Beheader Of Girls || Psikopat...

By wittelily

5.8K 2.6K 3.7K

Seorang psikopat yang tidak percaya adanya Tuhan, dia membunuh wanita hanya untuk mencari keberadaan yang mah... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34_END

Chapter 3

264 132 110
By wittelily

Karena rasa penasaran yang dirasakan sejak kelahiran adiknya, William lalu mencoba membuka kepala adik tirinya untuk melihat isi kepalanya. William kemudian menancapkan pensil yang sedari tadi ia pegang di atas fontanel adiknya.

Cipratan darah seketika menodai wajah William. Tajamnya pensil yang telah di serut dan juga lunaknya fontanel atau yang lebih sering di sebut ubun-ubun, berhasil membuat pensil itu tembus ke dalam kepala adik William.

Tangis sang adik pecah begitu kepalanya terluka, William sama sekali tak merasa kasihan ataupun bersalah karena telah melukai adiknya. William justru semakin menancapkan pensilnya dan menariknya kebawah sambil terus menekannya kuat.

Bantal bayi yang tadinya berwarna biru muda kini berwarna sedikit keungu-unguan karena ternoda oleh darah yang berwarna merah.

Suara tangis adiknya semakin kencang karena rasa sakit yang William berikan. William tak mempedulikan tangisan itu, ia kemudian menjatuhkan pensilnya, lalu membuka robekan kepala adiknya dengan tangan kosong.

Setelah itu William mulai mengamati isi dari kepala adiknya. Ternyata penyebab fontanel yang bergerak adalah peredaran darah bayi yang di pompa dari jantung keseluruh tubuhnya, termasuk otak. Tulang tengkoraknya belum menutup secara sempurna, ada bagian di kepalanya yang masih belum dilapisi oleh tekstur keras. Sehingga terasa lunak dan terlihat berdenyut.

Pertanyaan yang selama ini William tanyakan pada dirinya sendiri akhirnya terjawab sudah. Akhirnya William tau mengapa kepala adiknya bisa berdenyut.

Perlahan suara tangis adiknya tak terdengar lagi. William lalu mengecek pernapasan adiknya dengan menaruh jari telunjuknya di depan kedua lubang hidung adiknya.

"Kamu mati?" Tanya William tanpa ekspresi begitu mengetahui jika adiknya telah meninggal karena dirinya.

Tak lama setelah itu Riana kembali dari supermarket usai membeli susu.

Melihat buku William masih berada di atas meja diruang tamu, namun William tak ada disana, Riana lantas memanggil nama putra pertamanya itu untuk memastikan keberadaan William, "William? Ibu pulang. Kamu dimana? Apakah kamu sudah mengerjakan tugasmu?" Tanya Riana sambil berjalan ke dapur.

Riana lalu menaruh susu yang baru dibelinya di atas meja makan. Kemudian Riana berjalan menuju kamarnya untuk melihat keadaan putra bungsunya.

Riana membuka handle pintu.

"KYAAA!!!" Sontak saja Riana berteriak histeris begitu melihat pemandangan di dalam kamarnya.

Darah bersimpah di kasur dan juga bantal bayinya. William yang tengah duduk di samping tubuh bayinya juga berlumuran darah di tangan dan wajahnya. Sementara bayinya yang baru berumur 2 minggu masih dengan posisi tidur namun tubuhnya sangat pucat ditambah kepalanya terluka parah.

Dengan lemas, Riana melangkah, berjalan kearah William dan juga bayinya.

"Wi-Willi, apa yang kamu lakukan?" Tanya Riana sambil menatap jasad bayinya dengan ekspresi sedih sekaligus tidak percaya.

Riana kemudian memeriksa keadaan bayinya, begitu mengetahui jika bayinya telah meninggal, Riana sontak menangis histeris.

Riana menoleh kearah William. "Willi, kamu tidak melakukannya 'kan? Bukan kamu yang melakukan ini 'kan?"

"Aku membunuh adik! Aku penasaran mengapa kepalanya terus berdenyut, jadi aku membuka kepala adikku untuk memeriksanya sendiri," jawab William tanpa rasa bersalahnya.

Riana menggelengkan kepalanya seraya menutup mulutnya, ia benar-benar merasa sedih.

"Hiks...hiks... kenapa... kenapa kamu memiliki gen psikopat? Kenapa? Hiks...hiks..." Tanya Riana yang terlihat frustasi.

Riana lalu menghampiri William, memegang kedua bahu William dengan erat sambil menatapnya lekat.

"Pergi! Pergi dari sini, Willi! Jika para tetangga mengetahui ini, mereka akan melaporkanmu ke polisi! Jadi pergilah! Jangan sampai Hardwin tau juga, aku mohon pergilah!" Pinta Riana dengan wajah cemas.

"Kenapa aku terlahir seperti ini? Kenapa semua orang tak menyukai sikapku? Salah siapa aku terlahir seperti ini? Katakan, Bu!" Tanya William.

"Tak ada yang perlu kamu salahkan, ini takdirmu. William, cepatlah pergi dari sini! Hiks...pergi sejauh mungkin, aku mohon...hiks..." Ucap Riana menyuruh William pergi sambil terus menangis.

William mengangguk pelan, setelah itu William berdiri dan berjalan pergi untuk meninggalkan rumahnya.

William pergi lewat pintu depan, ia terus berjalan dengan santainya tanpa rasa panik atau perasaan sejenisnya.

Baru saja berjalan beberapa langkah keluar dari pintu, tiba-tiba beberapa tetangganya berdatangan menghampiri rumahnya. Mereka sepertinya penasaran karena mendengar suara tangis bayi dan juga teriakan histeris Riana.

Salah satu dari mereka menghampiri William dan bertanya padanya. "Willi, apa yang terjadi? Kenapa ibumu berteriak?"

"Kamu lihat saja sendiri!" Jawab anak yang tak memiliki perasaan dan ekspresi itu.

Tak dapat jawaban dari William, para tetangga lalu masuk ke dalam rumah untuk memastikannya sendiri. Begitu mereka melihat Riana tengah memeluk tubuh bayinya yang tak berdaya dan bersimpah darah, beberapa dari mereka lantas menjerit.

"Riana, apa yang terjadi? Kenapa bayimu seperti ini? Siapa pelakunya?" Tanya salah satu tetangga Riana yang menghampirinya.

Riana tak menjawab pertanyaan tetangganya, ia terus memeluk tubuh putra bungsunya yang sudah terkujur kaku sambil menangis.

"William! Dia pasti pelakunya! Tadi aku melihat tangan dan wajahnya berlumuran darah!" Ucap salah satu tetangga Riana lain.

Riana sontak menoleh kearah tetangganya itu dengan wajah paniknya. "Bukan William! Dia tak melakukan apapun!"

"Riana, jika William bukan perlakuannya pasti dia akan menangis melihat adiknya meninggal seperti ini!" Kata tetangga yang lain.

"Bu-bukan William! William bukan pelakunya!" Bantah Riana, mencoba meyakinkan para tetangganya.

Semua tetangga Riana tampak tak percaya dengan ucapan Riana. Mereka yakin jika William lah pelakunya.

"William pasti mau melarikan diri! Ayo kejar dia sebelum dia pergi jauh, kita harus membasmi psikopat sepertinya!" Ucap salah satu tetangga.

Para tetangga laki-laki lalu pergi untuk mengejar William. Sementara tetangga perempuan mencoba menenangkan Riana dan mengurus jenazah bayinya.

"Hentikan! Jangan kejar putraku! Dia tak melakukannya! Hiks...aku mohon...hiks..." Tangis Riana, khawatir William akan tertangkap oleh mereka.

"Willi, pergilah sejauh mungkin. Larilah Willi! Ibu mohon..." Ucap Riana dibenaknya.



































°°









































William terus berlari dari kejaran pada tetangganya. Jika Riana tak menyuruhnya untuk melarikan diri, William sebenarnya rela jika dirinya di tangkap, ia tak perlu repot-repot berlari dan menghindar seperti sekarang ini.

William berlari di gang kecil, menghindar dari orang-orang yang mengejarnya. Hingga William melarikan diri ke pasar tradisional yang padat dan juga sempit.

Dengan mudahnya tubuh mungil William melewati pengunjung pasar yang ramai. Dan para tetangga yang mengejarnya tampak kesulitan mengejar William di tempat sempit seperti itu. Mereka juga tampaknya kehilangan William, mereka tak dapat melihat tubuh mungil William diantara para pengunjung pasar.

Melihat taxi di depannya, William lantas segera menaiki taxi itu dan menyuruh supir taxi untuk mengantarnya. Supir taxi pun kemudian melajukan mobilnya, meninggalkan area pasar.

















Sekitar 30 menit William berada di dalam taxi.

Supir taxi kemudian bertanya kepada William kemana ia harus mengantarnya.

"Kemana saja, bawa aku pergi dari sini sejauh mungkin," jawab William.

Supir taxi tampak kebingungan, ia lalu menghentikan mobilnya, setelah itu ia bertanya pada William. "Apakah kamu punya uang untuk membayarku?"

William lantas menggelengkan kepalanya, menjawab pertanyaan supir taxi itu. "Kalau begitu cepat turun dari taxiku!" Marah supir taxi, menyuruh Willian turun dari taxinya. William kemudian turun dari taxi itu.

Selanjutnya William terus berjalan tanpa tujuan ditempat yang tak dikenalnya. Tak lama setelah William berjalan, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, membasahi seluruh tubuh William.

Melihat ada ruko kosong, William lalu pergi ke ruko itu. Setelah tiba di sana William segera meringkukkan badannya di teras ruko, menahan udara dingin yang tengah dirasakannya.

William kemudian memejamkan matanya untuk tertidur, mengistirahatkan tubuhnya usai berlari dari kejaran para tetangganya.

Siapa yang harus aku salahkan atas takdirku? Apakah aku harus menyalakan ibuku? Dia juga pasti tak ingin memiliki anak psikopat, jadi bukan salah ibuku! Apakah ayahku yang juga seorang psikopat? Jelas bukan ayahku! Ayahku juga pasti tak ingin terlahir menjadi seorang psikopat. Lalu siapa yang harus aku salahkan? Apakah aku harus mengalahkan dia yang telah menciptakanku? Batin William.

"Nak!" Panggil seseorang sambil menepuk bahu William.

William lantas membuka matanya untuk melihat siapa yang memanggilnya itu.

"Nak, kenapa kamu disini? Dimana rumahmu?" Tanya orang itu dengan suara beratnya.

William bangkit dari tidurnya, William lalu menjawab pertanyaan pria paruh baya itu setelah dirinya terduduk. "Aku anak terlantar."

"Sungguh? Kamu terlantar? Apa kamu mau tinggal bersamaku dan menjadi putraku?" Tanya pria itu.

Dari pada harus menjadi gelandangan, William lantas menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan pria itu.

Continue Reading

You'll Also Like

17.4K 1K 16
Di tengah kontroversi tentang laki-laki yang memiliki rahim, seorang pemuda terkejut saat hasil tes medisnya menunjukkan kondisi langka tersebut. Sem...
[end] Silent Reading By

Mystery / Thriller

217K 26.6K 188
[boyslove] [Terjemahan] Masa kecil, pola asuh, latar belakang keluarga, hubungan sosial, trauma .... Kami tak henti-hentinya mencari dan menyelidiki...
23.5K 998 66
cerita dewasa tentang penyuka sesama jenis, bagi yang umumnya dibawah 18 tahun, harap segera pergi dari lapak saya! sekian, terima kasih!😇
57.3K 6.1K 24
"Mom, do you know?? I love you. So much!" NoHyuck ft Chenle Cover by Pinterest