Sistem Downloader Flashy (DRO...

By pwapwapwa

1.4K 222 12

Seorang pria mati karena beberpa alasan konyol, namun dia mendapatkan hadiah sebagai gantinya. Dia bertemu d... More

Bab 1 - Dunia lain
Bab 2 - Kocho Shinobu
Bab 3 - Sistem Downloader
Bab 4 - Sebuah rahasia
Bab 5 - Panggilan
Bab 6 - Ballot
Bab 7 - Tembus Pandang
Bab 8 - Talk
Bab 10 - Time skip

Bab 9 - Spar

85 24 3
By pwapwapwa


"Aku datang loh~."

Tanpa hembusan, Shinobu tiba-tiba muncul di depan Rihito dengan bokken yang sudah siap mencetak poin di tubuhnya, menusuk di bawah menuju ke perutnya.

'Hmm.. dia cukup cepat dan seperti namanya, dia layak menyandang serangga.' Pikir Rihito sambil mengelak serangan Shinobu ke samping di detik terakhir.

Serangan pertamanya telah lolos, Shinobu tidak memiliki waktu untuk terkejut, semua pengalamannya membuatnya segera mengubah lintasan bokkennya, mengayunkan ke arah Rihito yang mengelak.

'Ups.. reaksinya cukup menakjubkan untuk ukuran manusia.' Rihito melengkungkan perutnya ke belakang, tidak membiarkan Shinobu mencetak poin lain.

Shinobu mengerutkan kening, dia tidak menyangka bahwa Rihito lebih cepat dari dugaannya dan berhasil menghindari dua serangannya berturut-turut. Reaksinya juga cukup cepat.

Meskipun dia belum menggunakan teknik pernafasan, dari informasi sebelumnya, Rihito seharusnya memiliki teknik tersembunyi di lengan bajunya dan belum menggunakan pernafasannya.

Tiba-tiba, Shinobu merasakan bahaya datang dari atas, disertai dengan bayangan benda panjang. Tanpa menoleh, dia tahu Rihito melancarkan serangan pertamanya.

Dalam waktu singkat, Shinobu menggeser tumpuan tubuhnya serta menarik diri ke arah kiri.

*Swoosh*

Suara Angin berhembus memenuhi telinga kanannya. Terlambat satu detik saja Rihito akan mencetak poin atau kasus terburuk kepalanya bisa hilang jika ini adalah situasi hidup dan mati.

Biasanya, ketika serangan telah dan dalam proses dilakukan, sebuah celah kecil akan tercipta tanpa sengaja. Apapun bentuk serangannya, tidak mungkin untuk mengubah pola saat itu juga.

Jadi Shinobu berniat menggunakan ini.

Namun, Rihito bukanlah siswa magang, dia dengan mudah menghindari serangan yang masuk dari Shinobu.

Dia cukup terkejut, bukan untuk refleknya, tapi karena gadis ini terlalu pintar, tidak hanya di bidang medis tapi pertempuran juga.

Shinobu tidak membiarkan celah apapun terlewat!

'Tipe berpikir dan analisis ya.' pikir Rihito sambil membuat jarak antara keduanya.

Memang benar, pertarungan tidak serta merta tentang memberikan musuh kerusakan atau membunuh mereka. Selama bisa mengalahkan musuh, cara apapun bisa digunakan yang berakhir dengan tindakan ceroboh.

Selama pertempuran berlangsung, licik tidak lagi menjadi persoalan selama keluar sebagai pemenang.

Adapun, tipe seperti Shinobu, mereka tidak akan bertahan lama di sebuah pertarungan langsung karena satu atau lain cara, biasanya mereka cenderung mengandalkan persiapan dan perhitungan.

Pemenang dan kekalahan telak, walau tipe cerdik dan analisis cenderung memenangkan sebuah pertarungan sebab itu mencerminkan pengalaman. Semakin cerdik dan sempurna persiapan mereka, maka peluang kemenangan semakin tinggi pula.

Faktanya, ada beberapa kasus kecerobohan dan sembrono lebih berguna daripada akal. Salah satu contoh mudah, adalah tindakan bunuh diri gadis kecil ini.

Tatapan Rihito melembut.

Balas dendam memang bukan jalan yang cerah. Mereka dipenuhi dengan kegelapan hati. Tetapi, manusia tidak memiliki pilihan lain, kecenderungan sifat mereka mendorong mereka untuk menapak di jalan gelap gulita itu. Semakin menolak, dorongan akan semakin menguat. Hanya mereka yang memiliki hati murni dan tekad kuat untuk bisa lolos dari nafsu gelap manusia.

