Two Crazy People

By Zy_axia05

119K 10.1K 1.2K

Dua orang yang sama gilanya, sama keras kepalanya, egois, dengan tingkat kemesuman yang sama. Ditempatkan dit... More

Pengenalan Tokoh
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 8
Bagian 9
Bagian 10
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18
Bagian 19
Bagian 20
Bagian 21
Bagian 22
Bagian 23
Bagian 24
Bagian 25
Bagian 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30

Bagian 7🔞

7.5K 443 47
By Zy_axia05

Suara riuh dari penonton. Teriakan dari masing-masing pendukung membuat jalanan yang semula sepi menjadi sangat ramai. Tepat pukul 01:00 dini hari Xiao Zhan dan Wang Yibo akan melakukan balapan. Menentukan siapa yang paling hebat di antara keduanya sekaligus menentukan pemenang dari taruhan yang telah mereka berdua sepakati. Semua penonton sudah berjejer di pinggir jalan, ya pinggir jalan. Yang mereka lakukan adalah balapan liar dengan tidak adanya peraturan, bebas berbuat sesuka hati, baik kecurangan yang ringan atau saling melukai. Gila? Tentu saja, bukankah mereka sama gilanya atau sebut saja mereka two crazy people.

"Apa kau siap untuk kalah Yibo?" Xiao Zhan menyeringai saat melihat Wajah Yibo yang terlihat sedikit cemas, sangat beda sekali dengan dirinya yang terlihat tenang.

"Bukan aku, tapi kau yang akan kalah Xiao Zhan" Wang Yibo berusaha setenang mungkin menghadapi manusia menyebalkan seperti Xiao Zhan.

"Benarkah? Buktikan kalau kau bisa menghindar dari kekalahan Yibo" Xiao Zhan mengenakan helemnya. Mengabaikan tatapan membunuh dari Yibo.

Keduanya telah siap di atas motor masing-masing, pandangan mata yang lurus ke depan tanpa menghiraukan teriakan orang-orang di sana yang semakin lama semakin tak terkendali.

Seorang wanita yang mengenakan rok mini dan baju kekurangan bahannya berdiri tepat di antara Xiao Zhan dan Yibo.

"Kalian siap sayang?" ujarnya dengan genit.

Keduanya mengangguk menanggapi pertanyaan itu.

"Aku akan menghitung mundur" wanita itu maju beberapa langkah, lalu berbalik menghadap keduanya.

"3"

"2"

Zhan membuka kaca helemnya. "Silahkan duluan Yibo! lady first"

"Bangsat" Xiao Zhan tertawa puas mendengar makian Yibo yang di tujukan padanya.

"1"

Motor Yibo melaju dengan cepat di susul Xiao Zhan di belakangnya. Untuk sementara Wang Yibo memimpin, tapi ia tahu bahwa ia tidak boleh lengah karena bagaimanapun Xiao Zhan pernah mengalahkannya. Berbeda dengan Yibo, Xiao Zhan malah terlihat tenang dengan mengikuti motor Yibo dari belakang. Jarak antara ia dan Yibo tidak terlalu jauh bahkan jika ia mau ia bisa saja mendahului Yibo, tapi ia tidak akan melakukannya karena Zhan ingin memberikan hal yang manis di awal untuk Yibo sebelum ia meneguk pahitnya kekalahan.

Suara riuh dan teriakan para penonton semakin jelas terdengar saat sebentar lagi Yibo akan mencapai garis finis, namun sebelum ia benar-benar mencapai garis finis ia melirik Xiao Zhan yang berada di sebelahnya dengan memberikan tanda 👎, Xiao Zhan mendahului Yibo dengan mudah tepat di saat detik-detik Yibo mencapai garis finis.

Yibo mencapai garis finis dengan kekecewaan yang luar biasa. Untuk kedua kalinya ia kalah dari Xiao Zhan, dan lebih parahnya lagi taruhan gila itu tidak dapat ia menangkan.

Wang Yibo melihat Xiao Zhan yang bersama teman-temannya merayakan kemenangan laki-laki sialan itu, dan saat Zhan melihat ke arahnya Yibo bisa melihat seringaian menyebalkan laki-laki itu.

