HOCKEY BOYS! √Nomin ft Markhy...

By CheonsAegi

1M 94.8K 21.2K

NCA Dinos adalah tim Ice Hockey di sekolah elite bernama NCA (Neo Culture Academy). Tim yang beranggotakan 7... More

P R O L O G !
1. NCA Dinos!
2. Hidden Love
3. Deal or Deal
4. Continue The Plan
5. Unlucky Day
6. Morning After Sex
7. Play With You
8. Where's Mark?
9. Fall in Charm
10. Waiting For You
11. Passionate
12. Please Comeback
13. Lee Fvcking Jeno
14. Different Feelings
15. Keep Secret
16. More Deeper
17. Something Gray
18. Stay Away
19. Worries
20. Do You Love Me?
21. Getting Stronger
22. Attention and Priority
23. Good Chance
24. Badboy Sh*t
26. Break Up
27. Broken Hearts
28. Replace You With Him
29. Birthday Party
30. Burn My Bed
31. Painful Facts!
32. Drowning in Doubt
33. Make It Back
34. Secret Between Us
35. Hockey Fight
36. Loser
37. No Marriage
38. Clown Mode I
39. Always be Yours
40. Clown Mode II
41. Jaemin in the Trap!
42. Day Full of Love
43. Goodbye My Youth (END)
OUR PAST LIFE (New Story)

25. Sorry For Your Feeling

19.7K 2.2K 463
By CheonsAegi

ENJOY GUYS~!


|--------HOCKEY BOYS!--------|
-CheonsAegi-


"Yeaayyyyy!!! Selesai jugaaaa!!" pekik Karina, lalu mereka merenggangkan tubuh untuk menghilangkan rasa pegal.

"Rin, ayo rapihkan ini, lalu pulang." tegur Renjun pada Karina agar membantunya membersihkan sisa makanan yang sebelumnya mereka pesan untuk makan malam.

"Ahh... tidak perlu, Jun. Ini aku saja, lagi pula sudah sangat malam."

"Benar tidak apa-apa? Lumayan berantakan loh, Jaem."

"Iya, santai saja, Jun. Cepat kalian siap-siap untuk pulang, Jeno kau antar mereka ke stasiun, ya."

"Ha? Aku? Kenapa harus aku?"

"Yakan hanya kau yang bawa kendaraan. Atau, kalau kau malas sini kunci mobilmu biar aku yang antar mereka." dengan cepat Jeno menggeleng saat mendengar Jaemin yang ingin keluar mengantar teman-temannya.

"Tidak, aku saja."

Mereka bertiga pun masuk ke dalam mobil. Wajah mereka sudah terlihat sangat kelelahan.

"Oh ya, kau tidak ikut pulang, Jen? Tasmu masih di kamar Jaemin, kan?" tanya Renjun yang duduk di belakang.

"Nanti saja. Aku ingin bantu Jaemin bersihkan apartemennya dulu."

"Ohh, aku jadi merasa tidak enak dengan Jaemin." balas Renjun lagi.

"Kalau tidak karena kemalaman, pasti aku akan membantunya bersih-bersih." sahut Karina di samping Jeno.

"Kalian tenang saja, itu tidak akan sulit." ucap Jeno masih fokus menyetir.

"Tapi Jen, aku lihat akhir-akhir ini kau tampak dekat dengan Jaemin." tanya Karina penasaran.

"Iya, aku juga berpikir begitu." -Renjun.

"Benarkah?" balas Jeno balik bertanya.

"Apa Jaemin dan Mark sudah putus? Apa tadi kalian berdua bertengkar? Aku melihatmu dan Mark tampak tidak baik-baik saja." -Karina.

"Astagaa, kenapa aku seperti di introgasi? Kalian berharap aku jawab apa?"

"Yaa... kami hanya penasaran." -Renjun

"Daripada pusing memikirkan hubunganku dengan Jaemin dan Mark, lebih baik kalian periksa kapan terakhir kereta kalian beroprasi."

