4 Brother'z | TERBIT

由 AriraLv

6.3M 574K 18.2K

"A-aku h-harus panggil kalian ... a-apa?" "Kakak aja." -Alderion "Abang." -Alzero "..." -Alvaro "Sayang juga... 更多

Prolog
Cast
🌙ㅣ1. Lun adalah Panggilannya
🌙ㅣ2. Mereka yang Sama
🌙ㅣ3. Sebuah Keputusan Besar
🌙ㅣ4. Acaranya Datang!
🌙ㅣ5. Datang Untuk Menjemput
🌙ㅣ6. Kediaman yang Baru
🌙ㅣ7. Hanya Panggilan Saja
🌙ㅣ8. Aktivitas Baru Dimulai
🌙ㅣ9. Perkenalan & Hilang
🌙ㅣ10. Dia adalah Korban
🌙ㅣ11. Dia yang Selalu Berbeda
🌙ㅣ12. Permintaan Maaf Ditolak
🌙ㅣ13. Keluarga Baru? Rumit
🌙ㅣ14. Ada Mereka yang Siap
🌙ㅣ16. Mirip dengan Alderion
🌙ㅣ17. Jus Alpukat dan Petaka
🌙ㅣ18. Balapan Liar Malam Ini
🌙ㅣ19. Grup Chat "Brother'z"
🌙ㅣ20. Dua Pengawal yang Siap
🌙ㅣ21. Keributan di Jalan
🌙ㅣ22. Melarikan Diri ke Bukit
🌙ㅣ23. Dia Adalah Penyebabnya
🌙ㅣ24. Hanya Sekedar Pengganti
🌙ㅣ25. Perasaan yang Bimbang
🌙ㅣ26. Hubungan Antarsaudara
🌙ㅣ27. Ini Akan Semakin Rumit
🌙ㅣ28. Semua yang Telah Terjadi
🌙ㅣ29. Pertemuan yang Kedua Kali
🌙ㅣ30. Pengakuan Empat Kakak
🌙ㅣ31. Kedatangannya, Masa Lalu
🌙ㅣ32. Harapan untuk Mereka
🌙ㅣ33. Dimulai dari Sini, Bersama
🌙ㅣ34. Si Kembar, Memperebutkan
🌙ㅣ35. Pertama Kalinya Terpesona
🌙ㅣ36. Katanya, Benih Cinta?
🌙ㅣ37. Dirinya dan Dendam
🌙ㅣ38. Dia, Rembulan Zanava
🌙ㅣ39. Belum Bisa Pulang
🌙ㅣ40. Cahaya yang Meredup
𐙚・ Awan untuk Rembulan
𐙚・ Segera Terbit
𐙚・ Vote Cover
𐙚- Pre-Order
𐙚 - Hard Cover & Cash Back

🌙ㅣ15. Alderion Jadi Galau

121K 12.6K 360
由 AriraLv

''Apa yang dilihat, belum tentu sebuah kebenaran''

Tepat pukul sepuluh pagi, katakanlah masih pagi karena matahari belum sampai tepat di atas kepala. Aktivitas di rumah Zanava dilakukan berbeda dari biasa, setelah sarapan mereka tak memulai hari sibuk, tetapi bersantai karena hari libur. Di lantai satu, Anggara dengan kopi hitam dan tab ditemani Laila yang duduk di sampingnya. Sementara di lantai tiga Alzero yang mengerjakan tugas-tugas menggunung, Alvaro yang masih diam dengan ponsel di kursi, Alvano yang ribut dengan playstation, dan Rembulan yang memilih menonton kartun di televisi super besar--baru saja dibeli agar tidak rebutan dengan Alvano yang selalu memainkan game di televisi yang satunya.

Ada yang kurang?

Tentu saja ada, Alderion si sulung. Setelah sarapan selesai Alderion langsung menuju ke kamarnya entah melakukan apa. Mungkin seperti itulah galaunya Alderion pasca ditinggal kekasih, mengurung diri di kamar menjadi keputusannya.

"BANG!!" Alvano berteriak keras di depan pintu kamar Alderion. Ia sudah meninggalkan playstation-nya di lantai tiga. "YUK MAIN YUK?" ucapnya dengan tangan mengetuk pintu secara ribut.

