Iresetible Queen

By d0ublesiey

22.2M 654K 40.7K

šŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”ž ANDA MEMASUKI LAPAK: āš ļø Follow dulu sebelum baca! āš ļø 21+ Area āš ļø Kata Kata Kasar, Vulgar, Kekerasan... More

Falling In Love With Queen
1 šŸ€ We Go Up
2 šŸ€ I got it!
3 šŸ€ Hiprokit
4 šŸ€ Senpai!
5 šŸ€ Caught!
6 šŸ€ Fatalisme
7 šŸ€ Bastard!
8 šŸ€ Danger!
9 šŸ€ First Day
10 šŸ€ t.e.m.e.n
11 šŸ€ Crazy Over You
12 šŸ€ I'ma get to know you better
13 šŸ€ Lost Control šŸ”ž
14 šŸ€ Another story that's sad and true
15 šŸ€ Travelling in my heart
16 šŸ€ Gara gara nonton Hentai šŸ”ž
17 šŸ€ Drama
18 šŸ€ Playing with fire
19 šŸ€ Playing with fire (pt.02) šŸ”ž
21 šŸ€ Hadiah dari azril šŸ”ž
22 šŸ€ A little space šŸ”ž
23 šŸ€ You make me sick, girl.
24 šŸ€ Trash
25 šŸ€ Tamu sialan! šŸ”ž
26 šŸ€ But I don't want to care anymore šŸ”ž
27 šŸ€ Oh gitu
28 šŸ€ It's me....
29 šŸ€ Ha. Ha. Ha
30 šŸ€ Birthday! pt.02
31 šŸ€ Fire!
32 šŸ€ I'm a loser
33 šŸ€ Whatever I want!
34 šŸ€ I will end it
35 šŸ€ Ini lapak gue, bukan lapak raka! by. Azril
36 šŸ€ Gone
37 šŸ€ Please don't break my heart
38 šŸ€ Tolong cariin raka pacar, biar dia gak nempelin cewek gue terus! by. cogan
39 šŸ€ I got u!
40 šŸ€ She's my girl bro!
41 šŸ€ Winner squad comeback
42 šŸ€ Stergein + Relvator = Maverick šŸ”ž
43 šŸ€ Hobi banget bikin ketar ketir
44 šŸ€ Filed
45 šŸ€ I'm right here
46 šŸ€ f u
47 šŸ€ 34+35 šŸ”ž
48 šŸ€ Normal
49 šŸ€ Kiss me
50 šŸ€ Dan lagi
51 šŸ€ Tampar tidak ya....
52 šŸ€ Official
53 šŸ€ Just 4 fun
54 šŸ€ Tolong tetap tinggal šŸ”ž
55 šŸ€ Comeback
56 šŸ€ Ara šŸ”ž

20 šŸ€ Birthday!

356K 10.3K 325
By d0ublesiey

Pengen di vote dulu sebelum kalian mulai baca....

___________________

Echa menyandarkan tubuhnya di tembok, menunggu vivi yang tak kunjung keluar dari kelas.

"Vivi! buruan napa sih!" Teriak tiara, seperti toa yang menggema di dalam gua.

"Udah tinggal aja, keburu penuh nih kantin" jihan menimpal

"Bentar sih, dikit lagi nih!" Teriak vivi dari dalam kelas, gadis itu tengah menyalin tugas milik tiara, tidak bisa ditunda lagi karena harus di kumpulkan sekarang juga.

"Echa...." panggil selsa, yang baru saja keluar dari kelas

"Hum?" Sahut echa, tidak merubah posisi dan raut mukanya yang jutek itu.

"Aku mau ngomong sama kamu" ucap selsa

Echa memutar matanya jengah "Ya tinggal ngomong...." balasnya

Selsa mengepalkan tangan nya, matanya menatap tidak suka pada echa.

Sekali lihat saja echa langsung bisa tau kalo si selsa ini pasti masih belum terima kenyataan kalo refan udah nggak minat lagi sama dia.

"Refan ninggalin gue gara gara lo!...." sarkas selsa

Echa menyinggung senyum,

Kemana perginya cewek lugu polos tadi?
Padahal beberapa detik lalu masih berbicara Aku-Kamu, sekarang berani Lo-Gue? Cukup Menarik.

