π‘πžπ¬π­πšπ«π­π’π§π  𝐚 π‘πžοΏ½...

By MonMonicaF

50K 4.1K 449

[ REVISI ] "Tidak masalah jika kau melupakanku, aku bersyukur kau ada di sisiku" "Ayo.. kita berteman baik Ku... More

1. The Beginning
2. Accident
4. Stay at Ainana dorm?!
5. Today's Story
6. Riku Teach or Be Taught?
7. Tenn's Decision
8. Remaining Time Limit
9. Stroll 🀍
10. With Tenn 😳
11. Riku Is Sick 😭
12. Response Letter βœ‰ (Flashback #1)
13. Disappointed... 😒 (Flashback #2)
14. I'm sorry for being a lousy twin brother... (flashback #3)
15. Riku's Dark Side❗ (Flashback #4)
16. Gomen Tenn-nii... 🀍
17. Leave you 'Again'...πŸ’”
18. Will Never Leave You
19. Resignation Letter
20. Nightmare
21. Spoiled Riku Moment ☺
22. NOT FINE...
23. Riku's Confession
24. Happiness Ends In Sadness... πŸ’”πŸ˜­
25. We Are Twins!
26. The Result Of A Hope...
27. With Love ❀
28. Riku Disappeared...
29. Temporary Formation [Idolish7 --> Idolish6]
30. Four Years Latter 🎸
31. The Star Comeback
32. Heartwarming Meeting
33. Restarting A Relationship βš˜πŸ’« - END -

3. Riku's Decision

1.6K 133 9
By MonMonicaF

.
.

.
.
Restarting a relationship
.
.
.
▪︎°•☆•°▪︎

Secara tidak sengaja ada seseorang yang menyenggol Riku cukup keras hingga membuatnya...

Kehilangan keseimbangan...

Dan terjatuh ke arah depan....

Di sana tepat ada satu mobil truk yang sedang melaju kencang...

Manik crimson itu membelalak ketika manangkap visual truk yang sepekerkian detik lagu akan melaju kencang menabraknya...

Seketika Riku merasa sekelilingnya menjadi hening, waktu terasa seperti berjalan dengan lambat. Riku yang terjatuh tepat ke depan hanya bisa pasrah dan menutup kedua matanya. Ia sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya-

*Tinnnn

'Eh?'

Riku kembali membuka kedua matanya sesaat dirinya tiba-tiba merasakan dorongan keras dari belakang. Irisnya kembali melebar ketika melihat sosok sang kakak yang menjadi dalangnya, kini tersenyum lembut kepadanya.

Silaunya cahaya dari lampu truk membuat pandangannya menjadi mengabur sesaat...

"TENN-NII!!"

*Brak

Mobil itu menabrak dengan tepat dan cukup keras hingga membuat tubuh Tenn menjadi terpental. Tubuhnya sedikit terlempar dan membentur aspal tanpa aba-aba.

Nafas Riku menjadi tercekat, kedua matanya masih membelalak dan tubuhnya gemetar hebat saat mendapati cairan merah kental bercucuran keluar dari kepala sang kakak.

Air mata langsung mengalir begitu saja, Riku tidak tau harus berkata apa, pikirannya seakan menjadi blank. Mengabaikan orang-orang yang mengeremuni, Riku mengangkat tubuh Tenn yang terbaring di atas aspal. Ia langsung memeluk tubuh itu, berteriak kepada orang sekitar untuk segera memanggil ambulan.

"Ti-Tidak... Ba-bagaimana ini... Tenn-nii..."

Air mata itu kini mengalir semakin deras membasahi kedua pipinya, bahkan sampai menghujani pipi mulus kakaknya.

"Tenn-nii... Go-gomen... Hiks.. Tenn-nii.."

Nafas Tenn tersengal, ia berusaha menahan rasa sakit yang mulai menjalar pada seluruh bagian tubuhnya. Ia berusaha mengangkat satu tangannya dan menyentuh pipi adiknya. "Ri..ku.."

"Tenn-nii..."

"Dengar..." Tenn masih tersenyum dan mengusap pipi Riku yang basah karena menangis.

"Aku sama sekali... Ti..dak... Menganggapmu..sebagai... Be..ban"

Pandangannya semakin menggelap, membuatnya berusaha keras untuk mempertahankan kesadarannya yang mulai menurun.

