π‘πžπ¬π­πšπ«π­π’π§π  𝐚 π‘πžοΏ½...

Door MonMonicaF

50K 4.1K 449

[ REVISI ] "Tidak masalah jika kau melupakanku, aku bersyukur kau ada di sisiku" "Ayo.. kita berteman baik Ku... Meer

1. The Beginning
2. Accident
3. Riku's Decision
4. Stay at Ainana dorm?!
5. Today's Story
6. Riku Teach or Be Taught?
7. Tenn's Decision
8. Remaining Time Limit
9. Stroll 🀍
10. With Tenn 😳
11. Riku Is Sick 😭
12. Response Letter βœ‰ (Flashback #1)
13. Disappointed... 😒 (Flashback #2)
14. I'm sorry for being a lousy twin brother... (flashback #3)
15. Riku's Dark Side❗ (Flashback #4)
16. Gomen Tenn-nii... 🀍
17. Leave you 'Again'...πŸ’”
18. Will Never Leave You
19. Resignation Letter
21. Spoiled Riku Moment ☺
22. NOT FINE...
23. Riku's Confession
24. Happiness Ends In Sadness... πŸ’”πŸ˜­
25. We Are Twins!
26. The Result Of A Hope...
27. With Love ❀
28. Riku Disappeared...
29. Temporary Formation [Idolish7 --> Idolish6]
30. Four Years Latter 🎸
31. The Star Comeback
32. Heartwarming Meeting
33. Restarting A Relationship βš˜πŸ’« - END -

20. Nightmare

1.2K 116 6
Door MonMonicaF

Restarting a Relationship
By: MonMonicaF
.
.
.
~•~
.
.
.

🌃🌃

Seorang anak lelaki dengan surai bewarna merah muda masuk ke dalam rumah dengan tas yang terpasang di punggung. Anak itu baru saja pulang sekolah. Ia menaruh tas yang dibawa dan menuju kamar dengan diiringi senandung kecil.

Tangan putih anak itu memegang gagang pintu dan membukanya ingin menemui adiknya yang berada di rumah dan tidak memungkinkan untuk bersekolah.

Senyuman yang awalnya terukir lebar kini memudar di saat anak itu melihat adiknya tergeletak lemas di lantai dipenuhi dengan keringat, tubuh adiknya terlihat pucat.

Anak lelaki itu mengguncang tubuh adiknya "Riku! Riku kau kenapa?! Riku bangunlah!"

Sementara sang adik meringis kesakitan dengan memegangi dada dan nafas yang tersengal "T-Tenn-nii- uhuk uhuk"

"Bertahanlah Riku!" Anak dengan nama Tenn itu memanggil orang tuanya dari dalam kamar dengan suara keras.

Hanya butuh beberapa detik orang tuanya masuk dan mendapati salah satu anaknya terbaring lemah. Tanpa banyak lama mereka segera membawa sang adik dengan nama Riku menuju rumah sakit segera.

.
.

Di rumah sakit Riku segera dimasukkan ke UGD dan langsung ditangani oleh dokter. Tangan kecil dan kurus itu dipasangkan infus serta masker oksigen yang menutupi hidung serta mulutnya.

Setelah penanganan pertama selesai dan Riku lebih stabil, Dokter keluar dan mengizinkan Tenn untuk melihat Riku.

Di dalam Riku terlihat berusaha bernafas dengan bantuan masker oksigen. Tubuhnya terlihat kurus. Tenn masuk dan menghampiri Riku yang terbaring di atas ranjang. Ranjang itu cukup tinggi bagi anak kecil.

Menyadari kedatang sang kakak Riku sedikit menoleh dan melihat wajah Tenn yang penuh air mata.

"Ri-Riku...." Panggil Tenn di tengah tangisnya.

Satu tangan Tenn meremas erat sprei ranjang, melihat Riku yang terbaring dengan masker oksigen "Hiks... Riku maaf aku terlalu lama... Hiks.... Riku....jadi sakit.... Hiks"

Tangan kecil Riku yang terpasang selang infus bergerak menuju pipi Tenn serta mengusap air mata yang terus mengalir keluar dan Riku memberikan senyum lebar.

"Jangan menangis Tenn-nii..."

"Tubuh Riku memang lemah dan sering sakit"

"Aku senang Tenn-nii menemaniku, hehehe..."

"Riku sangat menyayangi Tenn-nii..."

Mendengar perkataan Riku semakin membuat Tenn mengeluarkan banyak air mata. Tangan kecil Tenn menggenggam dua jari Riku.

"Aku....juga sangat menyayangi Riku"

"Cepat sembuh Riku..."

•••

Kini hanya ada kegelapan sejauh mata memandang... Gelap, sunyi dan hampa. Sejauh apapun jarak yang ditempuh hanya terlihat kegelapan saja.

Sesosok lelaki bersurai merah muda itu berjalan jalan menyusuri ruang kosong dan gelap itu, berharap menemukan jalan keluar.