Echa merubah posisinya mendekat ke arah selsa

"Terus, lo mau apa?" Tanya nya

"Gue benci karena refan lebih pilih lo....." selsa melayangkan jari telunjuk nya di depan wajah echa "Kenapa lo harus muncul di antara gue sama refan? Kenapa harus lo? Kenapa?! Kenapa......" gantung selsa

"Kenapa lo gak mati aja sih, jalang?!" Lanjutnya, dengan lirih sedih

Tiara yang mendengar itu langsung menarik pundak selsa lalu mendorongnya sampai menabrak pintu kelas.

Refleks vivi yang baru keluar dari kelas langsung menahan tubuh selsa yang hampir saja menabraknya "Kenapa nih?" Tanya nya

"Maksud lo apaan!" Sentak tiara, berjalan mendekat ke arah selsa

"Wah, gue gak nyangka, lo aslinya emang sefrontal begini kah?...." jihan meregangkan jari jari tangan nya, seolah bersiap memangsa selsa.

"Tunggu tunggu...." cegah vivi "Kalian kenapa sih...." lanjutnya dengan wajah kebingungan

"Ternyata yang di bilang kak gibran itu bener yah? Lo udah pernah tidur sama banyak cowok" ucap selsa

"Sel, lo kok ngomong kaya gitu...." vivi terkejut dengan yang selsa katakan

"Bangsat!" Sarkas tiara, tangan nya menjambak rambut selsa "Urusan nya sama lo apa sih anjing?! Mulut lo tuh bener bener bikin gue ngeri tau ga!"

"Lo!" Tunjuk jihan tepat di depan wajah selsa "Mulut lo ini ternyata lebih kotor dari kelakuan lo...."

Echa menghembuskan nafas berat nya, dia melirik selsa dengan wajah tanpa ekpresi

"Kalo dengan nyalahin gue bisa bikin lo seneng, lakuin sebaik mungkin, tinggalin jejak yang paling menyeramkan, bikin dunia tau kalo lo satu satunya orang yang paling tersakiti di sini" ucapnya

Setelah mengatakan itu, echa langsung pergi meninggalkan mereka.

.
.
.
.

"Bangsat!" Sarkas tian, langsung menyeruput setengah es di gelasnya "Siapa yang naro cabe di bakso gue?" Lanjutnya dengah ekspresi menahan rasa pedas yang panas di mulutnya.

Zidan tertawa terbahak bahak, puas melihat tian tersiksa, begitu juga dengan yang lainnya.

"Lo yang naro cabenya kan?" Tian menunjuk ke arah zidan karena cowok itu terlihat paling puas menertawakan dirinya

Zidan mendelikan bahunya sambil tertawa "Si pito noh...." ucapnya

Fito langsung membulatkan matanya "Apaan, fitnah tuh..." ucapnya dengan mulut yang masih mengunyah mie ayam

Jiham memukul mukul pundak tian sambil tertawa "Si azril...." ucapnya

"Bangsat lo zril...." tian langsung melempar tatapan kesal nya pada azril

Azril tidak nampak merasa bersalah, cowok itu malah tertawa puas sampai matanya tiba tiba membulat karena tian menaruh saos sambal di mie ayam nya miliknya

"Eh anjir!" Azril langsung menarik mangkuk nya.

"Ah lo mah....." kesal azril sambil melihat mie ayam yang sudah tidak layak untuk dimakan oleh nya

"Sialan, muka lo zril...." adit menertawakan wajah arghi yang menunjukan ekspresi sebal pada tian, telrlihat gemas gemas menjijikan menurutnya.

Merasa mood nya sudah tidak baik, azril langsung menukar mangkuk mie ayam miliknya dengan milik echa yang duduk di sebelahnya.

"Apasi..." kesal echa, menarik kembali mangkuk mie ayam miliknya dari azril.

"Punya gue ada saos nya...." balas azril, menarik kembali mangkuk mie ayam milik echa

"Sedikit doang, astaga...." jengah echa, menarik mangkuk miliknya lagi

Azril berdecak kesal, dia menatap nasib mie ayam miliknya, memang hanya sedikit sih, tidak ada satu sendok makan, tapi tetap saja, azril tidak bisa makan makanan pedas.

Jangankan saos sambal, jika ada bumbu pedas di mie rebus dan saos sambal di mie goreng saja dia tidak sanggup memakan nya.

