OH MY BOSS || Park Sunghoon...

By Subagcilee

932 149 22

Aku punya Bos yang super duper cerewet. Selalu ngomentarin 'aku lelet lah, aku begitulah' serba salah terus d... More

Prolog
1. Pembalasan dendam
2. Bos kejam
4. Menonton
5. Pak Bos, mulai lagi

3. Adik?

77 19 3
By Subagcilee


•••~~~•••

Ada yang bisa nebak, sekarang dimana ragaku berpijak?

Sesuai janji yang diberikan Galila kemarin malam. Walau Galila suka cosplay jadi kaum duafa kalo ke kontrakanku. Dia juga orang yang selalu bisa menepati janjinya.

Meski terpaksa mengarungi samudera dan melewati lembah gunung fuji-.

Ah lebay amat perumpamaannya. Dia tuh emang jadi cewek alay banget. Jadi gosah heran.

Selalu pengen tampil perfect. Kata dia, meski gak terlahir secantik kayak Ariana Grande dan seganteng Shawn Mendes, setidaknya penampilan harus diutamakan karena dari situlah para manusia menilai kita berdasarkan penampilan. Setelahnya baru lah karakter.

Betul apa betul? Iya sih dia bener.

Sebelumnya kami udah reservasi. Kalo mau datang ke restoran ini harus reservasi dulu. Soalnya selalu penuh.

Galila ini selalu bisa diandalin. Koneksinya dimana-mana. Orang tipe karakter social butterfly emang beda ya... Bahkan kenalannya orang-orang ber-uang semua.

Mbak-mbak pramusaji datang membawa nampan pesanan yang udah kami pesan.

Ada side dish, eomuk, kimchi. Galila tadi pesan sup ayam ginseng. Sedangkan aku menu andalan, yaitu daechang. Cuma kata mbak pramusaji nya masih harus nunggu. Alhasil aku makan japchae, makanan favoritnya Jungwon Enhypen!

Mengingat bias, aku jadi semangat. Gak lupa aku foto-foto dulu makanannya sebelum dimakan.

Bentuk kimbap nya lucu banget! Lemah banget aku kalo liat yang gemoy-gemoy gini. Huhu.

Siapa yang suka kimbap?

Kalian suka makanan korea apa?

Aku pesan daechang porsi sedikit. Daechang banyak banget mengandung kalori. Bukannya takut gemuk, tapi aku takut nanti kena penyakit aja sih.

Penyakit rakus wkwk.

Mbak pramusajinya ngebantu proses daechang dimasak. Dia memotong usus itu sebesar ibu jari.

Aku meniup daechang itu baru sampai ke mulut setelah agak dingin.

Terlalu lama mengunyah membuat aku menyentuh kedua pipiku.

"Enak?" tanya Galila.

"Enak. Cuma kelamaan ngunyah jadi capek." kataku sambil cemberut.

"Makanya tadi dipotong sama pramusaji. Gak kebayang pas lo makan tuh usus dalam kondisi utuh! Haha" dan Galila tertawa.

Ish! Aku pengen makan ini cuma ke pengen gara-gara liat mukbang. Lagi viral dikorea jadi penasaran.

Tapi yang keliatan dimukbang gak keliatan kek gitu. Dasar gak sesuai sama ekspetasi!

Setelah menghabiskan seluruh makanan. Aku ke toilet sebentar.

Makanannya aku habisin semua. Sayang, itu makanan mahal. Uang gajianku belum tentu bisa bayar makanan itu.

Banyak keperluan lain yang udah nunggu buat dibayar. Biaya kontrakan, biaya listrik, air, makan sehari-hari dan terutama biaya produk kecantikan alias skincare!

Semenjak aku ngontrak ditempat yang sekarang. Aku bisa nunda bayar biaya kontrakan dan makan. Maksudnya dapat keringanan. Keberuntungan ini aku dapatin karena berteman sama anak pemiliknya. Tapi aku gak mau manfaatin secara sembarangan. Jadi pas aku lagi bener-bener bokek alias kepepet. Baru deh aku pakai kesempatan itu.

Kalo soal makan... Setiap hari, Mami nya Galila bagi-bagi ke kontrakan. Mami nya Galila suka bereksperimen dalam memasak. Dan masaknya pun selalu banyak. Alhasil kami warga kontrakan Enjin kebagian semua.

Nama hunian kontrakan yang aku tempati adalah "Enjin House"

Kalo kalian penasaran, ada papan nama gede banget dipagar dekat pos satpam yang jaga tuh. Pemiliknya orang berbudi luhur. Baik banget! Aku pikir bakal mahal. Eh gak mahal-mahal amat. Si pemilik alias Mami Galila membuka kontrakan dikarenakan dia mau menambah teman-teman untuk putri semata wayangnya.

Dulu, sempat diwawancara. Kayak hobi dan lain-lain. Dan alhamdulillah aku lulus bisa ngontrak di sana.

Ada tiga bilik didalam toilet. Aku masuk yang ditengah. Setelah menuntaskan panggilan alam, aku keluar dari bilik untuk mencuci tangan sekaligus mencuci muka.

