RASA 2

By Kirana_ayunda59

72 18 24

Kemana Abang Reyy?? Ibu........ Ayah..... Bayu melamarku??!!! More

Rasa Yang Cukup (tak) Adil
Belajar Menghargai Rasa
Berpisah Dengan Rasa
Rasa Yang Menghantui
Rasa Yang Tak Terasa

Dilema Rasa

9 3 1
By Kirana_ayunda59

Sejak kepergian ibu tak begitu banyak yang berubah dari diriku, aku tetap melaksanakan kewajiban ku sebagai perawat juga sebagai anak kesayangan ayah yang harus menyiapkan makanan sebagaimana yang selalu dilakukan ibu kala hidup. Tidak ada yang salah ketika sesekali kesedihan datang menghampiri. Kesedihan normal seorang anak ketika merindukan sosok ibunya. Namun aku selalu yakin hanya dengan mengelus dadaku aku tau ibu selalu bersamaku.

"Assalamu'alaikum Kay" sapa seorang laki-laki yang baru saja menghampiriku. Dia adalah laki-laki yang mengajakku bertemu di taman wisata tidak jauh dari rumah sakit tempat aku bekerja.

"Wa'alaikum salam Bay." Jawabku sedikit tersenyum.

"Kamu ingatkan chat terakhir aku ke kamu. Aku bilang nanti kalau aku balik ke Indonesia kita harus ketemu." Ucapnya sambil menatapku sangat dalam "Hari pertama bertemu aku sudah ingin mengungkapkannya pada mu hanya saja waktunya benar-benar tidak cocok. Dan hari ini adalah hari ke-7 kepergian almrh.ibumu dan aku melihat kamu sudah agak mendingan, jadi ku pikir aku akan mulai berbicara sekarang." Sambungnya dengan nada bicara yang sedikit gugup.

"Apa maksudmu Bay?" tanya ku sedikit bingung

"Yah kamu tau Kay, aku sudah dikontrak oleh salah satu perusahaan di Jepang dan aku hanya diberikan beberapa hari cuti untuk ke Indonesia. Artinya aku ga lama di sini Kay dan bentar lagi aku bakal balik ke Jepang." Jelasnya

"Owalah, semangat yah Bay. Emang gimana kehidupan di sana? Suka dukanya gitu? Hehe" tanyaku sedikit mencairkan suasana.

"Hemm.. Kamu tau Kay, di sana muslim adalah minoritas, cukup sulit untuk mencari waktu untuk sholat. Aku ditempatkan cukup jauh dipusat kota yaitu di daerah Shizuoka. Aku sendirian Kay." Jelasnya sedikit tersenyum melihat ke arah langit. "Oh iya Kay, kamu ingat nggak waktu kita bergelut mendirikan organisasi, kita semua benar-benar berjuang dari nol hingga akhirnya sekarang kita berhasil melampaui majlis ilmu yang lain. Kamu ingat ga waktu kita semua mau sholat dhuhur berjamaah pertama kalinya kemudian ga ada satu pun yang mau menjadi imam. Sampai Erik mendorongku dari belakang dan menyuruhku memimpin sholat."

Aku yang mendengarkannya mendadak ikut tersenyum. Aku membayangkan betapa bahagianya masa-masa itu. Sementara sekarang kita banyak bergelut dengan problematika kehidupan yang datang silih berganti.

Bayu kemudian melanjutkan lagi perkataannya...

"Itu adalah pengalaman pertamaku menjadi imam Kay, memimpin makmum tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan. Dan dari pengalaman itu membuat aku semakin terbiasa. Waktu aku di Jepang khususnya waktu masih di Tokyo aku bertemu beberapa kawan Indonesia yang juga muslim dan ketika sholat mereka meminta aku juga untuk menjadi imam. Aku sangat senang Kay, bayangkan kalau kita berdoa ada makmum yang membantu mengaminkan doa kita. Tapi selama aku dipindahkan di daerah terpencil aku menjadi sendirian dan tidak ada lagi makmum." Kemudian Bayu melanjutkan ucapannya dan berbalik ke arahku dan menatap mataku sambil tersenyum "Maukah kamu menjadi makmum ku dan mengaminkan semua doa-doaku Kay??"

