Simple {Jennie Kim}

By Smile_Ruby

121K 11.7K 2.7K

Cerita ringan seputar kehidupan gadis bermata kucing dan orang2 yg ia sayang. . . .#slow.ae . . .Amatiran bar... More

(1) Keluarga
(2) Pagi
(3) Ice Cream
(4) Mandu
(5) Pantai I
(6) Pantai II
(7) Teman Baru?
(8) Gummy Smile
(9) Insiden
(10) Berbohong?
(11) Janji
(12) Kekasih Oppa
(13) Sesal
(14) Keributan
(15) Sunbae
(16) Egois?
(17) Mian
(18) Camping I
(19) Camping II
(20) Sedikit Modus
(21) Hampir
(22) Terulang
(23) Flashback
(24) Gebetan
(25) Amarah
(26) Pelampiasan
(27) Bercanda?
(28) Mimpi
(29) Dowoon!
(30) Jeju
(31) Rindu
(32) Bobby
(33) Aura Dingin
(34) Spesialis Pengganggu
(35) Nugu?
(36)"Kesalahan"(flashback)
(37) Mommy
(38) Seseorang (?)
(39) Kembali
(40) Sungai Han
(41) Posesif
(42) Gagal Modus
(43) Jenjen
(44) Tersadar?
(45) Marah
(46) Cerita
(47) Memaafkan
(48) Masih Marah
(49) Tak Menyerah
(50) Mulai Luluh Kembali
(51)Keinginan yang Random
(52) Daddy Rese'
(53) Selalu Posesif
(54) Masalalu Daddy
(55) Jogging Pagi
(57) Pengganggu
(58) Cemburunya Mommy
(59) Diskusi
(60) Kucing Manja & Pemalu
(61) Rindu & Guling
(62) Pentas Seni
(63) Melepas Rindu
(64) Meresahkan
(65) Ketegangan
(66) Takut
(67) Tak Tenang
(68) Son Dongwoon
(69) Again
(70) Perubahan
(71) Kasih Judul Sendiri
(72) LT
(73) Rencana
(74) Memory yang Terlupa
(75) Paris
(76) Harabeoji
(77) Perkara Eskrim
(78) Sedikit Prahara
(79) Persiapan
(80) Wedding Day
(81) Posesif Oppa
(82) Annoying Dongsaeng
(83) Cute Dongsaeng
(84) Clingy Dongsaeng
(85) Jendeuk-nya Jichu
(86) Ambekan
(87) The Kim's
(88) Untuk Oppa
(89) Si Ambekan
(90) Membujuk
(91) Bungsunya Daddy & Mommy
(92) Famili's Time
(93) Ikut Mommy
(94) Sunset
(95) Poor Daddy
(96) Menegangkan
(97) Duka dan Bahagia
(98) Candaan Bobby
Mampir
(99) Hukuman Kecil
(100) Date with Daddy
(101) 🐻
(102) Mall
(103) Pengagum Rahasia Rosé?
(104) Chunni
(105) Accident

(56) Plak!!

1.1K 118 48
By Smile_Ruby

Liat dari judulnya seru sih, tapi isinya mah belum tentu☺ bingung aja itu mau di kasih judul apa.
Tapi karena ada adegan yang bakal buat sedikit emosi jadi di kasih lah judul begitu biar ada cluenya untuk alur chapt baru ini..

Nggak penting banget pembukaannya😥
Udahlah langsung aja baca, jangan emosi ya, besok Senin soalnya😌

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKSES!!😶











🍒 Typo 🍒

~.~
🌱
🌳
🌿

🍃
🍂
~.~

Happy Reading!!

Sesuai permintaan Jennie tadi pagi, setelah makan siang mereka benar-benar pergi ke tempat kerja Tiffany.

"Mom kita masuk dulu ya." Ucap Jennie setelah mobil yang dikendarai Tae Oh berhenti tepat didepan gedung butik.

"Ne, nanti jangan repotin eonni ya. Kalau mau main di ruangan eonni aja." Peringat Hye Kyo

"Kok cuma boleh di ruangan aja, masa nggak boleh kita lihat-lihat bajunya. Siapa tau kan Nini juga bisa bantu layani pelanggan." Protes Jennie, kalau cuma dibolehkan di ruangan untuk apa juga mereka kesini. Pikirnya.

