Cicatrize ✔️

By chocokiiim

52.9K 6.1K 1K

Dia hadir dan memperbaiki semuanya, menjadikanku sosok tangguh yang lebih baik. Dia datang dengan cinta, dan... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43 - Fin
Epilog
Bonus Chapter - 1
Bonus Chapter - 2

Chapter 6

1.3K 173 12
By chocokiiim

"Gaara. Bangunlah lalu sarapan. Aku sudah menyiapkan bubur."

"Gaara!"

"Oi, Gaara!"

Temari mengernyitkan dahi. Tak biasanya sang adik sudah dibangunkan seperti saat ini. Ia pun segera melangkah menuju kamar Gaara. Mungkin karena efek demam membuat Gaara tidur terlalu pulas sehingga tak menyadari teriakan sang kakak sejak tadi.

"Gaara, bangunlah. Aku sudah menyiap- arre?"

Temari mengerjapkan mata kemudian menguceknya. Setelah memastikan pemandangan di depannya nyata, ia kembali berteriak heboh.

"EEEHHH?!"

Gadis berambut pirang itu lemas, ia tak menyangka jika adiknya yang dingin dan cuek itu bisa melakukan hal tak pantas begini pada seorang gadis, apalagi gadis itu adalah teman dekatnya. Pantas saja ia tidak mendapati Sakura sejak menyuruhnya mengantar makan malam untuk Gaara. Temari mengira jika Sakura sudah pulang duluan karena terlalu lama menunggunya mandi. Namun ternyata, yang terjadi justru hal yang tak terduga.

Temari pun melangkah pelan. Dengan mata tajam, ia menatap Gaara yang masih setia memeluk Sakura dan Sakura yang memberikan tatapan memohon pada Temari.

"Tidak akan kubiarkan, kau berbuat sesukamu pada temanku, setan merah!"

BUGH

***

Sakura mengobati luka pada wajah Gaara seraya menahan tawa. Sebisa mungkin, gadis itu menahan bibirnya untuk tersenyum. Gaara yang melihat hal itu ikut kesal, tak menyangka jika satu kartu yang ia simpan rapat-rapat akan terkuak di depan orang lain.

"Jika ingin tertawa, tertawa saja. Aku tidak akan memukulmu seperti yang Temari lakukan."

Detik itu pula, tawa Sakura meledak. Demi Tuhan, ia tak percaya ini. Maksudnya, hey- siapa sih yang menyangka jika sang Kazekage tampan pujaan para gadis ini ternyata sering menjadi samsak tinju kakaknya? Fakta yang baru saja terkuak beberapa menit yang lalu itu tentu membuat Sakura puas. Ternyata, si Kazekage ini tak sesempurna yang orang-orang bayangkan.

"Tapi serius- hahaha, kau ternyata bisa takut pada kakakmu sendiri, Kazekage-sama. Siapa yang membayangkan jika kau ternyata dipukuli hampir setiap hari oleh kakakmu- ahahaha."

Sejujurnya Sakura sudah bangun bahkan jauh sebelum Temari memanggilnya. Seperti biasa, tidur di tempat orang lain membuat dirinya tidak betah. Sakura akan sulit tidur jika ia berada di tempat yang asing. Ditambah lagi, posisi dirinya dalam pelukan sang Kazekage juga membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Percayalah, dalam sepuluh jam Gaara tertidur, tidak sedikitpun posisi mereka bergeser, bahkm rengkuhan pemuda itu tak kunjung melonggar. Luar biasa.

"Tertawalah, Sakura. Aku ikut senang jika kau senang."

Sakura pun menghentikan tawanya. Bisa kena masalah dia jika terus-terusan bersikap kurang ajar kepada Kazekage muda ini. Sakura menghela napas. Ia kembali fokus kepada luka Gaara lalu berkata, "Melihatmu dengan Temari seperti itu, kurasa kau ini adalah tipe pria yang kelak akan takut pada istri. Astaga lucu sekali," goda Sakura kembali.

Belum selesai juga ya? Batin Gaara.

"Tidak, aku bukan orang yang seperti itu," sanggah Gaara.

Sakura pun ikut tersenyum mendengarnya. Ia berkata, "Oh benarkah? Kalau aku sih, pasti akan membuat suamiku bertekuk lutut padaku. Biar dia tau, jika dia tidak bisa macam-macam denganku."

Gaara ikut tersenyum mendengarnya lalu menjawab, "Kalau begitu aku tarik kata-kataku. Sepertinya aku akan takut padamu nanti."