"Zak....." panggil azril "Tuker" lanjutnya

"Boleh...." balas zaki sambil menunjukan mie ayam nya yang hanya sisa sedikit lagi

"Sialan...." umpat azril "Tunggu aja...." lanjutnya sambil melirik tian dengan sudut mata menyipit, tian hanya membalas dengan juluran lidah.

"Gapapa zril, lo kan cowok, masa makan pedes aja gabisa. Harus LAKIK! dong....." ucap vivi, diakhir tawanya

Azril menghembuskan nafasnya lalu menyeruput juice jeruk nya.

Apa dia pesen lagi aja ya?

Semua gerak gerik azril itu terlihat jelas di mata echa, entahlah, echa hanya tidak bisa berhenti menahan rasa bersalah pada cowok bossy itu.

Karena rasa bersalah ini terus mengganggu echa,
Haruskah echa menjauhi azril seperti yang dikatakan raka?

Echa menyeringai kecil,

Menjauhi azril?

Hey!

Memangnya dia dan azril dekat? Kenapa echa harus menjauh? Toh memang hubungan mereka seperti ini adanya, ketua dan wakil ketua roguel.

Kedua sudut bibir azril langsung terangkat saat tiba tiba echa menarik mangkuk mie ayam miliknya dan menukarnya dengan milik echa.

"Gitu dong..." azril terkekeh dengan senyum yang membuat echa sebal sekali saat melihatnya.

"Ekhem...." adit berdeham "Gue mencium bau bau pajak jadian yang semakin mendekat...." ucapnya

"Gausah ngada ngada, gue sumpel pake saos juga tuh mulut lo..." ancam echa sambil mengaduk mie ayam azril yang kini menjadi miliknya.

"Ew, makin galak makin cantik..." goda zidan, dia tidak akan membiarkan azril mendapatkan echa semudah itu ferguso.

Echa memutar bolamatanya, jengah dengan kata kata zidan yang tidak terasa manis sedikitpun bagi echa.

.
.
.
.

"Lo apaan sih sat..." sarkas azril saat adit terus menyenggol bahunya

"Tremor lo?" Timpal zaki yang juga tangan nya sedari tadi si goyang goyang oleh fito

"Noh liat...." ucap fito sambil menujuk tian dengan dagunya

Tian yang sedang menatap layar ponsel sambil melamun tidak menyadari gerak gerik ke lima teman nya.

"Gimana zril? Boleh lanjutin rencana yang itu?" Tanya zidan

Azril berdecak kesal, dia tidak suka dan tidak setuju dengan rencana yang di usulkan mereka beberapa jam lalu, tapi yang akan bersangkutan dengan rencana itu malah mangut mangut aja.

"Harus banget dia? Kenapa ngga cewek lo aja?" Tanya azril sambil menatap ke arah zaki, mengkode agar cowok itu membiarkan crush nya masuk kedalam rencana yang mereka buat.

Fito menggeplak belakang kepala azril "Mana bisa, tian kan pernah demen nya sama dia bukan sama yang lain. Udahlah, lagian lo bukan siapa siapa dia juga, jangan sok sokan ngelaranglah...." ucapnya

Tidak terima, azril kembali menggeplak belakang kepala fito "Sampe ada skinship, gue ancurin tuh acara detik itu juga...." ucapnya

"Amanlah...." balas adit "Paling pegangan tangan" lanjutnya, pelan, tetapi azril masih bisa mendengarnya. Dengan cepat cowok itu langsung menghunuskan tatapan tajam pada adit

"Becanda aelah...." adit langsung undur diri dari meeting dadakan mereka itu.
.
.
.
.

Azril mengetuk ketuk'kan jari tangan di atas paha nya, menunggu cewek selesai mandi dan berdandan itu adalah hal yang wah.....

Luar biasa lama nya.

"Mah, echa lama banget sih...." azril sudah tidak tahan lagi, dia menyandarkan kepalanya di sofa ruang keluarga echa.

Mentari, mamah kandung echa yang sedang menonton drama sambil mengemil pringless yang azril bawakan itu hanya terkekeh kecil "Kaya gatau echa aja...." balas mentari

Azril menghembuskan nafas beratnya "Telat nih...." dengus azril setelah melirik jam rolex hitam yang melingkar di tangan kiri nya.

