Yes! I'm the twin sister [Tow...

By MatchaDrink_Love

6.3K 911 29

Aku bocah nolep yang mati karena kesalahan rekan malaikat! Huh! Aku akan minta kompensasi yang banyak! Dan be... More

Prolog
1. Awal
2. Penantian
4. Lantai Ujian (2)
5. Kelas dimulai
6. Kelas dimulai (2)
Perkenalan Tokoh
7. Petak umpet
8. Petak umpet (2)
9. Sampai jumpa
[S2] 1. New Pet
[S2] 2. Menuju Pertarungan Bengkel
[S2] 3. Otw lantai 30

3. Lantai Ujian

523 80 1
By MatchaDrink_Love

Author POV

5 tahun berlalu, kini Bam dan Sychta bisa berbicara, menulis, dan membaca dengan lancar. Terimakasih sampah, jasamu hanya sampai sini saja. Sisanya kamu akan menjadi sampah abadi.

Selama 5 tahun juga, Sychta menjalankan rencana licik dadakannya. Apa itu? Pura-pura pingsan di depan bintik. Padahal mah niatnya tidur. Niat lainnya, agar si bintik punya kisah sedih yang akan dia ceritakan ke Khun nanti.

'GW HARUS BUAT SEDRAMATIS MUNGKIN!' - Sychta 5 tahun lalu.

Kini mereka bertiga, Bam, Sychta, dan Bintik. Sedang bercerita satu sama lain.

"Kak Rachel! Nanti kalau sudah sampai puncak menara ayo kita keliling menara bersama! Pasti menyenangkan!" ucap Sychta gembira.

"Hm, ayo kita melakukan itu bersama! Aku senang bisa bersama kalian selamanya," saut Rachel dengan nada tak kalah riang.

Bam yang hanya mendengar mengangguk setuju, dia membayangkan bagaimana dia, adiknya, dan Rachel tersenyum riang di puncak menara. 'Ini akan sangat menyenangkan, asal aku memiliki mereka berdua. Aku sangat bahagia!' Batin Bam penuh semangat.

"Ah, sudah jam segini... Aku pergi dulu ya, aku ada urusan... Kalian baik-baik disini ya," ucap Rachel sambil membersihkan bajunya. 

Sesaat setelah itu, Sychta menjalankan rencana liciknya. Dengan batuk-batuk, bahkan sampai mengeluarkan darah. Ini sengaja dilakukan oleh Sychta.

'AYO NANTI YANG INI CERITAKAN KE KHUN JUGA YA, BIT*H'

"A-ah... Tidak apa-apa! Aku baik-baik saja!" Ujar Sychta sambil tersenyum tipis. Dia hanya tertawa gugup sambil mengelap darah yang keluar.

Rachel dan Bam yang melihatnya sangat panik. "Sychta, kamu istrirahat aja. Kali ini tidur lebih banyak lagi," ucap Bam serius. Dia panik banget, adiknya muntah darah.

"Benar Syctha, mending kamu tidur aja. Nanti ketika aku kembali aku akan membawakan obat untukmu," kali ini Rachel yang ngomong.

Sychta hanya mengangguk saja, jadi dia menuruti perkataan 2 orang di depannya. Dia langsung tidur, ini termasuk rencana sychta juga.

"Bam, jaga adikmu baik-baik ya. Sepertinya semakin parah..." Ucap Rachel sambil mengelus kepala Bam. "Aku ke atas dulu ya,"

Bam hanya mengangguk pelan, "hati-hati Rachel!"

Lalu Bam segera menghampiri Sychta yang sedang tertidur. Bam mengelus-ngelus rambut panjang Sychta. Dia takut, bukan tidur selama ribuan lagi. Melainkan tidur untuk selamanya. Bam gak mau hal itu terjadi.


Beberapa minggu kemudian...

'TUHAN! KAPAN KAMI AKAN MENAIKI MENARA?? CAPEK PURA-PURA PINGSAN,' batin Sychta dengan lelah. Pura-pura pingsan itu capek banget, harus terlihat senatural mungkin agar terpercaya.

Sedang menggerutu dalam tidurnya, Sychta mendengar suara teriakan Bam dan Rachel. 'PUJI TUHAN, SUDAH DIMULAI ACT LANTAI UJIAN.' Kini Sychta sangat senang, walau sedang tidur dia tidak hentinya berisik di dalam pikirannya.