Seketika wajah Sakura memanas. Semburat merah tipis pun tak dapat ia sembunyikan. Sakura paham betul apa maksud ucapan Gaara, tetapi terlalu percaya diri pun juga bukan hal yang baik, kan?

"Apa-apaan itu?" gerutu Sakura.

Gaara hanya menanggapi dengan senyum tipis. Selanjutnya tak ada percakapan apapun di antara mereka. Luka Gaara pun telah tertutup sempurna. Meski demikian, itu akan tetap meninggalkan bekas. Sakura menempelkan plaster luka pada pipi kanan pemuda itu. Setelah selesai, gadis itu mengambil nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air lalu memberikannya kepada Gaara.

"Makanlah ini, Kazekage-sama. Perutmu sudah kosong sejak tadi malam. Kali ini tak ada alasan bagimu untuk tidak makan. Habiskan ini atau akan ada satu plester lain yang bersarang di wajahmu."

"Sepertinya aku benar-benar takut padamu."

Sakura tersenyum tipis menanggapinya. Beberapa menit kemudian, bubur dalam mangkuk itu telah habis tanpa sisa. Gadis musim semi itu segera menyingkirkan mangkuk tersebut kemudian memeriksa keadaan sang Kazekage dalam diam. Pendar cahaya berwarna hijau menguar dari telapak tangannya, mengumpulkan konsentrasi penuh selama beberapa saat.

"Suhu tubuhmu sudah turun. Namun tampaknya perutmu masih belum nyaman, ya?" tanya Sakura seraya menekan perut pemuda itu. "Jangan lewatkan makan siangmu nanti, Kazekage-sama. Bahkan jika perlu, kompres perutmu dengan botol berisi air hangat agar tidak kembung lagi. Jika ada keluhan, kau bisa datang ke rumah sakit."

"Aku mengerti."

Sakura membereskan mangkuk serta gelas yang sebelumnya dipakai pemuda itu. Setelahnya gadis itu pamit dari hadapan Gaara, siap untuk memulai hari sebagaimana mestinya.

***

Sakura membawa kakinya menyusuri jalanan Konoha yang mulai memadat. Sesekali ia memiringkan wajah hingga lehernya berbunyi kretek, menuntaskan semua rasa pegal setelah seharian menghadapi pasien dengan berbagai keluhan. Ia merasa sangat lelah saat ini. Ditambah lagi, tidurnya kemarin malam pun tak maksimal karena- ya, kalian tau lah apa alasannya.

Astaga, kenapa aku lelah sekali.

"Oi, Sakura-chan!"

Langkah gadis itu berhenti setelah mendengar suara tak asing yang memanggilnya. Sakura menoleh ke arah kanan, mendapati teman sejawatnya sejak mereka berstatus genin. Melihat pemuda berambut kuning itu melambai, membuat Sakura mau tak mau menghampirinya.

"Kau mau pergi kemana, Naruto?"

"Hehe, aku ada janji dengan Kakashi-sensei makan di Ichiraku. Ayo Sakura-chan, kau bergabung bersama kami."

Mendengar kata Ichiraku membuat nafsu makan gadis itu bangkit. Seketika ia teringat jika ia belum makan apa-apa sejak siang. Tanpa berpikir panjang, Sakura pun mengangguk, menyetujui ajakan Naruto.

Perjalanan mereka dihabiskan dengan mengobrol bersama. Ternyata Naruto baru saja kembali dari misinya tadi siang, pantas saja Sakura tak melihatnya belakangan ini. Pemuda itu juga menceritakan hal-hal menarik yang ia temukan saat melakukan misi. Tanpa terasa, kini mereka sampai di Ichiraku. Baru saja satu langkah mereka masuk, penampakan dua orang pria berbeda usia menyambut mereka dengan respon yang berbeda pula.

"Wah, ada Gaara juga!" sahut Naruto dengan heboh lalu merangkul sahabatnya itu sementara Sakura mengerjapkan mata lantaran tak menyangka jika ia bertemu dengan pemuda itu lagi.

Kenapa belakangan ini aku terus bertemu dengannya? Shannaro!

"Aku tidak menyangka jika kau mengajak Gaara juga, Kakashi-sensei. Tadi saja aku kepikiran untuk menyuruh Sakura-chan bayar ramen nya sendiri."

"Enak saja. Kau yang mengajakku makan, Naruto. Harusnya kau yang bayar," jawab Sakura seraya membelah sumpitnya.

"Aku tidak punya uang, dattebayo! Harusnya kau minta saja kepada Kakashi-sensei. Dia harus belajar untuk membuang sifat pelitnya."