"Ya udah boleh, tapi jangan buat kegaduhan ya, jangan sampai pelanggan jadi nggak nyaman, kalian ngerti maksud mommy kan?"

"Iya mommy tenang aja, Jichu juga bakal awasin anak kucing mommy kok biar nggak keliaran dan buat orang-orang jadi perhatiin tingkahnya." Jawab Jisoo sekalian meledek yang tentu saja sengaja membuat Jennie kesal.

"Eonni aku bukan anak kucing ya, ih mommy masa Nini dibilang anak kucing sama Jichunni." Adunya sudah cemberut.

Jisoo sudah terkekeh karena suka melihat wajah cemberut Jennie meski ia juga suka Jennie yang menempel padanya.

"Lah kapan eonni bilang kamu anak kucing?" Sangkal Jisoo masih ingin bermain.

"Tadi kan eonni bilang 'Jichu juga bakal awasin anak kucing mommy kok' itu apa kalau bukan buat aku?" Ulang Jennie dengan kesal.

"Loh kamu merasa itu untuk kamu? Padahal eonni nggak ada ngomong itu buat kamu loh." Ucap Jisoo masih menggodanya.

"Mommy Jichunni tuh, marahin."

"Sudah ah, Jichu nya bercanda, udah sekarang masuk, mommy harus berangkat sekarang."

"Ya udah deh, chup.. dadah mommy. Ahjussi hati-hati ne."

"Ne nona."

Jennie langsung keluar karena merasa masih sedikit kesal dengan Jisoo.

"Mommy kita masuk dulu. Kayaknya anak kucingnya merajuk xixixi."

"Eh Jichu nggak mau kiss pipi mommy nih?"

"Eh hehehe.. boleh deh, chup.. dah hati-hati mom, Jichu masuk dulu takut anak kucingnya nanti ngamuk di dalam."

Kekehan kecil keluar dari mulut wanita empat orang anak itu karena ucapan Jisoo. "Kamu ini, sudah sana, jagain ya."

Jisoo mengangguk dan langsung masuk ke butik menyusul Jennie yang entah apa yang ia lakukan didalam.

.
.

Saat masuk Jisoo disambut pemandangan dengan ramainya pelanggan yang datang hari ini. Ya memang biasanya juga rame, tapi kali ini Jisoo rasa lebih rame dari biasanya yang ia lihat.

Mungkin karena masuk akhir pekan, jadi banyak yang memanfaatkan waktu luang mereka untuk menghilangkan penat dan menghibur diri dengan menghabiskan uang dari hasil kerja mereka.

Jisoo tak mau terlalu memikirkannya toh ada karyawan yang melayani mereka, meski sepertinya mereka akan sedikit kerepotan karena banyaknya pelanggan.

Matanya mengedar lagi untuk mencari si kucing yang lebih dulu masuk darinya tadi. Matanya memicing kesegala arah yang bisa ia capai untuk menemukan apakah gadis kucing kesayangannya itu ada di sini atau tidak.

"Ah sepertinya tidak ada, apa ia ke atas langsung menemui eonni? Atau dia juga melayani pelanggan?"

Tak ingin menerka Jisoo memutuskan untuk mendekati salah satu karyawan yang sepertinya sedikit luang karena pelanggan yang is layani telah selesai.

"Eum permisi." Sapa Jisoo ramah, karyawan tersebut menoleh.

"Eh nona Jisoo, iya ada yang bisa saya bantu?" Jawab karyawan itu sopan sembari menunduk karena tau siapa yang menyapanya.

"Eh kau tak perlu melalakukan itu, aku bahkan lebih muda darimu." Ucao Jisoo cepat.

"Tak apa nona, anda adalah adik sepupu nona Tiffany jadi-"

"Jisoo saja juga boleh kok, dan tak perlu terlalu formal, aku jadi tak enak, hehe." Potong Jisoo,

Karyawan itu mengangguk karena ia tau bagaimana rendah hatinya sebagian besar keluarga Kim yang termasuk dalam kalangan konglomerat di negara ini, setidaknya itulah yang ia lihat dan rasakan selama bekerja disini dan bertemu beberapa keluarga Kim yang lain.

