Good Generation (TERBIT✓)

Par Diliaannisa

1.1K 285 190

🥇#1 - Potensi 🥇#1 - Marathon 🥉#3 - Istimewa SMA Cahaya Banua adalah satu-satunya sekolah yang memiliki p... Plus

PROLOG
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
EPILOG
PENGUMUMAN

BAB 22

19 6 0
Par Diliaannisa

“Hiduplah Indonesia Raya.” Dili memulai sesi paduan suara untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya sering dengan dinaikkannya bendera Merah Putih pada Hari Kemerdekaan Indonesia. Hatinya bergetar mendengar alunan lagu yang dinyanyikan penuh khidmat oleh para warga di tapal batas.

Desa Labang, salah satu desa di Kecamatan Lumbis Pansiangan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Letaknya berada pada titik terdepan negara yaitu langsung berhadapan dengan Sabah, Malaysia. Akses ke tempat ini adalah jalur air yang bisa menghabiskan waktu sekitar empat jam dari Mansalong.

Beruntung Dili dan Rama menggunakan helikopter keluarga Alvarendra yang canggih sehingga bisa langsung mendarat di tempat tujuan tanpa harus melewati jalur darat dan air yang sangat memakan waktu, meskipun sempat berhenti beberapa kali di jalan karena jarak tempuh helikopter ini hanya 590 km.

Sebelum pesta penyambutan kemarin malam selesai, mereka berdua diminta untuk menjadi perwakilan sekolah untuk melakukan misi pengibaran bendera di sebuah desa dekat perbatasan Indonesia dan Malaysia. Para sponsor menyepakati bahwa mereka berdua akan berkunjung ke Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari Kalimantan Timur pada 25 Oktober 2012 lalu.

Mayoritas penduduk di desa ini adalah suku Dayak Okolod, mereka bertahan hidup dengan bertani dan berburu. Bentuk pemukimannya memanjang di pinggir sungai yang terletak di bawah pegunungan. Tidak terlalu banyak penduduk yang tinggal di sini, mungkin karena akses yang cukup sulit menuju desa seberang dan kota.

Rama menderek bendera, ditemani dua remaja penduduk setempat yang antusias membantu mereka. Meski berada di daerah terpencil, rasa cinta mereka sangat besar terhadap Tanah Air. Semuanya antusias mengikuti upacara pengibaran bendera pada pagi hari di Hari Kemerdekaan.

Begitu lagu selesai, bendera telah berkibar gagah di tanah perbatasan. Pembina upacara kali ini adalah Pimpinan TNI yang bertugas menjaga daerah perbatasan. Ya, bukan hanya warga setempat yang mengikuti upacara, tapi juga beberapa perwakilan Tentara. Sungguh tanggung jawab yang besar telah diemban oleh mereka, tapi semangat melindungi Tanah Air begitu membara di hati mereka.

Upacara berjalan dengan lancar, tapi rangkaian acara menyambut kemerdekaan baru saja dimulai. Berbagai acara digelar dengan meriah, mulai dari lomba menyanyikan lagu wajib Nasional, lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba memasak, sampai lomba cerdas cermat tentang sejarah Indonesia.

Dili dan Rama tidak ikut serta karena kini mereka berperan sebagai panitia. Lelah akibat perjalanan panjang tidak begitu terasa karena mereka sangat menikmati rangkaian acara kemerdekaan di tempat itu. Ada rasa bangga sekaligus haru bisa merayakan kemerdekaan tahun ini di wilayah perbatasan.

Setengah hari berlalu, Dili dan Rama diajak mengunjungi rumah produksi garam gunung di Krayan. Rumah itu berada di Long Midang, tidak jauh dari posko TNI penjaga perbatasan. Krayan tidak hanya terkenal dengan alamnya yang indah, tetapi salah satu keunikannya adalah garam gunung. Seperti namanya, garam ini tidak berasal dari laut melainkan dari mata air pegunungan.

Rama yang menyukai hal-hal unik, memperhatikan dengan saksama penjelasan tentang proses pembuatan garam gunung. Prosesnya cukup panjang, dimulai dari mengumpulkan air, lalu di masukkan ke dalam drum dan dimasak selama 12 jam, setelah itu endapannya diangkat dan dikeringkan, baru dibungkus.

Saat musim kemarau, mereka bisa menghasilkan di atas 20 kg, sedangkan pada musim hujan, hanya sekitar 10-15 kg saja. Harga garam gunung lebih mahal, tapi kualitasnya jauh lebih bagus dari garam laut. Keunikan garam gunung adalah tidak mengubah warna sayuran ketika dimasak, dan tidak cepat basi.