"Aku akan ke puncak menara,"

"Aku muak hidup di dalam kegelapan,"

"Maafkan aku Bam, maafkan aku..."

"Lupakan aku..." Ucap Rachel sambil tersenyum ke arah Bam.

"TIDAAK. RACHELL!!" tubuh Bam, perlahan  ikut diselimuti cahaya.

Sychta segera bangun dan menghampiri Bam, "KAK BAAAMM!!"

Lenyap, Bam dan Rachel lenyap. Kini Sychta hanya menatap gusar atas situasinya.

"ANJING DITINGGAL GW!! AAAKKHHHH!!"

 "Ini gimana cara masuknya woi. Aihhh..."

"Bentar... Kan illegular itu, masuk gerbang dengan sendirinya... Mmm apa ku dorong saja pintunya?"

"Dulu saat jadi Reina, guru langsung taruh aku ke lantai ujian. Gak ada lewat Headon..."

Syvhta frustasi, apakah dia harus menunggu cahaya datang atau gimana?

"Nunggu, langsung, nunggu, langsung, nunggu, langsung..." Sychta masih belom bisa memutuskannya.

"Hem, manual aja. Trobos slurr," Sychta berlari menuju gerbang menara, menendangnya dengan keras. Pintu terbuka dan tubuhnya perlahan di selimuti cahaya.


⚜﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎⚜


Sychta POV

"Sudah cukup lama aku tidak kedatangan pengunjung. Hari ini 3 orang ya.." Ujar seseorang, ini pasti Headon. 

Aku segera bangkit dari tidurku. "Halo tuan."

"Halo nona, selamat datang di menara, nona mudaku." Ucapnya dengan riang. Heh, apakah dia senang ada 3 irregular datang hari ini? Sepertinya iya.

"Namaku Headon, penjaga lantai dasar menara ini. Siapa namamu, nona?" Headon memperkenalkan dirinya. Mmm, aku mau memperkenalkan diriku dengan nama palsu... Boleh gak yah?

Bentar, jahil dikit boleh dong?

"Namaku... Jika kau menginginkan namaku, jawabannya berada di atas sana," ucapku sambil menunjuk bagian atas. "Hanya itu yang bisa saya katakan," lanjutku sambil tersenyum. Hehehe, asik banget.

Headon yang mendengarnya hanya menyeringai. Kok aku merinding? "Hmm nona yang menarik, apa tujuanmu kemari?"

Oh? Dia tidak menanyakan namaku lagi, baguslah.

"Aku mau mencari Kak Bam! Apakah anda melihatnya? Tolong jawab ya/tidak saja," 

"Hem... Oh irregular yang barusan. Dia pemberani dan memiliki tekad yang kuat, dia akan menjadi monster," ucapnya sambil menyeringai.

Aku yang mendengarnya juga ikut menyeringai, "hoho tentu saja. Kakakku yang terhebat!"

"Sepertinya nona sudah mengetahui banyak tentang menara ya."

"Oh tentu saja! Berkat sampah, aku jadi tau semuanya," ujarku sambil melirik sebuah kurungan tempat di mana Rachel berada. "Hehe, orang lemah sepertinya pantas mati... Kak Rachel... Oh tidak... Maksudku pengkhianat."

Aliran shinsu sampah sangat tipis. Aku sempat kesusahan merasakannya, huh mau masuk menara tapi aliran shinsunya dikit. Nekat sekali sampah buangan kita ini.

Headon sepertinya cukup terkejut dengan penuturanku. Oh ayolah, tidak usah sampai terkejut lagi. Simpan rasa kejutmu ketika aku menghancurkan bolanya!

"Tidak ada lagi yang akan saya katakan. Nona, jalankan ujian lantai ini dan bertemulah dengan kakak anda." Ujar Headon yang menampakkan sebuah penjara besar berisi belut dan satu bola hitam di jauh sana.

"Bolanya dihancurkan bukan? Oke!" Ucapku berlari memasuki penjara itu. Menghindari serangan belut yang gesit.

Seharusnya dia sudah cukup terluka karena Bam, apa mungkin dia disembuhkan?

"Hm... Ini mudah..." Aku langsung menghasilkan 10 bang dan mengarahkannya pada belut itu. Kena! Dengan cepat aku lari menuju bola itu, menyelimuti tanganku dengan aliran shinsu yang cukup padat. Setelahnya aku berada jauh dari bola.

