Good Generation (TERBIT✓)

By Diliaannisa

1.1K 285 190

🥇#1 - Potensi 🥇#1 - Marathon 🥉#3 - Istimewa SMA Cahaya Banua adalah satu-satunya sekolah yang memiliki p... More

PROLOG
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 29
EPILOG
PENGUMUMAN

BAB 28

19 8 0
By Diliaannisa

Bel istirahat berbunyi, Dili bergegas keluar dari kelas bersama Ali dan Lia. Mereka mempercepat langkah agar teman-teman sekelas mereka tidak menyadari tempat tujuan mereka. Setelah menyusuri jalur belakang yang berhadapan dengan lapangan olahraga, mereka berbelok ke jalur kelas jurusan menuju ruangan paling depan di lantai tiga.

Perpustakaan di area kelas jurusan lebih sepi dari hari biasanya, bisa dibilang hanya ada beberapa murid yang berkunjung pada hari ini, itu pun bukan untuk membaca atau meminjam buku, ruangan itu kini disulap menjadi markas para alumni kelompok 9 MOS yang kini menyebut kelompok mereka dengan nama Komunitas 9 Cahaya.

Dili, Lia, dan Ali tampak lelah karena harus menempuh perjalanan yang cukup panjang. Jika saja mereka lewat jalur depan, maka jarak tempuhnya akan lebih dekat karena Perpustakaan kelas jurusan berada di ruangan paling depan bangunan sisi kiri, begitu juga dengan kelas favorit yang terletak di ruangan paling depan bangunan sisi kanan. Namun, jika mereka lewat jalur depan, bisa saja ada yang mencurigai gerak-gerik mereka.

“Karena sudah lengkap semua, mari kita mulai rapatnya,” ucap Dili setelah duduk di kursi yang telah disediakan teman-temannya. Setiap perpustakaan memiliki peraturan yang sama yaitu dilarang berisik, karena itulah mereka meminta izin kepada penjaga perpustakaan untuk memakai gudangnya. Karena mereka semua bisa dipercaya, maka penjaga perpustakaan dengan senang hati meminjamkan ruangan tersebut.

“Tidak ada cara lain, Dili. Baik murid maupun guru sama-sama keras kepala. Jika terus membolos, para murid akan kehilangan waktu belajar yang jelas-jelas akan merugikan diri mereka sendiri. Sedangkan para guru enggan bertindak karena merasa para murid itu pasti akan menyadari kesalahan mereka,” jelas Satria yang duduk di samping Dili.

Para murid baru dari kelas jurusan melakukan aksi mogok belajar. Sebagian dari mereka memang serius melakukannya karena mengincar posisi kelas favorit yang mereka anggap bermasalah sehingga perlu diganti dengan murid-murid yang lebih layak. Sedangkan sebagian lagi hanya ikut-ikutan karena ingin menikmati libur belajar. 305 murid kelas satu dari tiga jurusan, hanya tersisa puluhan murid yang hadir di sekolah karena tidak ingin ikut aksi tersebut, jumlah mereka bahkan tidak mencapai 30 orang.

Sudah tiga hari aksi ini dilakukan, dibuka dengan aksi demo besar-besaran pada hari pertama. Mereka menuntut diadakannya seleksi ulang karena merasa ada kecurangan dalam pemilihan murid kelas jurusan angkatan dua, berbagai isu menyebar hingga dijadikan alasan kuat bagi mereka untuk melakukan aksi itu.

“Dilia Anastasya, adik dari Ketua OSIS. Arjuna Rama Alvarendra dan Halidy Areez Xavier, putra dari salah satu sponsor sekolah. Mereka bertiga memenangkan permainan Sang Juara karena mendapatkan bocoran soal dari koneksi mereka untuk mendapatkan 5 poin tambahan sebagai hadiah dari permainan itu.”

Satria terdiam, padahal jelas-jelas para murid tahu bahwa Satria saudara angkat Rama, apakah karena status saudara angkat jadi mereka berpikir bahwa Satria mendapatkan perlakuan berbeda dari keluarganya? Saat Satria larut dalam pikirannya, Ali mengambil ponsel Satria dan melanjutkan membaca isu yang beredar sebelum aksi demo berlangsung.

“Posisi keempat adalah Garnida Guinevere Byakta, putri dari salah satu sponsor sekolah, nilainya berada di peringkat pertama dari semua murid baru yang tidak memenangkan permainan Sang Juara. Sedangkan sebelas murid lainnya bahkan bermasalah hingga membuat para guru tidak ingin mengajar di kelas mereka. Mereka tidak bisa menjaga nama baik kelas favorit, bagaimana mungkin bisa mengharumkan nama sekolah?”