Kalimat apa yang baru saja dia ucapkan? Apakah itu semacam mantra lagi?. Aku mendadak tidak bisa berkata apa-apa.  Ada apa ini?? Aku terdiam.

"Kamu nggak usah jawab sekarang Kay. Kamu boleh kembali ke rumah sakit bekerja. Maaf udah ganggu waktu istirahatmu." Ucapnya mengakhiri percakapan hangat di taman itu.

..........

Sekarang aku kembali duduk dibangku kerja ku. Ada apa ini? Aku terngiang-ngiang dengan ucapan Bayu di taman tadi. Apa maksudnya?? Baru saja aku berniat untuk menanyainya tiba-tiba dia mengechat ku duluan.

"Maaf karena mendadak Kay, yaah kamu taulah ga lama lagi aku bakal kembali ke Jepang tapi kali ini aku ingin pergi bersamamu. Maukah kamu menjadi istriku Kay?"

Yah seperti itulah bunyi chat yang baru saja aku terima dari Bayu. Istri?? Apa dia serius dengan ucapannya? Bagaimana dia dengan santai mengungkapkan itu?? Aku tau sekarang umur kami memang sudah sama-sama matang. Tapi apa itu cukup menjadi indikator untuk menikah? Aku tau aku juga sangat menyukai Bayu. Aku percaya dia bisa menjagaku dengan sangat baik. Tapi bagaimana dengan abang?? Ibu meninggal tanpanya dan apakah kini aku siap menikah tanpa kehadirannya juga? Tidak, bukan hanya itu lantas bagaimana juga dengan ayahku?? Apa tega seorang Kay meninggalkan ayahnya seorang diri dengan kondisi ayah yang sekarang? Lalu siapa yang akan mengurus ayah kalau aku menikah??

"Bismillah. Aku tau niat baikmu Bay. Aku tau perasaan mu ke aku. Namun aku tidak tau apa aku siap Bay?? Bisakah kamu memberiku waktu lagi? Biar aku bincangkan dulu masalah ini sama Allah yah Bay. Bisa kan?" balasku terhadap pesan Bayu tadi.

(Emoticon smile) yah itulah balasan dia terakhir.

Mengapa?? Apa dia kecewa? Tapi aku tidak menolaknya. Aku hanya ingin meminta pendapat dari Tuhanku. Apa yang salah dari itu? Mengapa Bayu tiba-tiba menjadi dingin begini?

..........

Cukup memilukan kisah hari ini. Tak banyak yang ingin ku lakukan rasanya, aku cukup lelah dengan pekerjaan ditambah lagi dengan perkataan Bayu yang cukup mengganggu pikiranku. Maka dari itu aku memutuskan untuk memesan makanan saja untuk malam ini lalu ku makan berdua dengan ayah.

Kali ini cukup hening. Biasanya di meja makan aku yang selalu memancing ayah untuk bercengkrama biar ayah segera lepas dari kerinduannya terhadap almrh.ibuku. Tapi kali ini bagaimana aku menghibur ketika diriku sendiri membutuhkan hiburan. Namun aku sudah berjanji akan menjaga ayahku, satu-satunya orang saat ini yang menjadi prioritasku.

"Yahh,, ayah ga berpikir buat nikah lagi kan? Heheh awas aja kalau ayah nikah terus Kay masih jomblo, malu kali sama anak" ucapku sembari menghibur ayah.

Ayah kemudian tersenyum lalu berkata "Kalau begitu carilah calon biar Kay ga kesepian, rumah juga sedikit terisi. Ntar kalau udah nikah kamu ga usah kemana-mana yah di sini aja temani ayah sampai ayah kembali ke ibu. Rumah ini buat Kay" ucap ayah sambil tersenyum, namun begitu jelas aku melihat mata ayah yang berkaca-kaca.