Setelah pulang dari sini entar aku paling bersih-bersih sedikit.

Ah segarnya! Menggunakan sabun pencuci muka. Aku mengambil tisu yang disediakan untuk mengelap tangan serta muka ku yang basah.

"Apa diluar ada orang? Tolong... "

Hah?

Aku menoleh untuk mencari sumber suara. Itu bukan setan atau dedemit kan? Tiba-tiba bulu kuduk ku berdiri.

Tanganku gemetar.

Hello! Ini udah malam dan kondisi didalam toilet ini mendukung banget!

Padahal aku gak nonton film horor. Ya gusti!

Aku merapal do'a-do'a untuk mengusir para dedemit!

"Hiks... Tolong saya... "

Uwah!!!

Dedemitnya nangis! Mana pintu keluar jaraknya jauh banget! Padahal tadi gak sejauh itu lho!

Bilik yang pas didepan ku sekarang diketuk. Tanganku tambah bergetar.

Aish!

"Duh setan. Gue miskin. Tolong jangan makan gue!"

"Eh? Ada orang? Kak tolong... Saya orang kok bukan setan."

Lho setannya malah ngajak ngobrol!

"Tolongin saya? Saya gak bisa keluar karena bocor. Saya gak bawa pembalut. Kak bisa tolongin saya?" lirihnya putus asa.

Aku jadi kasian. Beneran bukan tipu muslihat si setan kan?

"Beneran bukan setan? Bisa tunjukin bukti?" tanyaku memastikan.

Tiba-tiba pintu bilik terbuka sedikit dan keluarlah tangan yang menyerahkan hape.

Aku kaget! Kok tiba-tiba! Gak ngasih peringatan dulu!

Aku salfok sama jari-jarinya yang halus dan kuku-kukunya yang cantik dipoles menggunakan kuteks.

Tanpa sadar aku pun melihat jemariku. Aku gak pake kuteks cuma aku rajin bersihin menggunakan jeruk nipis biar permukaan kuku ku kinclong.

"Ini hape saya. Tadi mau ngehubungi kakak saya. Cuma batrenya abis. Saya lupa baca charger nya. Kak saya boleh minta tolong? Boleh, ya? Tolong saya kakak baik?" dia beneran nangis sekarang.

Simpatiku mode on. Suaranya sih alus banget wajar kalo aku ngira dia warga dedemit.

"Tunggu di sini sebentar ya? Saya keluar nyari pembalutnya dulu." kataku. Dan aku pun keluar mencari pembalut.

Aku kembali ke meja dimana Galila nungguin. Dia biasanya nih bawa pembalut kemana-mana.

"Gal... Minta pembalut satu dong?" pinta ku. Galila yang sedang main hape mendongak menatapku.

"Lo tiba-tiba datang bulan?" tanya nya. Tangannya juga bergerak membuka tas yang dia bawa dan mengambil benda yang ku cari.

"Enggak. Cuma buat orang lain. Dia lagi didalam toilet gak bisa keluar."

"Oalah begoto... "

Menolong itu jangan memandang gender ya. Asal jangan sampe menolong setan dan kawan-kawan!

Ih serem!

"Lo abis ini mau ngapain lagi?" tanya Galila. Aku langsung menjawab. "Pulang aja sih. Gue mau molor, capek."

"Ah elah. Lo capek gak capek emang doyan molor!"

Aku nyengir. Hehe. Emang sih.

Aku kembali masuk kedalam toilet dan mengetuk bilik yang tadi.

"Hei... Coba buka dikit pintunya. Ini saya bawa pembalutnya."

Dia pun membuka sedikit dan mengambil pembalut itu dan berterima kasih.

Gak lama, akhirnya dia keluar.

Buset cantik bener! Kulitnya seputih porselen!

Jangan-jangan.... Dia artis korea?

Aku diam mematung karena terpesona.

"Makasih banget ya... Gak tahu bakal ketemu orang sebaik kakak!"

Setelah mencuci tangan dan mengelap tangannya menggunakan tisu. Dia tiba-tiba memeluk ku.

Buset! Aku kaget dipeluk orang cantik!

Saking terharunya dia. Dia hampir sungkem. Aku langsung menghentikan aksi dramatis ini dengan membawanya keluar dari toilet.

Dia menempeli ku sejak keluar dari toilet. Hei... Dia gak mau pulang kah?

Galila menoleh ke arah kami berdua.

"Ini orangnya?" tanya Galila berbisik pelan. Cara Galila berbisik orang satu kampung pasti kedengeran.

Aku meringis.

"Dia yang bawa pembalut. Saya cuma perantaranya doang." jelas ku pada si cewek cantik.

Cewek itu lagi-lagi sungkem. Kali ini ke Galila. Galila yang diperlakukan begitu membalas dengan mengelus kepala si cantik dengan berkata. "Hoho... Gapapa... Seneng bisa bantu cantik... "

Adegannya persis anak yang udah lama gak pulang-pulang ke rumah terus ketemu orang tua.

Udah kayak lebaran aja.

"Kamu gak pulang?" tanyaku. Si cantik menoleh.

