AZKALIYA

By diniispy

3.4M 418K 94.9K

#1 in Indonesia (25 Juni 2021) #2 dingin (21 November 2021) #2 teenfiction (12 Maret 2024) Di awal part emang... More

AZKALIYA || PROLOG
AZKALIYA || PART 1
AZKALIYA || PART 2
AZKALIYA || PART 3
AZKALIYA || PART 4
AZKALIYA || PART 5
AZKALIYA || PART 6
AZKALIYA || PART 7
AZKALIYA || PART 8
AZKALIYA || PART 9
AZKALIYA || PART 10
AZKALIYA || PART 11
AZKALIYA || PART 12
AZKALIYA || PART 13
AZKALIYA || PART 14
AZKALIYA || PART 15
AZKALIYA || PART 16
AZKALIYA || PART 17
AZKALIYA || PART 18
AZKALIYA || PART 19
AZKALIYA || PART 20
AZKALIYA || PART 21
AZKALIYA || CAST
AZKALIYA || PART 22
AZKALIYA || PART 23
AZKALIYA || PART 24
AZKALIYA || PART 25
AZKALIYA || PART 26
AZKALIYA || PART 27
AZKALIYA || PART 28
AZKALIYA || PART 29
AZKALIYA || PART 30
AZKALIYA || PART 31
AZKALIYA || PART 32
AZKALIYA || PART 33
AZKALIYA || PART 34
AZKALIYA || PART 35
AZKALIYA || PART 36
AZKALIYA || PART 37
AZKALIYA || PART 39
AZKALIYA || PART 40
AZKALIYA || PART 41
AZKALIYA || PART 42
AZKALIYA || PART 43
AZKALIYA || PART 44
AZKALIYA || PART 45
AZKALIYA || PART 46
AZKALIYA || PART 47
AZKALIYA || PART 48
AZKALIYA || PART 49
AZKALIYA || PART 50
AZKALIYA || PART 51
AZKALIYA || PART 52
AZKALIYA || PART 53
AZKALIYA || PART 54
AZKALIYA || PART 55
AZKALIYA PART 56
AZKALIYA || PART 57
AZKALIYA || BAB 58

AZKALIYA || PART 38

44.1K 6.7K 2.5K
By diniispy

🤍🤍🤍

Dengan nafas yang memburu, Aliya terus berlari tanpa henti. Ketiga om om dengan perut buncit tidak mau menyerah, mereka tetap semangat mengejar Aliya walaupun muka mereka sudah memerah karena lelah.

"BOCAH LU GA CAPEK LARI TERUS?!!" teriak Baron seraya mengatur nafasnya.

"CAPEK LAH! TAPI KALIAN TERUS AJA NGEJAR GUE!" teriak Aliya sambil menoleh ke belakang.

"AWAS AJA LU BOCAH! KALAU KITA UDAH BISA TANGKAP KAMU. KITA GA AKAN PERNAH LEPASIN KAMU!" teriak Burhan diikuti anggukan kepala oleh Baron dan Apin.

"HELEH BACOT!! DASAR TUA BANGKA!!" teriak Aliya seraya menggoyangkan pantatnya.

"SANGGUP GAK TANGKAP GUE?! GAK KAN? BAWA BADAN SENDIRI AJA SUSAH! BANYAK GAYA MAU CULIK GUE!!" teriak Aliya memaki Om penculik itu.

"SIALAN BOCAH CURUT!" teriak Apin yang sudah berkeringat, sampai baju nya terlihat basah.

Aliya terus berlari walau kepalanya terasa sangat pusing. Kakinya terasa mati rasa seperti hatinya.

"Kepala gue pusing banget sih! Tapi  Lo harus kuat Aliya." monolog Aliya dalam hati.

"Om udah dong. Acara kejar-mengejar nya. Gue capek nih," ucap Aliya.

"Enak aja! Kita gak akan nyerah sebelum nyulik kamu!" ujar Baron.

Kepala pusing, kedua kaki sakit, dan perut yang sudah sangat lapar. Lengkap sudah derita Aliya saat ini.