"Tapi kan ayah bukannya perempuan abis nikah itu harus ikut suaminya yah ayah?" tanyaku sedikit bercanda.

"Emmm bener juga sih. Eh lagian kok ngomong gitu sih Kay? Emang udah ada calon yaaahh?? Jangan bilang kalau Bayu yaaaaaahh?? Emmm???" ucap ayah sedikit mengejek.

"Ihh ayah apaan sih. Kok Bayu? Hahaha" tentu terlihat jelas wajah ku yang memerah. Bahkan ayah pun bisa tau Bayu cocok untukku.

........

Aku kemudian kembali ke kamarku. Sesaat setelah sholat isya aku mengecek hp ku. Namun mengapa aku belum menerima balasan dari Bayu? Masih berakhir dengan emoticon smile tadi. 

Aku pun memutuskan untuk menghubunginya

"Assalamu'alaikum Bay?" tulisku dalam box chat.

"Wa'alaikum salam" balasnya singkat

Jelas itu mengundang tanda tanya besar dalam pikiranku. Apa yang salah dengan Bayu?? Dia mendadak menjadi dingin seperti ini. Aku memutuskan untuk tidak membalasnya dan ku tingkalkan hpku didekat lampu tidur. Aku berdoa agar Allah segera memberiku jawaban dalam mimpi. Ya atau Tidak.

..........

Pukul 03:00 aku tiba-tiba terbangun. Waktu yang tepat untuk bercerita kepada Allah. Akupun mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat istikharah. Memohon jawaban terbaik dari Allah dalam permasalahan yang sedang ku hadapi.

Satu demi satu rukun sholat ku selesaikan. Hingga akhirnya aku berada dalam tujuan akhirku yaitu memohon petunjuk dari Allah dalam memilih jalan hidup yang tebaik buatku. Ku tengadahkan kedua tanganku, memuji-Nya lalu bersholawat kepada nabiku. Dengan begitu terangkailah untaian doa-doaku :

"Allahumma inni astakhii-ruka bi 'ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta'lamu wa laa a'lamu, wa anta 'allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta'lamu anna hadzal amro khoiron lii fii diinii wa ma'aasyi wa 'aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta'lamu anna hadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma'aasyi wa 'aqibati amrii, fash-rifhu 'annii was-rifnii 'anhu, waqdur lial khoiro haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih"

"Ya Allah, aku memohon petunjuk memilih yang baik dalam pengetahuan-Mu, aku mohon ditakdirkan yang baik dengan kodrat-Mu, aku mengharapkan karunia-Mu yang besar. Engkau Maha Kuasa dan aku adalah hamba-Mu yang dhaif. Engkau Maha Tahu dan aku adalah hamba-Mu yang jahil. Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib dan yang tersembunyi. Ya Allah, jika Bayu Bhaihaki dalam pengetahuan-Mu adalah baik bagiku, baik pada agamaku, baik pada kehidupanku sekarang dan masa datang, takdirkanlah dan mudahkanlah bagiku kemudian berilah aku berkah daripadanya. Tetapi jika dalam ilmu-Mu bersama Bayu akan membawa bencana bagiku dan bagi agamaku, membawa akibat dalam kehidupanku baik yang sekarang atau masa yang akan datang, jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya. Semoga Engkau takdirkan aku pada yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Aamiin"

Yah doa itu tertulis dalam buku diariku lalu ku hafalkan karena aku tau suatu saat aku membutuhkannya. Dan benarlah suatu saat itu adalah hari ini. Dengan segala harap ku titipkan dalam doa itu. Berharap Allah segera memberiku jawaban dan petunjuknya.

.........

Tiba-tiba di pagi hari yang cerah ini ayah mengajakku joging keliling kompleks mengingat hari ini adalah Ahad dan orang-orang memang banyak manfaatkan untuk itu. Aku pun menyiapkan diriku dan tidak lupa dengan sebotol air yang selalu ku bawa kemana-mana.