"Emang mau kemana sih?" Tanya mentari, mengecilkan volume televisi

"Acara ulang tahun temen, janji nya jam delapan tapi sekarang udah jam tujuh lewat echa belum ngapa ngapain....." jelas azril

"Temen yang mana? Zaki? Zidan? Tian? Adit atau Fito?" Tanya mentari "Apa anak cewek? Eh, Nggak deh kayanya, mamah inget kapan birthday jihan, ara sama vivi, mereka gada yang ulang tahun bulan ini" lanjutnya

"Birthday nya Tian mah...." jawab azril "Mamah inget birthday mereka tapi birthday anak sendiri gak inget, azril jadi makin yakin mamah mungut echa di jalan...." ucap azril dengan kekehan kecil di ujung kalimatnya

"Bukan mamah yang mungut gue, tapi gue yang mungut mamah...." sahut echa yang baru saja menuruni anak tangga sambil membenarkan gelang hitam di pergelangan tangan nya.

"Enak aja, kamu lupa ya? dulu mamah temuin kamu lagi mungutin roti sama makanan bekas di tong sampah belakang restoran....." balas mentari

Echa berdiri di depan mentari sambil melipat kedua tangan nya di dada "Lah? Mamah ngapain juga waktu itu di belakang restoran? Bukannya lagi kuli nyuci piring yah? biar bisa beli nasi padang paket ceban kan?"

Azril tertawa, pertikaian ibu dan anak ini benar benar memiliki kesan tersendiri untuk azril setiap menyakiskan nya.

"Ngapain lo ketawa, ayo buruan jalan, telat nih...." sarkas echa, kesal saat melihat azril yang berbahagia dengan pertengkaran ini.

Azril mendecak, yang ngaret siapa, yang kena omel siapa. Dia bangkit dari duduk nya lalu menyalim tangan mentari "Azril mangkat mah..." ucapnya

"Hm... hati hati ya, kalo jatoh bareng, jangan bantuin echa, ketawain aja...." balas mentari

Echa yang hendak menyalim tangan mentari, berakhir dengan mengigit jari telunjuk mamah nya itu.

"Awhh...." mentari langsung menarik tangan nya sambil cekikikan tertawa "Kelaparan apa gimana  deh kamu...." ucapnya

"Sebenernya echa punya rahasia yang selama ini echa sembunyiin dari mamah...." ucap echa

Mentari menaikan sebelah alisnya "Rahasia apaan?" Tanya nya, penasaran

"Echa kanibal....mulai sekarang, mamah hati hati aja sama echa...." ucap echa yang setelah itu pergi meninggalkan ruang keluarga

Mentari mengeriyitkan dahinya, bingung harus tertawa atau bagaimana merespon candaan anak tunggal nya itu "Kasian banget, mana masih muda, anak gue satu satunya lagi...." dengus mentari

"Azril buruan!!!!" Teriak echa dari luar

Azril yang masih berdiri di ruang keluarga langsung terperanjat kaget, refleks dia langsung pamitan pada mentari llau berlari kecil menyusul echa

"Salam buat Tian sama anak anak mamah yang lain!!!" Seru mentari saat mobil putih azril bergerak meninggalkan garasi rumahnya.

Azril menekan klakson mobilnya merespon mentari yang melambaikan tangan di depan pintu rumah.

"Duh anak anak gue udah pada gede aja, bentar lagi banjir cucu nih kayanya gue...." dengus mentari sebelum masuk kembali ke dalam rumah dan menutupi pintu utama.

.
.
.
.

"Lo udah lama suka sama jihan?" Tanya echa

Saat ini, echa sedang duduk berdua bersama tian di salah satu caffe bernama Red Sky Beach yang lokasimya berada di bibir pantai, menyuguhi langit malam berangin dan suara ombak yang menenangkan jiwa.

Beberapa saat lalu, echa menghubungi tian, mengajak nya bertemu di caffe yang saat ini sedang mereka tempati.

Tian terlihat santai, mulut cowok itu sibuk mengunyah roti bakar yanh ada di mulut nya.

"Baru baru ini sih kayanya...." balas tian

"Gue kira lo masih ngarepin gue..." ucap echa dengan tawa renyah di ujung kalimatnya

Ah itu, tian malu rasanya mengingat masa masa itu, dimana dia pernah ketularan oleh obsesi zidan yang menyukai echa, sampai sampai tian mengikuti zidan untuk menggoda echa setiap hari.

