Trap The Senator

By Ladybozhan

24.5K 2.8K 206

Xiao Zhan mencalonkan diri sebagai anggota parlemen saat krisis kepercayaan melanda Dernia. Untuk mendapat d... More

PROLOG
Bab 1
Kesepakatan
Zhan
Sweet
Tua
Pesta
Hadiah
Pertanyaan Rumit
Planning
Negosiasi
Hot Zhan
Keras
Seduce
Blowjob
death
Kampanye
Haipan
Adu Pedang
Negosiasi
Pertemuan
Pesan yang Tertukar
Pembalasan

Sialan

642 89 3
By Ladybozhan

Tak ada yang bisa menandingi kemewahan restoran golden army di Dernia. Musik pengiring yang membawakan lagu dari komposer legendaris. Tempat yang tenang, berada di puncak sebuah hotel bintang 5. Dengan pemandangan kota Dernia sebagai pelengkapnya.

Kim Jongin tersenyum miring, setelah meletakkan ponsel kembali ke saku jasnya. Ia mengambil gelas di hadapannya. Mendentingkan gelas itu pada gelas milik Zhan.

"Aku sudah mengetahui rencana Yibo, kemungkinan ia akan mencari cara lain," gumam Jongin, menyesap anggur di tangannya. Menikmati moolight sonata yang dimainkan musisi di atas panggung kecil, tak jauh dari tempatnya.

"Aku ingin tahu, siapa kaki tangan Yibo yang menyusup di partai. Setiap kali kami melakukan rapat. Yibo selalu tahu detail kejadian saat rapat berlangsung."

Xiao Zhan melihat ke atas, berpikir sejenak. Semua hal yang berkaitan dengan Yibo membuat kepalanya berputar. Mencari jawaban dan kesimpulan.

"Aku mengenal Yibo, ia tidak memiliki kenalan atau teman seorang politikus." Jongin memberikan gambaran.

Dalam dunia politik, siapapun bisa jadi musuhmu. Tak perduli dia kawan, teman atau saudara. Tidak ada yang bisa membaca wajah seseorang jika menyangkut pilihan. Bisa saja seseorang yang Zhan percaya menusuk di belakangnya. Atau sebaliknya, orang yang punya tujuan menghancurkan Zhan berbalik membelanya.

Seperti saat ini ...
Wang Yibo baru saja menerima pesan dari Taehyung, tentang rencana anggota partai Republik, yang menjadi saingan Zhan di kancah pemilu mendatang. Sudah memiliki rencana yang matang untuk menjatuhkan lawan.

Xiumin berniat menyebarkan foto Zhan yang memeluk Yibo, memasuki apartemen Liying. Foto aib yang sudah lama sekali. Walaupun begitu, isu seperti itu sangat sensitif, apalagi menjelang pemilu yang sudah menghitung minggu.

"Tidak akan kubiarkan orang lain yang menghancurkan Zhan," geram Yibo. Tangannya gemetar menekan pemantik api, untuk menghidupkan rokoknya.

"Jangan bilang kau berubah simpati padanya!" sahut Taehyung yang ikut mengambil sebatang rokok bertuliskan dji sam soe.

"Cih! Mana mungkin aku simpati padanya. Aku hanya tidak rela, jika dia hancur, sebelum aku melakukan sesuatu." Yibo menggeram, tangannya sedikit mengepal.

Taehyung melirik, melaui ekor matanya. Ekspresi yang dibuat Yibo terlalu berlebihan. Sesuatu berusaha disembunyikan dari balik wajah penuh emosinya.

"Kau tanyakan pada kekasihmu, bukankah dia bekerja pada Zhan. Tanyakan padanya di mana dan bersama siapa Zhan sekarang? Aku harus memberinya peringatan!!"

"Jungkook tidak akan semudah itu memberikan informasi," sahut Taehyung, sambil menjentikkan ujung rokoknya ke asbak.