"Oh iya sampai lupa, aku ingin bertanya, apa kamu melihat anak kucing masuk tadi, jika ia apa kamu melihat kemana perginya anak kucing itu?" Tanya Jisoo membuat karyawan tersebut mengernyitkan keningnya.

"Anak kucing? Tidak ada nona, dan sedari tadi saya tidak ada mendengar suara anak kucing disekitar saya, entahlah jika yang lain mungkin melihatnya." Jawab karyawan tersebut.

Mendengar jawaban itu Jisoo menepuk keningnya sendiri dengan telapak tangannya karena baru menyadari ucapannya.

"Aish aku salah bertanya,, maafkan aku hehe. Maksudku Jennie, Kim Jennie adik bungsu Fany eonni, kau kenalkan? Apa tadi melihatnya masuk?" Jisoo meralat pertanyaannya agar lebih jelas.

"Ah maksudnya nona Jennie? Iya tadi saya rasa saya melihatnya, sepertinya tadi saya melihatnya langsung berjalan ke atas menaiki tangga bagian kanan dengan langkah cepatnya, sepertinya sedang kesal." Jawab karyawan itu yang memang tadi sempat melihat saat adik bosnya itu masuk ke butik.

"Keatas? Hmm baiklah, khamsahamida, maaf mengganggu waktunya, sepertinya aku harus menyusulnya sekarang." Jisoo sedikit membungkuk dan setelahnya langsung berjalan ke arah tangga untuk menyusul Jennie diatas.

"Anak kucing? Ah aku baru ingat, nona Jennie kan matanya mirip mata kucing, apalagi kalau ia marah akan semakin mirip dengan hewan imut menggemaskan itu." Monolog si karyawan mengingat tentang kata anak kucing.

~ 🍓~  🐰🐻 ~ 🍓~

Tibanya di atas Jisoo langsung menuju ke bagian kanan gedung dimana ruangan Tiffany berada.

Sama saja, meski diatas pakaiannya tak sebanyak di lantai satu, tapi disini juga cukup banyak pelanggan yang melihat pakaian. Apalagi di lantai dua biasanya tersedia pakaian yang baru di keluarkan, dan juga ada yang limited edition, jadi sudah bisa dipastikam sebagian dari mereka adalah orang yang hidupnya lebih dari kata sederhana.

"Yak apa yang kau lakukan?"

Plak!!

Jisoo segera mengedarkan pandangannya saat mendengar suara seseorang yang berteriak disertai bunyi yang cukup keras seperti suara tamparan.

Matanya memicing untuk melihat apa yang terjadi karena jaraknya cukup jauh, beberapa pelanggan dan karyawan mendekat untuk melihat apa yang terjadi.

"Kau tau bajuku ini mahal? Seenaknya saja kau menabrakku dan membuat minumanku tumpah mengenai bajuku? Aish dasar sialan." Terdengar lagi suara makian, Jisoo berjalan menghampiri takut terjadi keributan lebih besar disini.

"Hikss... mianhe, aku tak sengaja, dan tadi anda yang menabrakku karena aku sedari tadi disini." Suara itu lirih menjawab makian yang ditujukan padanya.

"Sepertinya aku mengenal suara itu." Gumam Jisoo hanya mendengar samar suaranya.

"Nona tak apa? Pipimu memerah, omo sudut bibirmu juga berdarah. Ayo saya obati." Salah satu karyawan mengajaknya pergi namun dicegah wanita dewasa yang menamparnya tadi.

"Yak aku belum selesai dengannya, kenapa kau ingin membawanya pergi dari sini? Dia harus bertanggungjawab atas bajuku. Kau tau aku harus bertemu klien setelah ini, dan karena gadis sialan ini aku harus mengganti bajuku." Marahnya menahan tangan gadis yang ditamparnya tadi.

"Miss jika anda ingin marah tidak perlu menamparnya, kami bisa mengajak anda bertemu pemilik butik untuk membicarakan ini. Anda sudah keterlaluan karena menampar gadis yang masih berstatus sebagai seorang pelajar." Jawab karyawan tadi tak suka dengan amarah berlebihan wanita itu.

"Cih dan kalian akan membela gadis ini didepan bos kalian? Jelas disini aku korbannya." Masih dengan emosinya wanita itu menatap tajam gadis yang ditamparnya tadi.