Tenn mulai menjelaskan, "Aku...memang pergi... Untuk membiayai pengobatanmu... Tapi..."

Tangan Tenn yang berada di pipi Riku kini terjatuh begitu saja. "Te-Tenn-nii..."

"Aku adalah kakakmu..."

Si surai merah menggenggam erat tangan Tenn. Air matanya terus berderai tiada henti.

"Jangan...membohongi...dirimu sendiri..."

"Apapun yang Riku lakukan.... Aku... Aku tidak akan pernah membenci adikku sendiri..."

Pandangan Tenn kian memburam, air matanya perlahan keluar tepat sebelum dirinya kehilangan kesadaran.

"Aku sangat menyayangi adik kecilku"

Sang kakak kehilangan kesadaran dan itu membuat Riku semakin panik.

Tak lama suara ambulan terdengar, mereka membawa Tenn ke dalam ambulan dan bersama dengan Riku yang memaksa untuk ikut.

🍂🍂

Riku menggoyangkan satu kakinya karena cemas. Saat ini dokter sedang menangani Tenn dan dirinya dengan sabar berusaha menunggu hasilnya. Ia menyingkirkan segala pemikiran buruknya dan hanya berdoa di setiap detiknya.

Mengacak surainya kasar, air mata itu masih menghiasi wajahnya yang nampak pucat.

'Kami-sama.. Kumohon... Jangan ambil kakakku...'

Itulah doa yang diucapkannya berulang kali...

.
.

Tak lama suara langkah kaki terdengar rupanya 2 member Trigger, Re:vale dan member Idolish7 datang bersamaan.

"Te-Tenn bagaimana keadaannya?!!" tanya si surai uban terlihat panik.

"Masih belum selesai...," jawab Riku dengan nada lirih tanpa menoleh sedikit pun pada yang lain.

"Sebenarnya apa yang terjadi Riku?" tanya Momo sebisa mungkin bertanya dengan lembut, tak ingin menyakiti sosok rapuh itu lebih parah lagi.

"Tenn-nii melindungiku dan akhirnya menggantikanku tertabrak," jelasnya dengan suara bergetar.

"Riku..." Mitsuki duduk di sebelah Riku dan memeluknya, memberikan salah satu adiknya ruang yang hangat. Ia tau, meskipun dari luar Riku terlihat tenang namun pasti hatinya sangat gelisah saat ini.

"Ini salahku... Aku memang hanyalah pembawa sial!"

"Nanase-san jangan katakan hal seperti itu di saat seperti ini!" Iori~

"Riku jangan salahkan dirimu," tutur Nagi tanpa logat Jepang anehnya.

"Nanase apa kau takut kami akan menyalahkan dan menuntutmu," Gaku~

"Kurasa salah satunya itu... Tapi.. Ini sungguh karena salahku, membuat Tenn-nii menjadi celaka," Riku~

"Riku jangan khawatir semua pasti baik baik saja," ujar Momo menenangkan.

"Itu benar! Jangan mudah jatuh dan bersedih! Kau tau, Tenn itu kuat!" Gaku~

"Kami memang merasa sedih tapi sebagai adik kembarnya kau jauh lebih sedih dan terluka Riku-kun," Ryuu~

"Mari kita tunggu hasilnya" Yamato~

Ke-11 Idol itu menunggu dokter keluar dari ruang operasi. Gaku berusaha terlihat tenang menanggapi situasi. Sejujurnya kedua member Trigger itu sama sekali tidak memiliki niat untuk menyalahkan Riku.

1 jam telah berlalu tak lama kemudian pintu terbuka, pria berjas putih bersama beberapa perawat keluar dari dalam sana. Melihat itu Risi surai merah lantas menghampiri sang dokter.

"Bagaimana sensei?"

"Jangan khawatir pasien bernama Kujo Tenn sekarang baik-baik saja. Benturan di kepalanya cukup keras... Jadi saya katakan mungkin saja pasien akan mengalami amnesia," jelasnya.

"Kita bisa lihat hasilnya ketika pasien sudah sadarkan diri. Saya pamit undur diri," pamit sang dokter lantas melegang pergi setelah selesai memberikan penjelasan.