Dia menatapku dengan bola matanya yang bulat.

Haish! Kenapa dia imut banget! Kena serangan mendadak begini hampir membuat aku terhuyung.

"Kakak saya mungkin nunggu diluar. Saya boleh tahu nama kakak-kakak baik siapa?"

"Gue Galila Ciara. Terserah mau panggil apa... Dipanggil cantik juga boleh kok."

Heleh. Mulai deh penyakitnya kumat.

"Kalo kakak?" tanya dia melihat dan bertanya padaku.

"Y/n... "

"Wah namanya secantik orangnya ya... " kata dia.

Aku sadar diri kalo aku gak cantik-cantik amat. Cuma kalo dipuji oleh orang sesama cantik begini aku juga tersipu.

"Nama kamu siapa?" tanyaku.

"Aku... Sufia Zahira... Panggil aja Fia kak." jawabnya.

"Santai aja manggilnya... Jangan terlalu formal. Kita udah kenalan juga kan?" kata Galila.

"Hehe. Iya kak."

"Ya udah, kita barengan aja keluarnya kalo gitu."

Kami pun keluar ngantarin Sufia.

Udara malam membuatku bergidik. Aku mengeratkan jaketku untuk mengurangi hawa dingin menusuk kulit.

"Kakak!" Sufia berteriak memanggil kakaknya.

Cowok tinggi yang sedang membelakangi kami auto menoleh mendengar teriakan Sufia.

Aku tercengang.

Pak Bos!

Omaygat!

Be-berarti... Sufia adiknya Pak Bos? Really?

Aku berdiri kaku disebelah Galila. Sedikit mundur untuk berdiri dibelakang Galila. Sembunyi, supaya Pak Bos gak ngenalin aku.

"Kamu dari mana aja, kakak tungguin? Kamu gak kenapa-kenapa kan?" tanya nya khawatir. Aura bossie nya yang selalu aku lihat, sekarang biasa aja. Gak ada aura kayak gitu. Yang ada rasa persaudaraannya kentara banget.

Dia jadi orang yang sangat berbeda. Aku mungkin ngira dia orang lain alih-alih bos yang selalu ku lihat dikantor.

Aku kerja emang baru dua hari. Tapi aku udah hapal sama karakternya yang terlalu bossie.

Sufia menceritakan kejadian dia yang kejebak didalam toilet hingga menyebut-nyebut namaku dan Galila. Membuat Pak Bos melihat ke arah kami berdua.

Aku berpura-pura melihat sepatu pantofelku.

Ah gawat!

Pak Bos cuma ber-oh-ria. Dan gak lupa ngucapin terima kasih. Setelahnya Pak Bos melepas jaket yang dia pakai dan dia ikatkan jaket itu dipinggang Sufia.

Galila menyenggolku dengan sikunya. "Gila tuh cowok udah ganteng... Kakak-able banget lagi!"

Aku tersenyum kaku.

Kemudian, aku menyeret Galila agar cepat pergi dari sini.

Cuma tiba-tiba kami dicegat. "Tunggu!"

Haish banyak banget halangan dan rintangannya!

"Makasih."

Aku mendongak untuk menoleh ke arah Pak Bos. Dia tersenyum tipis selama dua detik.

Buset! Aku hampir jantungan! Gila tuh Pak Bos kalo senyum ganteng banget ya gusti!

"Iya sama-sama Pak B—eh Kakaknya Sufia." balasku.

Aku buru-buru menyeret Galila.

Setelah tiba diparkiran Galila memasang helm. Tadi dia menjemputku menggunakan motor matic berwarna hijau neon kesayangannya bernama Jaja.

"Cowok itu sedikit aneh. Lo kenal sama dia? Soalnya dia liatin lo terus tadi."

Ish! Kenapa Galila ngebahas itu orang sih!

"Dia bos gue dikantor."

"Oh... Si bos... Eh? Bos? Dia yang lo sebut bos kejam itu kan?"

Galila menatapku terkejut. Dan dia tertawa terbahak-bahak setelahnya.

"Ck. Iya."

"Ih gila ya lo! Cowok kek tadi lo sebut kejam? Dia tuh boyfie banget gitu! Fiks mata lo katarak gak bisa liat cowok langka kayak Pak Bos lo itu!" cerca Galila.

Aku memutar bola mataku malas.

"Paras yang lebih boyfie. Udah unyu soft banget... "

"Oke. Ntar kalo kita tiba-tiba ketemu sama si Paras Paras itu... Lo tunjukin ke gue. Gue bakal nilai sejauh apa cowok tipe lo itu!"

"Oke! Paras lebih baik kemana-mana!" kataku menggebu.


Tbc.

Kalian tim siapa? 😂

Pak Bos, Park Sunghoon? 😍

Atau, Parasha Jinanta? 😍

Vote dan komennya ya pemirsa? 😉

Continue Reading

You'll Also Like

81.6K 8.2K 35
FIKSI
83K 8K 32
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...
300K 2.7K 38
boypussy, cowok bermeki, BXB area TREASSURE COUPLE MINOR DNI !!!! pair: woohwan
146K 11.3K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...