Trap The Senator

By Ladybozhan

24.1K 2.7K 206

Xiao Zhan mencalonkan diri sebagai anggota parlemen saat krisis kepercayaan melanda Dernia. Untuk mendapat d... More

PROLOG
Bab 1
Kesepakatan
Zhan
Sweet
Tua
Hadiah
Pertanyaan Rumit
Planning
Negosiasi
Hot Zhan
Keras
Seduce
Blowjob
death
Kampanye
Sialan
Haipan
Adu Pedang
Negosiasi
Pertemuan
Pesan yang Tertukar
Pembalasan

Pesta

845 111 0
By Ladybozhan

Langit didominasi warna jingga, angin musim gugur membuat dedaunan kering beterbangan. Xiao Zhan menatap dari kaca mobilnya, jalananan yang tidak rata. Beberapa anak kecil berlarian di pinggir jalan, berhenti saat mobil Zhan melintas, dengan binar kekaguman.

Xiao Zhan mengeluarkan ponselnya, mengambil gambar jalan tidak rata yang ia lalui, dilatari langit sore.

Harusnya ini menjadi prioritas pemerintah sekarang. Untuk mendanai perbaikan jalan di desa. Bukan hanya berfokus pada pengembangan infrastruktur kota yang sudah layak digunakan. Sedangkan jalan yang kini Zhan lalui, benar-benar tidak layak dilewati alat transportasi.

Namun, mendengar berita yang disampaikan kolega dari partainya saat rapat internal. Zhan merasa bimbang. Anggaran dari pemerintah pusat cukup besar, tapi begitu sampai di daerah terbawah. Dananya mengkerucut hingga hampir tak bisa dipakai. Dipangkas di setiap lapisan parlemen, membuat desa-desa di Dernia jauh dari kata sejahtera.

Sementara para pejabat tertawa dengan harta mereka. Rakyat jelata mengelus dada, dan berusaha berjuang setiap harinya. Hanya untuk mengenyangkan perut wakil rakyat.

Zhan sangat ingin menghapus ketidak adilan itu di Dernia. Dimulai dari langkah kecil, mencalonkan diri sebagai senator. Ia akan berusaha menyuarakan pikiran rakyat dan melawan ketidak adilan yang terjadi selama ini.

.
.

Ruangan yang tak begitu luas, menjadi tread mil bagi kaki Yibo. Ia melangkah tak tentu arah. Ke depan, belakang, berputar lalu duduk kembali.

Ia bahkan merasakan tangannya mulai berkeringat, saat ponsel yang baru saja menerima pesan dari Zhan, membuat Yibo gelisah. Jawaban seperti apa yang harus Yibo lontarkan mengenai hadiah itu. Ia sendiri, tidak berpikir jauh saat memilih hadiah untuk artis yang punya hajatan.

Ia hanya ingin mempermalukan Zhan. Namun, sisi lain dari dirinya merasa ini bukan cara yang pantas untuk balas dendam pada pria itu. Mungkin juga Yibo mulai simpati mengenai citra buruk yang akan Zhan terima. Hanya karena hadiah konyol yang Yibo rencanakan.

Yibo berdiri di dekat jendela, menghentikan otak dan kakinya yang wara wiri tak mau berhenti. Ia diam sejenak, untuk memutuskan akan membalas atau mengabaikan saja pesan dari Zhan.

.
.

Waktu yang tinggal sedikit membuat Zhan terburu-buru untuk menyiapkan diri. Karena rapat yang molor hampir satu jam tadi siang. Membuat Zhan tiba lebih sore ke tempat yang biasa ia singgahi, seminggu sekali.

Sebenarnya pesta yang diadakan artis itu, bukanlah acara yang menarik minat Xiao Zhan. Ia tidak begitu menyukai pesta meriah. Sesuatu yang ia alami di masa lalu. Membuatnya enggan untuk berkerumun dengan keramaian dan minuman.

Ia tak ingin mengulangi kesalahan serupa, saat dirinya mengikuti ajakan teman-temannya. Pesta bujang yang liar, membuat Zhan mabuk karena banyaknya minuman yang ia teguk.