"Sial! Jeno percepatt!! 15 menit lagi!!"


----------


Setelah mengantar kedua temannya, Jeno kembali masuk ke dalam apartemen Jaemin. Semua sudah rapih dan bersih. Teman cantiknya ini memang selalu cepat jika urusan bersih-bersih. Jeno masuk lebih dalam dan terdengar suara air dari kamar mandi. Tanpa permisi, Jeno pun masuk begitu saja.

Ia lihat Jaemin tidak menyadari kedatangannya. Dengan cepat Jeno melepas seluruh pakaian dan ikut menceburkan diri ke dalam bath up yang penuh. Jaemin yang merasa air sabun di dalam bath up meluber, segera membuka mata.

"Hei, kau sedang apa?" tanya Jaemin terkejut.

"Menurutmu?"

Karena sudah kehabisan energi, Jaemin tidak mau berdebat lebih jauh dengan Jeno. Ia biarkan pria itu ikut berendam di air hangat dengannya.

"Sudah antar Renjun dan Karina sampai depan stasiun, 'kan?"

"Sudah. Mereka punya waktu 5 menit untuk masuk, jadi langsung lari begitu saja tanpa berterima kasih padaku. Cih, apa-apaan itu?" decih Jeno agak jengkel lalu mengangkat kaki kiri Jaemin ke bahu kanannya. Setelah itu, ia usap dengan sabun cair dan air yang sudah banyak mengeluarkan busah.

"Sudahlah, mereka juga terburu-buru. Biar aku yang mewakilkan ucapan terima kasih mereka." mendengar itu Jeno langsung menatap Jaemin dengan seringaian.

"Benarkah?" langsung saja Jaemin menyiramnya dengan air karena sangat mesum.

"Eihh! Otakmu itu ya! Astaga Lee Jeno."

"Hahaa.. maaf maaf, aku bercanda." lalu Jeno mengecup kaki mulus Jaemin setelah selesai ia bersihkan.

"Jen." panggil Jaemin pada Jeno yang kembali asik membersihkan kaki kanan Jaemin.

"Hm?"

"Bagaimana kabar Paman?"

"Baik, mungkin?" jawab Jeno tak minat.

"Kau tidak pernah menghubungi Papa-mu lagi?"

"Untuk apa?" wajah Jeno jadi berubah tidak bersahabat setelah membahas mengenai ayahnya.

"Jen, dia tetap orang tuamu."

"Sudahlah, Jaem. Aku malas membahas pria yang bahkan lebih mementingkan istri barunya. Yang jelas, aku sudah tidak peduli lagi sejak saat itu."

"Lalu motor barumu, bukankah dari beliau?"

"Dia hanya mengirimnya dengan jasa kirim, lalu mengirim surat 'Selamat Ulang Tahun'. Ah, basi."

Jaemin terdiam setelah Jeno selesai bicara. Ia menarik kakinya dari bahu Jeno dan kini duduk sambil memeluk lutut.

"Selama aku pergi, pasti banyak yang terjadi dalam hidupmu hingga mengubahmu jadi sejauh ini. Aku minta maaf sudah pergi dan meninggalmu sendirian."

"Begitulah, sangat banyak dan sangat buruk." balas Jeno dengan suara tenang.

"Saat aku di Busan dan dengar kabar jika Paman Lee menikah lagi, aku langsung memikirkanmu. Aku berpikir apakah kau baik-baik saja? Apa calon ibumu memperlakukanmu dengan baik? Apa kau menyukainya? Aku berpikir seperti itu berkali-kali."

"Benarkah?"

"Um, aku khawatir padamu. Aku ingin sekali menghubungimu dan mungkin menghiburmu. Tapi aku takut, jika aku melakukan itu aku akan mendengar tangisanmu lagi seperti saat kita berpisah. Aku... tidak mau mendengarmu menangis, Jen."

