Garis Takdir [END]

By naadalh

1.5M 109K 7.7K

[PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] __ BELUM DIREVISI Highest Rank 🥇 #1 in teenfiction (09/04/22) #1 in g... More

Prolog
01|| Awal
02 || Gencar
03 || Rahasia
04 || Perubahan Rissa
05 || Masalah
06 || Kenyataan
07 || Terbongkar
08 || Bunda
09 || Kehidupan Baru
10 || Zean atau Akra
11 || Keysha Berulah
12 || Insiden
13 || Dukungan atau Ancaman
14 || Bertemu
15 || Benci tapi Cinta
16 || Gavin vs Gio
17 || Perihal Rasa
18 || Mengejutkan
19 || Kael Keysha
20 || Gosip
21|| Pelaku
22 || Kabar buruk
23 || Kematian
24 || Asing
25 || Masa Lalu
26 || Sahabat Kecil
27 || Peduli?
28 || Putus
29 || Sekali Lagi
31 || Gudang
32 || Suka
33 || Senyuman Berharga
34 || Rasa Sakit
35 || Peringatan
36 || Topeng
37 || Malaikat Baik
38 || Kerja Sama
39 || Kesempatan
40 || Taruhan
41 || Kekecewaan Zean
42 || Aishell A. Razena
43 || Kedekatan Rakael dan Sisil
44 || Tamu pagi hari
45 || Berubah
46 || Pilihan
47 || Ketakutan Keysha
48 || Surat
49 || Celia's Birthday
50 || Insiden tak terduga
51 || Hancur
52 || Hal aneh
53 || Baikan?
54 || Kecelakaan
55 || Penyakit Zean
56 || Hari bahagia
57 || Selamat jalan sang pemenang
58 || Tabrakan
59 || Positif
60 || Tanggung Jawab
61 || Penolakan
62 || Wedding Day
63 || Maaf
64 || Perhatian dan Usaha
65 || Dangerous Night
66 || Mastermind of Trouble
67 || Ketakutan Gavin
68 || Dalang dari masalah
69 || Luka dan Penyembuhnya
70 || Dia, pergi
71 || Amnesia
72 || Mengingat
73 || Penculikan
74 || Anak Kembar
75 || Berpisah?
76 || Mau kamu
77 || Let's break up
78 || I fucking love you
79 || Terciduk
80 || Liburan
81 || Pantai
82|| Keinginan Keysha
83 || END

30 || Confidential

17.2K 1.3K 33
By naadalh

"You'll always be my favorite 🧛🏻❤️‍🔥"

Happy reading bebifrend<3

--||--

"Vin, aku mau ngomong sama kamu."

"Gavin! Dengerin aku dulu."

Gavin menulikan telinganya, sudah terlalu malas mendengar suara Rissa. Pasti gadis itu akan menjelaskan tentang dirinya pada malam itu dan bukan Gavin namanya, jika cowok itu mendengar penjelasan mantannya tersebut.

"Gavin! Aku gak mau putus sama kamu!" teriak Rissa memburu membuat Gavin menghentikan langkahnya.

"Kamu mutusin aku hanya karena masalah itu? Kamu gak mau dengerin penjelasan aku dulu, dan tadi? Kamu belain Keysha. Oh atau jangan-jangan...kamu mutusin aku karena dia juga?" Rissa mengepalkan tangannya ketika Gavin enggan menatapnya.

Saat ini keduanya berada di koridor yang sepi, Rissa sengaja menunggu Gavin disana karena itu adalah area kelas 11 Ips 3, kelasnya Gavin.

"Kamu lupa, siapa yang selama ini deketin aku? Ngasih perhatian sama aku? Nyatain perasaannya duluan? Kamu lupa sama itu semua? Gavin please...aku bisa jelasin semuanya sama kamu." ucap Rissa memegang tangan Gavin.

Gavin menghempaskan tangan Rissa kasar, "Iya, itu semua gue lakuin buat gue dapatin lo. Dan lo liat kan? Gue berhasil. Tapi balasan lo apa? Lo khianati gue, Sa. Selama seminggu gue udah kayak orang gila yang tiap malem datengin rumah lo, nunggu kabar dari lo. Bahkan gue gak pernah mikir yang aneh-aneh tentang lo." ucapnya menatap penuh kearah Rissa.

