Good Generation (TERBIT✓)

By Diliaannisa

1.1K 285 190

🥇#1 - Potensi 🥇#1 - Marathon 🥉#3 - Istimewa SMA Cahaya Banua adalah satu-satunya sekolah yang memiliki p... More

PROLOG
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
EPILOG
PENGUMUMAN

BAB 23

17 6 0
By Diliaannisa

“Dili, terima kasih untuk pemandangan senja di pantai tanah perbatasan.”

“Hah?”

Ucapan terima kasih itu pertama kali Dili dengar dari Satria yang berjumpa dengannya di gerbang sekolah. Bahkan kini Kiya pun turut mengucapkan terima kasih atas hal yang Dili sendiri tidak tahu apa maksudnya. Kemarin dia tidak merekam pemandangan di pantai itu, dan setahunya Rama juga tidak memainkan ponselnya sejak memotret penampakan rumah dua negara. Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak bersama mereka di sana bisa tahu tentang pemandangan itu?

“Gimana kencannya? Lancar?” Tanpa menghiraukan kebingungan Dili, Kiya kembali mengucapkan kalimat yang tidak jelas asal usulnya. Padahal Kiya tahu bahwa Dili dan Rama mendapatkan misi dari sekolah, tapi malah menanyakan gosip yang menurut Dili kebenarannya tidak akan pernah terjadi.

“Apakah kali ini ada video tersebar seperti waktu MOS hari pertama?” Dili menatap penuh harap, dia yakin Satria bersedia menjelaskan hal itu. Satria mengambil ponselnya, menunjukkan sebuah video pendek berdurasi sepuluh detik yang menunjukkan pemandangan matahari tenggelam di sebuah pantai dan terdengar suara Dili mengatakan betapa beruntungnya bisa melihat pemandangan itu. Karena itulah orang-orang beranggapan bahwa video itu direkam dan disebarkan oleh Dili.

Kabar tentang Dili dan Rama yang diutus ke daerah perbatasan memang sudah tersebar di antara para murid, bahkan ada video dokumentasi tentang pengibaran bendera bersama warga setempat. Gosip tentang kencan itu datang karena orang-orang yang melihat video singkat di pantai itu mengira bahwa Dili dan Rama memanfaatkan detik-detik terakhir mereka di sana dengan mengabadikan momen romantis kebersamaan mereka.

Satria dan Kiya berbelok ke jalur kanan, menuju Kelas X Bahasa. Sedangkan Dili menuju jalur kiri ke arah area bangunan kelas favorit. Perasaannya menjadi tidak nyaman saat melihat raut wajah kesal dari Satria, Dili mengira bahwa itu ada hubungannya dengan hubungan Rama dan Satria yang kurang akur, padahal kenyataannya jauh lebih buruk dari itu.

“Cemburu bisa membuat orang ramah menjadi cuek, orang baik menjadi jahat, eh, jangan jadi jahat, ya,” gumam Kiya yang kini merasakan perasaan cemburu yang kuat dari Satria.

“Cemburu? Aku tidak berhak untuk merasakan itu. Meski dingin, sebenarnya Rama punya sisi hangat yang jarang ditunjukkannya. Aku rasa Dili lebih cocok dengan Tuan Muda Rama dari pada aku yang bukan siapa-siapa.” Satria melengkungkan bibirnya, tapi Kiya tahu dengan jelas bahwa itu hanyalah senyuman palsu untuk membohongi perasaan.

Sebagai penggemar Rama, Kiya tidak pernah sedikit pun terpikir untuk mendapatkan hati idolanya. Dia justru mendukung hubungan Rama dengan Dili, tapi setelah mengetahui betapa dalamnya perasaan Satria kepada Dili, Kiya merasa iri dengan Dili yang begitu beruntung bisa dekat dengan dua putra Alvarendra.

Hari pertama belajar adalah kata lain untuk hari perkenalan murid sekelas dengan guru wali kelas dan pengajar mereka. Biasanya dalam satu minggu pertama para murid masih berada di tahap bebas dari belajar. Guru yang masuk di kelas mereka akan mengabsen, lalu meminta murid yang disebutkan namanya untuk memperkenalkan diri. Pada pertemuan kedua barulah mereka mulai belajar.

Hal ini juga berlaku di kelas favorit, minggu bebas yang disambut dengan kebahagiaan oleh para murid, malah menjadi minggu sibuk untuk Dili yang mencoba mencari penyebar gosip aneh antara dia dan Rama. Anehnya, sang Tokoh Utama Pria justru bersikap santai seakan tidak peduli dengan gosip yang melanda dirinya.

“Untuk apa memikirkan hal yang tidak penting? Nanti juga lenyap sendiri seiring berjalannya waktu.” Begitulah jawabannya saat Dili menanyakan tentang respons Rama yang menghadapi gosip dengan tegar.

“Dia anak baik, koq. Tapi lebih baik pilih Satria,” jawab Lana saat Dili mengharapkan pembelaan dari kakaknya. Cukup sudah, Dili berhenti berharap ada orang lain yang akan membantunya, dia akan mencari sendiri akar masalah itu, lalu mencabut akarnya.