Puk.

Sebuah tepukan dari bahu Yibo membuat ia sedikit terlonjak kaget.

"Kau kalah lagi?"

Yibo mendelikan matanya tidak suka atas pertanyaan itu. Bahkan tanpa ia jawabpun seorang anak kecil bisa melihatnya.

"Apa kau buta Haoxuan?" Yibo menepis tangan sahabatnya itu dari bahunya.

"Wow...santai Yibo! Bukankah ini bukan kekalahan pertamamu oleh laki-laki itu? Jadi santai saja oke" ujar Haoxuan dengan santai, tidak tahu saja Yibo sudah mengepalkan tangannya karena emosi. Bukan masalah kalah atau menang dalam perlombaan, tapi yang ia pikirkan tentang taruhan itu, taruhan yang ntah Xiao Zhan akan meminta apa padanya.

"Sialan, sialan, sialan" Yibo hanya bisa memaki dirinya sendiri dalam hati. Ia pikir kenapa ia bodoh sekali dengan menyetujui hal gila itu.

Dengan perasaan kesal ia kembali melajukan sepeda motornya meninggalkan arena balap yang masih ramai.

"Yak! Yibo kau mau kemana?" teriakan Haoxuan mengundang semua orang menatap kepergian Yibo dan juga dirinya yang sedang menatap kepergian Yibo.

Sedangkan Xiao Zhan malah terlihat acuh, tidak perduli kemana Yibo akan pergi. Karena yang terpenting ia adalah pemenangnya.

"Ayo pergi minum! Aku yang teraktir kali ini"

"Apa kepalamu terbentur? Tumben sekali" ujar Zhuocheng merasa heran karena tidak biasanya Xiao Zhan akan melakukan hal itu.

"Mau atau tidak?"

"Tentu, tap--"

"Oke! Aku anggap kau menolak" Zhan memotong ucapan Zhuocheng dengan cepat, yang mengakibatkan ia mendapatkan geplakan sayang di kepalanya.

"Aku belum selesai bicara idiot" sungut Zhuocheng kesal.

"Kau terlalu lama"

"Ak--yak! Kau mau kemana?" Zhuocheng memicingkan matanya saat melihat Zhan sudah mengenakan helemnya, dan bersiap untuk pergi.

"Menemui kekasihku" Balas Zhan tanpa melihat Zhuocheng.

"Kekasih? Zhao Liying?" tebak Zhuocheng yang langsung mendapat gelengan kepala dari Zhan.

"Bukan dia, tapi kekasih yang lain" balas Zhan dengan terkekeh pelan. Ntah kenapa ia malah membayangkan Wajah kesal Yibo yang sedang menatapnya. "Sudahlah! Aku pergi dulu" Zhan menepuk bahu Zhuocheng, dan setelahnya berlalu begitu saja dari keramayan di sana.

.
.
.
.
.
.
.

Wang Yibo menghentikan laju sepeda motornya di sebuah jembatan yang terlihat sepi, mengingat jam sudah menunjukan pukul 03:45 Pagi. Hanya ada beberapa orang di sana, orang-orang yang asik duduk di pinggir jalan dengan sebotol minuman beralkohol yang menjadi temannya.

Ia menghela nafas kasar. Tangan kanannya merogoh saku celananya untuk mencari sebuah benda pintar miliknya. Terlihat banyak sekali notifikasi pesan dari kekasihnya tapi ia tidak tertarik untuk membalas semua pesan itu. Ia malah kembali memasukan ponselnya, dan kembali melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak ingin pulang ke apartemen dan berakhir bertemu Xiao Zhan. Jadi ia memutuskan untuk pulang ke rumah tempat ia dan Haikuan tinggal.

Hanya butuh waktu 20 menit untuk Yibo sampai di rumahnya. Ia belum turun dari atas motornya, ia hanya mengamati rumah yang terlihat sepi, dan menyeramkan dengan hanya lampu depan yang menyala, yang membuat rumah itu lebih mirip rumah hantu. Wang Yibo jadi merinding sendiri jika harus tinggal di tempat itu sendirian.