Tiba-tiba saja ia ingin menangis. "Huwaa, Azka lo dimana? Tolongin gue," tangis Aliya pecah. Dia berharap Azka akan datang seperti pahlawan dan membawa nya pergi menjauh dari ketiga penculik itu.

Aliya takut, jelas. Siapa sih yang gak takut kalau mau di culik. Apalagi penculiknya ada tiga dan Aliya cuma sendiri.

"UDAH DONG OM! JANGAN NGEJAR TERUS!!" teriak Aliya dengan nafas yang memburu.

Ketiga penculik itu berhenti. Mereka bertiga mengambil nafas dalam-dalam lalu membuangnya.

"WALAUPUN KITA CAPEK! TAPI KITA TIDAK MAU MENYERAH!" teriak Om Burhan.

"IYA. BETUL BETUL BETUL!!" teriak Om Apin seraya mengacungkan kedua jempol nya.

"Tapi Istirahat dulu dong bos!" Ucap Baron terduduk lemah di tanah.

"NENG CANTIK! KEJAR-KEJARAN NYA DI PENDING DULU YA! ISTIRAHAT DULU LIMA MENIT!" teriak Om Burhan yang berada jauh di belakang Aliya.

Aliya menoleh ke belakang lalu tersenyum senang. "NAH! DARI TADI KEK!!" teriak Aliya.

Aliya duduk di tanah seraya meluruskan kedua kakinya yang terasa sakit.

"Kenapa gue selalu ketemu orang-orang aneh sih!" gumam Aliya. Aliya memijit pelan kakinya yang terasa sakit.

"Rama, Rian, Abian, eh sekarang Om Om pedo!" gumam Aliya meratapi nasibnya yang begitu sial.

°°°

Sudah lebih dari satu jam Azka mencari Aliya. Tapi dia tidak menemukan di mana gadisnya berada.

"Arrgh! Lo dimana sih Liya!" Azka menjambak rambutnya frustasi.

Azka kembali mengendarai mobilnya melewati jalan pintas untuk kembali ke rumah. Dia mau mengecek kembali rumah Aliya barangkali gadis itu sudah pulang.

Saat sedang fokus menyetir atensinya teralihkan saat melihat barang yang begitu familiar. Azka melihat tas sekolah tergelatak di tanah.

Azka turun dari mobil. Berjalan mendekati tas sekolah lalu mengambilnya.

"Tas nya Aliya ada disini?" tanya Azka seraya mengecek isi tas tersebut.

Mata Azka mengitari jalanan yang terlihat sepi. Lalu pandangan matanya tertuju pada mobil putih yang terparkir tidak jauh dari tempat dia berdiri.

Azka berlari mendekati mobil putih itu. Melihat dari kaca mobil, memastikan ada orang di dalam atau tidak dan ternyata mobil itu kosong.

Azka terlihat berfikir. Dia memandang tas Aliya dan mobil secara bergantian. Azka merasakan sesuatu yang ganjal.

"ALIYAA!!" teriak Azka memutarkan pandangannya mencari keberadaan Aliya.

"Lo dimana Liya," lirih Azka.

Azka berlari mencari Aliya. Saat sedang berlari Azka merasa kakinya menginjak sesuatu. Azka menunduk lalu berjongkok, mengambil benda kecil yang yang sempat ia injak tadi.

"Ini kan jepit rambut milik Aliya," Azka memandangi jepit rambut berbentuk bunga matahari itu.

Fikiran-fikiran buruk mulai bermunculan pada otak Azka.

"Siapapun yang berani menyentuh Aliya. Gue gak akan segan-segan menghabisi dia," Azka menggenggam jepit rambut itu kuat. Lalu menaruh pada saku jaketnya.

"Kalau sesuatu terjadi sama lo. Gue gak akan pernah maafin diri gue sendiri."

°°°

"Opal! Qila ngantuk," ucap Qila sambil mengucek matanya pelan.

Noval menoleh, "Bentar lagi Maghrib Qila. Kata Bunda, kalo mau Adzan Maghrib itu ga boleh tidur," jelas Noval.

"Terus ngapain?" tanya Qila seraya menguap beberapa kali.

"Persiapan buat sholat Maghrib lah," ucap Noval.