Hah...?

Aku melihat sekeliling dan melihat ada Yuri Ha Zahard dan babunya. Astagaaaa, heeiiii jangan mengangguku!!

"Haha... Haha..." Mari kita tertawa miris melihat sikap bar-bar putri satu ini. Bisa-bisanya dia ganggu orang yang lagi menjalankan ujian!

"Putri... Ini termasuk pelanggaran, harusnya anda tau bukan?" Ya Headon, tolong marahi!

"Aku kesini cuma mau mengambil sepatuku, tapi jiwa kepahlawananku bergejolak melihatnya," tunjuk yuri kearahku. Hei, sejak kapan kau punya jiwa kepahlawanan?

DAN JUGA SERAMPANGAN BANGET YURI INIII. HAAAAHHH MAU NGAMUK!! 

"Ano... Tuan Headon, apakah aku gagal? Atau bisa diulang?" Menghiraukan Yuri, langsung bertanya cepat ke Headon. Ayo kita berpura-pura tidak mengerti bahasanya.

"Oh nona mudaku, kau boleh melakukan ujian ulang. Bukan kesalahanmu, ini kesalahan teknis." Jawab Headon. Cih, kukira bakal langsung di antar ke lantai selanjutnya.

Segera aku kembali menuju bola itu. Belutnya sudah terbangun kembali. Aku hanya menatap gusar pada belut baja itu. "Cepat banget sih bangunnya?!"

Segera aku mengeluarkan pedang andalanku selama ini, melemparnya ke arah kepala belut itu. Pedang jadi tombak, multifungsi sekali pedangku ini.

Belut itu ambruk dan aku kembali jalan santai ke arah bola. Mengambil kembali pedangku dan menghunuskannya ke bola tersebut. Tidak pecah, astaga ini keras sekali!

Aku mengembalikan pedangku ketempat semulanya, lalu menyelimuti tanganku dengan shinsu padat. Menghunuskan ke arah bola itu dan pecah dalam sekali serang.

Sinar merah perlahan menyelimutiku. "Hei Yuri Ha Zahard, aksimu tadi bodoh banget," ucapku sebelum menghilang sepenuhnya.


⚜﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎⚜


Author POV

Sychta kini berada dihamparan padang rumput kuning yang luas.

"Tes mik! Tes mik! Satu dua tiga! A! Halo semuanya! Semua peserta reguler yang berhasil sampai ke menara ini!! Dengan tulus kami menyambut kedatangan kalian semua di lantai 2. Laintainya Evankhell!"

"Ini adalah lantainya Evankhell atau bisa disebut lantai ujian! Karena disini kami akan melakukan ujian pada kalian, apakah kalian pantas untuk menaiki lanta selanjutnya!"

"Sudah cukup pemanasannya! Mari kita mulai ujian pertama kita! Peraturan ujian pertama adalah sebagai berikut! Ada 400 reguler disini. Dari 400 akan disaring menjadi 200! Lakukan apapun yang kalian bisa! Bersiap~ Mulai!" 

Sychta menggerutu karena ujiannya yang terlalu cepat. "Baru juga bangun tidur woii!!"

Sychta terkaget, ujian baru saja dimulai bau darah sudah sangat pekat. "Wah para anak muda bersemangat sekali~" iya para anak muda. Sychta kan udah berumur ribuan.

Sychta pun segera mencari teman, persiapan untuk ujian kedua. Sesekali ia membunuh para peserta yang menghalanginya.

"Kukira mudah, ternyata susah!" Sudah berjalan jauh dari tempat ia bangun. Tak ada satupun orang yang pantas menjadi rekan timnya.

Sychta pun memutuskan untuk mengamati situasi dari atas. Dibuatnya lempengan dari shinsu dan sychta terbang ke atas. "Hm, ada Khun A.A dan Kak Bam! Tapi aku gak mau ganggu. Hmm... Oh! Ciri-ciri itu!! Mirip Asensio! Tapi lagi gelud, tunggu aja deh."

Sychta menghampiri orang yang mirip Asensio itu setelah pria itu mengalahkan lawannya. 

"Halo tuan~ Mau jadi rekan timku tidak?" Ucap Sychta sambil senyum ramah. Menunggu jawaban dari lawan bicaranya.

