The Couple✔

Od Adawiyahnc05

1K 375 79

Sequel ALICIA [Teenfiction - Romance] _______________________________________ "Kita beneran dijodohin, Yo?" "... Více

💑The Couple💑
💑Mami dan calon mantu💑
💑Ketemu camer💑
💑Datang bulan💑
💑Gak jadi beli yupi💑
💑Gara-gara nonton film zombie💑
💑Paket dari siapa?💑
💑Rumit💑
💑Full time💑
💑Undangan💑
💑Seminar💑
💑Tawaran💑
💑Apa nih?💑
💑Random💑
💑Lagu untuk Fia💑
💑Saling Bertemu💑
💑Curhatan Fia💑
💑FR or DR?💑
💑Dia suka, Dio enggak💑
💑Mimpi yang membagongkan💑
💑Wedi si kutu buku💑
💑Tri💑
💑Jujur aja💑
💑Ancaman💑
💑Penjelasan💑
💑Pelaku💑
💑Alasan💑
💑Ending💑
NEW STORY

💑Punya adik?💑

30 13 0
Od Adawiyahnc05

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

<Happy reading>

💑

Setelah berjam-jam berada di ruangan ber-AC itu, acara pun telah selesai. Semuanya sudah membubarkan diri untuk kembali ke sekolahnya masing-masing. Namun, ada juga yang masih berswafoto di depan spanduk sebagai dokumentasi. Termasuk SMA Pertiwi.

"Ra, ayo dong kenalin Reno ke kita."

"Iya, Ra please .... Janji kok cuma kenalan sama minta foto."

Teman-teman sekelas Rora terus mendesak Rora agar gadis itu memperkenalkan mereka semua pada sepupunya. Sebenarnya Rora malas untuk melakukannnya, tapi tidak enak juga jika harus menolak permintaan teman-temannnya.

"Yaudah. Tapi janji, ya jangan macem-macem. Cuma kenalan sama foto doang?"

Mereka semua kompak mengangguk.

***

"Mau langsung ke bis aja apa gimana?" tanya Cia saat mereka berdua keluar dari toilet. Fia tampak berpikir, sesaat kemudian, Fia mengangguk. Lalu mereka berdua bergegas pergi keluar dari kampus.

Tadi setelah mereka berswafoto, Fia meminta Cia untuk menemaninya ke toilet. Setelah bertanya pada panitia di sana untuk menunjukkan letak toilet, mereka berdua pun langsung pergi ke sana.

***

Fia mengerjapkan matanya ketika mendengar sesuatu yang berisik dan mengganggu tidurnya. Fia melirik jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 11 malam. Fia terbangun. Mengucek-ngucek matanya ketika telinganya mendengar suara seperti orang muntah-muntah.

Fia menurunkan kakinya dan beranjak keluar kamar. Suara muntah-muntah itu terdengar dari arah kamar orangtuanya.

Saat ingin masuk ke sana, Fia melihat papinya yang keluar dari sana dengan terburu-buru.

"Papi!" Fia memanggil.

Adijaya sontak menghentikan langkahnya dan menoleh pada Fia.

"Fia, itu kamu bantu mami dulu!" ucapnya dengan terburu-buru. Setelah itu kembali melanjutkan langkahnya yang sedikit berlari.

Fia mengerutkan keningnya tidak mengerti. Bertanya-tanya. Maksudnya apa?

Hoeekk!

Fia mengalihkan pandangannya ketika mendengar suara itu lagi. Tanpa berpikir lagi, Fia segera masuk ke dalam, namun tak menemukan siapa pun, kecuali saat matanya mengarah pada maminya yang sedang berada di toilet.

"Mami!"

***

"Hamil?"

Fia mengangguk cepat. "Hu'um."

Cia tersenyum. Ikut bahagia mendengarnya. "Cie yang bakalan punya adik. Bakal jadi kakak dong? Congratss, yaa."

Fia memberitahu Cia kalau maminya sedang hamil lagi. Malam itu, maminya muntah-muntah karena efek dari kehamilannya. Setelah mengecek ke dokter kandungan, ternyata benar, maminya tengah mengandung. Pantas saja maminya selalu ingin apa pun.

"Siapa yang bakal jadi kakak?" Tiba-tiba Dio ikut menimbrung dan duduk di sebelah Fia. Saat ini mereka bertiga sedang duduk di kantin.

"Ini, Yo, maminya Fia hamil lagi."

Dio terkejut. "Serius, Fi?" tanyanya tak percaya. Fia membalas dengan menganggukan kepalanya sambil tangannya mencomot satu permen yupi lalu memakannya.

***

Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Fia mengajak Dio untuk jalan-jalan malam. Dio pun menyetujuinya. Lagipula besok adalah hari minggu. Fia sudah memberi pesan pada Dio kalau jam 7 dia harus sudah menjemputnya.

Tepat jam 7 malam, Dio dengan mobilnya sudah sampai di depan rumah Fia. Dio turun dan berjalan masuk ke dalam untuk sekedar meminta izin pada mami dan papi Fia.

Seperti biasanya, Dilla mengizinkan dan mengatakan, "Hati-hati, pulangnya jangan malem-malem."

Fia menuruni tangga dengan sedikit berlari. Fia memakai baju putih lengan pendek dengan dilapisi jaket berwarna pink muda. Tak lupa slingbag yang selalu ia pakai ketika akan kencan dengan Dio.

