─── :: 𝗺𝗢𝗻𝗲, sanzu haruch...

By Cavebee

40.4K 5.8K 2.1K

;; πŒπˆππ„ κ’± ζ˜₯εƒε€œ - ❛ puan hanya milik nya seorang tak akan ia biarkan siapa pun menyentuh nya ❜ 𝐱 𝐟𝐞𝐦! οΏ½... More

Β‘PROLOG!
MINE ; 0.1
MINE ; 0.2
MINE ; 0.4
MINEGRAM
MINE ; 0.5
MINE ; 0.6

MINE ; 0.3

4.4K 684 201
By Cavebee

# Mine

sanzu x fem! reader

Cavebee © 2021

CHAPTER THREE ─── gotcha !



"Kau mau kemana?"

Haruchiyo yang baru saja hendak beranjak itu urungkan niat diri. Lantas menoleh pada abdi jangkung pemilik potongan rambut yang begitu rapi. Menatapnya. Dengan secangkir kopi pada genggaman tuan.

"Membantai orang"

Ran menaikkan alis seraya menyeruput cairan hitam. "Siapa?"

"Kenapa kau kepo?"

"Aku hanya bertanya, bodoh"

Sanzu tergelak akan sarkasan Ran hasil dari pancingannya. Membuat tuan yang telah termakan kail sang rekan hanya mendengus sebal. Lantas memilih untuk menapakkan cangkir pada meja dihadapan.

"Hanya seonggok sampah yang harus segera dimusnahkan" Pemilik surai gulali itu menyusuri dingin nya logam pada revolver digenggaman. Lantas kembali melanjut ujar.

"Dimana Takeomi?"

Ran bergedik. Acuh. "Cari tau saja sendiri"

Permata elok mendelik. Dengan sinis memutuskan untuk melangkah pergi. Tinggalkan tuan yang tersenyum menang akan balasan yang dirinya beri.

"Andaikata dia bukan rekan ku, sudah dipastikan berlubang kepala sialan nya itu"

Haruchiyo mengelilingi seluruh seluk-beluk sudut markas hanya untuk mencari abdi bermarga 'Akashi' itu. Menilik tiap ruang hingga ke pojokan nya. Namun belum lagi berjumpa dengan tuan yang dicari. Lantas membuatnya mendengus sebab waktu yang terkuras terus.

"Sialan, dimana orang itu?"

"Haruchiyo"

Sepersekian detik bariton memasuki rungu, sang jangkung gulali dengan segera merotasikan daksa hingga memusat penuh.

Pada tuan yang sedari tadi ia cari eksistensi nya.

"Aku mencari mu dari tadi, kemana saja kau?"

"Toilet"

Sialan. Ia teringat jika hanya tempat itu saja yang belum dijamahnya. Kenapa pula bisa sampai tak terpikirkan?

"Oke, oke. Jadi, apa kau menemukan nya? Informasi tentang pria bernama Kenji itu?"

Takeomi mengangguk seraya menyesap cerutu. Lantas menghembuskan asapnya keluar dari celah labium.

"Misashi Kenji. 20 tahun. Hanya cecunguk dari Rv's"

"Rv's? Apa apaan itu?"

"Perkumpulan balap liar"

Abdi jangkung mengangkat sebelah alis, "Hanya seorang cecunguk?"

"Hanya seorang cecunguk"

Ia tertawa puas akan kepastian Takeomi. Lantas mainkan revolver mengayun pada jari. Dan bersiap menuju tempat yang menjadi tujuan abdi.

#

"Jadi ini tempat nya?"

Permata menilik. Bergulir dari kertas digenggaman jari mengarah pada bangunan asing.
Tempat dimana pria bernama Kenji menetap diri.

Markas Rv's yang tersembunyi.

Sedan hitam ia hentikan agak berjarak dari tujuan utama. Guna sembunyikan hadir. Agar tak terciduk eksistensi nya.

Melalui kaca jendela mobil, tuan mengawasi. Memperhatikan keadaan sekitar yang tampak sepi. Namun hanya satu dua orang yang berlalu lalang sesekali.

Kawasannya pun memadai. Sebab berada ditempat yang terpencil. Jauh dari permukaan publik. Mendukung Haruchiyo tuk lakukan aksi.

"Hmm~"

Tungkai nya perlahan keluar dari lingkup mobil. Lantas melangkah dengan pelan nan ringan. Berjalan riang masuki kawasan abdi.

Satu revolver telah siap digenggaman tangan. Terisi penuh akan timah. Lalu satu nya lagi ia simpan dibalik jas. Persiapan bagi cadangan nya.