"Ck cengeng sekali, baru begitu saja sudah menangis, kau tau air matamu itu tak akan bisa mengganti bajuku yang mahal ini." Decihnya mencerca gadis yang sudah terisak itu karena ulahnya.

"Hiksss.. mommy,, sakit." Lirih gadis itu terisak sembari memegang pipinya.

"Maaf ada apa ini?" Tanya Jisoo menerobos untuk ke depan dan melihat apa yang terjadi.

"Jichunni,, hiksss Jennie tak sengaja menumpahkan minumannya karean dia menabrak Jennie." Ya gadis itu Jennie, ia menatap Jisoo dengan keadaan yang sudah sedikit berantakan.

"Jendeuki? Siapa yang melakukan ini?" Tanya Jisoo panik langsung menghampiri Jennie dan memeluknya membuat tangisan Jennie semakin pecah karena sakit yang dirasa.

Bukan cuma tamparan itu, tapi juga kata-kata makian yang dilontarkan padanya tadi membuat Jennie menangis.

Rasa cemas mulai mendatanginya, ucapan dan makian yang kasar yang ditujukan padanya itu sangatlah membuatnya ketakutan. Jelas saja hal itu membuatnya syok karena tanparan itu sangatlah cepat dan tanpa terduga, bahkan keluarganya tak pernah sedikitpun mencubitnya meski hanya dengan candaan.

Dan juga karena ini, Jennie jadi teringat waktu ia disiksa oleh kakak kelasnya saat masih dibangku sekolah dasar dulu, dan juga kejadian beberapa bulan yang lalu yang terjadi di gudang belakang sekolah.

Sungguh, Jennie sangat takut jika mengingatnya.

"Hiksss... mommy." Jennue semakin memeluk erat Jisoo menyembunyikan wajahnya didalam pelukan itu.

"Kau siapa? Apa kau kakaknya heum?" Tanya wanita tadi masih angkuh, apa yang terjadi masih disaksikan mereka yang berada di lantai dua itu.

Salah satu karyawan pun sudah menelpon Tiffany yang masih berada di kafe depan untuk makan siang.

"Ya jika aku kakaknya, apa yang akan anda lakukan? Anda sudah melakukan kekerasan dan juga melayangkan makian untuk adik saya, apakah itu pantas untuk seseorang seperti anda yang nampaknya berpendidikan." Jisoo menjawab dengan tenang sembari menenangkan Jennie yang ada dipelukannya.

"Ck kau bocah ingusan jangan mencoba mengajariku ya, kau tau baju ini mahal dan setelah ini aku harus meeting dengan klien penting, tapi adik sialmu ini malah membuat semuanya kacau." Masih saja mulutnya yang angkuh dan kejam itu.

"Jaga ucapan anda, jangan sekalipun memaki adik saya. Siapa anda berani mengatakan itu dan menamparnya? Bahkan keluarga kami saja tak pernah melakukan kekerasan bahkan cubitan pun tak pernah mereka lakukan hanya karena anak-anak mereka melakukan kenakalan. Tapi anda yang orang luar berani sekali menampar dan memaki adik saya." Jisoo masih menjawab, sungguh ia tak akan membiarkan wanita ini merasa menang.

"Cih, aku tidak perduli, yang pasti cepat gantikan bajuku yang mahal ini sekarang juga, jangan hanya taunya melawan saja, masih muda saja belagu. Aku ingin bajuku yang kotor ini diganti sekarang juga." Ujar wanita ini masih tak mau mengakui kesalahannya.

"Jika begitu silahkan pilih baju yang anda inginkan disini, bahkan jika mau anda bisa mengambil yang limited edition, tapi setelahnya jangan coba menghindar jika nanti anda menerima laporan atas kasus kekerasan dan juga ujaran makian yang anda lakukan padanya." Ucap suara yang terdengar dingin dari arah tangga bagian kiri yang tak jauh dari mereka.

Itu Tiffany, ya setelah mendapat laporan tadi ia langsung kembali ke butik karena mengkhawatirkan sang adik. Putri tertua Kim itu datang dengan wajah dingin dan tatapan datarnya yang terkesan tajam ditujukan pada wanita yang sudah menghina adiknya.

Meski tak dari awal, Tiffany juga mendengar makian dan hinaan pada sang adik dari mulut tajam dan angkuh wanita ini.

