti arti namanya, ia menjalani hidupnya penuh ketulusan hingg...
98.9K 12.7K 22
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
3.6M 355K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...