The Bar-bar Queen (Tamat)

Bởi Im_Starla

2.7M 358K 32.3K

[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN!! MURNI PEMIKIRAN SENDIRI] Warning 18+ (STORY KE-2) Karakter seorang Ratu terkenal ak... Xem Thêm

Prolog
TBQ|| Jadi Ratu dadakan 💫
TBQ|| Penjelasan mengenai pemilik tubuh 💫
TBQ|| Kaisar Fengyin dan Selir Lien Hua
TBQ|| Melatih kemampuan bersama Mayleen dan Huanran
TBQ|| Kejadian di Pasar
TBQ|| Pria tampan ke-tiga
TBQ || Benar-benar berubah 💫
TBQ || Kaisar menyebalkan
TBQ || Dewi An
TBQ ||Kaisar Fengyin vs Ratu Jia-Li
TBQ|| Chen tertekan
TBQ || Hongli
TBQ || Mau membuat Jia-Li cemburu?
TBQ || Panggilan kesayangan?
TBQ || Terbentuknya Moonlight
TBQ || Bertemu Huanran
TBQ || Nikmati hukumanmu Sayang
TBQ || Meminum racun?
TBQ || Raja Gao
TBQ || Kaisar mesum!
TBQ || Bandit dari suku gunung naga
TBQ || Suit adu nyawa
TBQ|| Menyatu
TBQ || Pergi dari Kekaisaran
TBQ || Chen dan Mayleen?
TBQ || Kerajaan Gao
TBQ || Kembali ke dunia modern?
TBQ || Pangeran Huanran orangnya
TBQ || Salah menuduh
TBQ || Selir Lien berulah
TBQ || Selir Lien hamil?
TBQ || Terbongkar semuanya
TBQ || Mual
TBQ || Ratu tengah mengandung
TBQ || Ngidamnya bikin tertekan
TBQ || Kekecewaan Fengyin
TBQ || Pilih aku atau Moonlight?
TBQ || Saranghae Fengyin
TBQ || Melahirkan
TBQ || Epilog

SPESIAL PART (JIA-LI & REINKARNASI HUANRAN; VERSI MODERN)

54.7K 5K 410
Bởi Im_Starla

QUEEN BAR-BAR KITA BATAL TERBIT, JADI BAGI YANG NUNGGUIN, MOHON MAAF YA KARENA SUATU PROBLEM AKU PUTUSIN KONTRAK DGN PENERBIT AP:)

DAN JIKA AKU KEPIKIRAN UNTUK MAU MENERBITKAN NYA LAGI, NANTI AKU INFOKAN:) THANK YOU

I'M STAR:)

---

Semoga suka dan maaf lama baru nongol di lapak ini:) Haha sibuk sama lapak sebelah hihihi and thanks juga buat kalian yg masih bertahan di lapak ini luvv buat kalian 🖤💙🧡💚💛💜❤️

Nah di sini aku bakalan pake sudut pandang orang pertama yaitu Jia-Li. Ini versi Jia-Li di tubuh Lian yaa sesuai janji aku:)

----

Jia-Li point of view

Aku bingung. Aku tak tahu bagaimana bisa aku berada di tempat dengan interior ruangan yang asing bagiku.

Aku berdesis pelan, kepalaku rasanya ingin pecah lagi. Dengan penuh usaha, aku mengangkat sebelah tangan untuk menyentuh kepalaku yang terbalut sesuatu.

Aku mengerjap lagi. Entah sudah berapa lama aku mengamati tempatku sekarang berada. Bunyi sesuatu di samping tubuhku membuat aku menggeleng pelan. Aku tidak tahu alat seperti apa itu.

Terlebih lagi sesuatu menutupi mulut dan hidungku berbentuk seperti mangkuk namun sedikit memanjang. Aku tak mengerti juga alat apa itu.

Setahuku, saat itu aku jatuh di sungai akibat ulah dari Selir Lien dan yang aku ingat lagi jika kepalaku terbentur batu dengan keras.
Rasanya sangat sakit, aku hanya bisa menahannya saja, dan berharap seseorang segera membantuku. Hanya itu yang aku harapkan karena setelahnya semuanya gelap. Dan aku tidak mengingat apa-apa lagi.

Hingga, aku berakhir di tempat asing ini.

Aku mengantur napasku perlahan, sebelum tanganku terangkat untuk melepas sesuatu yang menutupi hidung dan mulutku itu.

Lega. Akhirnya aku bisa menghirup udara dan juga bau yang menyeruak. Entah bau seperti apa, mungkin seperti bau obat-obatan.

Aku menatap ke arah pintu, suara bising dari luar masih bisa aku dengar walau samar. Aku berinisiatif untuk bangun, namun hal yang terjadi selanjutnya membuat aku mengurungkan niatku. Kepalaku kembali berdenyut sakit. Ini lebih sakit dari yang pernah aku rasakan tadi, mungkin rasa sakit yang baru pertama kali aku rasakan juga.