"Kenapa diam? Bukankah tadi anda meminta ganti rugi kan? Saya persilahkan miss Lee Chung Ah." Tiffany menekan setiap kata yang ia ucapkan, jelas Tiffany mengenal wanita ini karena ia salah satu pelanggan di butiknya.

Tiffany menunduk untuk melihat wajah sang adik memastikan apa yang dikatakan karyawannya benar.

Tapi tentu saja apa yang ia lihat sekarang tetap membuatnya terkejut dan tak terima dengan apa yang adiknya terima.

"Jisoo pergi ke ruangan eonni sekarang, tenangkan dia dan obati lukanya." Pintanya pada Jisoo yang langsung mengangguk dan membawa Jennie yang mulai diam itu keruangannya.

Tiffany memgarahkan karyawannya untuk kembali melayani pelanggan dan meminta maaf pada mereka karena kejadian sebelumnya mengganggu kegiatan mereka. Maka dari itu sebagai peemintaan maaf Tiffany memberikan pada mereka yang ada di lantai dua ini dengan diskon 10% setiap jumlah belanjaan yang mereka beli.

Setelahnya Tiffany mengajak wanita tadi mengikutinya ke bagian lantai ini yang terletak di dekat pojok kanan tak jauh dari ruangannya dimana disana adalah tempat khusus pakaian yang harganya cukup menguras kantong gaji karyawan biasa, dan juga beberapa pakaian limited edition yang hanya dibuat satu setiap jenisnya dan khusus dari tangan Tiffany sendiri.

"Dan untuk anda, saya berikan gratis, tapi jangan harap apa yang anda lakukan pada gadis yang sudah anda tampar dan maki tadi akan selesai begitu saja." Suaranya jelas terdengar menusuk bagi wanita bernama Lee Chung Ah itu, bahkan sekretarisnya yang tadi hanya diam saja pun merasa takut jika ia juga terlibat dari masalah bosnya ini.

"Kau tenang saja, ini masalah atasanmu, jadi kau tak akan dilibatkan. Hanya saja aku ingin kau menjadi saksi jika atasanmu menyangkal apa yang ia lakukan pada gadis tadi." Ujar Tiffany pada sekretaris itu saat menyadari wajah takutnya.

"Tak perlu takut, jika dia memecatmu karena menceritakan kebenaran yang kau tau maka aku sendiri yang akan memberikan pekerjaan baru untukmu, jadi jangan takut untuk mengatakan kebenaran." Tambahnya lagi memyadari tatapan takut gadis itu pada bosnya yang menatapnya lekat.

"N-nde nona, saya akan berusaha berlaku jujur." Jawabnya agak terbata.

"Kenapa anda membelanya nona Tiffany, anda lihatkan baju saya, jelas disini gadis itu yang salah." Ujar Lee Chung Ah masih berusaha membela dirinya.

"Jika memang gadis itu yang tak sengaja menabrak anda sehingga membuat minuman anda tumpah mengenai baju mahal anda ini, lantas apakah pantas jika anda menampar bahkan mengeluarkan makian pada gadis itu? Anda tak tau bisa saja apa yang anda lakukan bisa melukai hatinya dan bahkan itu juga bisa mengguncangkan mentalnya."

Meski terkesan tegas dan dingin, percayalah jika sekarang Tiffany sekuat tenaga menahan dirinya agar tak meluapkan emosi dan airmatanya saat mengingat keadaan adiknya tadi.

Drrrtt...

"Miss Lee, ini dari sekrektaris klien anda CEO Kim, sepertinya mereka sudah lama menunggu." Bisik sekretaris itu tapi Tiffany masih mendengarnya.

"Angkat saja disini, jika ada masalah aku mungkin bisa membantu menjelaskan kenapa kalian terlambat, tapi tenang saja aku tak akan mengatakan hal buruk karena ini masalah antara kita bukan orang lain." Ujar Tiffany, meski kesal tak mungkin juga ia melibatkan orang lain dalam masalah ini.

"Ne nona."

Sekretaris itu langsung mengangkat panggilan dan berbicara dengan sekretaris klien atasannya itu. Tiffany yang melihat si sekretaris agak kebingungan untuk menjelaskan apa yang terjadi pun meminta untuk berbicara dengan orang disebrang sana dan mungkin pada klien mereka langsung.