Ali dihujani tatapan dari teman-temannya, karena sampai sekarang mereka belum tahu apa yang sebenarnya terjadi di Kelas X Favorit sehingga para guru tidak ingin mengajar di kelas mereka, bahkan rela dihukum saat ketahuan membolos oleh kepala sekolah, dari pada masuk ke Kelas X Favorit. Masalah separah itu tentu saja membuat murid-murid lain penasaran dan bebas berasumsi karena tidak mengetahui kebenarannya.

Ali menjelaskan tentang situasi yang terjadi di kelas mereka saat itu, dan alasan para murid melakukan aksi untuk mengancam para guru. Dia juga menjelaskan secara detail tentang apa saja yang sudah dilakukan teman-teman sekelasnya hingga para guru tidak berani mengajar di kelas mereka.

“Lalu, apa kalian diam saja saat guru-guru itu diancam?” sela Yansah yang sangat antusias mendengarkan cerita Ali. Dia hanya ingin memastikan bahwa Dili, Ali, dan Lia tidak terlibat dalam aksi kurang ajar tersebut.

Dili menjawab bahwa dia nekat mencuri dengar tentang rencana licik teman-temannya, lalu secepatnya memperingatkan guru yang menjadi target, tapi mereka tidak menghiraukan peringatan Dili karena merasa tidak mungkin murid-murid pintar mencari masalah dengan guru.

Lalu, setiap guru yang diancam, tidak bisa menceritakan masalah mereka karena takut aib mereka terbongkar. Mereka hanya membuat alasan bahwa murid-murid Kelas X Favorit cukup pintar untuk belajar sendiri tanpa bimbingan para guru, jadi guru tersebut merasa muak dengan kesombongan mereka.

Memang seperti itulah isu yang beredar di Ruang Guru yang sempat Dili dengan dari telinganya sendiri. Andai saja teman-teman sekelasnya tidak membantu rencana licik Dhoni, hal-hal seperti itu tidak akan terjadi. Bahkan Dili sangat kecewa dengan ketiga anak sponsor sekolah yang ikut mendukung Dhoni sehingga Dhoni bisa berbuat apa saja tanpa takut mendapat hukuman.

Lia ikut menjelaskan tentang usaha mereka bertiga membujuk para guru, tapi rasa takut yang sangat besar membuat para guru menolak dengan tegas permintaan itu, padahal saat itu kepala sekolah sudah tahu tentang masalah yang terjadi di Kelas X Favorit dan sudah menghukum Dhoni yang merupakan dalangnya.

Keasyikan bercerita, Lia sampai menceritakan tentang Dili yang ditampar oleh Dhoni karena ketahuan melaporkan Dhoni kepada kepala sekolah. Kemudian semua mata teralih kepada Dili.

“Kejadian seperti itu juga kamu rahasiakan dariku?” Satria tampak diliputi rasa marah, padahal kejadian itu sudah berlangsung beberapa hari yang lalu dan rasa sakit di pipi Dili sudah hilang. Dili hanya tersenyum, tidak tahu harus menjawab apa.

“Tidak bisa dibiarkan.” Satria bangkit dari kursinya, tapi ditahan oleh Dili. Yansah menegur Satria agar tidak gegabah karena perkelahian hanya akan menambah masalah. Lagi pula Ali sudah membalas perbuatan Dhoni waktu itu hingga Ali babak belur.

Beruntung tingkah Satria justru menjadi pengalih agar tidak ada yang bertanya tentang cara Dili memberikan bukti kejahatan Dhoni kepada kepala sekolah. Karena Dili tidak mungkin memberitahu teman-temannya bahwa dia memiliki kalung berteknologi canggih.

“Gawat, kepala sekolah sudah mengumumkan keputusannya untuk mengadakan tes ulang.” Seira menunjukkan pengumuman yang baru saja dibacanya di Website sekolah mereka. Belum satu menit di-posting, pengumuman itu sudah dibanjiri komentar dari para murid yang menyambut baik keputusan kepala sekolah mereka.



______________________________________
"GOGENPEDIA"

Denah SMA Cahaya Banua :







Tokoh yang terlibat :
1. Dili

2. Lia

3. Ali

4. Satria

Continue Reading

You'll Also Like

479K 36.3K 44
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
611K 17K 49
Cerita sudh end ya guys, buru baca sebelum BEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT. Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu...
13.9K 485 7
Berdasarkan kisah nyata yang diangkat dari sebuah pengalaman mistis tentang mereka yang terus menganggu hingga berujung pada maut.
641K 13.7K 56
Allea kembali ke Indonesia setelah 8 tahun untuk menemui calon tunangannya, Leonando. Namun Allea tidak tahu telah banyak hal yang berubah, termasuk...