Seketika kedua kakinya terasa lemas membuatnya hampir saja terjatuh jika Yamato tidak sigap menahannya. Si surai merah kini terduduk di lantai. "Syukurlah..."

"Sudah kubilang Tenn itu bocah yang kuat, kau terlalu khawatir Nanase," sahut Gaku mendekati center Idolish7.

"Yaotome-san sendiri jelas sekali tadi juga terlihat sangat khawatir," sindir Iori.

"A-ah itu.... Lupakan saja! Nanase... Dengar Tenn baik baik saja, jadi hapus rasa bersalahmu," ucap leader Trigger mengusap kepala Riku singkat.

"What?! Yaotomeshi terlihat seperti nii-chan desu!" komentar Nagi membuat Gaku membatuk ala-ala babang tsundere.

Momo berjongkok di sebelah Riku "Horaa Riku sensei bilang Tenn baik baik saja kan.. Jangan bersedih terus seperti itu"

"Nee Riku hentikan perbuatan yang membuatmu sakit hati... Maksutku berhentilah berpura pura seperti kau membenci Kujo" Ucap Yamato menahan tubuh Riku yang bisa saja ambruk kapan saja.

"Yamato-san..."

"Riku-kun jangan membongi diri sendiri... Jangan membuat dirimu tersiksa, kurasa Kujou-kun tidak menginginkan hal itu" Sogo~

"Apa salahnya kakak membantu adiknya kan... Aku juga akan membantu Aya bila dia kekurangan sesuatu" Tamaki~

"Itu benar Riku! Kujou melakukan semua itu dengan ikhlas" Mitsuki~

"..."

"Kalau kau merasa bersalah, cukup tinggal hidup dengan baik. Menurutku itu sudah lebih dari cukup untuk Tenn-kun" Yuki~

"..."

"Minna-san bila ingin menjenguk Kujo-san lakukan sekarang, kurasa Nanase-san membutuhkan ruang untuk sendiri" Ucap Iori.

Yang lain melihat kondisi Tenn sekilas dan bergantian dengan 2 member Trigger. Sementara Riku duduk di luar menunggu member Trigger selesai.

Setelahnya Yuki mengajak yang lain untuk kembali, membiarkan Riku merenungkan sesuatu. Mereka berpamitan dan meninggalkan rumah sakit.

Riku yang sedari tadi hanya diam, memasuki kamar inap Tenn. Riku duduk di kursi sebelah ranjang rumah sakit.

Riku menatap wajah tidur kakaknya, balutan perban melingkar di kening Tenn, dan tangan Tenn yang sedikit memar.

Riku menghela nafas berkali kali "Rupanya semua orang termasuk Tenn-nii mengetahui rencanaku..."

Riku mengulas senyum kecil kala mengingat perkataan Tenn sebelum kehilangan kesadaran.

"Tenn-nii tidak menganggapku beban... Tenn-nii juga menyayangiku... Tapi aku..."

"Aku salah ya... Aku berusaha membuat Tenn-nii membenciku... Hasilnya malah begini..."

"Seharusnya aku tau jika Tenn-nii tidak mungkin bisa membenciku..."

"Harga diriku terlalu tinggi dan membuatku berpikiran pendek... Hahaha... Penyesalan selalu ada di akhir.."

Riku menghela nafas sekali lagi, ia menaruh kepalanya ke tepi ranjang. 'Jika Tenn-nii akan senang bila aku hidup dengan baik... Maka aku akan hidup dengan baik'

'Maafkan aku karena telah menjadi adik yang tidak berguna'

'Tolong jangan berkorban demi diriku lagi...'

'Aku tidak ingin Tenn-nii terluka lagi'

"Tapi... Terimakasih Tenn-nii"

🍂🍂

Malam mulai berganti pagi, langit yang awalnya gelap kini mulai menjadi terang berkat cahaya matahari, burung burung berkicau ria menyambut hari baru.

Angin lembut berhembus masuk melalui jendela, membuat surai seseorang yang duduk di atas ranjang menjadi sedikit beterbangan.

Lelaki dengan nama Kujo Tenn mengamati daerah sekitarnya dan sedikit melamun. Ia menolehkan kepala dan menatap kembali seseorang yang tertidur di dekatnya.

Tangan Tenn terangkat sendirinya untuk mengelus kepala lelaki yang tertidur itu. Tanpa sadar Tenn mengulas senyum di bibirnya.