"Tapi kenapa kau tidak mencoba menghubungiku dulu? Aku.. aku akan sangat senang jika kau masih mempedulikanku saat itu. Mungkin aku tidak akan jadi seperti ini jika aku tahu kau masih peduli padaku. Saat itu aku merasa tidak ada satu pun orang yang peduli pada perasaanku, bahkan Papa yang selama ini aku percaya pun memutuskan suatu hal besar tanpa mendengar pendapatku. Itu membuatku sangat kacau. Aku seperti anak yang bodoh." Jeno tampak emosional.

"Jika seandainya aku menghubungimu, apa kau yakin akan baik-baik saja? Kau yakin tidak akan berontak? Pada akhirnya tetap saja kau akan berontak dan berujung kabur dari rumah untuk mencariku di Busan. Bukankah kau bilang tujuan utamamu untuk akselerasi agar bisa menyusulku?"

"Tapi paling tidak aku tahu kau masih peduli padaku, Jaemin!!" bentak Jeno tanpa sadar hingga membuat nafasnya memburu. Jaemin terdiam sambil menatap Jeno dengan mata yang berkaca-kaca. Ia mengangguk dan mengaku salah.

"Maaf. Aku memang salah. Aku hanya memikirkan diriku sendiri. Aku minta maaf." Jaemin pun ikut mengeluarkan air mata.

Dia begitu egois karena tidak ingin merasa terluka di saat orang yang ia sayang sedang terluka. Jaemin benci melihat Jeno menangis karena saat itu Jaemin begitu menyayangi Jeno seperti adik kandungnya sendiri, namun perasaan itu berbanding terbalik dengan Jeno yang menyayangi Jaemin sebagai seorang yang spesial. Mereka terlalu muda saat itu hingga tidak mengetahui arti dari perasaan satu sama lain.

Setelah Jeno mengatur emosinya, ia pun menarik tangan Jaemin lembut untuk ia peluk. Dalam pelukan, Jaemin menangis sambil terus bergumam kata maaf. Dia sadar, dialah yang sudah mengubah Jeno menjadi pria yang buruk.

"Sshh~! Semua sudah terjadi. Yang jelas sekarang kau sudah di sini, bersamaku, okey?" Jaemin mengangkat kepalanya untuk bertatapan dengan Jeno.

"Kau sungguh memaafkanku?" Jeno pun tersenyum lalu mengangguk.

"Jaem, aku juga minta maaf soal malam aku memerkosamu. Saat itu aku benar-benar sangat buntu. Aku tidak tau lagi harus melakukan apa agar kau bisa melihatku. Akhirnya hanya ancaman yang bisa aku lakukan untuk memaksamu. Aku minta maaf."

"Hm, baiklah. Bukankah kita impas? Aku pernah menyakitimu dan kau juga pernah menyakitiku." Jeno pun memutarkan mata sambil mendengus saat Jaemin mengatakannya dengan santai.

"Iya iyaa, kita impas. Tapi, aku masih mau dengar penjelasanmu soal kau tidak ingin mencintaiku lagi."

"Aku hanya tidak mau melukai perasaanmu lagi, Jen. Dulu aku tidak benar-benar paham dengan kalimat 'Aku mencintaimu'. Aku berpikir itu hanya ungkapan sayang biasa, jadi aku menerimanya dengan santai. Tapi selama aku di Busan, aku mulai memahaminya. Perasaan yang aku rasakan padamu itu bukan perasaan cinta yang kau inginkan. Aku hanya menyayangimu sebagai adikku yang manis."

"Jadi dulu sebelum kau pergi, kau bilang tidak akan berhenti mencintaiku karena kau menganggap itu hanya ungkapan sayang biasa?"

"Ung." Jaemin mengangguk.

"Jadi kau benar-benar tidak mencintaiku saat itu?"

"Tidak, aku hanya sayang denganmu sebagai adikku saja. Lagi pula anak kelas 1 SMP kenapa sudah paham dengan hal 'cinta'? Pikiranmu dewasa sekali." -Jaemin.