"Kau juga pelit, bodoh."

Sakura menghela napas saat Naruto kembali mengoceh. Ia memilih untuk tak menanggapi walau ia tau jika Naruto tidak akan mungkin kekurangan uang. Pemuda itu selalu mendapatkan misi tingkat tinggi yang artinya bayarannya pun semakin mahal. Ditambah lagi, ia tadi mengatakan jika ia baru saja kembali dari misi. Itu artinya ia baru saja menerima gaji.

Si bodoh ini, sama saja pelitnya dengan Kakashi-sensei.

"Maa, sudahlah jangan bertengkar. Khusus hari ini, aku akan membayar makanan jalan semua. Hitung-hitung sebagai hadiah perpisahan untuk Gaara."

"Hee?"

Sakura dan Naruto berseru secara bersamaan. Gadis itu mengerjapkan mata. Perpisahan, itu artinya-

"Apa kau akan kembali ke Suna?" Terima kasih kepada Naruto karena telah mewakili Sakura.

"Hn, aku berangkat besok. Urusanku disini sudah selesai."

Entah mengapa, Sakura tak senang mendengar jawaban itu.

***

"Kapan kau akan pergi, Kazekage-sama?"

Sakura membuka pembicaraan dalam perjalanan mereka. Setelah makan, Gaara memutuskan untuk mengantar Sakura pulang. Naruto hanya iya-iya saja lantaran sudah tau taktik sahabatnya itu sementara Kakashi tersenyum penuh arti di balik maskernya.

"Aku akan berangkat pagi."

"Begitu, ya."

Gaara mempercepat langkahnya lalu berhenti di hadapan Sakura. Gadis itu pun mendadak bingung, tak paham mengapa Gaara tak melanjutkan perjalanan mereka.

"Kau terlihat tidak senang," ujar Gaara yang kemudian membuat Sakura tersipu.

"B-bukan begitu. Aku hanya- itu, hanya khawatir. Kau masih sakit, tapi sudah menempuh perjalanan jauh. Iya! Aku kepikiran hal itu!"

Tanpa diminta, kedua sudut bibir pemuda itu naik, menampilkan kurva tipis yang indah. Gadis itu membuang muka, tak ingin memperlihatkan rona merah di wajahnya kepada Gaara.

"Sakura."

Gadis itu menoleh kala ia mendengar suara berat yang memanggil namanya. Menghela napas pelan kemudian memasang mimik wajah serius di depannya.

"Aku tau jika ada pria lain dalam hatimu."

Sakura membulatkan mata, bingung lantaran Gaara tiba-tiba membicarakan hal ini padanya.

"Tapi, kumohon berikan aku kesempatan untuk berusaha. Sampai saat itu tiba, jangan pernah menjauh dariku, ya?"

*
*
*

Tbc

Chapter 6, updated!!

Akhirnya setelah aku ngilang sekian lama, aku bisa up huhu. Rencananya hari ini aku mau up 5 chapter secara bertahap sebagai permohonan maaf aku buat kalian:( semoga kalian suka hihi><

Oh iya, kali aja kalian ada yang demen baca AU sasusaku di twitter, aku mau sekalian promo deh nguhehehe. Cuss dikepoin, dijamin ga nyesel loh😍

Okede kayaknya sekian untuk chapter ini. Seperti biasa, aku mengharapkan vote dan komentar dari kalian karena satu vote dan komen dari kalian adalah semangat aku bat lanjut nulis. Aku bakal up chapter selanjutnya siang nanti. See you😘

Salam

Ilaa💜

Continue Reading

You'll Also Like

169K 7.8K 104
In the vast and perilous world of One Piece, where the seas are teeming with pirates, marines, and untold mysteries, a young man is given a second ch...
ALGRAFI By Liana

Teen Fiction

33.9M 2.7M 72
[SUDAH DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa yang merasa harus melindungi sahabat keci...
362K 12.4K 74
𝐛𝐨𝐨𝐤 𝐨𝐧𝐞. gilmore girls universe. 𐙚 | B L U E ˖⁺‧₊˚♡˚₊‧⁺˖ ─── blue eyes like the sea on a cold, rainy day ❝ 𝘉𝘓𝘜𝘌 𝘌𝘠𝘌𝘋 𝘉𝘌𝘈𝘜𝘛�...
15.2K 1.8K 18
Tidak berhasil mengambil sahabatnya dari gerbong kereta membuat ketiganya tak menyerah untuk mendapatkan Minho kembali. Newt, Thomas, Clara, dan Fryp...