"Siapa nama klien kalian?" Tanya Tiffany saat sudah memegang ponsel itu.

"Eum itu namanya Kim Jong In nona, salah satu CEO di perusahaan K.S Group."

Tiffany mengangguk dengan senyum tipisnya saat tau siapa klien yang akan mereka temui.

"Halo yeoboseyo? Ada apa? Kenapa harus berbicara dengan saya? Tidak bisakah berbicara dengan sekretaris saya saja? Saya tak mau membuang waktu jika kalian meminta menunggu terlalu lama lagi."

Terdengar suara dingin Kai disebrang sana, meski terkesan dingin dan datar jelas Tiffany tau jika sang adik tengah kesal sekarang karena harus menunggu terlalu lama, mungkin?

Tiffany pun menjawabnya membuat Kai disebrang sana terkejut karena nunanya yang berbicara dan menjelaskan padany untuk meminta pertemuan mereka di undur untuk besok saja.

Meski bingung Kai pun tetap mengiyakan karena ia yakin ada sesuatu yang terjadi kenapa sampai nunanya mempunyai urusan penting dengan Lee Chung Ah yang jelas sudah melakukan perjanjian untuk bertemu dengannya hari ini.

"Ini ponselmu, kalian dengar kan? Kim Jongin sudah menyetujui untuk pertemuan ulang kalian. Jadi sekarang kita bicarakan urusan kita miss Lee."


~ 🍓~ S.I.M.P.L.E ~ 🍓~



Makan malam di kediaman Kim terlihat lebih tenang dari biasanya, hanya ada sedikit percakapan yang terjadi dan hanya terlihat Hyun Bin, Tiffany, Kai serta Taehyung saja yang terlihat di meja makan.

Sedang Hye Kyo berada di kamar putri bungsu mereka untuk menyuapinya makan karena sakit.

Ya setelah kejadian tadi siang di butik Jennie jadi drop dan pingsan sesaat setelah Jisoo mengobati luka dibibirnya.

Jennie langsung dibawa ke rumah sakit saat itu tapi sekarang ia sudah pulang atas permintaan Jennie setelah ia terbangun tadi sore karena Jennie tak mau di rawat di rumah sakit.

Untunglah dokter mengatakan jika tak ada yang sangat perlu dikhawatirkan tentang keadaan Jennie. Meskipun begitu Jennie mengalami demam yang cukup tinggi tadi sore setelah syok dan panick attacknya kambuh karena mengingat kejadian saat ia mengalami kekerasan sebelumnya.

Sekarang panasnya sudah sedikit turun tapi ia tetap harus istirahat total di rumah dengan tak boleh telat makan dan meminum obatnya. Jangan juga sampai ada sesuatu kejadian lagi yang akan membuat panick attacknya kambuh apalagi dalam masa istirahatnya.

"Udah mom udah nggak kuat."

"Memang sudah kok sayang, kan buburnya juga sudah habis." Jawab Hye Kyo tersenyum tipis karena ucapan putrinya itu.

"Hehe Nini pikir masih ada mom, ternyata udah habis. Padahal Nini pikir tadi mommy akan bujukin Nini buat makan lagi." Ujar gadis itu lengkap dengan cengiran tipisnya karena tubuhnya masih terasa lemah.

"Jadi mau dibujukin? Bisa aja ya nyari perhatiannya." Jennie hanya tersenyum tipis mendengar ucapan mommynya.

"Ini obatnya, jangan ada penolakan karena mommy nggak akan bujukin, tapi akan mommy tinggalin dan pinta Kai oppa untuk membujuk jika baby menolaknya."

"Ih mommy, tau aja kalau Nini mau nolak." Cemberutnya karena akal-akalannya sudah diketahui sang mommy.

"Sudah jangan banyak alasan, minum sekarang obatnya setelah itu istirahat oke."

Kali ini gadis itu menerimanya tanpa penolakan karena ia tak mau jika mommynya akan pergi dari kamarnya.

"Udah mom, tapi mommy jangan pergi ya, sini aja tidur sama Nini." Jennie menepuk tempat disebelahnya mengisyaratkan mommynya agar naik ke kasur.

