Impian Athira

By arruntala

328K 27.8K 1.5K

Athira Annisa Dalbert, seorang gadis yang dipaksa Kakaknya menjadi mualaf. Panggil saja Athira, dia adalah so... More

••• ℙℝ𝕆𝕃𝕆𝔾 •••
Bab 01
Bab 02
Bab 03
Bab 04
Bab 05
Bab 06
Bab 07
Bab 08
Bab 09
••• Bab 10 •••
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
••• Bab 20 •••
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
••• Bab 30 •••
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
•••Akhir•••
Exstra Part
Impian Athira ada Squel?
New Story [unpublish]
⚠️URGEN⚠️
URGEN PART II

Bab 24

5.7K 553 10
By arruntala

Welcome to Impian Athira ...
Vote dulu!

Happy Reading!!

••••

Malam ini, Raka terlihat sangat frustasi. Matanya memerah, rambutnya acak-acakan. Terdapat beberapa goresan ditangannya, sepertinya Raka dari memukul sebuah kaca.

Dia melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata, untung malam ini jalanan terlihat sepi. Hanya ada beberapa mobil atau motor yang melintas.

"Woii hati-hati!" teriak pengendara motor yang hampir saja tertabrak.

Raka hanya terus melajukan mobilnya dengan kencang, menuju tempat yang menjadi obatnya selama merasa frustasi, diskotik.

Raka telah sampai, dengan perasaan campur aduk dia turun dari mobil. Kondisi tubuhnya juga terlihat mengenaskan.

"Bro, lo kenapa?"

Bukannya menjawab, Raka hanya melihatnya sepintas lalu memasuki tempat haram itu.

Tringg (suara pintu masuk diskotik)

Suara dentuman musik terdengar sangat kencang, memekakkan indra pendengaran. Banyak orang-orang meliuk-liuk mengikuti musik DJ itu. Kaki Raka membawanya ketempat minuman, untuk memesan minuman keras.

"Satu yah,"

Raka langsung meneguk minuman itu hingga habis, "Lagi,"

Raka langsung meneguknya hingga habis lagi. Begitu pula dengan seterusnya, hingga dia merasa pusing.

•••

"Hari ini katanya ada acara mingguan, acara apa?" tanya Athira penasaran.

"Ohh itu, di sini biasanya ada kajian gitu setiap malam Sabtu," sahut Dira menyusun kitab-kitabnya.

"Ra, anti tau kalau di sini tidak boleh bawa barang-barang elektronik?"

"Enggak tau, emang gak boleh?"

"Enggak boleh Ra, kalau ketahuan pengurus bakalan diambil terus diancurin,"

"Lah, kok bisa,"

"Itu sudah jadi peraturannya Ra,"

"Ish, di SMA aku boleh bawa,"

"Itu kan SMA anti Ra, di sini gak boleh,"

"Udah gak papa, selagi gak ketahuan gak papa kan, aman kan?"

"Udah, terserah Athira aja," ujar Anggi menengahi.

"Nah betul tuh," ucap Athira tersenyum tipis.

"Ingett, jangan bilang-bilang ke pengurus,"

"Iyaa," kompak Dira, Kia dan Anggi.

Tok tok

"Ra simpen," titah Dira berbisik, sedangkan Athira langsung menyelipkan benda pipih itu ke lipatan baju.

"Segera kumpul, kajian segera dimulai," teriak seseorang dari luar.

"Iyaa Kak!"

"Dah, buru. Entar pengurusnya ngamuk lagi," ujar Kia beranjak dari kasur.

"Oh iya Ra, benda-benda itu simpen ditempat yang aman dan sulit dijangkau yah. Soalnya kadang suka ada razia,"

"Hah? Seriusan?"

"Iyaa, bener Ra," timpal Dira.

"Di mana dong,"

"Di kotak sampah aja, gak mungkinkan para pengurus ngecek kotak sampah. Mereka kan anti kotor," saran Anggi.

"Entar HP aku bau,"

"Bau apa mau dihancurin?"

"Iya deh iya,"

•••

"Masya Allah, doi gue," batin Athira kegirangan saat melihat Saddam duduk di tempat yang telah disediakan.

"Tau gitu gue di depan tadi," cicit Athira.

"Pindah ke depan yuk," ajak Athira.

"Udah penuh,"

"Udah, nyelip aja udah,"

"Gak bisa, rombongan senior biasanya di depan tuh,"

"Aku mah bodo amat, yaudah aku ke depan yah,"

"Permisi air anget, permisi," ujar Athira berjalan ke depan melewati santri wati.

