ANTAGONIST GIRL

By peecherx

3.9M 450K 29.1K

Amara Auristela Smith. Gadis yang dikaruniai wajah yang sangat indah, mahir dalam bela diri, dan kepintaran y... More

00
ANTAGONIST GIRL : 1
ANTAGONIST GIRL : 2
ANTAGONIST GIRL : 3
ANTAGONIST GIRL : 5
ANTAGONIST GIRL : 4
ANTAGONIST GIRL : 6
ANTAGONIST GIRL : 7
ANTAGONIST GIRL : 8
VISUAL
ANTAGONIST GIRL : 9
ANTAGONIST GIRL : 10
ANTAGONIST GIRL : 11
ANTAGONIST GIRL : 12
ANTAGONIST GIRL : 13
ANTAGONIST GIRL : 14
ANTAGONIST GIRL : 15
ANTAGONIST GIRL : 16
ANTAGONIST GIRL : 17
ANTAGONIST GIRL : 18
ANTAGONIST GIRL : 19
ANTAGONIST GIRL : 20
ANTAGONIST GIRL : 21
ANTAGONIST GIRL : 22
ANTAGONIST GIRL : 23
ANTAGONIST GIRL : 24
ANTAGONIST GIRL : 25
ANTAGONIST GIRL : 26
ANTAGONIST GIRL : 27
ANTAGONIST GIRL : 28
ANTAGONIST GIRL : 29
ANTAGONIST GIRL : 30
ANTAGONIST GIRL : 31
ANTAGONIST GIRL : 32
ANTAGONIST GIRL : 33
ANTAGONIST GIRL : 34
ANTAGONIST GIRL : 35
ANTAGONIST GIRL : 37
ANTAGONIST GIRL : 38
ANTAGONIST GIRL : 39
ANTAGONIST GIRL : 40
ANTAGONIST GIRL : 41
ANTAGONIST GIRL : 42
ANTAGONIST GIRL : 43
ANTAGONIST GIRL : 44
ANTAGONIST GIRL : 45 | STOP SPOILER!
EXTRA CHAPTER
INFO PENTING!
INFO PENERBITAN
GIVEAWAY & VOTE COVER!
EXTRA CHAPTER II
PO DI MULAI!
CO AG DI SHOPEE 3.3!

ANTAGONIST GIRL : 36

43K 6K 176
By peecherx

Tok tok tok!

Suara ketukan itu terdengar nyaring oleh beberapa asisten rumah tangga keluarga winnelson.

Ceklek!

Laki-laki berbadan tegap itu muncul ketika seorang pelayan membuka pintu. "Cari siapa den?"

Orang yang ditanyai oleh pelayan itu tersenyum tipis. "Aruna nya ada?"

Pelayan tadi terlihat gugup, membuat laki-laki itu mengerutkan keningnya curiga. Takut jika ada hal yang tak diinginkan yang akan terjadi pada gadisnya. Ya, laki-laki itu adalah Ravel.

"Saya juga gak tau den, tapi mungkin non Luna tau, mau saya panggilkan dia saja?" Tawar pelayan itu.

Ravel ingin menolak, namun ia juga penasaran akan kondisi gadisnya itu, terpaksa ia mengangguk pasrah.

Pelayan itu tersenyum lalu berlalu begitu saja dari hadapan Ravel. "Silahkan masuk den, saya panggilkan non Luna dulu,"

Ravel mendudukkan dirinya di atas sofa empuk yang tersedia disana, beberapa menit kemudian, seorang gadis cantik berjalan kearahnya menggunakan kaos polos berwarna biru muda kebesaran dengan celana hotpants. Dia adalah Aluna.

Aluna tersenyum ke arah Ravel sembari mendudukkan dirinya di sofa yang berlawanan arah dengan Ravel. "Kenapa rav?"

"Lo tau Aruna dimana?" Tanyanya to the point pada Aluna.

Aluna menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu, dengan ragu-ragu ia menjawab. "Gak. Tapi mungkin dia bakal balik bentar lagi deh, tunggu aja kalau mau," ucapnya tersenyum canggung.

Aluna sama sekali tak berbohong, saat ia melihat Abraham menyeret Aruna, ia tak tahu kemana Aruna di seret oleh Abraham, saat ia ingin mengikuti adiknya itu, ia ditahan oleh Vanya agar tak mencampuri urusan Abraham dan Aruna, karena bisa-bisa bukan hanya Aruna yang terkena imbasnya, namun juga Aluna.