Mataku mengerjap berkali-kali, aku mencengkeram rambutku untuk menahan rasa sakit yang tak kunjung mereda, hingga pada akhirnya aku kembali tak sadarkan diri.

***

Berapa lama aku tak sadarkan diri? Ah, aku tak tahu. Tapi saat aku membuka mata, kini ruangan yang aku tempati sudah berubah. Di sebelah tubuhku tak ada lagi benda yang terus berbunyi itu dan juga mulut dan hidungku sudah tidak di pasangkan alat seperti mangkuk sup di kekaisaran itu. Ruangan yang ku tempati kini bercat putih dan juga sesuatu persegi empat yang terpasang di dinding membuatku mengerjap.

"A-apa itu penjara?" gumamku. Aku melihat benda persegi empat itu menampilkan orang-orang yang tengah berbicara.

Aku mengalihkan pandangan kala mendengar suara pintu terbuka. Mataku mengerjap melihat seorang pria memakai pakaian aneh dan juga sesuatu melingkari di lehernya.

"Si-siapa kau?" tanyaku lemah. Aku tak mengenal mereka, apa mungkin mereka adalah orang dari kekaisaran lain?

Namun mengapa pakaian mereka sangat asing?

"Ya Tuhan, kau sudah sadar Nak? Sebentar saya akan memeriksa keadaan anda lagi." Pria itu mendekatiku membuat aku meringkuk mundur. Aku takut dengan orang asing.

"Ja-jangan mendekat," ujarku tertahan.

Pria berumur itu mengulas senyum. "Jangan takut, aku adalah dokter yang merawat mu selama koma. Jadi, jangan khawatir, aku tidak akan menyakitimu."

Aku menatapnya lama, kemudian mengangguk pelan. Aku rasa jika memang dia bukan orang jahat.

Entah berapa lama dia memeriksa keadaan ku dengan alat yang tadi di gantung di lehernya. Kemudian ia mengatakan jika aku sudah melewati masa kritis dan tinggal pemulihan saja.

Aku hanya bisa mengangguk kaku saat pria yang katanya bernama dokter itu izin keluar. Sebentar, Dokter adalah nama atau sebuah gelar? Ah aku tidak tahu. Karena yang aku tahu, jika seseorang yang memeriksa keadaan itu namanya tabib. Berarti pria tua namanya adalah dokter. Baik, aku akan mengingat namannya.

Mengingat kata kritis? Apa benturan saat aku hanyut di sungai itu sangat keras? Yah pasti sangat keras.

Ya Tuhan, ini semua karena ulah selir Lien yang tak ada rasa---

"YA TUHAN ANAKKU! KAU SUDAH SADAR?"

Aku tersentak kaget dengan suara keras itu. Terlihat wanita paruh baya menghampiri ku dengan wajah kesal, sedih dan bahagia yang bercampur. Pakaiannya juga terlihat aneh, tidak seperti hanfu-hanfu yang biasa digunakan.

"Si-siapa?" tanyaku pelan.

Wanita paruh baya itu tidak menjawab melainkan malah menoyor kepalaku membuat aku mengerjap.

"UDAH PINTER PRANK MALAIKAT MAUT YA KAMU?! SOK-SOKAN JATUH DARI GEDUNG LIMA LANTAI! KENAPA GAK SEKALIAN LOMPAT DARI UJUNG MENARA EIFFEL SAJA HAH! ITU MAH MAMA YAKIN KAMU LANGSUNG NGE-DATE BARENG MALAIKAT! TERUS REUNIAN SAMA PENGHUNI NERAKA!"

Aku mengusap wajahku yang seperti habis terkenal percikan hujan. Mataku mengerjap heran. Siapa wanita cerewet ini?

"A-anda siapa Bibi?" tanyaku. Aku sedikit takut dengannya. Padahal aku adalah seorang permaisuri, namun kedudukan dan pangkatku seperti tak ada gunanya saja.

"BIBI? KAMU PANGGIL MAMA BIBI? HEH! BARU SADAR KAMU UDAH BUAT MAMA ESMOSI YA!" teriak wanita itu lagi. Aku sampai berfikir, apa tenggorokannya tidak sakit?

"Tante, tolong jangan teriak-teriak. Ini rumah sakit, dan juga Lian baru sadar," ujar seorang laki-laki tampan yang baru datang.

Aku tidak mengenal mereka. Namun aku liat jika wanita tua itu menoleh pada laki-laki itu.

"Tapi Waiz, dia malah manggil Tante dengan sebutan Bibi. Enak saja, Tante ngandung dan ngurus dia selama tujuh belas tahun ini malah gak di kenali," ocehnya lagi.

Aku menggaruk pelipis yang tak gatal. Ternyata di ruangan ini sudah banyak orang berpakaian aneh menurutku. Dan juga aku tidak mengenal wajah mereka semua.

