Hey! I Love You!

By Grayfiaaa

3.7K 348 82

Awalnya dia hanyalah seorang gadis yang kesepian karena hal sepele yang dimilikinya sehingga ia sering menjad... More

Interlude
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Chap 7
Chap 8
Chap 9
Pengumuman

Chap 10

403 38 7
By Grayfiaaa

Disclaimer : Jelas bukan punya saya!

Warning : Author Newbie!, OOC! Absolute Typo! All Chara Human!

Pairing : Unknown

Summary : Awalnya dia hanyalah seorang gadis yang kesepian karena hal sepele yang dimilikinya sehingga ia sering menjadi bahan ejekan teman sebayanya, namun semua itu berubah ketika pemuda itu datang sehingga membuat hidupnya lebih berwarna "Hahahaha lihatlah kamu tampak sangat lu-""Aku bukan bahan tertawaan!"

Selamat membaca!

.

.

.

Chapter 10

Tap
Tap
Tap

"PERGI SANA PENGKHIANAT!" Teriakan itu terdengar di sepanjang lorong kelas SMA Kuoh sehingga membuat beberapa orang yang melihatnya memperhatikan apa yang sedang terjadi. Terlihat seorang gadis gendut berlari dengan ekspresi kecewa yang sangat terlihat di parasnya.

"Tunggu Tsuki-chan! Kamu hanya salah paham!" Seorang pemuda berambut kuning dengan iris mata yang berbeda berlari mengejar perempuan yang tadi berteriak. Matanya memancarkan rasa khawatir dan cemas disaat yang bersamaan. Takut. Ia takut kalau kesalahpahaman ini akan membuat hubungan mereka retak.

Satsuki berlari tanpa mempedulikan permintaan Naruto untuk mendengarkan penjelasannya. Hatinya sakit saat ini saat mengetahui kenyataan bahwa pria yang dicintainya itu ternyata berbohong kepadanya.

Ia memegang dadanya seolah merasakan sakit yang mendalam disana. Apa seperti ini rasanya sakit hati akibat dikecewakan oleh orang yang dia cintai? Air matanya bahkan sudah menetes sedari tadi karena sudah terlanjur sakit hati akibat kejadian tadi.

Flashback on

Seperti biasa apabila setelah istirahat siang maka para murid akan segera menuju ke kantin untuk mengisi perut begitu juga dengan Naruto dan Satsuki. Perjalanan mereka ke kantin diiringi dengan candaan kecil Naruto dan tertawa kecil Satsuki. Entah kenapa pemuda ini selalu memiliki bahan lelucon ketika bersamanya.

"Aku akan mengambilkan jus tomat dan dango milikmu Tsuki-chan. Sebaiknya kamu langsung mengambil tempat duduk kita" Yang ditanggapi dengan angukan Satsuki.

Satsuki berjalan menuju salah satu bangku kosong yang berada di pojok kiri kantin. Ia pun duduk sembari menunggu Naruto dengan membaca novel yang memang sengaja ia bawa setiap saat. Itu merupakan kebiasaan kecilnya yang baru semenjak ia sering pergi bersama kekasihnya dan diminta untuk menunggu.

Seorang perempuan bersurai merah crimson berjalan menuju bangku pojok yang ditempati oleh Satsuki. Merasakan kehadiran seseorang di sampingnya membuat Satsuki menolehkan kepalanya dan melihat salah satu idol sekolah, Rias Gremory sedang berdiri sambil membawa nampan yang berisi beberapa makanan.

"Boleh aku ikut duduk disini?"

Satsuki mengerutkan keningnya. Tidak biasanya salah satu tokoh terkenal sekolah datang menghampiri mejanya dan meminta untuk ikut bergabung. Ada asap pasti ada api. Satsuki tidak tahu apa yang direncanakan gadis merah didepannya tapi tidak baik jika ia menolak tanpa berdasarkan bukti apapun.

"Silahkan" Rias tersenyum setelah mendapatkan ijin dari Satsuki dan segera mengambil tempat duduk di depannya setelah menaruh nampannya.

Satsuki mengabaikan Rias dan mulai membaca novel yang ia baca tadi. Novel ini merupakan salah satu novel best seller beberapa tahun lalu yang mengisahkan percintaan nelayan dan seorang perempuan keturunan China. Entah kenapa kisah ini sangat membuatnya tersentuh apalagi ketika sang nelayan berani menempuh ribuan kilometer jauhnya hanya untuk menemui gadis pujaannya.

Sedangkan untuk Rias sendiri ia terlihat menikmati makanannya secara anggun. Ia memang tidak berniat membuka pembicaraan dengan gadis tambun di depannya namun karena tujuan lain.