Sesaat keluar dari pagar aku melihat Bayu yang juga hendak joging bersama adik kecilnya. Dia jelas melihatku. Aku tersenyum padanya, namun senyumku tak terbalas. Mendadak moodku menjadi kacau. Apa ini jawaban yang Allah berikan??

Setelah tiba di lapangan hijau aku melihat bangku panjang di sudut lapangan. Aku mengajak ayah untuk berehat sejenak di sana. Tidak berapa lama kami duduk tiba-tiba Bayu dan adik laki-lakinya si Vino yang masih berumur 10 tahun itu pun menghampiri.

"Assalamu'alaiku om" sapa Bayu hangat ke ayahku.

"Wa'alaikumsalam nak Bayu. Yaudah mumpung ada Bayu ayah mau lanjutin jalan-jalannya yah Kay, kayaknya ayah sekalian balik aja soalnya mau ke rumah Om Jo juga." Pinta ayah yang aku tau mungkin sebuah kebetulan yang disengajakan.

"Oh iya yahh nanti aku balik sama Bayu sama Vino" jawabku

"Ihh Vino balik sama Om Amar aja deh, Vino udah capek, laper juga" ucap anak kecil yang mungil itu.

Kami pun ditinggal berdua. Ramai orang berlalu lalang di sekitar kami, namun keheningan justru menyelimuti bangku yang aku dan Bayu duduki. Perasaan apa lagi ini.

"Apa jawabanmu Kay?" mendadak Bayu memulai perbincangan langsung tanpa aba-aba.

Aku terdiam beberapa saat. Aku berpikir. Bagaimana ini? Tapi Allah belum memberiku jawaban. Dan Bayu juga udah mendesak. Apa aku mempertimbangkannya sendiri saja? Ayah jelas menyukai Bayu. Sebelum abang ke Turkey pun abang menitipkan aku ke Bayu. Ibu dekat dengan keluarga Bayu. Dan Bayu juga laki-laki ketiga yang saat ini dekat denganku setelah ayah dan abang. InshaaAllah aku sudah merasa mantap. Bismillah semoga Allah meridhai keputusanku.

"Emm aa aanuu Bay. Semalam aku udah sholat dan...."

"Allahuakbar bentar-bentar Kay aku lupa dompet ku di bawa Vino nanti aku mau bayar token aku kejar dulu yah kayaknya belom jauh." tiba-tiba Bayu memotongku.

Aku hanya sedikit tertawa "Ada-ada saja.." ucapku.

Tiba-tiba terdengar bunyi notifikasi dan Bayu baru saja melupakan hpnya. Aku sedikit terpanah kelihatan dari layar kunci hp itu sebuah notifikasi direct message dari instagram. Entah mengapa hatiku sangat terpanggil untuk membacanya. Tanganku serasa telah terkontrol dan membukanya dan Bayu tidak mengunci hpnya.

"Gimana sayang? Udah ngomong sama Kay?"

Seperti itu kalimat yang aku lihat sesaat membuka hpnya. Mata ku mendadak berkaca-kaca. Demi menghindari kesalahpahaman aku kemudian membacanya lebih lanjut, aku hanya heran mengapa ada namaku yang dia sebut. Yahh ini merupakan suatu tindak ketidak-sopanan dalam memeriksa privasi seseorang. Namun mendadak aku merasa berhak untuk itu sebab hampir saja aku menerima lamarannya.

Setelah satu demi satu chat mereka aku baca. Aku langsung mengetahui bahwa Bayu tidak serius denganku. Ternyata perempuan itu adalah kekasihnya yang telah lama dia kenal selama di Jepang. Mereka satu kepengurusan dalam salah satu kegiatan perkuliahan mereka. Aku tidak mau percaya dengan apa yang aku lihat barusan namun ada satu percakapan yang benar-benar membuatku hancur berkeping-keping. Percakapan itu berbunyi seperti ini :

"Lalu kamu ngapain balik ke Indonesia yang?"tanya perempuan itu

"Yah mamah minta aku balik dulu yang, dia kepengen jodohin aku sama Kay perempuan yang pernah aku ceritain itu loh. Aku memang deket sama keluarga mereka termasuk sama Kay tapi tenang aja aku ga suka lagi kok sama dia. Aku cuman kepengen balik dulu buat selesaiin ini baik-baik. Sekalian nanti kita ketemu di Indonesia biar aku kenalin kamu ke mamah yah sayang."