Rissa cukup tertegun mendengar kalimat terakhir Gavin. Ternyata Gavin begitu percaya kepadanya.

"Aku minta maaf, Vin. Aku lakuin itu karena terpaksa, aku gak punya pilihan lain. Mama ninggalin aku, rumahku disita." lirih Rissa menunduk dalam.

Sedih bukan main ketika Rissa harus merasakan sakitnya kehilangan Windy untuk selamanya. Rumah yang selama ini menyimpan banyak kenangan harus lenyap karena hutang almarhumah Mama nya. Hal itu membuat Rissa harus terikat kontrak dengan Mami Sofi, wanita yang juga menyebabkan Rissa menerima pekerjaan sebagai pelayan disalah satu club malam demi kebutuhan hidupnya.

"Terus gue sebagai pacar lo buat apa? Disaat gue hubungin lo, lo minta waktu buat sendiri, gue turuti. Lo gak masuk sekolah sehari gue ngasih tau sama temen kelas lo kalau lo sakit. Tapi ternyata seminggu, Sa. Lo ngilang gitu aja. Dan sekali lo balik, lo buat gue kecewa. Lo buat gue jijik sama lo."

"CEWEK MURAHAN, OTAK LO DIMANA?" bentak Gavin menggelegar.

Rissa semakin menundukkan kepalanya, air matanya mulai mengalir membasahi kedua pipinya. Gavin benar, ia yang salah. Rissa terlalu menyepelekan perasaan Gavin. Jujur, sewaktu Gavin menyatakan perasaannya Rissa merasakan adanya getaran aneh dalam dirinya. Namun, getaran itu tidak bertahan lama. Setelah mereka jadian, Rissa tidak lagi merasakan cintanya kepada Gavin. Semuanya terasa biasa saja buat Rissa.

"A-aku nyesel, Vin. Aku minta maaf." lirih Rissa.

Gavin berdecak, satu tangannya ia masukan kedalam sakunya kemudian mendekati Rissa. Dengan lembut, Gavin membelai pipi Rissa yang dibanjiri oleh air matanya.

"Hussttt.. lo gak perlu nyesel. Gue udah maafin lo. Tapi sayang, gue gak bisa balikan lagi sama lo." Gavin mengikis jarak keduanya, "Seperti yang gue bilang malam itu, kita putus, gue gak mau punya cewek yang punya hubungan gelap dengan om-om."

"Dan berkat lo sama om-om itu, gue bisa deketin adek lo." bisik Gavin tersenyum miring.

Rissa mendongak menatap Gavin, guratan kesedihan dan tidak terima ia berikan kepada Gavin. Gavin mengambil keputusan sepihak tanpa penjelasan darinya. Apa sefatal itu kesalahannya, dan sekarang? Cowok itu juga terang-terangan mau mendekati adiknya, Keysha. Tentu Rissa tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Gavin hanya miliknya, sampai kapanpun.

Rissa menyeka air matanya kasar, "Aku gak akan biarin siapapun milikin kamu, sekalipun itu Keysha. Dan inget ini, kamu yang deketin aku selama ini. Aku gak pernah iyain kata putus dari kamu, kamu tetep milik aku, Vin. Bukan milik orang lain." ucapnya penuh penekanan kemudian pergi meninggalkan Gavin.

Gavin tersenyum miring melihat kepergian Rissa. Tentu apa yang ia katakan kepada Rissa itu tidak sepenuhnya benar. Gavin hanya tidak ingin merasakan sakit hatinya karena cinta untuk kedua kalinya.

Rissa sedikit membuat pertahanan Gavin runtuh. Gavin yang selama ini tidak pernah merasakan sakit hati masalah percintaan harus terlibat dalam obsesinya terhadap kakak kelasnya itu.