"Nanti ya, kamu tidur dulu, sekarang mommy harus-"

"Ya udah nggak jadi, Nini tidur sendiri aja." Potongnya karena tau jika sang mommy akan pergi keluar sebentar entah apa yang dilakukan, padahal Jennie sedang tak ingin ditinggal.

Matanya sudah berkaca-kaca dengan bibirnya yang tertutup rapat suda bergetar karena menahan agar tak menangis.

"Hei baby kok nangis, iya mommy akan disini terus sama baby ne. Sudah jangan nangis." Hye Kyo yang panik langsung naik ke kasur dan membawa Jennie kepelukannya dengan tangannya yang sudah mengelus punggung serta kepalanya secara bergantian.

Jennie yang diperlakukan begitu tak bisa menahan isakannya, suara isakannya mulai keluar dan dengan erat ia membalas pelukan mommynya.

"Jangan tinggalin Nini sendiri mom, Nini takut, mereka jahat mom. Mereka pukulin Nini hiksss... mereka tinggalin Nini sendiri, gelap mom, Nini takut hiksss." Racaunya.

"Iya sayang, mommy disini, mommy nggak akan tinggalin baby sendiri ditempat gelap dan pengap itu. Oke, ini mommy sayang, bukan mereka." Hye Kyo jelas tau apa yang dimaksud putrinya ini.

Jennie masih dibayangi rasa takut akan masa kecilnya yang di siksa saat SD dulu dan ia ditinggalkan ditempat toilet rusak yang sempit itu, belum lagi kejadian beberapa bulan yang lalu dimana ia mengalami hal yang hampir sama serta ditinggalkan di gudang yang gelap dan pengap.

Hye Kyo berusaha menguatkan hatinya agar tak ikut menangis didepan putrinya. Sungguh, orangtua mana yang tak akan merasakan sakit jika sesuatu terjadi pada anak-anak mereka.

Terlebih ia seorang ibu, sungguh jika bisa Hye Kyo ingin menghilangkan kenangan buruk itu dari ingatan putrinya. Tapi itu tak mungkin juga ia lakukan karena akan berdampak juga pada ingatan yang lain dan mungkin juga kondisi putrinya bisa saja akan lebih buruk dari ini.

Cukup lama menenangkan putrinya dengan berbagai ucapan menenangkan dan juga perlakuannya yang lembut akhirnya Jennie sudah menghentikan tangisannya dan sekarang gadis itu sudah tertidur dipelukan nyaman Hye Kyo.

"Maafkan mommy sayang, kamu pasti teringat kejadian itu."

Dengan perlahan ia membaringkan Jennie agar tidurnya nyaman, ia pun ikut berbaring takut jika putrinya itu nanti terbangun dan mencari dirinya.

*

Sekitar pukul setengah sembilan Hyun Bin dan ketiga anaknya yang lain masuk ke kamar Jennie untuk memastikan keadaannya.

"Kayaknya adek udah tidur dad." Ucap Taehyung yang melihat sang mommy dan adiknya yang terbaring di kasur.

"Iya, sebaiknya kita keluar saja, biar adek istirahat." Kata Tiffany.

"Pasti tamparan wanita itu sangat kuat sampai bibir adek luka begitu." Ucap Kai sangat jelas terdengar menahan emosinya setelah tau apa yang terjadi pada adiknya.

"Sabar Jongin, daddy tau kamu khawatir, sama kita semua begitu. Tapi besok jika kamu melakukan pertemuan dengannya jangan melibatkan masalah ini jika belum selesai denga urusan pekerjaan kalian, itu akan membuat emosi kamu tak terkontrol. Ingat meski bagaimanapun dia juga seorang wanita. Kamu dengar daddy kan?" Ujar Hyun Bin mengingatkan.

"Ne Jongin, urusan wanita itu biar menjadi urusan nuna karena kejadiannya pun terjadi di butik." Tambah Tiffany juga.

"Hah~ memangnya dia siapa sih, berani sekali menampar adikku, jika tadi siang aku ada disana, maka jangan harap dia akan selamat." Kali ini Taehyung.

"Kamu mau berbuat kasar kepada wanita? Daddy dan mommy tidak pernah mengajarimu begitu Kim Taehyung." Suara tegas Hyun Bin menatap lekat putra keduanya itu.