"Hmm? Ada apa? Kenapa melihatku seperti itu? Kita sedang bertarung loh." Shinobu melintasi jarak 10 meter seperti bukan apa-apa, tiba di samping Rihito dalam sekejap.

Rihito mengangkat bahunya sambil menangkis serangan lain Shinobu dengan santai. "Tidak ada.. hanya saja kamu perlu diselamatkan."

"Ppffftt~. " Shinobu tiba-tiba menghentikan serangannya, mengambil jarak dan mulai tertawa. "Ahahahaha."

"..." Rihito dibuat tidak berdaya di tempatnya. Dia sedikit mengerti alasan mengapa Shinobu tertawa karena tidak lain adalah faktor peringkat.

Pilar, bahkan peluru di mata mereka bukan hal yang wah. Mereka bisa membelah dua setiap peluru sebelum mengenai tubuh. Mereka yang merupakan kekuatan di bawah Muzan itu sendiri, yang dikenal sebagai bos terakhir. Mereka bisa melintasi jarak puluhan meter dalam detik saja. Lalu siapa yang bisa menyelamatkan mereka? Kecualikan Muzan dan bulan atas, apa yang bisa membunuh mereka hingga perlu diselamatkan?

Itu hanya pemikiran kasar dari Rihito.

Pada kenyataannya, Shinobu tertawa bukan karena panutan supremasi bodoh, mungkin sedikit karena dia tidak berpikir selain bulan atas dan Kibutsuji Muzan, ada yang bisa mengalahkan para hashira. Yang membuatnya lucu adalah itu datang dari seseorang yang berdarah hanya dari iblis biasa.

Dia menemukan Rihito di tempat kejadian penyerangan iblis bulan bawah. Iblis itu kuat dengan cakarnya dan teknik yang bisa membuat bilah tulang sesuka hati, tapi iblis itu masih lemah. Hanya tiga tusukan sudah cukup untuk membuatnya mati dalam kesengsaraan. Dan ini pertama kalinya dia mendapatkan pernyataan sangat berani seperti itu.

"Aku tidak melihat ada yang lucu tentang itu?" Rihito mengutarakan ketidaksetujuan.

Tanpa menunggu tanggapan apapun dari Shinobu, Rihito mencoba untuk menyerang. Dia meningkatkan kecepatannya, mengambil jarak 3 meter dalam satu detik.

Selama ini Rihito meningkatkan kecepatan dan kekuatan sedikit demi sedikit sambil memperhatikan ekspresi Shinobu. Dia tidak bisa begitu saja berjalan di 1 mach dan muncul di belakang Shinobu dan meraih dad-uhuk- poin kemudian keluar sebagai pemenang dalam spar kecil ini.

Dia tidak ingin menunjukkan kekuatan yang terlalu berlebihan, bukan karena bisa menimbulkan masalah, hanya saja dia ingin tetap misterius, sesuai rencana awal. Agak kekanak-kanakan... tapi, hei ..pria mencari kesenangan masing-masing dan tidak selalu tentang wanita, uang dan kekuasaan.

Dalam rangka menghindari serangan Shinobu sebelumnya, Rihito murni mengandalkan refleksnya yang sudah tidak masuk akal, di tambah dengan peningkatan indranya.

Shinobu menghentikan tawanya begitu Rihito mulai bergerak. Dia menghirup udara sampai itu terdengar jelas beberapa meter jauhnya.

*Swossh*

Seperti itu, Rihito membelah udara menggunakan pedang kayunya.

Targetnya, Shinobu menghilang!

Atau begitulah persepsi dari orang lemah. Dia di sisi lain dapat melihat dengan jelas kemana Shinobu lari.

"Ara.. begitukan sikap anda terhadap wanita? Menyerang ketika mereka sedang tertawa?" Suara melodi menggoda terdengar tepat di samping telinga Rihito.

Orang normal akan bergidik karena suara itu lebih halus dan merdu dari yang bisa dia dapatkan.

Rihito tidak membuang waktu atau terlena seperti pria terangsang, dia memutar kaki kanannya sambil menggeser kaki kiri, secara bersamaan mengubah tumpuan kaki untuk memutar tubuhnya ke belakang dalam sekejap. Tangannya tidak berdiam diri, mempersiapkan serangan lanjutan dengan gerakan sapuan ke atas, mengincar bahu kanan Shinobu.