"Ngarep aja bosen, capek juga gue kalo terus ngarepin cewe yang pawang nya nyangkut dimana mana...." balas tian "Salut sih gue sama mental zidan yang sampe sekarang masih nge'crush-in lo" lanjutnya

"Yah, padahal gue sebenernya mau ngasih lo kesempatan..." dengus echa, dengan sudut bibir yang terangkat

Uhuk

Tian tersedak roti bakar di mulut nya, buru buru dia menyeruput minum nya "K-kesempatan maksud lo?"

"Ya gitu, masa lo gak paham...." ucap echa

Tian menyeringai kecil "Jangan becandalah...." ucap nya

Suasana di lantai dua outdor caffe ini tidak begitu ramai karena biasanya orang orang datang ke caffe ini saat menjelang petang, untuk menikmati sunset nya.

"Lo beneran suka sama jihan?" Tanya echa, lagi, seolah memastikan tian benar benar menyukai jihan atau tidak.

Tian mengangguk yakin "Hm. Gue beneran suka sama dia, kenapa sih?..." balas tian

Echa terkekeh "Gapapa, Awas aja ampe lo nyakitin sahabat gue...." ucap echa

Tian ikut terkekeh "Lo juga jangan nyakitin azril, dia sahabat gue...." balas tian

Echa menaruh garpu waffle nya diatas piring "Bisa gak sih lo semua jangan melebih lebihkan hubungan gue sama azril?" Ucapnya

Tian mengeriyitkan dahinya "Emang gitu kenyataan nya kan?" Tanya tian

Echa menggelengkan kepala "Hubungan gue sama azril, gabeda jauh kaya hubungan gue sama lo. Temen." Jawab echa

"Iya terserah, emang buat sekarang lo masih temen azril, gatau nanti..." balas tian dengan tawa renyah nya diakhir

"Btw, gue tau ini telat banget, tapi...." gantung echa "Happy Birthday...." lanjutnya sambil tersenyum ke arah tian

Tian menyinggung senyum, ia pikir tidak ada orang yang mengingat hari kelahiran nya ini.
Melihat tidak satupun dari lima teman nya yang mengucapkan, bahkan jihan juga sepertinya lupa atau mungkin tidak tahu jika hari ini dirinya berulang tahun.

"Masih ada empat jam kali...." ucap tian, meski begitu, dia senang mengetahui echa mengingat hari ulang tahun nya

"Kadonya nyusul...." ucap echa

"Gue gak nyangka sih jihan mau sama cowok kaya lo..." tambah echa

Tian terkekeh "Gue juga heran, awalnya gue pikir gue deketin jihan cuma karena gue butuh pelarian setelah tau lo sama azril deket, eh malah keterusan...."

"Jadi selama ini lo deketin gue cuma buat pelarian lo?" Tanya jihan yang tiba tiba sudah berdiri tidak jauh dari meja mereka

Refleks tian langsung membulatkan matanya, menatap jihan yang sudah memasang wajah kesal, marah, kecewa dan sedih yang bercambur menjadi satu.

"Ng-nggak gitu, lo salah paham, tadi gue bilang kalo itu cuma awal nya do.....

"Gue kecewa sama lo...." ucap jihan yang setelah itu langsung berlari menuruni anak tangga

Tian langsung beranjak dari duduk nya, berniat menyusul jihan tetapi tangan nya langsung di tahan oleh echa

"Tutup point" ucap echa yang setelah itu langsung melepas cekalan nya di tangan tian

Tian mengangguk mengerti, setelah itu dia langsung berlari menyusul jihan.

Dengan tergesa gesa, tian menuruni setiap dua anak tangga sekaligus dengan kaki panjang nya.

Sampai di lantai satu, dia menemukan seluruh ruangan disana menggelap, tanpa mau perduli, tian hanya mengejar bayangan di depan pintu.

Tian yakin, bayangan itu adalah jihan, dengam cepat dia menahan tangan jihan dan menutup pintu yang baru saja akan jihan buka.

"Bentar han, dengerin gue dulu...." ucap tian, mebalikan tubuh jihan

Dan ya, dalam kegelapan itu, tian melihat dengan jelas jihan yang hanya diam menatap ke arah lain dengan mata kosong.

"Sumpah itu cuma awalnya doang, sekarang gue bener bener suka sama lo. Percaya sama gue, please...." ucap tian, memegang kedua bahu jihan, mencoba meyakinkan cewek itu.