Seakan belum cukup puas memperkenalkan keunikan Krayan, kini mereka diajak menuju Desa Sebatik. Alam perbatasan yang masih asri, menyuguhkan udara segar yang bebas polusi, hijaunya pepohonan memanjakan indra penglihatan sejauh mata memandang. Bulan Agustus di sini mencapai suhu terendah pada bulan kemarau.

Puas menikmati pemandangan selama perjalanan, tibalah mereka di desa tujuan. Rupanya hal unik lainnya yang ingin ditunjukkan kepada Dili dan Rama adalah sebuah rumah yang berdiri di tanah perbatasan dua negara. Bagian ruang tamu rumah tersebut berdiri di tanah Indonesia, sedangkan bagian dapur berdiri di atas tanah Malaysia.

Rama terkagum sampai tidak bisa berkata-kata. Memang rumah itu bukanlah rumah mewah, tapi fakta tentang rumah dua negara ini sungguh luar biasa di mata Rama yang bahkan sulit memuji karena merasa tidak ada yang perlu dipuji dari orang lain.

Hanya dengan melangkah ke dapur saja, penghuni rumah ini sudah berada di luar negeri. Bayangkan berapa kali setiap harinya dia keluar masuk dari Indonesia ke Malaysia padahal hanya berdiam di rumahnya. Sayangnya rumah ini tidak bisa dimiliki oleh Rama meski dia sangat menyukainya, dia hanya bisa membawa satu benda unik dari Kalimantan Utara yaitu garam gunung. Bukan hanya memesan, Rama bahkan meminta nomor telepon rumah produksi tersebut agar bisa memesan kembali garam gunung jika persediaannya nanti sudah habis.

Sibuk menjadi panitia acara kemerdekaan, lalu disuguhi beberapa hal unik di perbatasan, membuat Dili lega karena tidak mendapatkan gangguan dari Rama. Menyadari tentang Rama yang bersikap ramah terhadap warga setempat, membuat Dili merasa tertantang untuk membuat Rama menjadi manusia yang ramah kepada siapa saja, termasuk Dili yang kadang dibuat kebingungan menghadapi sikap Rama yang terlalu acuh terhadap sekitar.

Puas menambah wawasan, kini mereka mengunjungi sebuah pantai di desa itu, tepatnya di Tanjung Karang. Namanya Pantai Batu Lamampu, salah satu objek wisata alam yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan daerah maupun asing. Di pantai ini terdapat sebuah pohon yang dipercaya bisa mendatangkan jodoh.

Dili tidak peduli karena dia merasa belum waktunya memikirkan soal jodoh. Sedangkan Rama tidak peduli karena dia tidak percaya terhadap hal-hal seperti itu, yang terpenting baginya hanyalah belajar, jangankan jodoh, pancaran pun dia enggan.

“Wah, pas sekali kita datang di saat matahari hampir tenggelam,” ucap Dili yang tidak bisa melepas pandangannya dari langit jingga di ufuk barat. Pelita Bumi perlahan lenyap di balik hamparan laut biru tak berbatas.

“Sayang sekali kita tidak bisa mengajak yang lainnya ke sini,” keluh Dili mengingat begitu berharganya pengalaman mereka selama seharian. Mereka bahkan belum puas menikmati panorama pantai, helikopter telah mendarat sebagai penanda waktu berkunjung mereka telah habis.

Meskipun besok adalah hari Minggu, mereka hanya diberi waktu satu hari untuk berkunjung karena dikhawatirkan terlalu lelah pada hari Senin menghadapi hari pertama belajar. Jika mereka langsung pulang hari Sabtu, maka hari Minggu bisa dipakai untuk istirahat sekaligus persiapan sebelum mulai belajar.

“Kamu harus ingat dengan baik tujuan kita ke sini hari ini adalah untuk menjalankan misi dari sekolah, bukan untuk liburan,” tegas Rama. Dia segera naik ke helikopter setelah berpamitan dengan beberapa warga setempat yang sudah menjadi pemandu mereka hari ini. Disusul Dili yang merasa berat pergi terlalu cepat dari sana, tapi yang dikatakan Rama adalah sebuah fakta yang tidak bisa dibantah.



______________________________________
"GOGENPEDIA"

Tokoh yang terlibat :
1. Dili

2. Rama

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

5M 921K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
little ace Par 🐮🐺

Roman pour Adolescents

887K 66.1K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
1.6M 117K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
10.1K 362 103
Jika saja Aku berlari mengejar mungkin tak ada kata kehilangan, Biar saja semesta menemukan Kau memeluk kau hingga tersesak. Pulanglah ketempat sehar...