"Permisi boleh berbagi tempat?"

"Enggak," ketusnya.

"Pliss,"

"Dibelakang bisa kan?"

"Udah penuh, di sini kan rada longgar,"

"Batu banget yah,"

"Eumm, boleh yah. Nanti aku kasih permen deh," rayu Athira.

"Kalo aku bilang enggk, yah enggak,"

"Pliss,"

"ENGGAK!"

Setiap sorot mata memperhatikan dua gadis itu, bahkan Saddam yang sedang berbincang dengan Alvin ikut memperhatikan. Sedangkan Erga yang berada di samping kiri Saddam hanya bisa memperhatikan adiknya itu. Dia sudah tau tingkah Athira bagaimana.

"Ada apa di sana?"

"Tidak apa-apa Gus," sahut gadis itu tersenyum sembari mengangguk.

"Diem kamu, duduk sini. Bikin ulah aja," decak gadis itu menggeser duduknya.

"Dari tadi kek," batin Athira.

•••

"Jadi Athira kabur dari rumah Bang?" tanya Ani setelah mendudukkan tubuhnya di kursi taman.

"Iya,"

"Ke mana?"

"Kalo gue tau, gue gak bakalan pusing nyari dia,"

"Terus gimana?"

"Tau dah, pusing banget gue,"

Drt drt

"Hallo,"

"..."

"Kirim ke gue,"

"..."

"Inget, arsip buat jaga-jaga,"

"..."

Tutt

"Siapa Bang? Athira?"

"Bukan,"

"Terus?"

"Besok lo juga bakalan tau," cicit Irgi berlalu pergi dari hadapan Ani, sahabat adiknya itu.

"Lo di mana si Ra,"

•••

"Haha, miris banget hidup lo Rak,"

"Cinta ditolak, gak punya temen, sepi, sunyi," racau Raka mengemudi mobilnya.

"Kenapa seolah kegagalan itu bersahabat banget sama gue,"

"Apa salah gue si," decak Raka menekan rem kaki.

"Sialan," decaknya memukul kemudi. Matanya mengeluarkan cairan bening, tapi bibirnya tertawa, menertawakan nasib buruknya itu.

Tok tok tok

"Permisi!" panggil seorang gadis mengetuk kaca mobil itu.

"Mas, permisi numpang tanya," ujarnya berusaha memanggil Raka.

Raka yang baru saja menyadari itu menghapus air matanya, lalu menurunkan kaca jendela mobil itu. Terlihat ada gadis memakai jilbab warna abu-abu.

"Mas, mau tanya alamat," ujar gadis itu menunjukkan kertas ditangannya.

"Gue tau ini di mana, tapi jauh. Mau gue anter?" tawar Raka.

"Emm," gadis itu melirik kiri-kanan, tidak qda satu pun kendaraan yang lewat.

"Boleh?"

"Tentu. Masuk," titah Raka.

Tanpa berpikir panjang lagi, gadis itu memasuki mobil Raka. Dirinya memakai masker, sehingga tidak mencium bau alkohol dari Raka.

"Jauh banget yah Mas?" nihil, tidak ada jawaban dari Raka. Dia hanya fokus menyetir, gadis itu hanya meliriknya sebentar, lalu memilih fokus ke handphonenya.

Setelah beberapa menit berkendara, Raka menghentikan mobilnya. "Kenapa Mas? Udah sampai?" tanya gadis itu memasukkan handphonenya ke dalam tas.

"Mas?" ulangnya melihat wajah Raka.

"Mas kenapa?" tanya gadis itu memundurkan tubuhnya, sebab Raja terus maju ke arahnya.

"Mas mundur!" titah gadis itu. Matanya melirik kiri-kanan, di sini sepi. Mereka berada di tengah-tengah hutan, hanya ada jalan raya dan hutan di sini. Entah kapan, dia baru menyadari itu.

"Mas, mas sadar. Istighfar,"

Tangan kanan Raka terulur untuk menarik masker yang dikenakan gadis itu. Gadis berhijab coklat itu berusaha untuk berontak, tapi nihil tangannya entah kapan terikat.

"Eum, Mas mabuk?" ucapnya setelah maskernya terlepas.

Raka hanya diam, dia hanya mengikuti apa yang sedang ada dipikirannya, "Makanya jangan tinggalin aku,"

"Maksud Mas apa?" tanya gadis itu.

"Stop! Mas kelewatan batas yah. Jangan buka kerudung saya!" teriak gadis itu ketika Raka memegang hijabnya. Nihil, jari Raka meremas kerudung itu, lalu menariknya hingga rambut gadis itu terlihat.