Naruto berjalan ke arah bangku yang biasanya ia tempati berdua dengan Satsuki. Tangannya memegang nampan berisikan 2 dango dan jus tomat milik Satsuki dan juga 1 sandwich miliknya. Setelah Satsuki mengetahui kebiasaannya yang suka makan ramen, perempuan tambun itu langsung melarangnya memakan makanan tepung itu.

Melarang bukan berarti tidak memperbolehkan sama sekali namun ada peraturan yang ditetapkan Satsuki. Dalam waktu seminggu mereka makan di kantin, Naruto hanya diperbolehkan memakan makanan keriting itu sebanyak 2 kali. Apabila lebih maka ia harus siap merasakan tatapan melotot dari kekasihnya meskipun itu dirasa sangat lucu baginya.

Meskipun begitu Naruto tetap mengikuti peraturan Satsuki karena ia tidak sanggup untuk menolak perintah kekasih imutnya. Selain karena menjaga kesehatannya, perhatian yang diberikan kepadanya mengingatkannya kepada mendiang ibunya.

Naruto memandang heran perempuan bersurai merah yang sedang duduk bersama kekasihnya. Ia mengenal perempuan itu karena beberapa bulan yang lalu perempuan itu jugalah yang menangis karena dikhianati kekasihnya. Tanpa pikir panjang, Naruto langsung menghampiri mereka yang sedang menikmati kegiatan masing-masing.

"Konnichiwa Rias-san"

Mendengar suara yang seseorang yang ia nantikan membuat Rias menghentikan makannya. Menolehkan kepalanya secara anggun dan menatap lawan bicaranya dengan pandangan lebut.

"Konnichiwa mo Naruto-kun"

Naruto langsung meletakkan makanan yang dibelinya dan duduk di sebelah kekasihnya. Satsuki yang melihat Naruto sudah datang langsung menutup bukunya.

"Tidak biasanya kau ikut makan bersama kami Rias-san" Naruto langsung melahap Sandwich yang dibelinya sedangkan Satsuki tampak menikmati jus tomatnya. Dia tak bodoh untuk mengetahui kalau perempuan merah dihadapannya ini tertarik dengan kekasihnya. Akan tetapi dia yakin kalau Naruto tak akan pernah mengkhianatinya. Untuk saat ini lebih baik dia diam dan melihat bagaimana cara gadis di depannya ini melakukan tindakan.

"Aahhh tidak apa kan kalau aku ikut bergabung? Lagipula bukannya dulu kita juga sering makan bersama?" Satsuki cukup terkejut mengetahui hal ini. Berarti mereka dulu pernah akrab?

"Ooh iya ya. Sampai kau berpacaran dengan Issei-san dan ikut menindas Neji" Naruto berkata cuek. Ia memang suka menolong orang yang sedang kesusahan seperti saat Rias menangis saat itu. Tetapi dia juga manusia yang berarti dia memaafkan namun tidak melupakan apa saja yang pernah dilakukan Rias terhadap sahabatnya. Artinya dia tidak ingin terlalu akrab terhadap orang-orang yang sudah menorehkan luka kepada orang terdekatnya seolah-olah tak pernah terjadi namun jika memang memerlukan bantuan yang penting maka ia siap membantunya sebisa mungkin.

Satsuki tahu kalau sebelum dia pindah ke Kuoh, Naruto memiliki sahabat tuna netra bernama Hyuuga Neji. Dia mengetahui itu dari Sara ketika ia meminta diceritakan bagaimana keseharian Naruto dulu sebelum ia pindah kesini. Ia sangat kagum terhadap empati kekasihnya yang selalu setia menemani sahabatnya yang memerlukan kebutuhan khusus.

'Bukankah itu sangat keterlaluan kalau sampai menghina orang berkebutuhan khusus? Aku tak tahu kalau Rias orang seperti itu'

"A..aku minta maaf soal itu, aku sangat menyesal karena ikut termakan hasutan Issei" Ia menundukkan kepalanya sebagai permohonan maaf.

"Sudahlah lagipula bukan kepadaku kau harus meminta maaf melainkan Neji" Rias hanya menganggukkan kepalanya dan tidak membalas perkataan Naruto.

Mereka bertiga makan dalam diam. Naruto sebenarnya ingin sekali menjahili kekasih imutnya tapi melihat ada Rias disini terpaksa ia menahan hasratnya. Satsuki sudah sibuk kembali membaca novel yang ia baca tadi meskipun moodnya saat ini tidak baik. Kenapa rutinitas kesukaannya harus diganggu oleh perempuan iblis didepannya ini? Sejak mengetahui Rias yang pernah membully seorang tuna netra membuatnya menjuluki wanita itu srbagai iblis.