Jihan menepis kedua tangan tian di bahu nya "Awalnya gue nyuruh echa ngajakin lo kesini buat ngerayain ulang tahun lo, tapi......" gantung jihan "Gue udah keburu males setelah denger omongan lo yang tadi...." lanjutnya

"Nggak, jangan gitu han, gue beneran suka sama lo. Ayolah, percaya sama gue, maaf ya? Maaf....." tian merengek, mengerutuki kata katanya yang membuat jihan sakit hati itu.

"Gue gapercaya sama lo!" Sentak jihan, membuat mulut tian langsung mengatup diam, bahkan nafasnya terasa mencekat.

"Gue suka sama lo, bener bener suka, maafin gue...." ucap tian, pelan sekali, ekspresi wajahnya sudah pasrah, meski mungkin akan sulit sekali, tapi siap tidak siap, tian akan menerima apapun keputusan jihan.

Jihan sudah tidak tahan lagi, kedua sudut bibirnya terangkat, kakinya sedikit berjinjit untuk mengacak puncak kepala tian "Arghh....gemes banget sih...." ucap jihan sambil terkekeh, puas melihat wajah panik tian.

Tian auto membulatkan matanya sambil mencekal pergelangan tangan jihan yang ada di kepalanya, dengan ekspresi kebingungan, dia menatap jihan penuh tanda tanya

"Gue juga suka sama lo...." ucap jihan sambil tersenyum

Tian langsung menarik tangan jihan, membuat tubuh cewek itu oleng lalu menabrak tubuh tian.

Tian memeluk jihan, menjatuhkan kepalanya di ceruk leher cewek yang sudah membuatnya punya riwayat gagal jantung itu. Yaelah lebay bngt thor wkwk

"Tadi echa cuma becanda, gue yang suruh dia nanya nanya soal kita, sekalian mastiin aja lo suka beneran sama gue atau cuma iseng, tapi sekarang gue udah percaya banget kok sama lo." Jelas jihan

"Jahat banget, gue udah panik....." balas tian, berbisik di telingan jihan

Jihan terkekeh kecil "Happy Birthday...." bisik nya yang sedetik kemudian lampu lampu di ruangan itu mulai menyala.

Tian kembali menegakan tubuhnya lalu menatap ruangan yang mulai menyalakan satu persatu lampu.

Duk!

Duk!

Ruangan gelap itu menyala berbarengan dengan hujan pita pita kecil yang turun dari langit langit.

Beberapa teriakan heboh dari teman teman nya, dan suara dari balon yang di letuskan dan terompet kecil yang di tiup meramaikan ruangan lantai satu itu.

"Cie cie, udah jadian aja nih...." goda adit sambil membawa cake ulang tahun di tangan nya.

"Enak ya, tanggal ulang tahun sama tanggal jadianya nya samaan...." timpal zidan

"Tiup dulu dong lilin nya, keburu kena kue nih...." tiara juga membawa cake persembahan dari anak cewek untuk dua sejoli yang baru jadian itu.

"Make a wish....." timpal echa

Menurut, tian memejamkan matanya lalu mulutnya berkumat kamit tidak jelas, membuat fito lamgsung menyentulkan dahi cowok itu dengan kesal.

Tian meniup lilin di cake yang dibawa tiara dan adit lalu tian menatap echa, dirinya benar benar terharu, matanya mulai berkaca kaca "Seumur umur gue baru kali ini dirayain ulang tahun sampe bikin sakit jantung...."

"Noh, temen lo yang rencanain...." jihan menujuk ke arah zidan, zaki, adit dan fito.

Azril? Tian sudah hapal, cowok itu pasti tidak setuju dengan rencana, bisa dilihat dari raut wajah azril yang sedari tadi hanya datar dan diam saja, sangat ingin sekali tian olok olok.

"Makin tua makin jelek bor, happy birthday...." ucap zidan

"Selamat ulang tahun bro, makin panjang anu nya...." timpal fito yang langsung mendapat tepakan dari tian

"Saengil chukae bapak Bastian Endreado, ditunggu pajak jadian sama pajak ultah nya...." tambah vivi

Zaki menepuk pundak tian "Happy birthday yan, jangan jadi tua yang menyebalkan..."