"Bukan daddy, pokoknya bukan kekerasan, tapi sesuatu yang akan membuatnya menyesal karena sudah berbuat kasar pada Nini." Ralat Taehyung yang memang tak pernah berpikir untuk melakukan kekerasan pada wanita itu meski ia sangat geram dengannya.

"Sudahlah kita keluar saja, biar adek bisa istirshat dengan tenang." Ajak Tiffany.

Ia berjalan ke arah ranjang dan mengambil nampan dimana terlihat mangkuk bubur yang sudah kosong didalamnya.

"Ayo Kai, Tae kita keluar, daddy mungkin ingin tidur disini juga sama adek."

"Iya kalian istirahat saja, daddy akan disini sama mommy jagain adek." Jawab Hyun Bin.

"Kita keluar dulu dad, daddy cepat tidur, jangan begadang, kesehatan daddy juga penting." Peringat Tiffany, lalu ia mencium pipi daddynya dan langsung keluar di ikuti Kai dan juga Taehyung.

.

Setelah ke kamar mandi Hyun Bin langsung mendekati ranjang putrinya dan naik ke kasur berbaring dibelakang istrinya lalu memeluknya pelan takut mengganggu putrinya.

"Eunghh.. daddy?" Hye Kyo terbangun saat merasa ada tangan lain yang memeluknya dibelakang.

"Mommy tidur saja, maaf daddy ganggu." Ucapnya pelan.

Hye Kyo memiringkan kepalanya ke kiri sehingga bisa melihat wajah suaminya yang menatapnya dengan tatapan sendu.

"Bagaimana keadaannya?" Tanyanya yang jelas ia tujukan untuk putrinya.

"Panasnya sudah sedikit turun, tapi ia masih ketakutan karena mengingat kejadian dulu." Jawabnya lirih disertai matanya yang mulai memerah.

"Sssttt.. mommy jangan menangis, nanti jika Nini dengar dia pasti akan khawatir sama mommy." Hyun Bin mengelus pipi mulus istrinya dengan lembut.

"Mommy hanya tak tega melihat putri kita ketakutan seperti itu daddy, apalagi kejadian tadi siang pasti akan menambah ketakutan Nini."

"Daddy tau, daddy juga mengkhawatirkan itu. Sekarang yang penting adalah kita harus selalu berada disisi Nini, jangan sampai dia merasa sendiri. Apalagi beberapa hari ini mungkin kita harus menghadapi sikap manjanya yang akan bertambah karena kejadian tadi siang."

"Daddy benar, eum daddy ingin tidur disini juga?"

"Iya daddy ingin memeluk mommy dan juga baby Nini, tapi mungkin momny saja cukup malam ini. Daddy nggak mau nanti malah Nininya nggak nyaman tidur kalau daddy juga memeluknya. Jadi seperti ini saja." Jawabnya tersenyum dan menular pada Hye Kyo.

Lalu tak lama kedua orangtua itu tertidur dengan posisi Hye Kyo memeluk Jennie dan Hyun Bin yang memeluk istrinya dari belakang dengan tangannya juga sedikit memeluk Jennie yang bertambah nyaman tidur dipelukan orangtuanya.




















Yo malam readers😀

Nih di kasih lapak yang sedikit mengundang emosi sebagai penutup minggu ini.

Jangan lupa istirahat readers-nim besok Senin soalnya, ngingatin aja😉

Ok next. Kabor💨





#Pipi_mandu_kesayangan_digampar_
#Emosilah_pada_tempatnya_
#jangan_marah_
#JennieRubyJane_or_JennieJubran_wkwkwkwk_





Nyeongan 👋

#jumpa.lagi.

"~M~.Ruby"

Continue Reading

You'll Also Like

15.7K 1.8K 5
Tidak ada deskripsi yang paling penting cerita ini hanya memperlihatkan kelucuan baby Chaeng dan baby Lily Semoga suka
2.7K 259 12
udah tau judulnya kan? baca aja, gak ada yang larang. disclaimer! gambar atau foto dalam cerita ini mimin ambil dari pinterest. bukan milik pribadi...
12.5K 2K 9
Lisa dan Chaeng yang masih berusia belia di jadikan alat oleh Jisoo untuk di jadikan kelinci percobaan dari perusahaan tempatnya bekerja. Dan Jennie...
1.7M 61.3K 40
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...