"Sebenarnya ada yang ingin kubicarakan Naruto" Yang hanya ditanggapi oleh Naruto dengan menaikkan alisnya dan mengunyah potongan terakhir sandwichnya.

"Aku berterimakasih karena sudah menolongku saat Issei kemarin membentakku disini karena sudah memutuskannya"

"Sudahlah, itu merupakan hal yang wajar dilakukan ketika ada orang yang kesulitan"

"D-dan juga terimakasih pelukanmu saat di taman. Itu sangat membantu"

Degg

"A-apa maksudnya itu Naru?" Satsuki tidak bisa untuk menahan mulutnya untuk bertanya langsung pada Naruto.

Naruto mematung mendengar nada bicara Satsuki yang terdengar sangat kecewa terhadapnya "T-tsuki-chan itu bukan seperti yang kau-"

"Naruto memelukku di taman saat dia mau kerja kelompok di rumahmu Satsuki" Rias memperjelas perkataannya.

"Dengarkan aku Tsuki-chan ini hanya salah paham! Aku memeluknya karena saat itu dia menangis"

Mata Satsuki kini sudah berlinang air mata yang sudah siap untuk turun. Dengan senyum yang dipaksakan Satsuki berkata terbata-bata " K-kau tau Naru? A-aku sebenarnya tidak masalah dengan itu. T-tapi kenapa kamu berbohong saat aku tanya kemarin? Bukannya kamu bilang hanya menenangkan Rias dan tidak mengatakan kalau memeluknya? Aku paling benci dibohongi"

Satsuki langsung berdiri dan berlari meninggalkan Naruto yang mematung ditempat sedangkan Rias tersenyum kecil. Rencananya berhasil untuk memisahkan mereka berdua dengan memberitahukan fakta yang sebenarnya pada saat di taman. Perempuan gendut itu tidak akan cocok dengan pemuda tampan dan unik seperti Naruto. Tidak akan pernah cocok!

Srett!

Grep!

"Kau mau kemana Naruto-kun?" Rias menahan tangan Naruto yang ingin mengejar Satsuki. Perkataanya barusan seolah-olah ia tidak mengetahui kejadian barusan sedangkan Naruto yang mendengar itu entah kenapa membuat darahnya naik saat ini. Apa jalang ini tidak sadar dengan apa yang dikatakannya barusan?

"Pergilah sebelum aku benar benar mengamuk disini" Naruto berucap drngan nada rendah yang membuat bulu kuduk Rias berdiri. Namun ia tetap memaksakan egonya untuk tetap menahan Naruto.

"A-apa maksudmu Naruto-kun? Satsuki paling hanya ingin pergi ke toilet, sebentar lagi pasti dia akan kembali"

Naruto membalikkan badannya dan menatap Rias dingin. Astaga dengan raut kecewa tadi ditambah dengan air mata yang bercucuran tadi apakah masih belum jelas kalau Satsuki sedang tersakiti?

"Aku tidak tau apa maksud dari kelakuanmu ini Rias-san. Tapi yang pasti...." Naruto menyipitkan matanya memandang Rias.

"Apakah begini caramu berterimakasih kepada orang yang telah menolongmu?" Ia langsung pergi setelah menyelesaikan kalimatnya. Menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Satsuki sekarang adalah prioritas utamanya agar kesalahpahaman ini bisa selesai.

Rias yang masih duduk disana hanya duduk terdiam dengan perkataan terakhir Naruto tadi. Apa dia tidak memiliki hati nurani? Beginikah cara orang berterimakasih dengan merusak hubungan orang yang menolongnya? Entah kenapa dia merasa sangat malu sekarang.

'A-apa yang kulakukan ini salah?'

Flashback off

"Kemana dia pergi?"

Keadaan Naruto sekarang cukup berantakan dengan keringat yang sudah membasahi kaos dalaman dan keningnya serta nafas yang memburu. Ia sudah mencarinya ke kelas bahkan ke tempat mereka berdua biasa bercerita di atap sekolah. Ia bahkan tidak memperdulikan lagi para murid perempuan yang menatapnya dengan wajah bersemu karena badannya sudah tercetak jelas akibat keringat.

"Kelas sudah, atap sekolah sudah, taman? Ia paling tidak menyukai keramaian" Ia bergumam sendiri.

"Tunggu! Tidak menyukai keramaian?" Ia langsung memutar arahnya menuju perpustakaan sekolah yang berada di lantai 2. Dari beberapa tempat yang sudah ia periksa, perpustakaan adalah tempat favorit Satsuki karena ia dapat meminjam novel disana. Kepanikan membuatnya tidak konsentrasi sehingga ia lupa kalau kekasihnya itu sangat menyukai perpustakaan.