"Lebih baik aku menghadapi Xiao Zhan yang seperti setan, daripada melihat setan asli" dan Yibo memutuskan untuk kembali ke apartemen Xiao Zhan.

.
.
.
.
.
.
.
.

Xiao Zhan membuka pintu apartemen dengan perlahan. Semua lampu mati, dan ia pikir Yibo belum pulang. Zhan berjalan santi memasuki apartemennya, langkah kakinya membawa ia menuju kamarnya tanpa berniat untuk menghidupkan lamu di ruangan tamu terlebih dulu.

Zhan masuk kedalam kamarnya. Keadaan kamar sama gelapnya tanpa pencahayaan satupun, tapi lagi-lagi Zhan tidak ingin menghidupan lampunya.

"Ah lelah sekali rasanya" ia melemparkan jaketnya asal. Dan dengan santainya ia membuka kaos yang ia kenakan sehingga kini ia bertelanjang dada, setelahnya ia membuka celana hitam panjangnya, dan menyisakan celana boxer saja. Lagi pula ia sudah terbiasa tidur seperti ini. Ia merangkak naik ke atas tempat tidur tapi suara langkah kaki menghentikan gerakannya, dan ia tahu itu pasti Yibo.

Zhan memilih acuh, dan malah mengambil tempat ternyaman untuk ia berbaring.

Suara derit pintu yang terbuka bersamaan dengan sosok laki-laki cantik yang memasuki kamar, membuat Zhan diam memperhatikan tanpa melewatkan apapun.

Di sisi lain, Yibo yang melihat lampu ruang tamu, dan kamar mati menganggap jika Xiao Zhan belum pulang. Maka ia dengan santainya membuka semua bajunya, dan terakhir membuka celananya sehingga menyisakan celana boxer. Yibo tidak tahu saja bahwa sejak tadi Zhan terus memperhatikan pergerakan Yibo tanpa ada satupun yang terlewatkan.

"Untung saja Xiao Zhan belum pulang" gumaman Yibo sangat jelas terdengar oleh Xiao Zhan, dan membuat laki-laki itu menarik sudut bibirnya membentuk seringaian.

"Kau takut rupanya" batin Zhan.

Yibo merangkak naik ke tempat tidur, menarik selimut untuk menutupi setengah badannya. Ia lalu membalikan tubuhnya untuk menyamping, tanpa ia tahu Zhan berada di belakangnya.

"Yibo!" bisikan tepat di telinganya, dengan tangan kekar melingkar di pinggangnya mampu membuat Tubuh Yibo menegang, dan serasa nyawa Yibo melayang ntah kemana.

Zhan terkikik pelan menyadari tubuh dalam pelukannya itu sedikit bergetar.

"Kau takut padaku?" ia menjilat kuping Yibo dengan sensual. Oh ayolah ia sudah tergoda dengan tubuh Yibo bahkan saat masih berpakaian lengkap, dan saat ia di suguhkan dengan Yibo yang bertelanjang dada, dan paha putih mulusnya membuat Zhan benar-benar ingin menyentuhnya.

Yibo merasakan punggung telanjangnya bersentuhan langsung dengan dada bidang Zhan. Dan Yibo membulatkan matanya saat sadar bukan sebuah kain yang menempel, tapi ia dapat merasakan hangatnya kulit dada Xiao Zhan.

"Bangsat!" Yibo berusaha bangkit melepaskan pelukan Zhan setelah ia tersadar dari keterkejutannya. Namun tarikan pada pinggangnya membuat ia kembali dalam posisi semula.

"Lepas!" Yibo tidak menyerah. Ia terus saja berontak. Ia menyesal memutuskan pulang ke apartemen Xiao Zhan.

Zhan sendiri tidak ingin kalah. Ia malah mengganti posisi dengan mengungkung Yibo di bawahnya, dengan tangannya yang memegangi tangan Yibo di kedua sisi kepala Yibo.