"Mana aku tahu, aku hanya merasa jika kau berbeda dari temanku yang lain."

"Jika yang bicara Lee Jeno anak manis yang dulu aku kenal mungkin aku percaya, tapi jika Lee Jeno yang ini, err... aku tidak ingin mendengarnya. Perayu ulung."

"Ey, aku bicara jujur." balas Jeno. Jaemin pun menggeleng sambil menunjukkan ekspresi main-main.

"Tidak percaya." lalu ia berdiri untuk membilas tubuhnya dengan air bersih. Jeno pun mengikutinya.

Setelah berpakaian, mereka lanjut bicara di atas ranjang sambil berpelukan hangat. Tidak ada malam yang lebih nyaman selain malam ini.

"Jaem."

"Hm."

"Apa kau masih menganggapku seperti adikmu?" Jaemin mendengus ringan mendengarnya.

"Adik mana yang selalu membuat kakaknya mendesah, hm?"

"Jadi?"

"Jadi patung."

"Ck, aku serius." kesal Jeno yang mendapat kekehan pria Na.

"Berisik Lee Jeno, aku mau tidur."

Pria berhidung mancung itu hanya mendecak pasrah lalu menarik wajah Jaemin agar mereka bertatapan.

"Hm?" tanya Jaemin yang hanya mendapat gelengan Jeno. Kemudian pria itu mengikis jarak wajah mereka hingga kedua belah bibir itu saling bertemu. Bukan apa-apa, hanya sebuah kecupan selamat tidur yang hangat.


|--------HOCKEY BOYS!--------|
-CheonsAegi-


Suara berisik air masih terdengar pukul 11 malam di kolam renang milik Haechan. Bukan pria itu yang berenang, melainkan pria lainnya.

"Berhenti menyiksa dirimu. Ini sudah sangat malam, kau bisa sakit kedinginan, bodoh!" kesal Haechan sambil membawakan handuk di pinggir kolam. Wajahnya terlihat khawatir karena Mark sudah berada di dalam air lebih dari 2 jam. Dia hanya keluar beberapa menit untuk istirahat, lalu kembali masuk dan berenang.

"Kau masih ingin berenang?" lagi-lagi ucapan Haechan tidak di gubris sama sekali.

"Fine, aku juga akan ikut denganmu."

Mendengar ancaman kecil itu Mark langsung berhenti dan mencegah Haechan melepas bajunya.

"Tidak! Berhenti Haechan kau masih sakit!"

"Lalu apa bedanya denganmu? Kau juga bisa sakit jika terus-menerus berenang sepanjang malam. Sekarang pilih, aku ikut masuk ke air atau kau yang keluar?"

Tanpa menjawab lagi, Mark pun menepi dengan terpaksa untuk keluar dari kolam yang dingin. Haechan dengan cepat membalutkan tubuh Mark dengan handuk tebal. Setelah itu, mereka pun masuk ke dalam rumah.

"Cepat bersihkan tubuhmu dan tidur. Besok kita masih sekolah." tanpa penolakan, Mark pun melakukan apa yang Haechan pinta.

Saat Mark sudah masuk ke dalam kamar tamu, Haechan pun ikut masuk ke dalam kamarnya. Wajahnya terlihat sedih karena Mark masih tampak mencintai Jaemin. Sesekali ia menghela nafas berat untuk mengurangi beban hati.

Sore tadi tiba-tiba Mark datang ke rumahnya padahal Mark menolak untuk datang sebelumnya. Saat Jeno menyuruh Haechan untuk kembali mengundang Mark datang, ia sama sekali tidak melakukan itu karena Haechan tidak mau memaksa Mark. Tapi ternyata pria itu datang dengan sendirinya walau memasang wajah yang murung.