Kriettt

Untuk ukuran SMA yang unggul di kota Kuoh, perpustakaan sekolah ini tentunya memiliki kelengkapan buku yang sesuai dengan ekspektasi namun tetap saja apabila istirahat para murid lebih memilih untuk mengisi perut mereka di kantin daripada hanya untuk membaca buku.

Keadaan perpustakaan saat ini terlihat hanya dihuni oleh beberapa siswa yang terlihat sedang sibuk dengan bacaan masing-masing. Mengedarkan pandangannya akhirnya ia dapat melihat sesosok perempuan bertubuh gempal yang sedang duduk membelakanginya di pojokan.

Melangkahkan kakinya untuk mendekat namun seketika ia berhenti ketika melihat bahu gadis itu bergetar sambil membaca buku. Satsuki menangis dalam diam dan dirinya lah pelakunya.

Ia memang berniat merahasiakan itu karena takut gadisnya cemburu namun ia lebih tidak tahu kalau efek dari kebohongannya itu akan lebih buruk daripada ia memberitahukannya langsung. Ia paham Satsuki kecewa padanya bukan karena ia memeluk Rias namun karena sudah berbohong padanya apalagi kebohongannya menyangkut perasaan.

Ia kembali melangkahkan kakinya dan mengambil tempat duduk di samping Satsuki membiarkan gadis itu yang masih berusaha menahan tangisnya. Langkah terbaik yang bisa dilakukannya saat ini adalah diam menunggu sampai Satsuki lebih tenang.

Satsuki menyadari keberadaan seseorang di sebelahnya namun ia lebih memilih menghiraukannya dan lebih memfokuskan pandangannya terhadap buku yang ia baca meskipun pikirannya sekarang tidak disana. Apa alasannya Naruto berbohong? Disaat berlari tadi ia berusaha berfikir positif dengan mencari apa alasannya pria itu berbohong namun hanya satu jawaban yang ia dapatkan.

Naruto tidak menyukainya namun hanya mengasihaninya sehingga dia memutuskan untuk bermain percintaan dengannya untuk membuat dirinya senang. Namun dibalik itu semua dia bermain belakang dengan perempuan lain yang jauh lebih cantik darinya.

Ia sangat membenci ketika hanya jawaban itu yang ia dapatkan lagipula di jaman sekarang memangnya ada pria tampan menyukai perempuan gendut? Itu hanya ada di drama film ataupun kisah fiksi!

"A-apa aku sebegitu buruknya?" Ia mengusap kembali air matanya yang jatuh.

Naruto yang mendengar itu entah kenapa merasakan matanya saat ini memanas. Kenapa perempuan ini malah menyalahkan dirinya sendiri? Bukankah ia yang bersalah disini? Sungguh, perempuan didepannya ini sangatlah baik dan ia malah menyakitinya.

"M-maafkan aku" Satsuki kaget ketika mendengar suara orang yang membuatnya gelisah saat ini ada disampingnya. Menolehkan pandangannya dan ia dapat melihat sepasang mata berbeda warna yang melihatnya dengan air mata yang menggenang. Dia.... menangis?

"A-aku hanya ingin merahasiakannya karena takut Tsuki-chan cemburu. Aku bersumpah tidak memiliki niat bermain belakang apalagi mengkhianatimu"

Flashback on!

"Hei Suki-chan, apa kamu tau rahasia kecil seorang laki-laki?" Itachi bertanya sambil memakan buah apel yang telah dikupasnya.

Mereka saat ini sedang bersantai di halaman belakang rumah di Kyoto. Menikmati sore dengan pemandangan taman yang dihiasi bunga selalu menjadi waktu yang sangat menyenangkan bagi mereka berdua. Itachi saat itu datang berkunjung sebelum akhirnya mengajak adiknya untuk pindah ke Kuoh

"Kenapa tiba-tiba membicarakan itu?" Satsuki mengalihkan pandangannya ke Itachi dari buku yang sedari tadi ia baca. Anikinya kemasukan apa sampai tiba-tiba membicarakan itu?

"Ita-nii hanya ingin kau mendapatkan lelaki yang tepat. Rahasia umum namun sering diabaikan oleh para perempuan diluar sana"

Satsuki mengerutkan keningnya "Memangnya laki-laki punya rahasia apa?"

"Ingat dan camkan baik-baik" Satsuki semakin penasaran dengan perkataan Itachi. Apa sebegitu pentingnya?