"Happy birthday bos stok film biru, ditunggu film biru lo sama jihan nya...." ucap adit sambil meanik turunkan kedua alisnya

Jihan langsung menjitak dahi adit "Gue kasih film krisna lo!" Kesalnya

"Happy birthday, gak minta banyak sih gue, pajaknya otw dufan sama Mcd aja ge udah seneng kok....." ucap tiara

"Siap...." kekeh tian

"Gue udah ngucapin ya? Tinggal traktiran nya..." timpal echa yang langsung mendapat acakan poni rambut nya dari tian

Azril yang melihat hal itu hanya berdecak, merasa tidak tertarik dengan acara malam ini.

"Sumpah zril, muka lo bikin enek banget diliat nya..." ucap tian, menunggu azril mengatakan sepatah kata untuknya, tetapi cowok itu hanya diam mematung denga wajah tidak berekspresi.

"Bodoamat" dengus azril, yang setelah itu pergi duduk di salah satu kursi disana, mood nya sedang tidak baik baik saja setelah tadi dia bersama yang lainnya menguping yang tian dan echa bicarakan di lantai dua.

"Hubungan gue sama azril, gabeda jauh kaya hubungan gue sama lo. Temen."

Ah sial, tidakah echa menyadari perasaan nya?
Apa kedekatan dan hal hal yang sudah mereka lakukan bersama selama ini tidak cukup membuktikan kalau azril ingin dianggap lebih dari teman?

"Gak ngehargain banget deh, ngapain dateng kalo cuma mau bikin rusuh...." kesal echa, menatap azril dengan nyalang.

Azril menghambuskan nafasnya lalu menarik dua gelas berisi juice jeruk yang ada diatas meja dan memberikan nya pada tian dan jihan "Happy birthday, langgeng juga buat hubunga lo berdua...." ucapnya

Tian menyinggung senyum, menerima minuman itu dengan senang hati, begitu juga jihan.

Semua orang ikut mengambil minuman mereka diatas meja lalu melakukan cheress bersama.

"Arghhh....." mulut fito mengeluarkan suara seolah dia baru saja meneguk habis segelas wine, beer atau alcohol, padahal yang di sediakan di acara malam itu hanya juice jeruk dan juice anggur.

"Laga lo, kek pernah minun champagne aja...." tiara menepak pundak fito

"Aih aih, gak tau lo? Meski bukan anak geng motor, tapi gini gini juga kita sering ngebar kali, wine? Beer? Apa Champagne? Udah pernah....." sombong fito

"Terus lo bangga gitu? Yang kaya gituan mah cuma jadi pajangan dirumah gue...." balas tiara

Zidan menggelengkan kepalanya "Beda ya, anak bos bar mah champagne aja jadi pajangan...." ucapnya

"Gerah...." celetuk jihan sambil melepas dua kancing teratas kemeja nya

"Fuck!" Sarkas tian "Azril!!!" Bentak nya

Azril yang namanya disebut sebut hanya menaikan sebelah alisnya sambil tersenyum puas melihat reaksi yang tian berikan padanya.

"Lo masukin apa ke minuman gue sama jihan...." tanya tian

Dengan santai azril merogoh saku hoodie nya lalu mengeluarkan sebuah botol kaca kecil berisi beberapa butir obat pil berwarna putih.

"Hadiah ulang tahun dari gue...." ucap azril

"Bangsat....." kesal tian sambil mengusap surai rambutnya ke belakang

Azril kembali memasukan botol kaca itu ke dalam saku hoodie nya lalu berjalan mendekat ke arah echa

"Itu obat apaan?" Tanya echa, penasaran, bukan,

Sebenarnya echa ingin memastikan, dilihat dari gejala yang sedang jihan rasakan saat ini, itu terlihat sama seperti yang echa rasakan saat azril menaruh obat perangsang di susu yang pernah echa minum.

Apa azril menaruh....

"Obat kuat...." jawab azril yang setelah itu langsung melingkarkan tangan nya di pinggang echa

"Bubar bubar, acaranya udah selesai, yang punya hajat mau peresmian....." zidan yang paham situasinya langsung beranjak dari posisinya

"3012, pin apart gue. Jangan main di kamar gue, kamar tamu aja! Bekas nya langsung beresin sampe gada bekas atau ogah gue pinjemin tempat lagi" ucap azril yang setelah itu menarik echa beranjak pergi dari sana

"Terus lo mau tidur dimana?!" Tanya zaki, sedikit berteriak

"Rumah echa!!" Teriak azril yang setelah itu menarik pintu caffe dan keluar dari sana

Adit menepuk pundak tian "Wah....si azril niat banget bales dendam sama lo...." ucapnya

"Awas kelolosan, jangan lupa pengaman" ucap fito

"Jangan berlebihan...." zaki ingin melarang perbuatan yang akan teman nya lakukan ini tetapi..... yasudahlah, dosa tanggung masing masing, yang penting dia sudah mengingatkan

"Semangat bor...." kekeh zidan yang setelah itu ikut meninggalkan caffe bersama fito, tiara dan vivi, lalu di susul zaki dan adit.