Setelah lama berjalan tiba tiba terdengar suara entah darimana, namun suara itu sangat familiar baginya.

"Aku berharap agar aku bisa sembuh dari penyakit ini..."

"Aku ingin hidup lebih lama.... Bersenang senang bersama teman teman dan bernyanyi bersama"

Lelaki itu menoleh ke sekeliling mencari asal dari sumber suara. 'Ini... Riku'

"Apa takdir bisa diubah? Jika iya... Kuharap takdirku berubah sedikit lebih baik... Kenapa jalan hidupku begitu susah dan menyedihkan. Aku ingin bahagia"

"Aku..."

"Aku ingin menghabiskan waktu yang sempat terlewat bersama Tenn-nii..."

"Setidaknya... Beri aku waktu lebih lama... Kumohon..."

"Biarkan aku menghabiskan waktu yang indah dan momen yang beharga bersama Tenn-nii..."

"Untuk yang terakhir kalinya...."

'Apa?!' Nafas lelaki itu tercekat, tanpa sadar air mata mulai berjatuhan 'Apa maksutmu Riku?!'

'Terakhir kali?! Apa maksutnya.... Jangan berkata hal mengerikan seperti itu... Jangan...'

"Seandainya aku terlahir sebagai anak yang sehat, pasti semua tidak akan berakhir seperti ini"

"Aku tidak mau.... Pergi terlalu cepat...."

"Kumohon... Kami-sama.... Aku ingin penyakit ini menghilang"

"Rasanya sangat sakit dan sesak..."

"Kumohon..."

Seketika suara yang yang muncul entah darimana itu mulai terdengar pelan dan seperti kesadarannya ditarik dan disuruh bangun dari luar.

"Nii... Tenn-"

Meski suara itu mulai memelan sekalipun, perkataan terakhir terdengar jelas di telinganya.

"Aku ingin hidup lebih lama"

"Tenn-nii!"

Setelah itu seketika menjadi silau dan Tenn membuka kedua matanya disertai nafas yang terengah engah. Tenn mengeluarkan keringat dingin.

"Tenn-nii... Ada apa?..." Tanya Riku dengan raut wajah khawatir.

"..." Namun Tenn tidak mendengarnya karena saat ini pikirannya sedang tak karuan mengingat perkataan di ruang serba hitam itu.

"Tenn-nii sadarlah!" Panggil Riku sedikit keras dan itu berhasil membuat Tenn tersadar dari lamunan.

Tenn langsung menoleh ke sumber suara yang memanggilnya keras, terlihat Riku duduk di atas kasur dan menatapnya khawatir. Keringat masih keluar dan nafas Tenn tersengal.

Riku terlihat kelabakan melihat kakaknya "Tenn-nii kenapa?! Ah... Tunggu akan kuambilkan air-"

Saat Riku hendak berdiri, Tenn langsung mencegahnya dengan tiba tiba memeluk Riku dan menaruh dahinya pada pundak Riku.

"Te-Tenn-nii?"

Riku bisa merasakan baju bagian pundaknya basah, darisitu Riku yakin jika Tenn sedang menangis.

"Ada apa Tenn-nii?" Tanya Riku

"..."

"Tenn-nii bermimpi buruk ya?"

"...Semoga saja itu hanya mimpi buruk..." Gumam Tenn namun masih dapat didengar oleh Riku.

"Itu hanya mimpi buruk, tenang saja Tenn-nii..."

Selama beberapa menit Riku membiarkan Tenn memeluknya dan menenangkan diri.

"Kau belum tidur?" Tanya Tenn yang matanya terlihat sembab.

"Aku habis dari toilet dan saat kembali aku melihat Tenn-nii mengigau dan.... Menangis... Jadi aku bangunkan..." Jawab Riku menjelaskan.

"... Begitu ya...."

"Ya udah sana tidur!" Suruh Tenn melihat jam menunjukkan tengah malam.

".... Baiklah...." Riku hanya menuruti apa yang dusuruh oleh Tenn.

Riku segera membaringkan tubuh di samping Tenn dan tak butuh waktu lama Riku telah tertidur.

Tenn menatap wajah tidur adiknya dengan cukup lama lantas menaruh satu lengannya menutupi mata.

'Semoga itu hanyalah Mimpi Buruk saja'

-To be Continue-





















Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

47.1K 7.5K 24
Cale sadar jika ia tidak akan mendapatkan kehidupan damainya bersama kelompoknya yang gila! Karena itulah, cale membuat sebuah rencana bersama dewa k...
729K 12.2K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
8K 905 33
Padahal aku sudah berusaha...kenapa tenn nii ? apa aku terlalu merepotkan? cerita hanya fiksi sepenuhnya mengarang dan ada beberapa diambil dari anim...
3.8K 402 15
Sebuah undangan pekerjaan membawa mereka pada petualangan tak terlupakan Apa yang akan terjadi pada mereka? Langsung baca saja . . . Maafkan jika sif...