"Kau bisa jejalkan penis besarmu. Agar ia buka mulut!" sergah Yibo dengan mulut kotornya, yang sudah kehilangan saringan.

"Woi ... woi ... Aku dan Jungkook pemain profesional. Kami tidak bermain curang di belakang," sergah Taehyung cepat. Dahinya berkerut beberapa lipatan.

"Kalian memang profesional ..."

Jeda sesaat.

"Profesional di atas ranjang!!" lanjut Yibo kemudian, yang membuat Taehyung terkekeh.

"Sebentar ..." Taehyung berpikir sejenak, "... yang ingin kuketahui. Siapa yang mengirim foto-fotomu pada Xiumin sialan, yang suka mengadakan pesta lajang itu?" seru Taehyung, matanya melirik kiri dan kanan. Kedua otaknya sedang bekerja bersamaan, mencari jawaban.

"Aku tahu siapa orangnya. Dia satu-satunya teman yang aku miliki saat aku terpuruk. Teman yang kupercaya untuk menjaga rahasiaku. Teman yang kini menikamku dari belakang."

Mata Yibo melihat ke atas. Kepulan asap dari mulutnya terbang ke udara. Dibawa pergi oleh angin ke langit gelap.

"Penghianatan memang kejam. Itu terjadi di setiap generasi. Mereka yang memiliki kepentingan, akan berubah jadi bunglon untuk beradaptasi dan menyelamatkan diri." Taehyung mulai berfilsafat, satu sisi perkataannya mengandung kebenaran. Di sisi lain itu membuat Yibo geli.

"Aku sudah tahu pelakunya, aku akan mengurusnya lebih dulu. Baru setelah itu, aku akan melanjutkan rencanaku pada Zhan!"

"Siapa dia?" Rasa ingin tahu membelenggu pikiran Taehyung. Ia tidak berfokus pada api yang menyala, membakar ujung rokok yang baru ia ambil di meja.

Tawa Yibo membahana, seolah menggema di sekitar dinding di belakang mereka. Seperti lelucon film petualangan anak-anak. Di mana sang penjahat tertawa dengan rencananya, meski tidak ada sesuatu yang lucu di sana.

"Dia ...."

.
.

Ruangan besar, dengan sofa panjang, dimana duduk orang-orang besar, yang bermulut besar. Pencitraan, manipulasi, dan sugesti yang menjadi pokok utama dari tiap nada bicara mereka.

Jungkook menggoyang-goyangkan gelas berisi wine di tangannya. Telinganya menyimak dengan seksama, matanya berusaha acuh pada perdebatan mereka, tapi otaknya terus bekerja. Merekam setiap kalimat yang mereka perbincangkan.

Sesekali ia akan tersenyum, saat seseorang menoleh ke padanya. Senyum palsu yang sudah biasa ia tampakkan di depan. Senyum palsu itu pula yang membuat ia tenar.

"Kau mendukung calon dari partai Republik, kan?" Manajernya, menepuk bahu Jungkook.

Si artis menoleh, dengan raut wajah dibuat seramah mungkin. Dengan suara lembut, ia menjawab, "Tentu!"

Pria berjas hitam, dengan dasi bergaris hitam maroon, tersenyum puas mendengar jawaban Jungkook.

"Kami berniat menjadikan juru kampanye, yang akan menyiarkan iklan partai kami di stasiun televisi," ucap pria lain berkemeja biru tua,yang sepertinya memiliki satu visi dan misi dengan pria berjas hitam.

Jungkook hampir tersedak, ia baru saja meminum wine yang ia mainkan di gelas, sejak tadi. Matanya membelalak, ia tersentak. Sebisa mungkin ia menguasai diri, dengan berpura-pura tertawa bangga.

Kamuflasenya, tak boleh diketahui siapapun. Jungkook hanya mendukung Zhan, hanya Zhan. Kalian tahu, mengapa saat di pesta ulang tahunnya. Ia tidak menyebutkan nama Zhan. Saat tangannya membuka hadiah yang berisi sex toys? Jawabannya mudah, Jungkook ingin melindungi Zhan. Seperti yang dilakukan Zhan pada Jungkook. Sebelum dirinya terkenal dari sekarang.