Yibo menatap tajam Xiao Zhan yang berada di atasnya. Mencoba melepaskan diri dari kungkungan Xiao Zhan, tapi semua usahanya berakhir sia-sia. Begitu sulit menjauhkan Xiao Zhan darinya, bahkan Yibo tidak yakin jika Zhan manusia, ia yakin Zhan adalah bongkahan batu besar, sehingga sulit sekali untuk di geser.

"Kau cantik dan indah jika berada di bawahku" Zhan menampilkan senyum evilnya. Wajahnya menunduk untuk meraih bibir manis Yibo yang menjadi candu untuknya, tapi Zhan salah sasaran. Bibir tipisnya malah mendarat tepat pada pipi tembem Yibo karena Yibo menolehkan kepalanya ke samping untuk menghindar.

Zhan terkekeh. "Jangan menghindar Yibo" ia berbisik tepat di kuping Yibo.

Tangan kiri Zhan membawa kedua tangan Yibo pada atas kepalanya, sedangkan tangan kanannya meraih dagu Yibo, dan memaksanya untuk menghadap padanya.

"Aku hanya ingin mendapatkan hadiah sebelum tidur"

Belum sempat Yibo berkomentar, bibir lembut dan basah Xiao Zhan lebih dulu membungkam bibirnya.

Yibo sekuat tenaga mencoba menghindar. Menggerakan kepalanya random, tapi apa yang ia lakukan malah membuat cengkraman pada dagunya semakin kuat, dan menyakitkan. Kaki jenjangnya berusaha ia gerakan, tapi karena terhalang selimut hal itu menjadi susah, dan lagi sekarang Xiao Zhan menjepit kedua kakinya agar tidak bisa bergerak.

Yibo memejamkan matanya tidak ingin melihat wajah tampan Xiao Zhan.

"Nghhh"

Tanpa sadar Yibo melenguh pelan saat lidah Zhan menerobos masuk, dan langsung membelit lidahnya.

Tubuh keduanya semakin menempel bersamaan dengan ciuman Zhan yang semakin memanas.

Zhan menurunkan ciumannya pada tulang selangka Yibo. Menyesapnya dengan kuat untuk mendapatkan hasil yang ia inginkan.

"Nghhh Zhanhh"

Yibo mendongak dengan mata terpejam, mencengkram dengan kuat bahu Xiao Zhan bersamaan dengan Zhan yang semakin gencar menjilat, menghisap dan menggigit tulang selangka Yibo.

Zhan sedikit menjauhkan tubuhnya. Ia tersenyum puas saat melihat bercak ke unguan pada kulit putih Yibo, dan tatapannya beralih pada wajah terengah dengan mata terpejam milik Yibo.

"Cantik" gumamnya tanpa sadar.

Yibo membuka matanya, tatapannya langsung mengarah pada manik hitam Xiao Zhan. Tatapannya sedikit sayu dengan nafas yang masih memburu. Tidak bisa ia pungkiri ia sedikit menikmati apa yang baru saja Zhan lakukan padanya. Ingat! Hanya sedikit.

Zhan menggulingkan tubuhnya ke samping. Tangan kekarnya kembali melingkar di pinggang Yibo.

"Cukup hadiah untuk malam ini...jangan berani beranjak ataupun menjauhkan tanganku dari tubuhmu" peringat Zhan pada Yibo. "Kau kalah dalam balapan tadi. Jadi anggap saja ini permintaan pertamaku termasuk ciuman tadi" lanjutnya lagi.

Yibo mendelikan matanya. "Kau tadi memaksa bukan meminta SIALAN"




TBC.

Dah gambarnya gitu aja. Jangan banyak², takut kalian pada mau hehe

Continue Reading

You'll Also Like

626K 56K 54
⚠️ BL LOKAL Awalnya Doni cuma mau beli kulkas diskonan dari Bu Wati, tapi siapa sangka dia malah ketemu sama Arya, si Mas Ganteng yang kalau ngomong...
480K 1K 15
🔞 kisah sx abang tiri dan adik tirinya
306K 30K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
1.3M 83.4K 37
"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah." -Hilario Jarvis Zachary Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelik...