Beheader Of Girls || Psikopat...

By wittelily

5.2K 2.5K 3.7K

Seorang psikopat yang tidak percaya adanya Tuhan, dia membunuh wanita hanya untuk mencari keberadaan yang mah... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34_END

Chapter 2

265 136 105
By wittelily

Laura berdiri sambil menggendong anak kucing miliknya yang sudah disakiti oleh William. Setelah itu Laura berjalan ke arah William dengan penuh amarahnya.

"Aku akan katakan ini pada ibuku!" Ancam Laura begitu tiba di hadapan William.

Tak terlihat sedikit pun rasa penyesalan di wajah William. William hanya menatap Laura dengan datar.

Saat Laura berkata akan melaporkannya pada ibunya, William sama sekali tak merasa takut. Biasanya anak seusia dirinya akan takut jika hal itu terjadi sekarang. Tapi tidak dengan William.

Laura lalu pergi dengan membawa kucingnya untuk pulang kerumah dan mengadu pada ibunya. Teman-teman William yang lain juga ikut pergi mengikuti Laura.

William terus menatap kepergian Laura dan ke empat temannya yang lain. Kini William sendirian di taman itu.

































William kembali kerumahnya. Dari kejauhan, ia melihat ibunya Laura tengah memaki-maki Ely dan juga Riana, kakaknya yang sepertinya baru pulang bekerja.

William terus menatap ke arah rumahnya sambil mendengarkan kata-kata kasar yang ibunya Laura lontarkan. Kerasnya suara ibu Laura membuat tetangga William yang lain keluar untuk menyaksikan keributan di rumah William.

"Tolong didik anakmu nyonya Ely! Dia hampir saja membunuh kucing putriku!" Marah ibunya Laura sebelum ia pergi meninggalkan rumah William.

Begitu ibunya Laura pergi, William lalu kembali melangkahkan kakinya menuju rumah.

Para tetangga yang belum bubar terus menatap William aneh. Mereka juga berbisik, membicarakan sikap aneh William yang berbeda dari anak pada umumnya. Sementara William tak berkutik sama sekali, tatapannya fokus ke depan tak berekspresi. William juga masih memegang gunting yang berlumuran darah kucing milik Laura.

William kini telah berada dirumahnya. Ia melewati kamar kakaknya saat menuju kamarnya. Tapi tiba-tiba William mendengar pembicaraan ibunya dan juga Riana, kakaknya yang terpaut umur 17 tahun lebih tua darinya.

"Ibu, tak seharusnya aku melahirkan William! Lihat 'kan? Dia bersikap layaknya seperti seorang psikopat! Bagaimana jika dia membunuh seseorang seperti ayahnya!?" Cemas Riana dari dalam kamar.

William terus mendengarkan pembicaraan mereka berdua dari luar.

"Melahirkan William? Apa maksudnya? Apa aku ini bukan anak ibu, melainkan anak kak Riana?"  Tanya William dibenaknya.

"Tenang Riana, Willian tak akan menjadi psikopat! Ayo kita didik anakmu itu dengan baik agar dia tak berbuat seperti itu lagi." Ucap Ely.

Entah apa yang dirasakan William saat ini. Setelah mengetahui kebohongan besar keluarga, lantas membuat hatinya bergejolak. William belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya.

"Apakah ini amarah? Apa aku sedang marah?" Tanya William lagi dibenaknya.

William mengepalkan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang gunting dengan sangat kuat. Ingin rasanya William menancapkan gunting yang sedang di pegangnya itu pada seseorang sebagai luapan rasa amarahnya.

Kret...

Pintu kamar Riana terbuka. Alangkah terkejutnya Ely begitu melihat William berada di hadapannya.

"Wil-William? Sejak kapan kamu di sini?" Tanya Ely pada William.

William tak menjawab pertanyaan Ely, ia terus menatap Ely horor. Mendengar nama William disebut, Riana yang berada di dalam kamar lantas terkejut, ia kemudian keluar dari kamarnya untuk melihat keadaan di luar.

Setelah Riana keluar, Ely dan Riana lalu saling bertatapan cemas. Takut jika William mendengar pembicaraan mereka dan membuat William marah.

Ely dan Riana sedikit merasa takut pada William saat ini. Tatapan William kali ini benar benar berbeda dari biasanya yang selalu tampak tenang, tapi kali ini tatapannya begitu menakutkan.

"Pembohong!" Ucap William tiba tiba pada Riana dan Ely.

"William, aku...aku minta maaf, aku-" Belum sempat Riana menyelesaikan kalimatnya, William tiba tiba mengarahkan gunting yang di pegangnya ke arah Riana. Untung saja Riana sadar dengan pergerakan putranya, dia berhasil menghindar sebelum William menancapkan gunting itu di tubuhnya.

"William! Tenanglah!" Pinta Ely yang mencoba menenangkan cucunya.

William lantas menoleh ke arah Ely yang berdiri dibelakangnya dengan sorot mata yang amat sangat menyeramkan.

"Kamu juga pembohong!" Ucap William pada Ely.