Oh, dan jangan lupakan tentang katana kesayangan nya yang sedari tadi setia bertengger dibahu kanan. Dengan tas hitam yang telah sempurna membungkus nya pula.

"Malaikat maut telah datang menjemput~"

Haruchiyo bergerak mengelilingi bangunan. Mencari celah aman untuk dirinya masuk ke dalam. Lantas temukan pintu usang yang telah dipakui dengan palang palang kayu.

Tuan menghelus permukaan palang. Meraba. Sesekali menariknya. Guna memastikan seberapa kuat kayu itu melekat.

"Tidak terlalu kuat. Tapi ada baik nya ku gunakan katana saja"

Katana lantas dikeluarkan dari dalam tas hitam. Besi yang bersih nan mengkilap itu seketika pantulkan cahaya kala sinar pekat mentari menyerang nya.

Membuat tuan tersenyum tatkala pandangi benda kesayangan nya tersebut.

Haruchiyo mulai bergerak. Menyelipkan katana pada sela sela palang. Lantas menariknya. Sampai kayu itu terlepas dari belengguan paku sebab dorongan dari katana.

Tuan mengulangi kembali kegiatan yang sama pada tiap palang. Hingga pintu usang sudah tak lagi dihalangi. Memberikan akses masuk baginya.

Sepi.

Itulah hal pertama yang diterima kala rungu tak dengar sedikit pun bising. Agak aneh memang jika tempat yang menjadi markas sebuah perkumpulan malah terkesan sunyi. Tapi toh, Haruchiyo juga memaklumi. Sebab Takeomi mengatakan jika ini adalah markas tersembunyi. Bukan markas pusat atau utama.

Alunan tapak pantopel tuan berikan sedikit hawa kehidupan pada lorong temaram. Haruchiyo berjalan dengan menggenggam katana nya. Tak lagi dengan revolver guna meminimalisir ricuh yang kemungkinan terjadi jika seseorang menciduk nya.

Ia terhenti pada perempatan lorong. Terdiam sejenak tatkala dapati dua vokal yang berbeda masuki rungu. Lantas Menerka. Jika disisi lain lorong hanya ada dua orang yang tengah berjalan mendekati posisi nya.

Haruchiyo kemudian dengan santai kembali melanjut langkah. Membuat insan lain disana terkaget tatkala dapati orang asing yang berkeliaran di markas mereka.

"Kau! Penyusup--"

KRAASSH!

"Sialan! Apa yang--"

KRAAASH!

"Aw~"

Tuan terkekeh kala salah satu dari penggalan kepala menyentuh ujung pantopel nya. Lantas dengan iseng menyingkirkan benda itu bagaikan menendang bola kaki.

"Huft~"

Ia berkacak pinggang sejenak. Memperhatikan tiap lorong yang ada.

"Sebaiknya lorong mana yang ku pilih?"

Sepersekian sekon kemudian, permata menatap dengan minat pada lorong di kirinya. Lantas mendekati pintu yang berada di ujung lorong sana dan dapati rungu menangkap vokal akan percakapan beberapa orang di baliknya.

"Sialan, wanita itu ternyata sudah tak sebodoh dulu lagi"

"Kalau kau gagal membawa nya ke pertandingan malam nanti, berpasrah lah Kenji. Sebab kau tidak akan mejadi bagian dari kami lagi"

"Ke-te-mu~"

Saat Haruchiyo hendak menyentuh gagang dan menerobos masuk ke dalam, balasan cakap dari Kenji menghentikan nya.

"Tenang saja bos. Malam ini aku berencana untuk menculik dan membawa nya paksa. Aku berjanji, akan membawakan [Full name] untuk mu"

Seringai bengis terpatri pada labium tuan. Membuat paras rupawan dengan dua bekas luka terlihat bagaikan buasnya hewan liar. Mengerikan.

"Agaknya menyenangkan jika kita bermain-main terlebih dahulu~"

Adalah ujar yang dikeluarkan sesaat sebelum tangan merogoh gawai. Lantas mencari kontak sang damba puja. Lalu menekan icon panggilan.

"Halo, [name]. Apa kau mau ikut berkencan dengan ku nanti malam~?"

#

MINE

Nyawa mas kenjiah nya diperpanjang dulu SKSKSK

Continue Reading

You'll Also Like

460K 4.8K 85
β€’Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre β€’woozi Harem β€’mostly soonhoon β€’open request High Rank πŸ…: β€’1#hoshiseventeen_8/7/2...
462K 8.5K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
311K 23.7K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
46.4K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...