Haechan tidak bertanya, ia hanya membiarkan Mark melakukan apa yang dia mau. Seperti yang pernah Haechan bilang, Mark bisa datang kapanpun ke rumahnya saat ia butuh. Karena Haechan ingin menjadi rumah yang nyaman untuk cintanya pulang. Ia akan berusaha baik-baik saja ketika melihat orang yang di cintai sedih karena orang lain. Namun sayang, semua itu terasa perih.

Dengan hati yang gundah, ia memegang ponselnya berniat menghubungi Jeno. Haechan ingin bilang jika ia mau mundur. Ia tidak bisa membuat Mark terus merasa dilema seperti ini. Ia juga tidak ingin memaksa Mark untuk melihat kearahnya dan melupakan Jaemin. Tapi di lubuk hatinya, ia juga tidak mau melepas Mark begitu saja.

"Argh! Ini menyebalkan!!" keluhnya lalu membanting tubuh ke atas kasur yang empuk.

Kembali ia buka ponselnya dan mencari kontak Lee Jeno. Kemudian, ia tulis beberapa kata di sana.

'Sepertinya aku akan menyerah.
Aku tidak bisa terus memaksanya seperti ini.'

Walau penuh keraguan, namun pria Lee itu tetap mengirimkannya pada Jeno. Setelah itu, ia menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa untuk menjernihkan kepala.

Karena masih merasa gundah, Haechan pergi keluar menuju ruang tengah dimana piano besar berada. Biasanya ia bisa sedikit lebih tenang jika memainkan beberapa lagu klasik.

Setelah belasan menit terlewat, Haechan pun menghentikan permainannya, lalu ia menundukkan kepala. Pria berkulit tan ini sama sekali tidak menyadari jika pria lain tengah duduk tak jauh dari dirinya. Pria itu ikut menikmati setiap denting musik yang dikeluarkan dengan begitu elok namun penuh emosional.

Si pria berdiri, lalu berjalan mendekati Haechan dengan begitu perlahan. Lalu kedua tangannya pergi mendekap tubuh itu dari belakang. Mendapat perlakuan yang tiba-tiba membuat Haechan terkejut, namun ia tetap pada posisinya. Tanpa menoleh pun Haechan tahu itu Mark Lee.

"Aku minta maaf." ucap Mark setengah berbisik setelah lama terdiam.

"Untuk apa?"

"Aku terlalu fokus pada perasaanku dan mengabaikanmu yang juga terluka." Haechan tidak menjawab apapun melainkan mengusap lengan Mark dengan lembut.

"Aku terdiam sejak tadi. Menikmati permainan musik yang kau mainkan sambil menatap bahumu yang tegap namun rapuh. Semakin aku dengarkan, semakin aku mengerti dengan perasaanku."

"Memang apa yang kau rasakan?"

"Aku baru mengerti, jika aku sudah jatuh cinta padamu, Lee Haechan."

.

.

.

(-TBC-)

Kayanya aku ga bisa janji update cepet. Tapi aku usahain minggu depan aku up chapter baru.

Terima kasih buat yang rajin vote + komen dan yang sabar nunggu ^^

Sehat selalu ya kalian ♥♥♥

01/09/2021

Continue Reading

You'll Also Like

1.3K 68 14
🐶[🚫JUST ABOUT NOMIN🚫]🐰 🔜19 March 2023🔜 🔚7 May 2023🔚
2.6K 223 6
[On Going] Follow Vi oke! Gara gara jalang sialan itu ia harus kehilangan ibu nya, lalu sekarang... jalang itu malah ingin menikah dengan ayah nya. G...
662 80 6
Seorang anak tunggal yang manja mau di jodohkan dengan salah satu CEO Perusahaan yang terkenal, hanya karena untuk menaikkan saham perusahaan orang t...
32.4K 1.5K 21
NAKAMOTO JAEMIN dan SEO HAECHAN dua anak bungsu keluarga seo dan na yg tidak ingin identitas nya diketahui lebih memutuskan untuk menjadi baby sister...