"Laki-laki umumnya jarang menangis namun..." Itachi memandang kedua bola mata besar adiknya yang masih memandangnya dengan penasaran.

"Apabila laki-laki menangis untuk perempuan itu berarti ia benar-benar mencintainya. Sangat mencintainya."

Satsuki termenung. Apa ia pantas untuk dicintai setulus itu? Entah kenapa ia tertawa miris saat ini. Mustahil! Jangankan asmara, untuk hubungan pertemanan saja ia hanya memiliki sejumlah jari ditangan.

"Itu mustahil buatku Ita-nii. Kau tau sendiri kan?" Satsuki tersenyum dipaksakan dengan perkataan Itachi barusan.

"Tidak Imoutou kamu pasti mendapatkannya suatu saat. Dan pesan aniki hanya satu..." Itachi mengelus surai raven yang sama dengannya.

"Jangan pernah lepaskan dia apapun yang terjadi karena kesempatan tidak datang dua kali"

Flashback off

Satsuki terdiam melihat Naruto menatapnya dengan air mata yang berusaha ia tahan. Apakah ini yang dimaksud Ita-nii waktu itu?

"A-aku memang berniat untuk tidak membuatmu cemburu tapi aku tetap salah disini. Maafkan aku" Ia menolehkan kepalanya kearah lain. Ia tidak sanggup untuk melihat mata itu karena rasa bersalah yang besar.

Satsuki terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengambil sapu tangan di kantongnya dan mengelap air mata yang masih berusaha ditahan Naruto.

"Dasar cengeng"

Naruto merasakan ada yang mengelap matanya dengan lembut dan menatap Satsuki yang tersenyum teduh disana. Ia tidak salah lihat kan?

"Sudahlah lagipula itu sudah berlalu" Satsuki menghela nafas dan menyimpan kembali sapu tangannya.

"Tapi aku tidak akan memaafkanmu lagi kalau berbohong lagi kepadaku" Naruto mengerjapkan matanya.

"A..aku dimaafkan?" Yang dibalas dengan angukan kecil Satsuki.

Grep

"Arigatou Tsuki-chan!" Ia memeluk kekasihnya Dengan erat. Untung saja tidak ada yang melihat mereka karena berada di arah pojok perpustakaan.

Wajah Satsuki memerah dan jantungnya berdegup kencang. Dipeluk seerat ini selalu membuatnya malu dan senang secara bersamaan. Dasar! Baru buat salag main asal peluk saja. Tapi meskipun begitu ia tetap menikmati pelukan Naruto.

Melepaskan pelukannya dan tersenyum lebar ke Satsuki "Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi!"

"Hmmm iya tapi ada hukumannya! Udah bikin salah masa tidak diberi hukuman?" Naruto hanya berharap kalau hukuman yang ia terima tidak berlebihan.

"H-hai? apa itu Tsuki-chan?"

Satsuki menyilangkan tangannya dan memasang pose berfikir dengan jari telunjuk di bibir layaknya detektif "Besok Sabtu kan? Ajak aku kencan!"

Oooh hanya kencan? Itu bukanlah masalah besar "Kencan? Baik-" "dengan syarat apapun yang terjadi kamu tidak boleh pulang sampai aku mengijinkannya!"

Keringat sebiji jagung hinggap di kening Naruto "Err okee, nanti aku ijin Otou-san supaya tidak ganggu kencan kita supaya kamu lebih puas" yang ditanggapi dengan angukan puas oleh Satsuki.

Kringgg

"Sebaiknya kita kembali ke kelas Tsuki-chan" Naruto langsung berdiri diikuti Satsuki.

"Hai! Ingat janjimu besok atau aku akan benar benar marah padamu!" Satsuki menatap Naruto dengan mata melotot yang malah terkesan lucu buatnya.

"Hai hai Hime-sama" Yang dibalas dengan pukulan kecil Satsuki dan tawa kecil Naruto. Hak sederhana seperti ini merupakan kebahagiaan yang tak dapat tergantikan baginya.
.
.
.
.
.

To Be Continued

Author Note : Maafkan saya karena hampir telat update 1 bulan 😭. Laptop saya rusak jadinya saya mengerjakan tulisan ini dari hp.

Well, menurut pandangan author suatu hubungan dilandasi dengan kepercayaan. Jangan pernah berbohong kepada pasanganmu karena apabila ia mengetahuinya sendiri maka efeknya jauh lebih buruk daripada kamu jujur sendiri.

Apabila ada salah kata mohon maaf.

Grayfia Out!


Continue Reading

You'll Also Like

554K 21.3K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
17M 754K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
2.9M 303K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
798K 51.7K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...