"Kita berangkat, ya Mi. Mami mau nitip apa?" Fia menghampiri Dilla seraya menyalami tangannya.

Dilla menahan tangan Fia seraya berpikir. "Emm ... cilung aja deh kalo ada."

"Beda, ya bumil kalo lagi ngidam," celetuk Dio seraya tertawa.

Dilla langsung menoleh pada Dio. "Dio udah tau?" tanyanya. Lalu menoleh lagi pada Fia.

"Udah, Mi. Fia yang kasih tau."

Dilla hanya manggut-manggut sambil membentuk mulutnya seperti huruf 'o'.

"Yaudah kita berangkat sekarang ya, Mi. Keburu malem. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

***

Mobil Dio berhenti di tempat parkir. Mereka sudah sampai di sebuah tempat seperti pasar malam. Berbagai macam stand makanan dan minuman berjejer rapih yang membuat siapa pun tergiur karenanya. Apalagi para ciwi-ciwi yang sedang berburu kuliner.

Tidak hanya makanan dan minuman saja, tempat mainan pun ada. Tidak hanya itu. Satu yang menarik perhatian Fia adalah ketika matanya melihat sebuah panggung kecil yang sudah dihiasi dengan berbagai macam hiasan dan juga alat musik yaitu sebuah gitar.

"Dio! Liat ke sana!" perintah Fia sambil menunjuk panggung tersebut.

"Nyanyiin lagu buat gue, ya? Sambil main gitar," pintanya. Fia menatap wajah Dio seimut mungkin.

"Suara gue jelek, Fi." Dio terkekeh sambil menggaruk tengkuk lehernya.

"Ih kata siapa? Bagus tau malah."

"Emang pernah denger gue nyanyi?"

Fia nyengir. "Belum sih. Tapi gue yakin pasti suara lo bagus. Ayok, nyanyi, ya buat gue? Please ...." Fia memasang puppy eyesnya sambil menangkup kedua tangannya di depan.

Tapi Dio tetap pada pendiriannya. Menggeleng tanda tidak mau. Fia cemberut melihatnya.

"Ihh ayok lahh. Mau, ya?" Lagi-lagi Fia membujuk. Lagi-lagi pun Dio menggeleng.

"Ih pokoknya harus mau!" Tanpa memperdulikan tolakan Dio, Fia langsung mendorong pelan tubuh Dio agar mendekati panggung itu. Namun, karena tubuh Dio yang lebih besar darinya, Fia sampai kewalahan karena tubuh Dio tak bergerak sedikit pun.

"Ayokk Dio! Nyanyii!" Fia tak putus asa. Ia tetap mendorong punggung Dio. Diam-diam Dio tersenyum melihat tingkah Fia. Beberapa saat kemudian, Fia menyerah.

"Tau ah! Gak asik!" Fia kesal. Ia melipat kedua tangannya di depan sambil mencebikkan bibirnya.

"Ada syaratnya tapi." Tiba-tiba Dio berujar.

Fia dengan cepat langsung menoleh. "Apa?"

"Lo temenin gue nyanyi."

***

"Di seluruh dunia, engkau yang paling aku cintai," nyanyi Dio.

"Di seluruh dunia, engkau yang ingin aku miliki," sambung Fia bernyanyi sambil tersenyum.

Fia menatap lekat pada Dio yang ada di sampingnya yang tengah memangku gitar dan duduk di sebuah kursi. Sedangkan dirinya berdiri di samping Dio, menemaninya bernyanyi. Ralat. Ikut bernyanyi.

Dio ikut menoleh pada Fia dan tersenyum. Jari-jari tangannya sibuk memetik gitar yang ia pinjam dari pemilik panggung tersebut.

Benar apa kata Fia. Suara Dio bagus. Walaupun tidak sebagus penyanyi-penyanyi yang ada di TV, suara Dio berhasil menarik perhatian para pengunjung yang ada di sana. Termasuk para ciwi-ciwi.

Mereka semua ikut terpesona dengan suara Dio. Apalagi adegan di depannya yang membuat jiwa jomblo mereka meronta-ronta. Bahkan ada sepasang kekasih yang ikut menyaksikan aksi Fia dan Dio. Mereka ikut tersentuh, walaupun bukan mereka yang bernyanyi.

Pada detik-detik terakhir, Dio selesai memainkan gitarnya, lagu pun terhenti. Mereka semua yang menyaksikan langsung tepuk tangan meriah.

Fia hanya bisa membungkam mulutnya. Menahan bibirnya yang sejak tadi terus tersenyum. Jujur, Fia malu sekarang.

Setelah Dio mengembalikan gitar pada yang punya, Dio langsung menarik tangan Fia dan membawanya pergi dari sana. Jujur, Dio pun sama malunya.

Saat sudah sampai di tempat yang tidak terlalu ramai, mereka berdua berhenti berlari. Napas mereka tersengal seperti baru saja dikejar warga.

Setelah beberapa detik menghela napasnya, mereka berdua langsung saling menatap. Lalu tertawa bersamaan.

"Malu," cicit Fia sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Gak lagi-lagi deh kayak gitu," ujar Dio pasrah.

Mereka berdua kembali tertawa. Sampai panggilan dari seseorang membuat tawa mereka berhenti.

"Hei!"

Dan sontak membuat mereka menoleh ke belakang.

💑

<Tbc>


Salam,
Daww🌸
Kamis, 14 Oktober 2021

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

582K 22.6K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
957K 14K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1.7M 222K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
1.5M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...