William kemudian membalikan badannya menghadap ke arah Ely, lalu ia berjalan gusar mengarah ke arah nenek yang sempat mengaku dirinya sebagai ibu William. Ely tampak begitu ketakutan dengan tingkah cucunya yang sangat agresif.

"William, maafkan kami," ucap Ely memohon pada William.

"KYAA" Teriak William sambil berlari dan mengacungkan guntingnya, bersiap untuk menancapkannya di tubuh Ely.

Bugh!



















°°





























William perlahan membuka matanya, ia lalu memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit.

"Kenapa aku ada di kamar?" Monolognya.

William kemudian bangkit dari tidurnya untuk duduk, setelah itu ia mencoba mengingat kejadian sebelumnya.

"Seharusnya aku sudah membunuh mereka! Tapi, sepertinya ada yang memukul kepalaku. Apa itu Riana? Tidak, tenaganya terlalu kuat. Mungkin saja itu Mark?!" William menebak-nebak.

William lalu melihat buku yang tadi dibelinya. Willian kemudian beranjak dari ranjangnya, berjalan ke arah bukunya yang berada di atas meja belajar. Begitu tiba disana, William lantas mengambil buku itu.

"Ted bundy! Hidup kita memiliki kesamaan." Ucap William.


















































🔪☠️☠️🔪












































1 tahun kemudian.

Riana kini telah menikah dengan pria yang menerima dirinya apa adanya. Pria itu bernama Hardwin, pria sederhana yang berumur sekitar 35 tahun dan berprofesi sebagai arsitek. Mereka berdua juga baru saja di karuniai anak laki laki yang baru berumur 2 minggu.

Riana juga telah pisah rumah dengan orang tuanya. Ia sekarang tinggal bersama dengan suaminya.

Jarak rumah Riana dan jarak rumah kedua orangtuanya tidak terlalu jauh, mereka masih bisa bertemu dengan mudah.

Lalu bagaimana dengan William? William kini telah menerima semua kenyataan bahwa Riana adalah ibu kandungnya. Satu tahun lalu Riana berhasil menenangkan dan membuat William menerimanya. Kini William ikut tinggal bersama ibu dan ayah tirinya.

William juga tampak menerima kehadiran adik barunya, ia terlihat begitu menyayangi adik tirinya tersebut. Riana sekarang merasa lega karena William tak bersikap aneh lagi. Walaupun masih bersikap dingin.

William sekarang hanya menghabiskan waktunya dengan belajar dan belajar.

William kini berada di kelas 2 SMP dengan umurnya yang masih berumur 10 tahun. Berkat kecerdasannya, William mampu berada di kelas itu dan selalu mendapatkan peringkat pertama. Riana juga yakin jika William tidak memiliki gen psikopat.





























Hari itu Hardwin sedang bekerja. Hanya ada Riana, William dan si kecil yang baru lahir.

Riana baru saja kembali dari kamar setelah menidurkan anak keduanya. Sementara William tengah berada di ruang tamu, anak berotak jenius itu sedang mengerjakan tugas sekolahnya.

Riana berjalan ke ruang tamu untuk menghampiri William. "Willi, ibu ingin membeli susu sebentar. Tolong jaga adikmu, ya!? Ibu akan kembali sebentar lagi." Kata Riana begitu tiba di hadapan William.

Riana kemudian pergi meninggalkan rumah menuju ke supermarket terdekat untuk membeli stok susu bayinya.

Setelah kepergian Riana, William lalu kembali mengerjakan tugasnya. Tapi tak lama tiba-tiba adiknya menangis dan membuat William tak bisa berkonsentrasi. "Ck! Berisik!" Kesal William pelan.

Tunggu! Apa ini saatnya?

William kemudian berdiri dengan pensil ditangannya, setelah itu William berjalan menuju kamar Riana untuk menghampiri si kecil.

Setelah tiba di dalam kamar. William lalu duduk di sebelah adiknya sambil terus memperhatikan fontanel adiknya itu.

"Sejak kamu lahir aku sangat penasaran dengan ini." Kata William sambil mengelus pelan bagian di puncak kepala adiknya yang cenderung terasa lunak saat disentuh. Bentuknya seperti celah diantara bagian keras di area kepala lain sehingga mudah dilihat dan dirasa.

"Ada apa di dalam kepalamu? Kenapa itu bisa bergerak?" Tanya William pada adiknya.








Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

3.8K 617 55
Hidup bukanlah perkara yang mudah untuk di jalani oleh sebagian orang.Salah satunya,Valeria Chloe Etherlyn. Gadis toxic yang hidupnya sudah hancur se...
23.1K 2.1K 10
# ONGOING Jake Shim adalah siswa yang baru saja pindah ke Future Perfect High School. Ia menyadari bahwa kelas yang ia tempati sekarang terlihat begi...
486K 22.7K 93
Ratih berusia 30 tahun yang telah memiliki seorang anak lelaki bernama Dani dari suaminya yaitu Yadi. Ratih diganggu mahluk misterius yang menjelma s...
1.5M 30.5K 200
High Rank: -1 in #word -2 in poetry -3 in #munafik 😇🙏