Tidak ada sahutan dari dalam, Alderion bahkan tidak berdehem untuk sekadar menjawabnya.

"BANG AYO MAIN YUUUK!!" teriak Alvano, ia belum menyerah sama sekali.

"Bang!!"

"Abang Rion ganteeeng, dedek mau maiin!"

"Bang??"

"Abang Rion?"

"Do you wanna build a snowman?" Alvano memanggil dengan nyanyian kartun yang pernah ia tonton. Ia tidak tahu judul animasi itu apa, karena saat itu ia hanya asal tonton karena namanya sedang melejit naik.

"Berisik banget." Alzero datang bersamaan dengan Rembulan. Sebetulnya mereka hanya ingin membawa camilan dari lantai satu, tapi suara Alvano amat menggelegar mengguncang seisi rumah. "Tugas mtk gue gak akan beres kalau denger nyanyian super sumbang lo."

"Salahin bang Rion, dipanggil gak nyahut." Alvano mendengkus, tangannya terlipat ke depan dada. "Gue mau ngajak dia main ps! Dari tadi malah diem di kamar, gak sehat bang!!"

Alzero terdiam sejenak, ada benarnya juga yang dikatakan Alvano. Alderion tidak biasanya tidak keluar kamar selama satu jam. Alderion juga paling anti kalau tidak berkumpul dan mengobrol hal random dengan adik-adiknya.

"Lan panggilin," akhirnya Alzero mempunyai ide yang ia anggap brillian. "Pasti nyahut deh kalo sama lo."

"Setuju gue!" Alvano mendorong punggung Rembulan agar mendekat ke pintu kamar Alderion, lalu mulutnya mendekat pada Rembulan. "Bilangin ayo jalan-jalan keluar."

Rembulan menatap Alvano dan Alzero bergantian, kedua lelaki itu mengangguk secara bersamaan membuat Rembulan kembali menghadap pintu. Sebenarnya Rembulan ragu, Alderion agak berbeda hari ini. Buktinya saat sarapan lelaki tinggi itu tidak berbicara banyak, tidak menanggapi obrolan, atau ikut bergurau setelah makan selesai. Sama halnya Alvaro yang langsung pergi, Alderion pun sama. Bedanya, Alderion pamit dengan sopan, tak seperti Alvaro.

"Semangat beb, gue dukung. Kalau udah berhasil, kabarin aja gue sama bang Zero oke?" Alvano menepuk pundak Rembulan dua kali, kemudian ia menarik Alzero menuju lift meninggalkan Rembulan yang masih mematung di pintu.

Rembulan menghela napas, pandangannya fokus ke depan, melihat pintu yang tertutup. Perlahan-lahan, tangannya terangkat dan mengetuk pintu sebanyak tiga kali. Rembulan sering membaca novel remaja di perpustakaan sekolah, dan sekarang yang ia ingat adalah dialog sosok gadis yang berusaha membujuk kekasihnya agar mau menemaninya jalan-jalan ke luar.

"Cuacanya bagus ya, Kak Rion? Kayaknya cocok buat jalan-jalan. Andai aja Bulan ada yang nemenin, pasti seru."

Hening. Pipi Rembulan jadi merona karena malu harus mengucapkan itu. Apa jangan-jangan Alderion berpikir bahwa Rembulan kurang ajar? Seenaknya saja mengode lelaki itu. Atau, Alderion memilih abai dan pura-pura tak mendengar?

Mengembuskan napasnya dengan lesu, Rembulan berbalik. Ia hendak menuju tangga untuk mengabarkan ini pada dua saudaranya tadi. Untungnya ada tangga, Rembulan tak bisa menggunakan lift. Hanya saja, tangannya tiba-tiba ditarik ke belakang, cukup kencang hingga keseimbangannya goyah. Ia bisa saja terjatuh keras ke lantai dengan wajah lebih dulu menyentuh ubin jika seseorang tak menangkapnya tepat sasaran.

"Ayo, mau jalan?"

Rembulan terlonjak, sadar jika itu adalah suara Alderion. Kepalanya perlahan terangkat, membuatnya bisa melihat senyuman sosok lelaki yang sudah rapi itu.

- 4B -

Suasana tampak begitu ramai, banyak orang berlalu lalang dengan tas belanjaan yang dipegang pada tangan kanan dan kiri. Berbagai jenis musik pun bercampur membuat suara yang tidak jelas pada telinga.