"Lian ...." Aku tersentak saat sebuah tangan menangkup wajahku. Ternyata cowok yang di panggil Waiz tadi. "Gue seneng lo udah sadar. Pasti di alam mimpi lo lagi party besar-besaran sama cogan ya, sampe gak mau bangun," lanjutnya. Aku bisa lihat tatapan khawatir di matanya membuat aku tersentak pelan. Belum pernah aku melihat tatapan seteduh itu selama ini.

Tapi tunggu, mereka menyebutkan nama Lian? Siapa Lian?

"Si-siapa Lian?" tanyaku heran. Dan mereka malah saling tatap dengan wajah terkejut.

"Udah lupa sama mama sekarang lupa sama diri sendiri juga hah?!" Ah Ya Tuhan, mengapa wanita tua itu selalu marah-marah?

"Lo gak ingat gue dan diri lo sendiri?" tanya Waiz dengan tatapan teduhnya.

Aku menggeleng. "Namaku Jia-Li, bukan Lo. Dan juga, tadi Bibi itu manggil kamu Waiz, tapi kenapa sekarang kamu nyebut diri kamu Gue? Itu nama panggilan kamu juga?" tanyaku polos dan malah di balas tatapan cengo dari semua orang yang ada di ruangan itu.

Jika aku perhatikan, yang datang di ruangan ini kebanyakan laki-laki dan memakai pakaian yang sama. Berwarna hitam dan juga ada lambang di dada kiri. Lambang tengkorak dan tanduk. Seperti tanduk iblis.

"Anemia nih, Anemia. Yakin gue, jatuh dari gedung setinggi itu, terus kepentok dasar kolam, pasti si Lian Anemia," celetuk cowok berambut ikal.

Plak!

"Amnesia o'on!"

"Nah itu, maksud gue."

Aku mengerjap berkali-kali. Ada berapa nama gue di sini?

"Gue panggil dokter dulu buat nanyain keadaan Lian." Waiz berujar dan mengusap pipiku lagi. Ia tersenyum dan hal yang terjadi selanjutnya membuat aku tersentak. Waiz mengecup keningku. "Tunggu ya, gue keluar panggil dokter dulu. Awas aja kalau tidur lagi, gue lempar lo dari geng Devil's."

Aku mengerjap berkali-kali. Terlalu shock dengan tindakan cowok yang baru aku kenal itu. Ah, bahkan Suamiku--Kaisar Fengyin tak pernah menciumi ku seperti tadi.

"Li-lian...."

Seorang cowok baru masuk ke dalam ruangan ku lagi. Ia memakai penutup kepala berwarna hitam. Aku belum melihat wajahnya dengan jelas.

"Loh, Sean?" Wanita cerewet itu menyambut kedatangan cowok itu.

"Lian baru sadar, Tan?"

"Iya baru, dan malah gak kenal siapa-siapa. Huh! Untung aja Tante sabar, kalau enggak, udah Tante buat tidur lagi tuh." Wanita itu berujar sembari menatap ku. Setelahnya ia mendekati dan memelukku dengan erat.

"Kamu kalau mau mati, minta izin sama mama dulu. Biar mama siapin bekal dan ngasih kamu kipas. Mama tau loh, di neraka panas. Apalagi kamu banyak dosa dan durhaka, jadi mama yakin, pintu surga udah pasang palang buat kamu. Artinya kamu gak bisa masuk," ocehannya membuat aku hanya diam saja. "Atau juga nanti mama kasih kamu resep buat es krim, beuh pasti laris tuh kalau jualan di neraka, nanti untungnya kita bagi dua."

"Anak sama Mama emang gak ada bedanya," ujar Waiz yang baru tiba di ikuti dokter.

"Biar aku periksa lagi keadaannya," ujar Dokter, sehingga wanita tua itu melepaskan pelukannya dari ku.

Aku di periksa dokter lagi. Namun pandangan ku menyelusuri semua wajah yang ada di ruangan ini. Mereka menatap ku teduh dan bahagia. Hingga pandangan ku tertuju pada cowok yang berdiri di sebelah Waiz.

Cowok itu ikut menatap ku dan tersenyum manis. Jantungnya berdegup kencang, aku lega dan sedih secara bersamaan. Lega karena merasa bukan hanya ada aku di sini, dan sedih karena melihat wajah cowok itu.

"Pa-Pangeran Huanran...."

Selesai

"Buah jatuh gak jauh dari pohonnya"
Lian bar-bar turunan dari mamanya.

Nanti masih ada satu part lagi:)

SEKALI LAGI YA AKU INGATIN, BUAT NABUNG YOKK BIAR BISA PELUK TBQ🤗

OHIYA WAIZ ITU KETUA GENG DEVILS YA, PACAR PERTAMA JI LIAN DI DUNIANYA.

KOMEN KALAU MASIH BINGUNG 👉

BUBAYYY GENGSS👋

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

552K 37.1K 44
menikah dengan duke Arviant adalah hal yang paling Selena syukuri sepanjang hidupnya, ia bahkan melakukan segala cara demi bisa di lirik oleh Duke Ar...
536K 33K 61
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
229K 596 9
konten dewasa 🔞🔞🔞
1.1M 100K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...