Rindu Kelana (END)

By Ohmyrum

118K 9.1K 80

Berawal dari pertemuannya dengan eyang Zikah. Niat Rindu hanya menolong eyang Zikah karena ketidaktegaannya... More

P r a k a t a
EYANG ZIKAH
PERASAAN GANJIL
PERKATAAN
DEG-DEGAN
DEAL?
NGESELIN
SATU FREKUENSI
MELUKIS
TAWARAN
CORN SNAKE
PERMINTAAN
KEBETULAN?
CEPAT SEMBUH
PROSES JATUH CINTA
MAAF
CEMBURU
GARA-GARA MOLLY
BICARA SERIUS
HANGGANA
PULANG
KESIMPULAN
BUBUR AYAM
KESREMPET
STATUS
BRAINSTORMING
DILAMAR?
YES OR NO
DIA LAGI
HILANG KONTAK
PENJELASAN
CAPEK
KABAR BURUK
KARA
KEJUJURAN
PIKNIK (End)
KELANA (Extra Part)
RINDU KELANA (Ekstra Part)
BARU!!!

NTT

2.2K 214 3
By Ohmyrum

:: NTT ::

Rindu Semesta Alam. Aku melihat lagi nama di ID card yang baru saja dibagikan oleh mas Nasa, dan aku kalungkan di leher. Setelah seminggu malakukan persiapan dan latihan fisik, akhirnya team We Care yang sudah ditunjuk akan pergi ke Nusa Tenggara Timur dalam misi relawan. Mengingat beberapa pekan lalu, NTT terdampak Siklon badai Seroja yang mengakibatkan kerusakan di 10 kabupaten dan 1 kota. 66 ribu rumah rusak parah dan 12.334 orang terpaksa mengungsi.

Kami berangkat dari Bandar Udara Adisucipto menggunakan pesawat angkut logistik milik TNI AU. Kami akan berangkat bersama relawan dari berbagai komunitas dan beberapa anggota TNI dan polri.

"Halo bun."

"Rin, udah berangkat?"

"Ini masih ada di bandara bun, bentar lagi kayaknya."

"Yaudah, pokoknya kamu hati-hati di sana. Telpon bunda terus kalau ada waktu senggang. Jangan pisah sama rombongan. Makan teratur. Kalau ada apa-apa telpon segera. Kamu juga
harus simpen nomor-nomor darurat. Ngerti kan?"

"Iya iya bun, siap grak! Doain ya bun semoga selamat berangkat sampai pulangnya."

"Iya udah pasti kalau itu. Mau ngomong sama ayah nggak? Nih ayah ada di sebelah bunda."

"Boleh."

"Rin? Semangat!"

"Oh siap yah. Pulang dari NTT aku langsung pulang ke Solo pokoknya."

"Bener ya, bunda sama ayah tunggu. Ingat pesan bunda tadi. Yaudah bunda tutup ya teplonnya."

Tutttt....

Cuaca hari ini sangat cerah. Langitnya biru tanpa ada sedikutpun awan putih. Pesawat kami sudah tiba di Bandara El Tari, Kupang NTT, kami berfoto bersama di depan pesawat yang kami naiki. Setelah selesai, aku memakai topi dan berinisiatif untuk foto sendiri di depan pesawat. Ternyata yang lain pun juga berselfie dengan ponselnya masih-masing. Karena aku tidak jago selfie, minta tolonglah aku pada salah satu relawan dari komunitas peduli sampah Jogja. Aku tahu dari seragamnya yang bergambar logo komunitasnya. Lelaki itu sedang berdiri diam melihat orang-orang sibuk berfoto. Aku tidak akan mengganggu aktivitasnya jika hanya kumintai tolong memfotokan.

"Mas, mas, boleh minta tolong fotoin nggak?" Tanyaku seraya mengulungkan ponselku padanya.

Lelaki yang aku tahu di ID card-nya bernama Hanggana Pradipta itu mengangguk dan mengambil ponselku bersiap untuk memfoto. Aku berpose seadanya mengingat ini sudah sangat terik dan panas. Jepretannya tidak terasa tapi ia bilang sudah dengan gerakan mengangguk.

Aku menghampirinya untuk berterimakasih dan melihat hasilnya.

"Makasih ya mas."

"Sama-sama." Ujarnya lalu pergi.