Rama santai saja karena dia tidak dihujani pertanyaan-pertanyaan menyebalkan dari para penggemarnya, justru Dililah yang diserang setiap hari, sejak tadi malam ada beberapa nomor baru yang mengirimkan beberapa pertanyaan kepadanya. Penggemar Rama terlalu berlebihan saat mendengar idola mereka kemungkinan memiliki pacar, walaupun itu hanya sekedar kemungkinan, lalu bagaimana jika suatu saat Rama benar-benar punya pacar?

“Dasar cewek caper.” Itu hanya satu dari sekian banyak bentuk protes yang didengar Dili dengan telinganya sendiri. Mereka memang sengaja menjelek-jelekkan Dili karena tidak terima idola mereka menjadi milik orang lain.

Sampai suatu hari, ada yang menulis kalimat-kalimat ancaman di dinding asrama Dili. “Sok cantik! Sok pintar! Jauhi Rama atau kamu akan celaka!” Ditulis dengan cat merah serupa warna darah. Itu hanya satu dari sekian banyak tulisan yang menempel di dinding asramanya.

Perasaan Dili memanas, tidak kuat lagi menahan segala bentuk protes berlebihan dari para penggemar Rama. Kedua tangannya tergenggam kuat, bersiap untuk menutup mulut para pencibirnya.

“Aku bantu cat ulang, ya. Tulisan jelek itu benar-benar tidak cocok berada di dinding asrama gadis tercantik di sekolah.”

Tanpa menunggu jawaban Dili, Satria bergegas pergi, dan sejurus kemudian dia kembali dengan sekaleng cat di tangannya. Dia langsung menghapus tulisan-tulisan tersebut dengan cat berwarna senada dengan dinding sebelumnya. Tangannya begitu terampil, seakan sudah terbiasa mengerjakan hal itu. Seorang laki-laki multitalenta yang tidak mengenal kata tidak bisa, kehadirannya sangat berarti untuk Dili.

“Cat ini anti noda, jadi kalau kotor cukup semprot dengan air bersih, dan akan bersih seperti sedia kala.” Satria tersenyum, niatnya adalah menguatkan Dili, tapi justru membuat Dili meneteskan air mata.

Satria mengambil sapu tangan dari kantong jaketnya, lalu menyerahkannya kepada Dili. Dia bersyukur bisa datang tepat waktu setelah melakukan banyak hal yang tidak bisa dia beritahu kepada Dili. Dia tahu bahwa Dili gadis yang kuat, karena itu dia bisa dengan yakin membiarkan Dili menghadapi hal berat itu sendiri.

“Setelah hujan ini, akan ada pelangi yang muncul.” Satria bukan sekedar memberikan kalimat penyemangat, tapi dia sudah berusaha keras mencari sumber gosip itu dan sudah mencabut akarnya, bahkan memastikan bahwa akar itu hancur berkeping-keping hingga tidak bisa tumbuh lagi.

Satria juga sempat putus asa menghadapi masalah yang menjadi semakin besar dengan cepat, sampai akhirnya dia memutuskan mencari Hacker terkenal untuk membantunya melacak si penyebar gosip.

Mereka memberikan peringatan keras yang berhasil membuat si pelaku tidak bisa berkutik. Dia bahkan berjanji untuk meminta maaf secara langsung kepada Dili di hadapan semua orang besok di lapangan utama sekolah.

Saat menghadapi jenis masalah seperti ini, kata-kata penyemangat saja tidak cukup untuk membantu korban. Karena itulah Satria memutuskan bertindak meski harus membiarkan Dili berjuang sendirian menghadapi masa sulitnya. Bagi Satria, yang terpenting adalah mengembalikan senyuman Dili secepatnya, senyuman kebahagiaan tentunya, bukan sekedar senyuman palsu yang mengatakan bahwa dia baik-baik saja padahal sebenarnya merasa terpuruk.

Satria meraih telapak tangan Dili, menautkan jari-jarinya di antara jari-jari Dili, membuat pipi Dili tampak memerah. Genggamannya semakin erat, Dili menghela napas, menampilkan kembali lengkung bibir yang sempat hilang dari wajahnya, sorot mata lembutnya menatap Satria seakan menggambarkan rasa terima kasih yang sulit diucapkan karena rasanya tidak cukup hanya dengan mengucapkan kalimat itu untuk Satria yang sudah menghapus kesedihannya.



______________________________________
"GOGENPEDIA"

Tokoh yang terlibat :
1. Dili

2. Kiya

3. Satria

Continue Reading

You'll Also Like

327 95 15
hai semua, book ini ku revisi 90% dari cerita sebelumnya judul yang sebelumnya 3999: Internasional Letania High School kini ku ganti hanya nama sekol...
424K 27.1K 12
awalnya min yoongi hanya merasa iba dan prihatin dengan kondisi gadis itu . tapi lama-lama ia malah terjebak pada sebuah kondisi dimana ia sulit memb...
2.1M 98K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
791K 22.2K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...