Alderion dan Rembulan kini mengitari sekitaran mall. Ini juga atas usul Alderion. Rembulan belum tahu ia ingin berjalan-jalan ke mana karena niatnya juga tidak serius, ia hanya menuruti apa yang Alvano katakan. Tapi ternyata, Alderion benar keluar untuk menemaninya dan menyarankan Rembulan pergi ke mall terlebih dahulu, nanti Alderion akan mengajaknya ke suatu tempat.

"Geser ke sini." Alderion menarik tangan Rembulan dan menggandengnya. "Kamu tuh meleng, gak fokus ke depan. Nanti nabrak orang lho."

Rembulan meringis sendiri, matanya memang memandang ke segela arah sedari tadi, tanpa menghiraukan apa yang ada di depannya. Ini pertama kalinya Rembulan pergi ke gedung besar yang bertempat di pusat kota. Isinya benar-benar megah dan ramai seperti yang dibicarakan orang-orang di sekolah. Rembulan tidak menyangka ia akan ada di sana.

"Kak." Rembulan memanggil sambil menggoyangkan lengan Alderion. "Mall itu besar banget."

Alderion terdiam sejenak, sebelum akhirnya ia menunjukkan senyuman menawannya. "Iya dong, Bulan belum ke sini?"

Rembulan menggeleng spontan. "Gak pernah, Kak. Bulan gak punya uang, malu juga kalau orang kayak Bulan masuk ke sini."

Tangan Alderion terangkat mengelus pelan rambut Rembulan, senyumannya kembali terbit. Hatinya terasa sedikit sakit saat mendengar pernyataan Rembulan barusan. Mungkin itu karena ia merasa Rembulan adalah adiknya, Rembulan adalah bagian dari keluarga serta tanggung jawabnya juga.

"Sekarang Bulan udah ke sini 'kan? Jadi mau beli apa? Pilih yang Bulan mau, nanti kakak beliin."

Mata Rembulan sontak membulat, kepalanya memutar menghadap Alderion. "Yang Bulan mau?"

"Iya."

"Tapi di sini bikin Bulan banyak maunya."

Alderion terkekeh, tangannya erat merangkul pundak gadis polos itu. Sepertinya pilihan untuk menemani Rembulan jalan-jalan lebih baik dibanding harus mengunci diri di kamar dan terus menerus galau karena hubungannya yang telah kandas.

Akibat Rembulan yang tengah bingung memikirkan keinginannya, Alderion jadi teringat sesuatu. Ia melirik Rembulan, juga penampilan gadis itu. Memakai sebuah overall ungu dengan dalaman kaos putih polos, sandal berwarna senada dengan pakaian, dan bandana ungu cantik berhiaskan bunga. Rambut gadis itu digerai, panjang sepunggung berwarna hitam.

Pakaian Rembulan sebenarnya adalah pakaian sosok yang pernah hadir di keluarga Zanava. Gadis cantik yang harus pergi. Pakaian itu diberikan pada Rembulan untuk sementara oleh Anggara, karena pakaian Rembulan kebanyakan hanyalah kaus kebesaran dan trainning.

Selain pakaian, Alderion bisa melihat kulit Rembulan yang putih itu sebenarnya kurang terawat, kering dan agak kasar. Begitpun rambut panjangnya, terlihat kusam.

"Belanja baju, yuk? Sama skincare." Alderion berucap semangat, ia berhenti melangkah untuk berada di hadapan Rembulan. "Terus kita ke salon dulu."

Rembulan mengernyit. "Baju Bulan udah banyak dari Papa, Kak. Skincare itu apa? Terus kenapa Bulan harus ke salon?"

Alderion tersenyum, sebelah tangannya memegang lengan kaus Rembulan. "Papa bilang, baju ini bekas, jadi Bulan harus punya baju baru, buat Bulan sendiri." Kemudian, tangan Alderion bergerak mengelus sebelah pipi Rembulan. "Skincare itu perawatan buat wajah, buat kulit Bulan biar cantik, biar sehat." Setelahnya, Alderion menyentuh rambut Rembulan, mencium aromanya yang wangi lavender. "Ke salon biar rambut kamu makin sehat, dan kuku kamu cantik nantinya, setuju?"