Sebenarnya masih banyak percakapan menusuk lainnya tapi aku tidak sanggup lagi membacanya. Belum selesai ku letakkan kembali hpnya, tiba-tiba Bayu mendadak muncul dihadapanku. Aku sama sekali tidak takut. Aku tau telah melanggar etika. Aku tau itu salah, tapi aku tidak takut setidaknya aku tidak salah dalam memilih pasangan.

"Ka...ka..Kayy... Ka.. kamu jangan salah paham dulu" ucap Bayu mendadak gugup.

Aku mengangkat sedikit kepalaku dan menatapnya sesaat, sementara air mataku terus mengalir. Ku ayunkan tanganku lalu ku kembalikan hpnya. Dan aku tersenyum.

"Bay aku yakini bahwa ini adalah jawaban yang telah Allah berikan untukku." Ucapku dengan tersenyum sangat lega lalu aku berdiri tegak dan ku beranjak meninggalkannya.

...........

"Alhamdulillah Mahasuci Engkau ya Allah telah menjaga hamba dari segala hal yang tidak baik untukku. Hamba berterimakasih padamu Ya Allah atas penjagaanmu selama ini. Hamba sakit yaAllah, hamba sakit menerima kenyataan pahit ini. Namun hamba percaya ini bagian dari ujian-Mu ya Rabb. Hamba tidak bisa membayangkan sakit-sakit yang lain ketika mungkin hamba tadi menerima dia. Maha Benar Engkau atas segala keputusan-Mu. Berikanlah hambah ketabahan dalam menghadapi semua ujian ini yaAllah. Cukuplah hambah menjaga ayah hamba dan menjadi anak yang berbakti kepadanya. Muliakanlah hamba di sisi-Mu yaRabb sehingga hamba bisa mulia diantara orang-orang mulia. Peliharalah hamba dari keburukan hawa nafsu ku dan dari godaan syaitan laknatullah. Genggamlah tanganku yaAllah dan tuntunlah hambah agar senantiasa berada dalam kebenaran. Hamba percaya engkau akan menitipkan seseorang yang terbaik untuk mendamingi hamba kelak dan jika memang tidak di dunia ini maka di akhirat kelak. Dan ketika Bayu telah menjadi bagian dari takdirmu hari ini maka bersihkan lah dia dari ingatanku yaAllah jangan Engkau tunjukan kepada hamba wajah-wajahnya lagi. Aamiin" pintaku sesaat kembali dari lapangan tadi dan melaksanakan sholat dhuhah.

Mendadak air mataku jatuh membasahi sejadah yang Bayu hadiahkan untukku. Namun mulai sekarang aku akan berusaha untuk melupakan dia. Bahkan aku berniat untuk membawa sejadah ini ke masjid biar dipakai orang-orang di sana. Aku tau ini hanya sejadah ini bukan sosok Bayu. Namun aku khawatir sejadah ini mempengaruhi istiqomahku. Dan aku mulai menghilangkan satu per satu hal yang berkaitan dengan Bayu. Termasuk memblokir nomor telponnya.

Aku hanya sedikit berpikir. Bahwa seorang dengan watak seperti Bayu pun dapat terjerumus dalam godaan wanita. Astagfirullaha wa atuubu ilaih..

******

Continue Reading

You'll Also Like

152K 4.1K 200
When Shi Qingluo, an agriculture expert, opened her eyes again after dying, she realised she had transmigrated as a farm girl in an ancient era. Her...
261K 521 22
just some of my horny thoughts;) men dni
23.5K 2K 40
Story of a family - strict father, loving mother and naughty kids.