"Yaudah, ayok sholat!" ucap Qila semangat.

"Nanti, kan belum Adzan." Noval mulai membereskan mainannya yang berserakan di atas karpet.

Qila memanyunkan bibirnya.

"Mending kita beresin ini dulu. Terus baru deh siap-siap buat sholat," ucap Noval.

Qila mengangguk. "Opal!"

"Iya Qila?" jawab Noval.

"Bunda kok belum pulang ya?" tanya Qila.

Noval mengedikan bahunya. "Opal juga gak tau Qila. Lagi di jalan kali ya?" ucap Opal berbalik bertanya.

"Iya mungkin."

Qila dan Noval saling memunguti mainan yang berceceran lalu menaruh nya ke dalam kotak tempat mainan.

"Opal beli boneka dokter dong," ucap Qila menatap Noval sambil tersenyum manis.

"Buat apa?"

"Itu, buat periksain boneka Barbie Qila."

"Periksa?" ujar Noval bingung.

Qila mengangguk semangat. "Iya Opal! Qila mau periksa sama boneka dokter kenapa boneka Barbie Qila ga hamil-hamil!"

Noval menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gimana ya jelasinnya? Gimana aku jawabnya dengan pertanyaan yang tidak jelas, yang bikin Opal emosi! Hah?" jawab Noval dengan muka kesal.

Mata Qila mulai berkaca-kaca. "Opal jahat!" Qila menangis lalu berjalan pergi meninggalkan Noval. Qila berjalan ke arah kamarnya.

Noval berdiri dari duduknya lalu berlari mengejar Qila. Sesampainya di kamar Qila, Noval duduk lesehan di samping Qila.

"Qila!" panggil Noval tapi tidak di jawab Qila.

"Qila kok nangis," ucap Noval lalu mengusap lembut air mata Qila.

"Opal jahat sama Qila!!" ucap Qila yang masih terus menangis.

Opal tersenyum kecut. "Tadi Opal jawabnya ikutin video yang muncul di epyepe tiktok Opal," jelas Noval dengan muka menyesal.

"Maafin Opal ya Qila. Jangan nangis lagi," ucap Noval seraya menjewer kedua telinganya lalu berjongkok di depan Qila.

"Ga mau!!" ketus Qila mengusap ingusnya pelan.

"Kata pak ustad kalo ada orang yang minta maaf tapi ga di maafin. Nanti kamu dapat dosa loh. Qila mau masuk neraka?" ucap Noval menakuti-nakuti Qila.

"Neraka itu apa?" tanya Qila.

Noval menepuk dahi nya pelan. "Tempat yang banyak api nya. Panas banget deh pokoknya. Qila mau masuk ke tempat itu?"

Qila menggeleng.

"Makanya maafin Opal ya," ujar Noval yang masih setia berjongkok seraya menjewer telinga nya sendiri.

"Iya Qila maafin. Tapi Opal harus beliin boneka dokter!" ucap Qila.

"Iya siap! Nanti Opal beli di pasar malam." Jawa Noval tersenyum senang.

"Yeay!! Makasih Opal," ujar Qila lalu memeluk Noval. Noval membalas pelukan Qila.

"Sama-sama Qila," ucap Noval. Qila melepaskan pelukannya.

"Baikan?" ucap Noval seraya mengulurkan jari kelingking nya, lalu di balas oleh Qila dengan menautkan jari kelingking mereka.

"Baikan!!" jawab Qila semangat lalu tersenyum senang.

°°°

"OM UDAH MAU MAGHRIB NIH!" teriak Aliya yang masih terus di kejar ketiga penculik itu.

"TAU!" jawab Om Burhan.

Aliya berlari dengan kecepatan sedang karena tenaga nya sudah habis. Dia sudah sangat lelah menghadapi cobaan hidup yang tidak ada habisnya.

Pandangan Aliya mulai menggelap. Aliya memegang kepalanya yang terasa sakit.

"ALIYAA!!" Suara yang begitu Aliya nanti-nanti akhirnya terdengar. Samar-samar Aliya melihat wajah tampan Azka. Laki-laki yang selalu datang tepat waktu untuk menolongnya saat Ia dalam masalah.