Karena menyadari adanya sentuhan, Riku sontak terkejut dan bangun dari tidurnya. Riku mengerjapkan mata beberapa kali lantas senyum tersirat di wajahnya.

"Ohayou..." Sapa Riku.

"O..hayou..."

Riku menatap wajah Tenn yang sepertinya terlihat kebingungan.

"Maaf... Tapi siapa kau?" Tanya Tenn kembali berbicara.

Riku tersentak mendengar pertanyaan Tenn, Riku meremas ujung bagian bawah bajunya, serta menggigit ujung bibir bawah. Riku terdiam memikirkan sesuatu.

Tak lama Riku menghela nafas dalam dan melepas baju yang awalnya ia remas. Riku menatap lurus ke arah Tenn dengan senyuman.

"Aku... "

"Aku Nanase Riku 'rekan bisnismu' Kujou-san"

"Nanase Riku?" Ulang Tenn berusaha mengingat sesuatu.

"Maaf.. Tapi aku tidak bisa mengingatmu sama sekali... Lalu apa maksutnya rekan bisnis? Memang aku bekerja sebagai apa?" Tanya Tenn.

"Untuk sekarang aku akan memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Kujo-san" Ujar Riku.

Tak lama dokter datang untuk memeriksa Tenn, juga menanyakan beberapa pertanyaan. Setelah selesai dokter itu keluar dan menjelaskan apa yang terjadi.

"Pasien mengalami amnesia disosiatif, dimana ia tidak mengingat sesuatu yang dianggapnya sangat beharga" Jelas sang dokter.

"Apakah amnesia itu bisa sembuh?"

"Tentu bisa... Seiring berjalannya waktu mungkin ingatannya yang hilang akan kembali. Tapi saya sarankan untuk tidak memaksa pasien mengingat hal yang dilupakannya"

Setelah mendengar penjelasan lebih lanjut Riku membungkukan badan tanda terimakasih. Ia lalu menghubungi leader Trigger yakni Gaku.

30 menit kemudian keenam member i7 dan dua member Trigger datang berkunjung.

Riku menjaskan tentang Tenn yang mengalami amnesia disosiatif dan hal hal yang terkait pengobatan Tenn.

Yamato mengarahkan jari menunjuk dirinya sendiri sambil menatap Tenn "Kujo apa kau mengenalku?"

Tenn melihat Yamato serta beberapa orang cukup lama lantas kembali membuka mulutnya "Kau... Nikaido Yamato?"

"Benar! Lalu apa kau ingat beberapa orang lainnya?" Tanya Yamato.

Tenn melihat beberapa orang satu per satu. "Izumi Mitsuki, Izumi Iori, Rokuya Nagi, Osaka Sogo, Yotsuba Tamaki..."

"Kalian... I- Idolish7?" Jawab Tenn lebih ke bertanya.

"Ya, kami adalah Idolish7!" Mitsuki~

"Idolish7... Berarti kalian beranggotakan 7 orang kan... Siapa lagi?" Tanya Tenn.

"Tenn apa kau tidak mengingatku?" Tanya Ryuu menunjuk dirinya.

".. Emm... Tsunashi?"

"Iya itu benar! Aku Tsunashi Ryunosuke, biasanya kau memanggilku Ryuu" Ucap Ryuu.

"Apa kita sedekat itu?"

"Oi bocah rupanya kau juga menganggap kami beharga ya... Aku... Yaotome Gaku" Ucap Gaku maju beberapa langkah dan mengenalkan dirinya.

Tenn tampak kebingungan, ia memang masih mengingat nama member Trigger, tapi selebihnya ia tidak ingat.
"Yaotome... Gaku?"

"Lalu..." Tenn berganti menoleh ke arah Riku yang berada di pojok ruangan.

Menyadari tatapan, Riku berjalan mendekati ranjang Tenn "Aku..."

Riku yang awalnya menunduk, mengangkat kepalanya dan menatap Tenn lurus "Aku sudah mengatakannya tadi, tapi akan kuulangi"

"Namaku Nanase Riku center dari Idolish7, dan kau adalah Kujo Tenn center Trigger" Ujar Riku.