"Pliss, jangan apa-apa in saya," ujar gadis itu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, tangannya terikat.

"MAS! JANGAN!" teriak gadis itu ketika dengan lancangnya Raka memegang resletimg baju gadis itu, yang kebetulan berada di depan.

•••

"Masya Allah, calon gue kece banget," gumam Athira kagum sepanjang kajian berlangsung. Sedangkan santri wati di sampingnya hanya menatapnya sinis.

"Dia incaran saya, jangan diambil,"

"Lah dia calon imam saya," sahut Athira tak mau kalah.

"Punya saya,"

"Saya!"

"Sudah saya bilang punya saya,"

"Saya!"

Setelah cekcok kecil itu, terjadi adu otot diantara keduanya. Mereka sama-sama ahli bela diri, buktinya mereka berdua saling memukul satu sama lain.

"Ada apa ini?" tegas Erga menghampiri mereka.

"Vin, bubarin semuanya,"

"Yah,"

"Kalian berdua berhenti!"

Nihil, mereka masih beradu otot. Seperti tidak mau kalah sebelum ada yang tumbang.

"Berhenti!"

"ATHIRA!" ... "AMI! BERHENTI!" tegas Saddam membuat keduanya berhenti. Nafas keduanya terengah-engah, keringat pun membanjiri wajah mereka.

"Yang tidak ada kepentingan harap ke kamar masing-masing," titah Erga membuat santi wati yang masih dilokasi buru-buru pergi.

"Dan kalian berdua, kenapa ribut?" mereka hanya menunduk.

"Saya permisi," ujar Ami pergi begitu saja. Kepalanya tertunduk.

"Ami!"

"Sudah, biar kita interogasi Athira aja Dam,"

"Liat nih muka gue, sakit," decak Athira merasakan nyeri di area wajahnya.

"Siapa suruh berantem,"

"Ke Ndalem, kita obati di sana," ajak Saddam tanpa ragu.

Setibanya di Ndalem, Athira langsung duduk di kursi tanpa disuruh. Memang dia tidak punya malu.

"Sebentar," pamit Saddam masuk ke dalam. Setelah beberapa menit Saddam kembali membawa baskom yang berisi air hangat.

"Salepnya habis, saya beli dulu,"

"Enggak perlu Gus," cegah Athira.

"Udah, mau infeksi terus mukanya gitu aja?"

"Enggak,"

"Yaudah tunggu, saya beli salep dulu,"

"Umm, calon Imam perhatian banget deh," jerit Athira dalam hatinya.

"Eh, jangan halu," ujar Erga menonyor kening Athira.

"Perusak suasana," decak Athira.

•••

"Saya harap tidak bakalan ketemu laki-laki seperti kamu," tegas gadis yang baru saja dilecehkan Raka. Untung saja baju dan kerudungnya masih bisa dipakai, walau sedikit robek.

"Semoga bahagia!" tegas gadis itu lalu pergi dari hadapan Raka.

"Oh iya, saya lupa,"

Plak

"Itu buat berani-beraninya kamu buka masker saya,"

Plakk

"Itu buat berani-beraninya kamu buka paksa kerudung saya,"

Plakk

"Itu buat berani-beraninya kamu pegang saya,"

PLAKK!

"Itu untuk kamu yang berani-beraninya menyetubuhi saya," ujarnya setelah menarik nafas panjang.

"Saya tidak suci lagi," cicitnya terduduk di pinggir jalan. Tubuhnya terasa lemah, hatinya terasa hancur, segala rasa ada dalam dirinya. Dia menangis tersedu-sedu digelapnya malam itu. Mobil Raka telah meninggalkannya beberapa menit yang lalu, bak seorang pengecut.

"Assalamu'alaikum, Neng kenapa di sini sendiri?"

••••
Hallo semua ...
PART KALI INI GAJE GAK SI?

See next part 👋
Vote, komen, share yah!!

Lov you 100000 dirham ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

640K 28.8K 43
Ayana Kaifiya Hanifah bercerai dengan suaminya di usia pernikahnnya yang ke-6 tahun, hanya karena belum kunjung di beri momongan. Azka suaminya berse...
2.3K 165 32
( Disarankan follow sebelum membaca ) Kisah sepasang suami istri yang baru menikah akibat kejadian yang tidak terduga sebelumnya. Mereka terpaksa men...
395K 19.4K 50
Ajma adalah seorang gadis sebatang kara yang di angkat anak oleh seorang kyai besar pemilik ponpes Al-Majid. Ia memiliki 3 orang Kakak angkat yang ta...
3.6M 53.4K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...