"A-azka," ucap Aliya. Setelah mengucapkan kata itu Aliya terjatuh dan dengan sigap Azka menangkap tubuh mungil Aliya.

Azka memeluk Aliya erat. Lalu pandangan matanya tertuju pada ketiga pria tua yang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

Ketiga penculik itu berjalan mendekat ke arah Azka yang sedang memeluk Aliya.

"Bocah! Cepat bawa gadis itu ke mobil kita?!" ucap Om Burhan memerintah Azka. Om Burhan tidak tau kalau nyawanya sedang dalam bahaya.

Azka menatap mereka dengan tajam. Azka menaruh tubuh Aliya ketanah dengan kepala yang beralaskan tas sekolah milik Aliya.

Azka berdiri berjalan mendekat ke arah para penculik itu.

"Wah! Bos! bocah itu nantangin! Cari mati nih bocah ingusan!!"

Azka memandang remeh ke arah para lelaki tua di hadapannya.

"Gue cari mati? Ada juga kalian yang cari mati! " ucap Azka tanpa ekspresi.

"Wah bos!! Hajar bos!" Teriak Om Baron memanas-manasi Om Burhan.

"Niat kalian apa mau culik cewek gue?!"

"Oh lo cowoknya! Cewek itu cantik. Kita juga pengen ngerasain tubuh nya. Iya gak bos?" Ucap Baron seraya tertawa puas.

"Bajingan!" Azka mengepalkan kedua tangannya. Dia mulai tersulut emosi.

Tanpa aba-aba Azka menendang perut Om Baron dengan keras sampai Om Baron terjungkal ke belakang. Azka memukul mulut kotor Om Baron yang sudah berani menghina gadisnya.

"CIHH! DI TENDANG GITU AJA LANGSUNG JATUH!" Azka meludahi wajah Om Baron.

Melihat Om Baron yang sudah tergeletak lemah. Azka beralih ke Om Burhan, menarik kerah baju Om Burhan dengan kasar.

"Kurang ajar nih bocah!" Om Burhan berusaha melepaskan genggaman tangan Azka pada kerah baju nya.

Melihat wajah tua yang sudah keriput membuat Azka kesal. Berani-beraninya lelaki tua Bangka ini mau menyentuh Aliya nya.

Azka menendang betis Om Burhan dengan keras. Memukul lelaki tua itu membabi buta.

Belum sempat melawan, tapi tulang Om Burhan sepertinya sudah pada retak. Sedangkan, Om Apin senantiasa bersembunyi di balik pohon rindang.

Azka kembali meninju wajah Om Burhan sampai lebam.

"A-ampun nak," lirih Om Burhan seraya menyatukan kedua tangannya.

"Om janji gak akan culik gadis muda lagi."

Azka menghentikan aksi pukulannya.

"KALO GUE SAMPAI LIAT KALIAN BERTIGA BIKIN ULAH LAGI! GUE ATHARAZKA. GAK AKAN SEGAN-SEGAN BUAT HABISIN KALIAN!"

Om Burhan mengangguk lemas. "I-iya kita janji. Kita bakal tobat."

Sebelum pergi Azka menyempatkan diri untuk menendang benda pusaka milik Om Burhan.

Bugh.

Om Burhan meringis tertahan, Om Burhan menatap langit sore. Dengan tangan yang senantiasa memegang anu nya itu.

"BUNTUNG DAH BUNTUNG! TADI DI TENDANG SAMA NENG CANTIK! SEKARANG DI TENDANG SAMA COWOK NYA!" teriak Om Apin.

Azka menatap Om Apin dengan tajam. Om Apin membalasnya dengan cengiran.

"Om ga ngapa-ngapain kok. Maaf ya nak ganteng," ucap Om Apin lalu berlari terbirit-birit meninggalkan teman-teman nya yang sedang tergeletak ngenes di lantai.

Azka membiarkan Om Apin pergi. Azka berjalan mendekati Aliya, lalu menggendong Aliya ala Bridal style.

°°°

Aliya membuka matanya perlahan saat merasakan sakit di telapak kakinya.