Tenn menatap Riku cukup lama "Aku tidak mengingat seseorang dengan nama Nanase Riku sama sekali... Dan center? Sebenarnya apa hubunganku dengan kalian semua?"

"Nih bocah ngatain aku tua, tapi situ sendiri udah pikun" Omel Gaku.

"Husshh Gaku jangan seperti itu" Tegur Ryuu.

Tenn masih menatap Riku, ia benar benar tidak mengingat Riku sedikitpun.

"Kujo-san apa kau benar benar tidak ingat siapa itu Nanase-san?" Tanya Iori yang mendapat anggukan dari Tenn.

"Kalau begitu kau bisa mengenalku kembali... Aku adalah rekan bisnismu Kujo-san. Kau bekerja sebagai idol dan merupakan member Trigger. Kadang kita bekerja bersama dalam satu proyek" Jelas Riku.

"Riku-kun..."

"Sebentar... Nanase ikut aku" Ucap Gaku mengajak Riku keluar dari kamar inap disusul oleh Yamato.

"Kenapa kau mengatakan bahwa hubunganmu dengan Tenn hanya rekan bisnis?" Tanya Gaku.

"Kurasa... Kurasa itu yang terbaik" Ujar Riku menampilkan senyum, entah itu senyum palsu atau bukan.

"Sudah kuputuskan untuk mengatakan hal itu. Aku tidak akan bilang jika kami bersaudara"

"Riku kau yakin?" Tanya Yamato menatap Riku.

Riku mengepalkan tangan erat "Aku yakin! Lebih baik jika Tenn-nii melupakanku"

"Nanase..." Gaku menghela nafas dalam 'Meski aku mengatakannya sekalipun, Nanase tetap akan merasa bersalah'

Yamato memajukan langkahnya dan mengusap kepala Riku "Baiklah jika itu keputusanmu... Hanya saja, jangan sampai menyesalinya Riku"

Riku menganggukan kepala sebagai jawaban. Ia kembali masuk ke dalam kamar inap Tenn. Gaku dan Ryuu berbicara dengan Tenn mengenai Idol dan Trigger.

🍂🍂

Riku Pov:

Benar... Aku sudah memutuskannya...

Aku tau jika Tenn-nii sangat menyayangiku... Kakakku yang baik tidak mungkin membenciku... Tenn-nii juga tidak menganggapku beban...

Tapi...

Tetap saja aku merasa bersalah... Aku memang sangat keras kepala...

Aku ingin Tenn-nii bebas dan tidak terbebani olehku... Aku yakin Tenn-nii pasti selalu mengkhawatirkanku... Itu membuat Tenn-nii tidak fokus pada pekerjaannya...

Awalnya aku berniat bersikap jahat agar Tenn-nii membenciku...

Tapi malah begini hasilnya... Tenn-nii melindungiku....

Jadi...

Jika sekarang Tenn-nii melupakanku... Itu tidak masalah... Aku tidak akan memaksa Tenn-nii mengingatku...

Biarlah semua berjalan seperti ini... Biarlah aku hanya berhubungan hanya sebagai 'rekan bisnis'... Sudah cukup bagiku jika masih bisa berada di dekatnya...

Tidak perlu mengingatku... Agar Tenn-nii tidak khawatir... Agar Tenn-nii menjadi orang yang sukses... Agar Tenn-nii tidak terbebani...

Aku berharap Tenn-nii bisa meraih mimpi dengan bebas tanpa mengkhawatirkan orang sepertiku...

Hanya itu...

Yang kuinginkan...

Hiduplah dengan bahagia....

Hiduplah bahagia tanpa mengkhawatirkanku..

Kakak kembar yang kusayangi...

Mulai sekarang...

Kita adalah rekan bisnis

Salam kenal Kujo Tenn-san

"Mari kita mulai lembaran baru dimana kita berdua hanyalah seorang rekan bisnis"

▪︎°•☆•°▪︎

To be Continue~

Continue Reading

You'll Also Like

187K 18.3K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...
5.4K 583 17
Ternyata aku jatuh cinta sama pasangan ini.
565K 9.7K 19
suka suka saya.
75.2K 7.9K 74
"Aku akan membawa mimpi kita berdua, yang harus kau lakukan hanyalah duduk dan menonton" . . . . . Bagaimana kalau Riku menuruti perkataan Tenn. Dim...