"Oh oke." Jawab pria itu dengan mudah. Sychta yang mendengarnya pun terkejut. "Astaga, apa anda tidak mencurigaiku??"

Sychta ini bukannya bersyukur dapet rekan dengan gampang, malah nanya-nanya.

"Instingku tidak pernah salah," jawab pemuda itu. "Kau anjing ya?" Astagfirullah Sychta!! Jangan buat musuh!

Pemuda itu hanya mendengus kesal, lalu setelahnya pergi. Noh kan malah pergi.

Sychta segera menghampirinya, "hahaha bercanda tuan~ Ayo kita perkenalan! Namaku Sychta, salam kenal~"

"Khun Alvaro, yah salam kenal juga." Ucap Alvaro menatap malas Sychta. "Kenapa kau menjadikanku rekan tim mu? Karena aku Khun?"

Sychta menengok ke Alvaro, oh tidak bagaimana dia tau? "Hahaha, itu adalah alasan yang kesekian,"

"Itu karena saat aku mengamati situasi, aku melihatmu sangat keren!" Ucap Sychta penuh dengan kepolosan. Saking lamanya berakting imut dan polos didepan Rachel, malah kebawa.

"Huh? Karena itu?" Sychta pun hanya mengangguk. 'Gak sih, itu karena kamu kayak Asensio, husbu ke-37 ku.'

"Selain keren, hatiku berkata bahwa aku butuh seorang teman. Begitulah~"

"Seharusnya perempuan berteman dengan perempuan."

"Kata siapa? Tuan tau? Berteman dengan laki-laki jauh lebih menyenangkan dibanding dengan perempuan! Laki-laki berkelahi menggunakan fisik, itu keren." Ucap Sychta bersemangat.

Alvaro dan Sychta yang enak-enakkan berjalan santai sambil membantai musuh mereka, terkejut dengan sebuah teriakan tidak jelas dari sebrang sana. 

"Bentar... Bahasa ini..." Sychta sebenarnya ragu, namun bisa saja ada yang senasib dengannya.

"Hei, ikut aku ya!" Sychta menarik tangan Alvaro untuk menghampiri asal teriakan. Sesampainya disana, mereka melihat seorang pemuda pendek berambut silver. 'DIA RAS SILVER DWARF!!"

"Hei! Bahasa itu! Negara berbunga yang penuh kebar-barannya??!" Ucap Sychta sembari menghampiri ras guide terkenal itu.

"Oh! Kamu mengerti dengan ucapanku? Apa kau darisana?" Ujar pemuda itu dengan riang. Bagaikan teman sejak bayi, keduanya bergandengan tangan dengan semangat, "bestiiiee."


⚜﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎⚜


[Kapal Induk Evankhell]

"Wah aku tidak menyangka ada yang senasib denganku. Berapa lama kau hidup?"

"Ya ampun, masih anak muda... 20 tahun?"

"MUDA BANGET, HEI KOK GITUUU."

"Negosiasi dong sama orangnya,"

"Cih, aku malah disiksa olehnya. Yah salahku juga."

"Maaf, aku bukan nyamuk."

Pembicaraan riang oleh kedua orang dilunturkan oleh pihak ke-3. Dia adalah Khun Alvaro.

"Ah aku lupa, hehe. Habis aku senang banget bertemu teman sebangsa." Ucap Sychta cengengesan. "Oh iya! Kita bertiga belum berkenalan!"

"Sychta,"

"Khun Alvaro,"

"Kalis Edrok."

Mereka bertiga mengangguk. Kini, mereka sedang menunggu aktivitas selanjutnya.

Tadi setelah Sychta dan Alvaro bertemu dengan Kalis, terdengar suara bel menandakan ujian pertama selesai. Lalu disusul dengan pemberitahuan ujian kedua yang menyuruh para regular tersisa membuat tim berisikan 3 anggota.

Setelah itu, mereka langsung dibawa ke kapal induk ini. Kami semua disuruh menunggu sampai ada informasi selanjutnya.

Selagi menuju ujian ketiga, Sychta menuju tempat Kalis berada. "Psst, Kalis kamu punya jubah gitu gak? Aku mau sembunyi dari kakakku."

Kalis mengangguk paham, dia mengobrak-abrik tas ajaibnya dan mengeluarkan jubah hitam polos dengan tudung. Ini jubah yang bagus untuk menutupi tubuhnya agar tidak ketahuan.