Karena tidak terasa seperti di foto, aku pikir jepretannya cuma satu, ternyata ada beberapa. Dan ada foto yang ia ambil secara candid saat aku sedang berjalan ke arahnya. Skill-nya memotret bagus juga, padahal cuma pakai ponsel. Tapi hasilnya seperti pakai DSLR. Apa selama ini aku saja yang tidak jago memotret pakai kamera ponselku sendiri ya?

Setelah beberapa lama, kini aku membuka lagi instagram berniat mengupload foto.

Ini sih nggak perlu edit lagi udah cakep. Ujarku dalam hati.

Tinggal upload dan ku beri caption NTT ✨ menandakan hari yang menyilaukan di Nusa Tenggara Timur.

Done.

Followers ku tidak terlalu banyak, hanya 2000an. Itupun karena aku jarang online, jadi semakin berkurang. Saat aku upload sesuatu, yang memberi like tidak lebih dari 10% nya. Jadi aku tahu siapa saja yang memberi like.

KelanaG menyukai foto anda.

Saat aku buka notifikasi, orang pertama yang memberi like pada fotoku adalah Kelana. Tumben ia aktif bersosmed apalagi pagi menjelang siang seperti ini. Ia kan orang sibuk. Tapi sudahlah. Aku tidak mau kepo lebih jauh tentang kehidupannya lagi setelah kita bicara serius di rumah Kelana sore itu, lima hari yang lalu. Sejak saat itu, ponselku sering ada panggilan tak terjawab darinya. Aku sedang pelatihan relawan. Jadi aku jarang membuka ponsel. Sekalinya membuka pasti malam hari dan langsung tidur. Esok harinya aktivitasku sama padatnya.

Dengan gerakan cepat aku kunci layar ponselnya dan ku masukkan ke dalam katong jaket. Mengingat tentang Kelana hanya akan membuatku tidak bersemangat. Lebih baik aku bergabung dan mengobrol dengan teman-teman baruku. Itu sepertinya lebih asyik.

Kami sudah berkumpul dan siap untuk perjalanan menuju ke Lembata, salah satu daerah yang terdampak badai Seroja. Di sana kami akan mendistribusikan bantuan dan logistik. Selain itu kami juga ditugaskan untuk memberikan dukungan psikososial kepada warga, khususnya anak-anak. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan semangat mereka setelah kejadian traumatis yang mereka alami.

Mobil bak yang membawa kami telah sampai. Anak-anak yang berada di tenda-tenda pengungsian, keluar dan menyambut kami. Keceriaan mereka masih terpancar meski mereka berada di pengungsian. Aku membagikan bingkisan untuk anak-anak itu. Satu per satu mereka datang dan mengantri di dekat mobil bak.

Hatiku tercelus. Terkadang kita sadar akan sesuatu ketika kita dipukul dahulu. Aku bersyukur masih punya rumah, kesehatan, rezeki yang cukup. Inilah kenapa aku suka jadi relawan. Selain rasa kemanusiaan, Rasa seperti ini yang membuat aku selalu bisa bersyukur dan terus memperbaiki diri.

**

Dari komunitas We Care, mas Nasa, bergotong royong bersama warga mebersihkan puing-puing rumah yang roboh, mbak Yani melakukan dukungan psikososial pada ibu-ibu, sedangkan aku bersama Indri dari kampus UGM melakukan psikososial pada anak-anak. Selain itu, ada yang membantu memasak di dapur umum, membagikan sembako di daerah terdampak lain dsb.

Ayam hitam
Telurnya putih
Mencari makan
Dipinggir kali

Sinyo hitam
Giginya putih
Kalau tersenyum
Manis sekali

Anak-anak itu sedang duduk melingkar, bernyanyi dan bertepuk tangan dengan riangnya. Aku dan Indri berdiri di tengah-tengah lingkaran memimpin bernyanyi.

"Ayo mama, jangan mama marah apa?"

Beta

"Dia cuma, dia cuma pegang apa?"

Beta

"Ayo mama jangan mama marah beta"

"Lah orang muda punya biasa...."

Aku dan Indri bergantian menyanyikan lirik lagu dengan semangat sambil bertepuk tangan. Berharap semangat yang kami tunjukkan itu menular kepada anak-anak itu.