Zidan mengantarkan tiara pulang bersama fito dan adit, begitu juga dengan zaki yang mengantarkan kembali vivi ke rumah nya.

Kini tian hanya berdua bersama jihan yang sudah memeluk tangan nya.

"Han...." panggil tian

Jihan menanggakan kepalanya "Hum?" Tanya nya dengan suara lemah

"Mau kaya echa sama azril nggak?" Tanya tian

Jihan ingin menolak, tetapi tubuh nya seperti ingin mendapatkan sentuhan, terbukti dengan dirinya yang refleks merapatkan tangan tian diantara payudaranya.

"Gue takut hamil....." jawab jihan

"Nggak akan, nanti beli pengaman...." ucap tian

"Mau ya?" Lanjut nya

Dengan malu malu, jihan mengangguk kecil, membuat tian langsung bersemangat 45, dengan cepat dia menggendong tubuh jihan lalu membawanya masuk ke dal mobil, sampai akhirnya mereka pergi menuju gedung apartemen milik azril.

Karena tidak mungkin tian mengajak jihan bermain di rumahnya.

Sesampai di depan pintu apartemen azril, tian memasukan pin yang azril sebutkan dan pintu terbuka.

Setelah masuk ke dalam apartement, tian langsung menutup pintu apartemen yang auto mengunci lalu dengan tanpa aba aba, tian langsung menyerbu bibir jihan

Obat perangsang yang azril berikan di minuman mereka benar benar bereaksi dengan gila, ini pertama kalinya tian merasakan sensasi yang benar benar luar biasa ingin di puaskan.

Dengan telaten, tian melepas satu persatu kancing kemeja dan bra hitam yang dipakai jihan lalu melemparnya keatas sofa, satu tangan tian kini sudah menjalar masuk ke rok jeans yang dipakai jihan, meremas paha cewek itu dan satu tanga nya lagi menekan leher belakang jihan agar ciuman mereka semakin dalam

Jihan melingkarkan tangan nya di leher tian, dirinya benar benar sudah di kuasai nafsu, ingin meminta kepuasan yang lebih dari sebuah ciuman.

Lidah keduanya saling membelit, menimbulkan suara suara yang semakin membuat tian bersemangat.

Dengan mudah, tian menggendong jihan ala koala lalu membawanya masuk ke dalam kamar tamu yang biasa dia dan yang lainnya gunakan jika menginap di apartemen azril.

Tian menjatuhkan tubuh jihan diatas kasur, menurunkan rok cewek itu lalu membuangnya ke atas lantai.

Jihan membuang pandangan nya yang memblush takala dia sudah naked sempurna dan tian juga mulai melepas satu persatu pakaian nya.

Jihan memperhatikan tangan tian yang bergerak memasang sesuatu di penisnya yang terlihat besar dan sudah sangat tegang.

"Ini bakal sakit banget awalnya, tapi gue bakal main pelan pelan, jadi lo harus tahan sebentar ya? Maaf...." ucap tian sebelum mengarahkan ujung penisnya ke bibir vagina jihan yang sudah basah

"Han...." panggil tian

Jihan menatap tian yang juga sedang menatap ke arah nya.

"Ini akan jadi salah satu kenangan yang nggak akan pernah bisa lo lupain...." lanjut tian

Tbc....

Next?

Gila parah sih kalo ngga VOTE
Ini 3970 kata dong!!!

Kasih spesial part Jihan sama Tian jangan nih?

Atau skip aja ke scene Azril yang lagi numpang tidur di rumah Echa?

Satu kata buat part ini dong.....

Btw,
Selamat ulang tahun abang tian!!!

17 November resmi jadi tanggal lahir nya abang tian ya :*

Continue Reading

You'll Also Like

12.2M 754K 56
Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan se...
2.1M 210K 53
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
3.8M 228K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
469K 37.5K 43
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...