Xiao Zhan berada di kamarnya sekarang. Ia masih menatap kardus coklat yang berisi hadiah pilihan Yibo. Sebelum dirinya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ia memakai jubah mandi putih, dengan motif embos yang mewah. Menutupi tubuh putih mulusnya yang memang tidak pernah ia tunjukkan pada siapapun.

Xiao Zhan memakai lotion untuk melembabkan kulitnya. Matanya melirik sesekali, pada kardus coklat yang belum ia buka. Semakin lama, semakin besar rasa penasarannya.

Setelah memakai pakaian lengkap, parfum dan sedikit bedak tipis serta lipstik khusus pria buatan korea. Xiao Zhan semakin bersinar. Ia menyadari itu.

Pantulan tubuhnya di depan cermin miliknya menyiratkan itu semua. Banyak yang mengatakan, termasuk teman-teman Zhan. Bahwa pemuda itu tidak cocok berada di lingkungan politik yang rumit. Xiao Zhan setidaknya bisa menjadi model atau menjadi aktor drama bl.

Sayangnya, nurani Zhan lebih kuat dari keinginan orang-orang. Ia selalu mementingkan kesejahteraan banyak orang. Menganggap hidup akan sia-sia jika hanya dihabiskan untuk bersenang-senang.

Waktu masih menunjukkan jam 7.25 acara yang tertulis di undangan, akan dibuka jam 8 malam.

Xiao Zhan duduk di kursi, sembari membaca chatt anggota partai baru yang usianya masih muda. Semangat mereka masih mengebu, Xiao Zhan merasa senang, bersama mereka ia bisa bertukar ilmu.

Ia melirik untuk ketiga kalinya pada kardus coklat. Ia memang harus membuka kardus itu, untuk melihat isinya. Lalu membungkus isi di dalamnya menggunakan kertas kado yang mewah. Membeli paper bag stylish sebagai tempat untuk membawa hadiah tersebut.

Jari Xiao Zhan mulai bergerak, melepaskan selotip yang merekatkan penutup kardus. Ia mengambil gunting untuk mempermudah dan mempercepat kegiatannya.

Begitu kardus terbuka, mata Zhan memandang takjub dengan isinya. Sebuah kotak motif abstrak, dihiasi pita warna gold yang membuatnya terkesan mewah. Xiao Zhan jadi tak tega untuk membukanya.

Di dalamnya juga terdapat paper bag hitam tebal, sebagai tempat untuk membawa kado tersebut. Xiao Zhan tersenyum dalam hatinya. Ia mengambil kado itu hati-hati, dan meletakkannya dalam paper bag.

.
.

Jajaran direksi dari beberapa stasiun televisi lokal. Para pejabat daerah dan beberapa musisi lokal, turut hadir di.pesta itu.

Xiao Zhan tiba di lokasi 5 menit sebelum acara dimulai. Ia tidak membawa pasangan seperti tamu lainnya. Hanya supir yang bersamanya, dan supir itu menunggunya di luar bersama ajudan dari pejabat lain.

Tidak perlu menceritakan betapa mewahnya pesta malam ini. Cukup melangkah di pintu masuk gedung. Xiao Zhan sudah bisa melihat gemerlapnya nuansa di dalam sana.

Ia bertemu beberapa anggota partai lain yang menyapanya dengan senyum ramah. Xiao Zhan tahu itu bukan senyum tulus, meski begitu ia tetap membalas uluran tangan mereka dengan sopan.

Tidak ada menarik hati Xiao Zhan. Musik yang menjadi pengiring terdengar membosankan. Makanan dan minuman yang menjadi jamuan, juga tak ada yang menggugah selera.

Kado yang ia bawa diletakkan di meja panjang bersama hadiah lainnya.

Ia sendiri mencari tempat yang tidak terlalu ramai. Mengambil segelas wine putih dengan kadar alkohol paling rendah.

Saat berjelan ke pojok ruang di mana sebuah sofa tanpa penghuni, seperti memanggil Zhan untuk bersembunyi. Tak sengaja, matanya bertemu dengan sosok yang ia kenal.