Rembulan mematung di tempatnya berdiri. Melihat Alderion yang membungkuk demi menatapnya membuat Rembulan sedikit gugup. Sontak saja, kepalanya mengangguk dengan pandangan teralih ke arah lain.

"Bagus. Ayooo!" Alderion menarik lengan Rembulan menuju ke tempat tujuan. Tetapi langkahnya yang baru saja dua langkah itu harus terhenti karena melihat seseorang bersidekap dada, menghalangi jalannya.

"Cewek baru?"

Alderion mengerjap, tidak menyangka jika ia harus bertemu Naomi di sini. Senyumannya perlahan mengembang, ia senang. "Nao? Kamu lagi belanja ya? Mau bareng sama ak--"

"Apa sih?" Naomi mengerutkan keningnya tak suka. Ia menatap Alderion penuh amarah yang membuncah, lantas beralih pada sosok gadis kecil di samping Alderion. "Itu cewek baru lo, Rion? Cepet juga ya dapetnya. Tapi ... umm, sorry. She looks so ugly. Iwwhh."

Dia terlihat jelek. Rembulan mengerjap karena tahu arti kalimat gadis di hadapan Alderion. Otomatis ia bergeser, mendekat pada Alderion. Tatapan gadis itu bisa Rembulan kenali. Tatapan tak suka, benci, dan jijik.

"Don't say that, Nao." Alderion berdeham, sedikit menarik Rembulan agar tetap di dekatnya. "Dia bukan pacar aku, dia--"

"Ah, udahlah Rion. Gue tahu, itu simpanan lo. Ngaku aja kali. Pantesan aja kemarin lo gak nyamperin gue setelah gue bilang putus, ternyata ada cewek lain. Hahahaha, harusnya gue udah bisa nebak, cowok emang sama aja. Tukang selingkuh!"

Karena suara Naomi yang cukup kencang di pusat perbelanjaan ini, sekarang banyak orang yang berkerumun untuk melihat kejadian antara Alderion dan Naomi dari dekat, bahkan tak segan pula merekam, tak menghargai privasi seseorang.

Rembulan yang melihat sekelilingnya, hendak mengadu pada Alderion, ia ingin mengatakan agar Alderion dan perempuan di hadapannya itu berbicara di tempat yang lebih tertutup. Tetapi ketika ia melihat perubahan raut wajah Alderion yang amat jelas, kedua bola matanya membelalak.

Alderion belum pernah terlihat selesu dan semelas itu. Bahkan lelaki itu berkali-kali menahan pergerakan Naomi, semakin menambah perhatian orang sekitar.

"Rion, lo gak malu?!" Naomi memekik, menarik lengannya dari Alderion. "Lo udah selingkuh, malah nahan gue! Lihat selingkuhan lo sana! Temenin dia belanja sampe puas!"

"Nao--"

"Kamu jangan gitu." Terlanjur cemas karena banyak yang beranggapan buruk mengenai Alderion di sana, Rembulan berdiri di tengah-tengah untuk memisahkan. "Kamu gak mau dengerin kak Rion, dia itu kakak Bulan. Kamu jangan nuduh kak Rion selingkuh. Kak Rion itu kakak Bulan."

Naomi mengerjap, alisnya terangkat sebelah memperhatikan Rembulan dengan lekat. "Lo?!"

"Aku Bulan, adiknya kak Rion."

繼續閱讀

You'll Also Like

Fake Nerd Boy 由 cwk

青少年小說

59.9K 4.5K 53
Sebuah kisah cinta yang berbeda dari biasanya. Maya Nuramita, cewek dengan nama panggilannya adalah Maya. Dan, cewek yang dibilang sangat sempurna i...
737K 34.7K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
HANCUR! [END]. 由 el

青少年小說

515K 38.6K 42
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] {PART MASIH LENGKAP, SUDAH ADA SEKUELNYA: KESEMPATAN!} (Fiksi Remaja, Romansa) Warning: Cerita ini mengandung bawang, jika...
117K 5.3K 50
[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ~𝕸𝖊 𝖓𝖔𝖙 𝖒𝖊~ Lavio, gadis yang memiliki paras nan manis serta tawa yang selalu gadis itu berikan untuk ora...