"Kenapa kau malah sembunyi? Kakakmu galak?" Alvaro menyerit kebingungan.

"Hmm, karena belum saatnya aku mengubah alur?" Ucap Sychta ragu, Kalis yang mendengarnya kebingungan. "Nanti kita ubah alur di game nya aja."

Kalis Edrok, seorang reinkarnator juga. Dia mati karena keselek biji salak. Aneh-aneh aja. Dia juga penggemar TOG, dia dikirim kesini juga oleh guru Sychta. Sychta sudah menjelaskan seluruh situasinya kepada Kalis dan Alvaro, begitupun dengan Kalis yang juga menjelaskan situasinya.

Untuk Khun Alvaro, dia ternyata bukan seorang reinkarnator. Dia adalah murni karakter TOG  yang tak pernah dikenalkan. Kenapa? Karena Alvaro shock berat mengetahui rekan timnya reinkarnator sekaligus orang yang berasal dari masa depan. Bagian dari masa depan dikarang oleh Kalis Edrok.

Untung saja Alvaro cepat mengetahui situasi dan mau menjaga rahasia ini. Keluarga Khun memang hebat deh.

"Aku tau menara penuh kejadian diluar nalar, tapi ini jauh diluar nalar." Ucap Alvaro memijat pangkal hidungnya. Sychta dan Kalis hanya tertawa ringan mendengarnya.

"Intinya begitu, yah masa depan bisa aja berubah. Oh tentu kami mau mengubahnya. Kau tau? Ada satu orang yang ingin kami bunuh, tapi susah sekali membunuhnya..." Keluh kesah Kalis

"Apa karena dia kuat?" 

"Dia anak terlemah diantara yang terlemah. Alasan mengapa dia susah dibunuh karena kakaknya Sychta merepotkan!"

"Kurang ajar! Kakakku yang terhebat!" Sychta tidak terima kakaknya di hina. 

"Iya iya dia yang terhebat, tapi karena kakakmu kita tidak bisa membunuhnyaaa," Kalis gregetan.

Sychta tidak membantah, 'emang bener sih. Biar Kak Bam makin kuat si sampah harus tetap hidup.'

Tanpa sadar, ranker Lero ro telah hadir sambil memberikan penjelasan tentang shinsu. Alvaro, Sychta, dan Kalis pun berkeringat dingin. Mereka tidak sadar dengan kehadirannya karena asik mengobrol dan juga mereka sedang membahas hal rahasia! Dan juga mereka masih diam ditempat, sedangkan yang lain ada jauh dibelakang mereka.

"Sepertinya ranker itu tidak menyadarinya, ayo kita pura-pura terpental kebelakang," ujar Kalis yang langsung membawa Alvaro dan Sychta ke wilayah aliran shinsu berada.

Mereka mendengarkan penjelasan Lero ro dengan serius, sampai-- "Anu tuan, saya tidak keberatan dengan ujian eliminasi ini... Untuk mengikutinya apakah aku harus masuk dan keluar dari selubung ini?" Ini Bam yang dengan polosnya bertanya.

Lero ro yang melihatnya hanya menatap tajam, Bam gugup takut kalau dia salah. "A-Aku akan masuk kembali ke sana!"

"Ah, tidak Tuan Bam. Anda telah lulus, mungkin saya melakukan kesalahan," cegat langsung Lero ro.

"Ini termasuk keberuntunganmu. Selamat!" Lero ro tersenyum ramah setelahnya. Bam pun menghela napas mendengarnya. Lalu ia duduk menunggu yang lain. Menghiraukan seruan iri orang lain.

Sychta, Alvaro, dan Kalis yang melihatnya langsung mengangguk dan keluar dari selubung shinsu dengan santainya. Teriakan para netizen makin kencang.






TBC

⚵﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎﹎⚵

Halooo, author disiniii. Tunggu kelanjutannya ya~

See you later~

Continue Reading

You'll Also Like

311K 23.7K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
616K 61.2K 48
Bekerja di tempat yang sama dengan keluarga biasanya sangat tidak nayaman Itulah yang terjadi pada haechan, dia menjadi idol bersama ayahnya Idol lif...
462K 8.5K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
78.1K 5.1K 68
Why did you choose him? "Theres no answer for choosing him, choosing someone shouldn't have a reason." - Aveline. ------------ Hi, guys! Aku kepikir...