Wang Yibo di sofa panjang, dekat dengan sofa yang menjadi tujuan Zhan. Tengah merangkul, dua perempuan yang memang disediakan oleh penyelenggara pesta sebagai penghibur para tamu.

Xiao Zhan dengan cepat melihat ke arah lain. Sebelum Yibo menyadari keberadaannya. Ia ingin menghindari Yibo sebisa mungkin. Terlalu beresiko jika ada salah satu dari pesaingnya yang melihat kedekatan mereka. Xiao Zhan juga tak mengerti, mengapa wartawan itu ada di sini.

Xiao Zhan menemukan pintu ke luar di samping gedung. Pintu kaca yang bisa digeser ke samping, membawanya ke taman dekat kolam renang.

Dengan tergesa ia melewati pintu tembus pandang itu, dan menghela napas lega saat berada di luar. Ia menggoyang gelas di tangannya, ragu untuk meneguk minuman beralkohol itu lagi.

Akhirnya ia menuangkan semua isinya ke rerumpuyan hijau di bawah kakinya, saat tiba-tiba seseorang berdehem dua kali. Membuat Zhan hampir jantungan karena saking terkejutnya.

Entah bagaimana caranya, sosok yang Zhan hindari tiba-tiba berdiri di belakangnya, dengan smirk yang sama saat mereka bertemu 6 tahun yang lalu.

Pohon palm yang rapat berdiri di sekitar mereka. Menghalangi cahaya dari dalam ruangan, memberikan kesan teduh dan remang-remang.

"Kenapa sendirian di sini?" Yibo berjalan mendekati Zhan yang kebingungan. Tubuh bagian belakangnya kini beradu dengan pohon palm yang tingginya dua kali dari badan Zhan.

Tubuh Yibo terhuyung, membentur dada Zhan. Aroma alkohol menyeruak dari tubuh wartawan itu, membuat Zhan berasumsi, bahwa Yibo sedang mabuk.

Ia mendorong tubuh Yibo pelan agar tidak melekat di dadanya. Namun, Yibo dengan cepat dan gerakan seperti orang ketiduran. Yibo kembali menempel ke dada Zhan.

"Kau mabuk, sebaiknya aku antar ke toilet dan basuh wajahmu agar kembali segar!!"

Xiao Zhan berniat membawa Yibo ke kamar mandi yang berada di luar gedung, agar tak perlu menampakkan diri di depan tamu lain. Ia pernah mengunjungi tempat ini saat dilantik sebagai anggota partai 5 tahun lalu. Di taman belakang, ada toilet khusus supir dan ajudan yang menunggu di luar gedung.

Toiletnya terbilang sepi, karena jarang dipakai. Mungkin karena tempatnya yang agak jauh dari jangkauan.

Xiao Zhan memapah tubuh Yibo yang terkulai, meletakkan lengan Yibo di bahunya. Meski tinggi Yibo beberapa senti di bawah Zhan. Namun, berat badannya membuat Zhan sedikit kewalahan. Tanpa Zhan sadari, saat ia berjuang untuk membawa tubuh besar Yibo ke kamar mandi.

Menjadikan tubuhnya sendiri sebagai sandaran. Kepala Yibo yang berada di bahu Zhan dengan posisi tertunduk, menyeringai dalam diamnya. Sepertinya Yibo memiliki rencana, mungkin ia sedang berpura-pura mabuk untuk menjebak Xiao Zhan?

Entahlah.

Kita tunggu saja kisah selanjutnya.






Tbc






Cek info pdf selengkapnya di profil (info pdf) atau langsung hubungi nomor ini
081357926122

Continue Reading

You'll Also Like

293K 8.7K 31
[Geminifourth area โœ”๏ธ๐Ÿ”ž] END!! #geminifourth#gay#bxb BELUM DI REVISI TYPO BERTEBARAN!! Fourth adalah seseorang yang sangat pendiam,tidak banyak berbi...
143K 14.4K 38
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
222K 33.3K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
92.5K 15.9K 24
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...