"Sungguh suatu kehormatan, bagi artis kami untuk menyampaikan pada masyarakat tentang calon kandidat partai Republik, yang memiliki reputasi baik. Jungkook pasti setuju," seloroh sang manajer, tanpa bertanya lebih dulu pada artisnya.

Jungkook mati-matian menahan emosi, ia tidak mungkin menjadi ikon partai Republik, yang mana para penggemar fanatiknya akan ikut serta mendukung lawan dari Zhan. Ia tak ingin membuat Zhan kalah pertarungan, hanya karena manajer tak tahu diri yang bicara seperti keran air yang rusak.

"Aku akan mempertimbangkannya. Kalian tentu tahu, aku adalah artis yang baru saja naik daun. Politik adalah isu yang sangat sensitif. Resikonya terlalu besar untuk karirku yang baru saja mencapai puncaknya ...."

Jungkook berhenti sesaat, ia melihat mata kedua pria itu menatapnya tak suka. Tentu bukan itu jawaban yang mereka inginkan. Sang manajer mengambil sapu tangan untuk menyeka keringat di dahinya.

Jungkook berbicara kembali, setelah meletakkan gelas kosongnya ke meja. Kali ini wajah imut dan cute itu berpadu dengan tatapan penuh keyakinan, untuk menyembunyikan maksud sebenarnya dari kalimat yang akan ia ucapkan.

"Kecuali ... Kalian bisa meyakinkanku, bahwa kandidat dari partai lain tidak layak menerima dukungan!"

Kedua pria itu saling pandang, alis mereka berbicara satu sama lain. Hanya dengan kode itu, mereka mengeluarkan senyum. Lebih tepatnya senyum jahat.

"Tentu, kami punya bukti yang kuat untuk mejatuhkan lawan, terutama kandidat paling kuat dari partai demokrasi," cetus pria berkemeja biru tua dengan sangat percaya dirinya.

Dengan menyebut kandidat paling kuat dari partai demokrasi, Jungkook sudah bisa menebak, siapa yang mereka maksud.

"Jika kalian percaya padaku, aku ingin melihat buktinya. Kupastikan lusa, aku akan menandatangani kontrak kerja sama dengan partai kalian!" Jawaban Jungkook yang berani dan penuh percaya diri. Membuat kedua pria itu tanpa ragu memperlihatkan beberapa foto lama, skandal para calon senator dari partai lain. Jungkook tersenyum melihatnya, tetapi dalam hati ia mengumpati mereka yang telah dengan lancang meyebar foto Zhan pada musuhnya.

Kupastikan, kalian yang akan hancur!
Geramnya, dalam hati.

.
.

Xiao Zhan menyeka mulutnya, setelah menghabiskan hidangan penutup yang berada di atas meja. Ia teringat pada pesan yang dikirim Jungkook beberapa detik yang lalu. Saat lezatnya pudding summary cheese tak mampu mengalihkannya dari apapun.

--kandidat partai Republik, bersiap melakukan serangan--

Jungkook mengirimkan beberapa gambar, yang membuat dada Zhan bergejolak.

Mereka mulai bermain tidak sehat. Apakah aku harus membekukan hatiku, dan menulikan semua pandangan. Fokus pada tujuan? Walaupun itu harus menghancurkan orang lain?

Kau harus bisa, Zhan. Jangan diam jika diinjak-injak. Berdirilah dengan kuat, dan jatuhkan lawanmu tepat di bawah kakimu!!



Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

147K 11.4K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
124K 12.9K 24
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah. Lima tahun kemudian, Wonw...
130K 13K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
74.2K 8.1K 85
Sang rival yang selama ini ia kejar, untuk ia bawa pulang ke desa, kini benar-benar kembali.. Tapi dengan keadaan yang menyedihkan. Terkena kegagalan...