"Oups.. itu sesuatu." Shinobu menghindari serangan Rihito ke samping. "Aku tidak menyangka anda adalah pria yang cukup kasar. Menyerang wanita ketika dia tertawa lalu sekarang ketika dia berniat untuk memeluk."

"Yah simpan pelukan ketika ini selesai. Kita juga bisa melakukan hal lain... seperti ciuman atau membuat bayi?" Sejak Shinobu menggodanya, Rihito tidak akan tinggal diam. Meskipun, mulutnya terlalu lugas.

Mendengarnya Shinobu tidak bisa menghentikan kepalanya dari memerah. Proposal Licht terlalu mendadak dan langsung.

Bahkan dia yang telah melihat dan mengotopsi berbagai mayat termasuk pria, merasa malu mendengar. Apalagi mengatakannya.

Dia belum merasakan pesona romantis apapun sejak di butakan oleh dendam dan amarah, selain balas dendam dan mengakhiri iblis, dia tidak tertarik dengan hal lain.

Tapi meskipun begitu, jiwanya tetaplah seorang gadis. Gadis tanpa pengalaman manapun pasti akan malu jika mendapatkan pertanyaan langsung seperti itu. Akal sehat era saat ini juga tidak membantu.

Akibatnya Shinobu mengalihkan pandangan ke arah lain dan dengan gagap mengatakan, "A-apa yang anda katakan! Sungguh tidak tahu malu! Dasar mes- eh?"

Shinobu tidak bisa menikmati lebih jauh perasaan malu tapi mau itu. Belum selesai berbicara dia mendapatkan Bokken menyentuh lehernya.

Menggerakkan kepalanya, Shinobu melihat Rihito dengan wajah bahagia dan senyum menggoda.

"Hehe... dengan ini, aku menang bukan?" Rihito tertawa menggoda.

Dalam pertempuran, seseorang harus menggunakan semua celah dan trik untuk bisa menang. Terutama ketika berhadapan pada situasi hidup dan mati. Cara apapun tidak penting selama keluar hidup-hidup. Jika mati, maka semuanya sudah berakhir. Tidak penting apakah itu mati terhormat atau tidak. Mati tetaplah mati, tidak ada yang bisa dilakukan dan tidak akan mengubah anda bisa hidup kembali. Gelar mati terhormat tidak lagi penting ketika anda tidak bisa menikmati apapun selain apa-apa.

Meskipun, alasan Rihito sebenarnya adalah berniat untuk menikmati wajah merah Shinobu dari dekat sekaligus memenangkan spar itu.

Dua burung dengan satu batu! Betapa cerdiknya!

"Bolehkan aku menusukmu?" Ekspresi wajah Shinobu jatuh, ada aura gelap di wajahnya. Tahu bahwa dia telah jatuh dalam perangkap licik murahan. Dia tidak bisa memaafkan diri sendiri karena jatuh begitu mudah. Tapi dia lebih kesal karena dengan ini mengartikan bahwa Rihito hanya bercanda sebelumnya!

"Oh.. bukankah harusnya aku yang 'menusukmu'?" Rihito dalam wajah tidak bersalah, memiringkan kepalanya bingung sambil menahan gejolak hatinya.

Sebenarnya dia berkeinginan untuk membungkus Shinobu karena wajah cemberutnya terlalu imut. Untung Gamer's Mind yang di tingkatkan melakukan pekerjaan, atau korps pembunuh iblis akan panik.

"Itu terlalu kejam loh Licht-san~." Semakin Licht berbicara, semakin Shinobu dibuat kesal. Apalagi ketika melihat wajah sok polos Licht.

Rihito membuat wajah aneh, dia mendekatkan wajahnya beberapa inci dari wajah Shinobu dan berkata, "Hmm.. tidak.. sebagai dokter kamu harus tahu hal dasar itu. Wanita memiliki lubang dan pria memiliki pedang, bukannya hal wajar jika pria 'menusuk'? bukan wanita yang menusuk?"

"!!!"

Kini wajah Shinobu menjadi merah sekali lagi. Tidak perlu orang pintar untuk mengartikan kalimat terakhir Rihito.

Shinobu mulai merasa kesal terhadap dirinya sendiri karena dia terlalu malu hanya untuk perkataan seperti itu. Dia dokter, seharusnya dia tidak tersipu hanya karena godaan seperti itu. Tapi dia menyalahkan Rihito karena dia terlalu blak-blakan tentang hal-hal dewasa.

Continue Reading

You'll Also Like

195K 16.3K 27
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
1M 86.9K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
63K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
57.2K 492 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...