Rakael benar, selama ini Gavin hanya obsesi kepada Rissa.

~~~~~

"Zean sakit. Aaa lepasin, Ze." ringis Keysha merasakan cengkraman tangan Zean mengerat.

"Diem!" sentak Zean sontak Keysha mengerucutkan bibirnya.

"Lo mau ngajak gue kemana sih? Lo pikir gue sapi, segala pake ditarik-tarik. Tangan gue sakit, nyet." sembur Keysha kesal.

"Ketemu pak penghulu." jawab Zean asal.

"What? Omaigattt! Zean lo mau ngajak gue nikah lari. Gak. Ini gak bener, Ze. Kita belum fitting baju pengantin, belum lagi Bunda sama tante Calista restuin kita apa gak?" desis Keysha heboh.

Air muka Zean berubah, Zean menghentikan langkahnya berbalik menatap Keysha dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jadi lo mau kalau gue ajak nikah?" tanyanya menaikkan satu alisnya.

"Ya mau dong. Siapa sih yang gak mau sama cowok kayak lo. Udah ganteng, pinter, selalu juara olimpiade." balas Keysha antusias.

"Tapi gue gak. Lo bukan tipe gue." ujar Zean datar.

Keysha menekuk wajahnya, "Sok lo. Gini-gini gue tuh udah tipeable banget, ya. Gue bisa dapatin cowok-cowok ganteng diluar sana dalam semenit."

"Buktiin! Setahun aja lo masih harapin cowok brengsek yang gak punya perasaan ke elo."

Keysha kembali datar, mengerti arah pembicaraan Zean. Cowok brengsek yang Zean maksud pasti Gavin.

"Kalau itu beda lagi, Ze. Perasaan gue tuh bener-bener gak bisa diganggu gugat."

Zean memutar matanya jengah, "Penyakit lo makin parah, Key." cetusnya.

"Penyakit? Gue gak─"

"Kemarin bego, sekarang buta. Masalah cinta lagi,"

"Zean kesayangan gue, lo tuh gak ngerti masalah ginian. Lo gak tau gimana rasanya secinta apa kita sama seseorang." dengkus Keysha.

"Ya makanya lo jadi kayak gini. Sesekali pikirin diri lo sendiri, Key. Jangan bodoh karena cinta! Cinta gak buat lo kenyang." ketus Zean kemudian melenggang pergi.

"Apa sih? Zean kok sekarang jadi sensian," gerutu Keysha lalu menyusul Zean.

"Tungguin Ze. Loh, kenapa kesini? Siapa yang sakit?" Keysha mengernyit heran ketika Zean berhenti didepan pintu UKS lalu menarik tangan Keysha masuk kedalam.

"Duduk! Jangan banyak ngoceh!" tekan Zean sembari mencari-cari sesuatu dalam lemari.

"Nyari apa sih Ze?"

Zean duduk disamping Keysha dengan kotak p3k diatas pangkuannya, "Ngadep sini!" pintanya.

"Mau ngapain?" Keysha menatap heran Zean, tapi tak ayal gadis itu menuruti perintah Zean.

"Udah diem!" ucap Zean menyelipkan rambut Keysha kebelakang telinganya.

Keysha menggerakkan kedua matanya tak tentu arah, kini jarak keduanya begitu dekat. Hingga deru nafas masing-masing saling menerpa wajah.

"Pipi lo merah, Key. Sakit gak?" tanya Zean sambil mengoleskan salep pereda nyeri dipipi kanan Keysha.

Keysha menganggukkan kepalanya.

"Tadi abis ditampar perih banget," jawabnya setengah merengek.

"Kenapa gak dibales? Tangan lo, kan gak lumpuh."

"Gak bisa," Keysha menepis pelan tangan Zean. "Kenapa lo tau? Lo liat, ya gue ditampar?" tanyanya.

"Hm, gue liat semuanya." jawab Zean jujur. Alasan kenapa Zean tidak menolong Keysha saat Rissa menamparnya, itu karena Zean kalah cepat dengan kedatangan Gavin.

"Sorry, gue gak bisa samperin lo." Zean menunduk menatap lantai UKS.

"Gak masalah sih, walaupun gue kena tampar tapi perasaan gue seneng, Ze. Untuk pertama kalinya Gavin belain gue." seru Keysha tersenyum lembut, lagi melukai hati seseorang.

Zean berdehem, "Kayaknya bentar lagi perasaan lo bakal di notice sama Gavin." katanya.

"Semoga aja. Lo tau, kan? Gimana perjuangan gue ke dia. Setahun bukan waktu yang dikit buat gue suka sama Gavin."

"Terus? Hubungan...kita gimana?" tanya Zean menoleh kearah Keysha.

"Hubungan kita? Maksudnya?"

"Kalau suatu saat nanti lo beneran jadian sama Gavin, lo bakal selalu sama dia, lo masih punya waktu bareng gue?" Zean menatap Keysha dalam bersama rasa sesak yang tiba-tiba menyerangnya.

Keysha mengedipkan matanya beberapa kali, "Ya, gak mungkin gitulah, Ze. Gue pacaran sama siapapun, itu gak akan merubah posisi lo sebagai sahabat gue."

"Hm. Mungkin, gue boleh minta satu hal gak sama lo?" tanya Zean, Keysha mengangguk cepat.

"Beribu hal pun gue kabulin karena itu elo."

Zean berdecak, "Satu, ini aja gue gak yakin lo bisa nurutin apa gak?" kata Zean tersenyum tipis.

"Apapun yang terjadi kedepannya, lo harus tetep jadi Keysha yang gue kenal. Keysha yang selalu optimis dapetin kemauannya, Keysha yang selalu jahilin gue, Keysha cantiknya Zean...sahabat Zean kecil. Gue pengen, lo selalu buat gue sebagai orang yang selalu lo butuhin, Key. Apapun itu."

"Lo ngomong apa sih? Gak jelas."

"Gak papa. Gue hanya ingin ingetin sahabat nakal gue ini. Kan bentar lagi lo bakal jadi milik orang lain." kata Zean masih menatap Keysha.

"Itu aja?" tanya Keysha.

"Hm. Itu aja." Zean mengangkat jari kelingkingnya, "Janji? Janji seorang sahabat."

Keysha tersenyum manis, mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Zean. "Janji!"

"Kurangin bucin gila nya," ucap Zean gemas mengacak rambut Keysha.

"Siap, Jean." seru Keysha. Setelahnya hanya suara kekehan renyah dari kedua orang yang bersahabat itu.

Zean tahu, kelak diantara mereka bakal ada yang mengingkari janji yang barusan mereka ucapakan.