Aliya menepuk pelan kasur yang ia tiduri. Aliya langsung terduduk kemudian menarik selimut sampai menutupi bagian tubuhnya.

"TOLONG!!" teriak Aliya ketakutan sambil menangis.

Azka membuka pintu dengan kasar lalu berlari memeluk Aliya. Aliya membalas pelukan Azka dengan erat, menumpahkan seluruh air matanya.

"A-azka, gue takut," lirih Aliya.

"Ada gue disini. Selama masih ada Azka di dunia ini, Aliya akan aman." Azka mengelus pelan rambut Aliya dengan sayang.

"Tadi gue mau di culik hiks," ucap Aliya menangis tersedu-sedu.

Azka melepaskan pelukannya. Menangkup wajah Aliya dengan kedua tangannya. Menghapus pelan air mata yang menetes pada pipi gadisnya.

"Gak ada yang bisa ambil Aliya dari Azka," ucap Azka tersenyum kecil.

"Mereka mau nyentuh gue Azka," cicit Aliya mengadu seperti anak kecil.

Azka tersenyum menenangkan. "Lo itu milik gue. Mereka mau nyentuh tubuh lo?"

Aliya mengangguk.

"Menggapai bayangan lo aja mereka gak akan mampu."

Aliya mengangguk lalu kembali memeluk tubuh tegap Azka.

"Janji ya. Lo bakalan terus jagain gue," ucap Aliya dalam pelukan Azka.

"Iya janji Aliya."

Seketika Aliya melepaskan pelukannya. Menatap sengit ke arah Azka.

"Tapi lo selingkuh!" ketus Aliya mengikat kejadian di sekolah.

Azka mengerutkan keningnya bingung. "Siapa?"

"Lo!"

"Nggak Aliya. Mana mungkin gue selingkuh, sedangkan gue udah punya bidadari yang sempurna."

"Gue marah pokoknya!!" ketus Aliya seraya bersedekap dada.

"Kok marah bilang-bilang," ujar Azka sambil mencolek dagu Aliya.

"Ya biar lo tau kalau gue lagi marah!"

"Gue salah apa by? Bisa jelasin?" Azka menatap Aliya dengan teduh.

"Gue Aliya bukan babi!!"

"Bukan babi tapi baby. Lo itu bayi besar kesayangan gue," Azka tersenyum kecil.

"Apaan sih! Gue lagi marah ya! Jadi gak mempan lo gombalin!"

Azka terkekeh pelan. Lalu berdehem singkat. "Kenapa hmm?"

"Kenapa lo tega selingkuh sama si putri!"

"Siapa yang selingkuh? Gue gak selingkuh Liya."

"Lo peluk-peluk an tadi sore sama si Putri!"

Azka mulai mengingat kejadian dimana Putri tiba-tiba memeluknya. "Lo cemburu? Hmm?" tanya Azka dengan tersenyum tipis.

"Iyalah! Gue cemburu! Gue gak rela lo di peluk cewek lain selain gue! Puas lo!!" Ketus Aliya.

Azka mengunyel pipi Aliya gemas. "Putri yang peluk gue duluan."

"Dan lo diem aja?" Aliya menatap Azka dengan tatapan sulit di percaya.

Azka mengangguk. Dia akan sedikit mengerjai Aliya.

"Yaudah sana sama si putri aja!!"

"Gak mau!" tolak Azka.

"Pergi sana Ka! Gue marah sama lo!"

"Bercanda Aliya."

"Gue gak suka Azka! Gue itu egois kalo soal lo!"

"Makanya nikah aja yuk?" ajak Azka seraya tersenyum manis.

🤍🤍🤍


HAI?

APAKAH KALIAN DEPRESOT?

GIMANA DENGAN PART INI? PUAS TIDAK? KALO GAK PUAS MENDING PENDEM DALAM HATI AJA YA😔

UP NYA CEPET KAN? IYA DONG PASTI!

SPAM EMOT>>>>

-
-
SPAM NEXT>>>>>>

Continue Reading

You'll Also Like

803K 61K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
512K 25.5K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
2.5M 123K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET ๐Ÿšซ "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
426K 46.7K 21
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...