Ravel menghela nafas kasar. Perasaannya tidak enak, seakan ada sesuatu yang huruk telah terjadi pada gadisnya itu. Namun ia lupa bahwa Aruna lebih kuat dari yang ia bayangkan. Ketika ada seseorang yang bisa mengalahkan Aruna dengan mudahnya, percayalah, itu hanya tipu muslihat Aruna saja. Gadis itu memang suka sekali terlihat lemah di hadapan musuhnya, namu tak ada yang tahu dengan tak tik mematikan yang telah ia susun rapih.

"Mau nunggu aja rav? Kalau mau, aku suruh pelayan buat buatin kamu minuman sama cemilan,"

Ravel menggeleng tanda tak mau, ia hanya fokus memikirkan Aruna, gadis yang paling ia istimewakan. Rasanya, Ravel ingin mengacak-acak rumah ini untuk mencari keberadaan Aruna, namun ia masih mempunyai sopan santun.

Sudah sekitar 20 menit Ravel duduk tanpa bergeming di sofa itu, namun sekarang ia tak ingin menunggu lagi. Ia tahu bahwa Aruna ingin mengatakan sesuatu padanya mengenai Aruna, namun gadis itu terlihat takut, seakan-akan ketika ia mengatakan itu, ia akan disakiti.

"Gue tau lo mau ngomong sesuatu, ngomong aja, gak ada yang bisa nyakitin lo selama ada gue disini." Suara Ravel membuat kepala Aluna mendongak sedikit untuk menatapnya, dapat dilihat di mata gadis itu terdapat kekhawatiran yang sangat besar. Tak kala besar dari kekhawatiran Ravel.

Aluna menetralkan nafasnya lalu melirik ke arah sekeliling untuk memastikan keadaan aman atau tidak. Setelah merasa bahwa keadaan aman, Aluna menatap Ravel lalu mengode laki-laki itu untuk mendekat ke arahnya. Ravel menurut saja. "Tadi aku liat papah seret Aruna, tapi aku gak tahu dia bawa Aruna kemana," gadis itu berkata dengan sorot mata yang terluka saat mengingat cara Abraham menyeret Aruna bak binatang tadinya. Walaupun Aruna salah, orang tua tidak berhak untuk bermain tangan kepada seorang anak. Tidak ada sedikitpun pembenaran dalam hal itu. Jika memang salah, maka tegur dengan cara yang baik-baik, bukan malah bermain tangan, karena hal itu bisa saja mempengaruhi kesehatan mental sang anak.

Terkadang, orangtua heran dengan sikap anaknya yang tiba-tiba dingin kepadanya, sering mengasingkan diri, dan egois. Padahal, tanap mereka sadari, tanpa mereka sadari, mereka sendiri lah yang membuat sang anak berubah menjadi seperti itu.

"Lo tau tempat tertutup di rumah ini? I mean, tempat yang biasanya jarang dikunjungi sama orang rumah ini?" Tanya Ravel yang memandang fokus ke arah Aluna, bukannya menjawab, Aluna malah membeku di tatap seperti itu oleh Ravel. Jujur saja, tatapan Ravel itu sangat candu bagi siapapun yang melihatnya. Laki-laki yang satu ini sangat menghormati perempuan, mau sejahat apapun perempuan itu, dia tak akan pernah berani untuk melukai nya, kecuali dalam keadaan yang benar-benar terpaksa.

••••

"Aih! Harusnya gue diiket pakai rantai 7 lapis! Tali kek gini mana ada harga dirinya di depan gue," gadis itu berdecak kesal karena tali yang tadi mengikat tangan dan kakinya kini terlepas dengan gampangnya.

Gadis itu kemudian beralih menatap pintu yang tertutup rapat di hadapannya ini, perlukah ia mendobraknya, tidak! Bisa-bisa ia dicoret dari kk karena membuat 1 rumah bergetar.

Aruna berjalan ke arah pintu itu sambil berkacak pinggang menatap pintu yang berada di hadapannya ini dari atas sampai bawah. "Gue harus kayak gimana?" Gadis itu tiba-tiba saja menjatuhkan dirinya di depan pintu itu dengan ekspresi wajah yang dibuat sedramatis mungkin. Oh tidak! Lihatlah, sekarang, gadis ini malah menggelar drama di gudang rumahnya sendiri setelah adegan adu mulutnya tadi dengan sang ayah.

"Tolong~ tolong~ ada nyamuk disiniii~ tolong~ tolong~ habis darah saya di isep nyamuk binatang iniii~"

Siapapun yang melihat tingkah Aruna saat ini, bisa dipastikan, orang itu akan menganggap bahwa Aruna adalah gadis gila.