~~~~~

"Hahh... lo putus dengan Rissa? Secepet itu?" Gidar memekik kaget setelah mendengar pernyataan Gavin yang mutusin Rissa setelah gadis itu kembali. Sangat disayangkan, bukan? Hubungan keduanya baru berjalan beberapa minggu ini.

Nyatanya, selama ini Gavin gencar mendekati Rissa hanya karena obsesinya terhadap gadis cantik yang notabenenya adalah kakak kelasnya.

"Hm." dehem Gavin sebagai balasan.

"Bukannya selama ini lo cinta mati sama dia?" cetus Zelfan datar.

"Obsesi." bukan suara Gavin, melainkan suara Rakael.

"Lo tega banget sih, Vin. Waktu lo nembak dia aja udah kek orang lamaran, heboh berhari-hari. Eh giliran putus lo putusin gitu aja." ujar Ragil geleng-geleng kepala.

"Terus salah gue, gitu? Yang ada gue seneng putus dari dia." ucap Gavin.

"Kenapa? Dimana-mana orang putus galau bukan maen, bro." timpal Ragil.

"Beda lah. Gue sukanya karena obsesi doang. Kali ini beda." sahut Gavin enteng.

"Maksud lo? GILA! JANGAN BILANG LO UDAH MOVE ON, ANJIR?" pekik Gidar heboh.

Gavin menyunggingkan senyum miringnya, "Bisa dibilang gitu,"

"Sama siapa, nyet? Tega lo, lo beneran tega, Vin. Siapa cewek nya?" desak Gidar.

"Confidential."

-to be continued-

See u next part bebifrend 🧸 🙆🏻

Continue Reading

You'll Also Like

305K 11.4K 59
"Gua itu bongkahan es, kalo nggak kuat?minggir." -Arion destama. "Tapi dia pangeran yang gagal dingin kalau lagi sama pacarnya." -Aleta aelius.
3.3K 592 30
"Jangan baper gue nggak tanggung jawab kalok lo baper"--Galih "Tapi sayang gue naksir duluan sama lo"--Dira "Ini udah menjadi alasanya dir...galih ud...
1.4M 53.9K 33
WHATT?!! PUNYA BAYI SAAT MASIH SEKOLAH?!! Apakah kalian akan membuangnya? Atau merawatnya? Alex dan Kalila, dua orang yang sama-sama terjebak dalam...
2M 109K 53
PART MASIH LENGKAP. "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan deng...