Wajah-wajah polos mereka yang bernyanyi membuatku ikut tersenyum haru bersamaan dengan satu jepretan kamera dari arah samping. Suara kamera itu terdengar jelas ditelinga hingga aku menolehkan kepala dan mendapati lelaki yang aku mintai tolong di bandara tadi melihatku juga dengan kamera di tangannya.

Ia melambaikan satu tangannya sambil tersenyum. Karena takut kepedean, aku hanya mengangguk dan tidak membalas lambaian tangannya.

Listrik di sini masih padam, tiang-tiang listrik banyak yang roboh di sepanjang jalan menuju ke sini. Aku keluar dari tenda tempat kami bermalam, mencari sinyal, siapa tahu ada. Bolak-balik kesana-kemari, tidak kunjung muncul juga sinyalnya. Aku frustasi, padahal aku belum sempat mengabari bunda jika aku sudah sampai dengan selamat.

Akhirnya aku duduk di sebuah batu undak-undakan dan terus mengangkat-angkat ponsel ke udara.

"Rindu Semesta Alam. Namamu unik juga."

Seseorang duduk mensejajariku.

"Loh tahu darimana namaku?" Aku menoleh.

"ID card-mu di bandara."

"Oh... Hanggana Padipta, nama kamu juga unik."

"Tau dari ID card juga?" Tanyanya.

Aku mengangguk. Secara tidak langsung kami telah berkenalan dari ID card kita masih-masing. Mungkin memang itulah gunanya benda pipih berbahan PVC itu, menunjukkan identitas.

"Nyari sinyal ya?"

"Iya nih, aku harus ngabarin ortu."

"Kalau mau, di ujung jalan sana ada basecamp SAR, ada koneksi wifi juga."

Mataku berbinar, sepertinya aku harus ke sana untuk mendapatkan sinyal. Pasti chat bunda akan muncul banyak sekali.

"Tapi harus memutar jalan sekitar 2 km karena jalan akses utama masih belum bisa dilewati." Imbuhnya.

"Yah..." Keluhku putus asa.

"Mau aku kasih hotspot? Kebetulan aku pakai provider merah." Ia mengambil ponselnya di saku dan menghidupkan hotspot.

"Serius? Boleh deh. Paswordnya apa?"

"Your name."

"Hah?"

"Iya, password-nya yourname."

Aku tertawa kencang "Bisa aja kamu bikin password-nya."

Ia ikut tertawa.

Benar dugaanku, chat dari bunda bermunculan banyak sekali. Ada chat dari Rendy dan Tiara, serta mas Nugra juga. Lalu, ada nama kontak Kelana juga di panggilan tak terjawab. Lagi-lagi ia menelepon. Ada apa Kelana menelepon? Mungkin jika hubunganku dengan Kelana masih baik atau paling tidak sebagai orang yang saling kenal, aku akan menanyakan kenapa. Tetapi, kita memang sudah selesai kan?

***

Psikososial adalah hubungan yang dinamisdan saling mempengaruhi antara aspek psikologi seseorang dengan aspek sosial di sekitarnya.

Kondisi psikologi seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi sosialnya karena individu selalu berada dalam konteks sosial. Keadaan psikologi seseorang bisa dipengaruhi bagaimana ia berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Dalam konteks bencana alam, dukungan psikososial yang dilakukan relawan menjadi sangat penting untuk bisa bangkit dari keterpurukan atau trauma.

***

Waduh Hanggana mulai meresahkan ya, bakalan jadi saingan berat Kelana nggak ya?

Ohmyrum

Continue Reading

You'll Also Like

121K 6.7K 39
Aku---Kanaya Fathurrahmi---gagal menikah sama cowok yang udah kupacari selama dua tahun. Ajaibnya, aku berhasil nikah sama cowok yang baru kukenal s...
83.8K 12.1K 40
Humaira Fatiha (Bobo) telah mengerahkan segenap tenaga untuk meninggalkan Xavier Ghazali dua tahun lalu. Ia memulai hidup sebagai mahasiswi biasa pro...
624K 31.7K 51
Tritici Xenon Mulyadi, dokter bedah anak usia 34 tahun itu masih tetap melajang. "Aku belum siap aja" itu yang selalu menjadi jawaban pamungkasnya sa...
21.4K 1.5K 67
Keinginan Riama, untuk menjodohkan Lucas dan Melody mendapat penolakan dari kedua cucunya itu. Lucas sang play boy tak ingin dijodohkan dengan pariba...