Helaan nafas panjang dari gadis itu terdengar sedaritadi, entah apa yang ia lakukan.

Baru saja ia akan berdiri, namun perkataan Abraham tadinya kembali berputar di otaknya. Jika di pikir-pikir, nasib jiwa asli Aruna begitu buruk. Aruna jadi terpikir, akankah dia menghilang begitu saja dari dunia novel ini ketika permasalahan jiwa asli Aruna selesai? Atau ia akan tinggal disini menikmati hasil dari jerih payahnya karena telah berjuang untuk menyelesaikan permasalah jiwa Aruna asli?

Brak!

Pintu gudang itu di tendang keras dari arah luar gudang yang Aruna tempati saat ini. Sampai-sampai tubuh Aruna sedikit terpental kebelakang karena hal itu. Sungguh malang nasib gadia ini sekarang, dia benar-benar terlihat seperti gembel.

Aruna mendongak ingin melihat siapa pelaku dari semua ini, ternyata saat ia mendongak, ia mendapati Ravel dengan Aluna yang berada di sampingnya.

Dapat dilihat bahwa kedua orang ini sangat cemas melihat keadaan mengenaskan dirinya saat ini.

Ravel yang tadinya berdiri, kini berjongkok sembari menangkup wajah cemong Aruna. "lo gapapa?"

Aruna menggeleng. "Tadi ada nyamuk yang gigit gue! Sakit! Bunuh aja nyamuknya vel!" Ucapnya sambil menunjuk ke arah nyamuk yang sedaritadi menemaninya bermain drama dadakan di gudang ini. Dasar Aruna!

"Iya, nanti gue bunuh nyamuknya. Sekarang berdiri, muka lo mirip gembel yang gak pernah dikasih makan 1 abad na,"

Aruna yang mendengar dirinya direndahkan pun berdiri sambil menatap tajam ke arah Ravel yang telah mengejeknya tadi. Sungguh, ini adalah sebuah penghinaan Menur Aruna. Bayangkan saja, seorang Aruna dibilang gembel?

"Lo juga! Ngapain lo disini?" Tanya Aruna yang sedaritadi menyaksikan pertengkarannya dengan Ravel barusan.

Aluna tersenyum canggung. "Anu, tadi aku nemenin Ravel nyariin kamu"

Mata Aruna memincing untuk memeriksa apakah gadis ini berbohong atau tidak, nyatanya, gadis itu tidak berbohong.

"Bisa jalan?"

Aruna menoleh ke arah Ravel yang sedang bertanya padanya. "A-awww! Kaki gue keseleo!"

Dan...drama pun dimulai. Ravel tahu betul tingkah Aruna disaat seperti ini. Gadis ini hanya ingin membuat Aluna iri ketika Ravel memberikan perhatian lebih padanya.

Karena tak tahan dengan tingkah Aruna yang makin kesini makin tidak waras, alhasil Ravel mengangkat tubuh Aruna dan menggendongnya menuju kamar gadis itu dengan sedikit bantuan dari Aluna.

Saat sampai di kamar Aruna, Ravel menurunkan tubuh Aruna ke atas kasur milik gadis itu. "Kotak p3k dimana?" Ravel bertanya sembari mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan ini untuk mencari dimana letak kotak yang 1 satu itu.

Aruna memutar bola matanya malas. "Gak usah lebay! Lagian gue gapapa, tadi cuman sempet di tampar, sama di cambuk doang."

Cuma katanya?! Hei? Sebenarnya Aruna ini spesies manusia macam apa?!

"Cuma lo bilang?!"

Double up yey!

Mumpung lagi rajin nulis hehe

Oh ya, jangan lupa follow akun Instagram Aruna ya
@arunac.w_

Aku butuh banyak komen buat lanjut nulis👍🏻

Continue Reading

You'll Also Like

119K 5.3K 40
"17 tahun tanpa mama, saya sudah bahagia." Areeyata. "Kak Areeyata ya?? Aku mau nanti tutor bimbingannya Kak Areey." Shalum. "Ini buku lo kan? Tenan...
2.8M 177K 49
Bagaimana jika seorang gadis nerd dan sering dijadikan bahan bully di sekolahnya bertransmigrasi ke tubuh gadis antagonis yang berperilaku buruk? Hal...
4.5M 310K 47
"gue gak akan nyari masalah, kalau bukan dia mulai duluan!"-S *** Apakah kalian percaya perpindahan jiwa? Ya, hal itu yang dialami oleh Safara! Safar...
1.1M 104K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...