*****
🌼
ALFAREZI KAVINDRA
🌼
Terus pantengin sampe end yaa
jangan lupa tinggalin jejak
maaf kalo banya kata yang kurang pas atau typo ehehehe
Kuyy langsung baca aja!
🌼
*****
HAPPY READING ‼️
🌼🌼🌼
Tett
Tett
Bel istirahat berbunyi nyaring. Semua murid berhamburan keluar kelas untuk pergi kekantin guna memberi asupan untuk cacing cacing yang sudah meronta ronta meminta makan.
Astrid menggoyangkan lengan Aleen agar bangun "Leen bangun, astaghfirullah kebo banget sih. Mau istirahat gak Lo udah bel nih"
"Temen Lo kebo banget kalo tidur,"ucap Amanda.
"Temen Lo juga bangke,"sahut Astrid.
"Aleen, kalo Lo gak bangun gue tinggal nih. Gue udah laper banget,"ucap Astrid menggoyangkan tubuh Aleen.
Aleen menggeliat "bentaran lima menit lagi,"gumannya.
"Bego dipelihara. bangun Alien, keburu masuk elah ."ucap Astrid namun tak ada respon dari siempunya.
"Biar gue,"ucapan dingin membuat kedua gadis itu terkejut.
"Kak Alfa kapan datangnya,"guman Amanda.
"Lo kekantin, Aleen sama gue,"
"Ya udah, titip Aleen ya kak."Alfa hanya mengangguk atas ucapan Amanda.
Setelah itu mereka meninggalkan Alfa bersama Aleen dikelasnya. Anya mereka berdua yang berada dikelas karena semua sudah pergi mengisi perutnya.
"Makan,"Alfa membenarkan anak rambut Aleen yang menutupi wajahnya. Posisinya wajah Aleen menghadap kesamping dimana Alfa duduk.
"Cantik,"batinnya.
"Bentar lagi, masih ngantuk gue Trid."ucap Aleen yang masih menutup matanya bahkan ia tak menyadari keberadaan Alfa disampingnya.
Dengan ide jahil yang tiba tiba muncul. Menempelkan botol air mineral dingin ke pipi Aleen. Aleen langsung terbangun dan terkejut melihat Alfa berada disampingnya. Menatap sekelilingnya ternyata hanya dirinya dan Alfa yang berada dikelas.
"Kok kak Alfa disini?"
"Makan,"Alfa menyodorkan nasi goreng dan air mineral kepada Aleen
"Terus kak Alfa udah makan belum?"Aleen menatap Alfa.
"Kenyang,"Aleen mengangguk.
Menyantap nasi goreng dengan lahab karena memang dirinya tengah lapar. Hal itu tak lepas dari pandangan Alfa. Tangannya terulur menyelipkan anak rambut yang terjatuh kebelakang telinga Aleen. Membuat si empunya terkejut, memandang Alfa dengan intens begitu juga Alfa.
"Lanjutin,"pandangan Aleen langsung terbuang akibat ucapan Alfa.
Alfa membuka tutup botol air mineral, menyodorkan kepada Aleen. Aleen menerimanya, meneguknya hingga setengah.
"Pulang bareng gue,"
"Tapi kak-,"
"Gak ada penolakan,"potongnya.
"Kalo papa jemput gimana?"tanya Aleen.
"Nanti gue yang bilang sama mama,"Alfa meraih ponsel Aleen yang digenggam.
"Kak Alfa mau ngapain?"
Alfa menulikan pendengarannya, mengotak ngatik ponsel Aleen. Setelah itu mengembalikan kembali.
"Kirim nomor mama," ucap Alfa, Aleen hendak mengecek ponselnya.
"Sama bilang kalo Lo pulang bareng gue,"lanjutnya.
Aleen mengangguk dan hanya ber "oh" saja. Alfa mengamati wajah Aleen yang cantik. Matanya tertuju pada pipi Aleen yang memerah seperti bekas tamparan. Ia menyentuhnya dengan lembut.
"Kenapa?"
Menatap Alfa "tadi ditampar kak Angel,"ucapnya menunduk.
Tangannya mengepal, hingga memperlihatkan urat di tangan sebelahnya. Berani sekali dia menyentuh gadisnya. Tak akan ia biarkan ini terulang kembali. Aleen yang melihat perubahan Alfa, menatapnya kembali. Memegang tangan Alfa yang masih menyentuh pipinya.
"Gue gak papa kak, jangan apa apain kak Angel."pintanya dengan memohon.
Alfa menghela nafas, tak tega melihat Aleen yang memohon lalu mengangguk "hmm,"
"Beneran kak,"Aleen tersenyum.
"Hmm,"
"Hemm hamm hemm doang sih kak. Kaya Nissa Sabyan aja,"kesal Aleen mengkerucutkan bibirnya karena es batunya beku lagi.
"Mau dicium?"tanya Alfa dingin.
Aleen meloto, mendorong Alfa hingga jarak mereka berjauhan "enak aja!"
"Terus itu bibir kenapa monyong,"
"Tau ah, kesel gue sama kak Alfa." Aleen membalikan badannya hingga ia memunggungi Alfa.
Alfa hendak meraih pundaknya namu tiba tiba darah keluar dari hidungnya. Mengambil tisu disakunya berdiri dan langsung beranjak pergi. Membuat Aleen spontan berbalik dan melihat Alfa yang berjalan cepat keluar kelas. Aleen mengejar Alfa hingga kini ia berada disamping Alfa. Menyamakan langkahnya meski kesulitan, karena langkah Alfa yang lebih besar darinya.
"Kak Alfa kenapa, mimisan lagi?"
"Hmm,"Alfa hanya melirik Aleen.
"Kenapa Lo harus ngikutin gue Leen, gue gak mau Lo khawatir."batin Alfa dalam hati.
Sesampainya dikamar mandi Alfa masuk kesalah satu kamar mandi. Namun siapa sangka gadis pendek yang cantik dan manis itu juga ikut masuk kedalam. Alfa menatapnya datar, ya kali ia akan berduaan didalam kamar mandi. Yang namanya manusia normal pasti jaga jaga untuk hal yang tak diinginkan.
"Keluar,"perintah Alfa.
"Gak mau, sini. Duduk sini saja gak usah masuk,"Aleen menarik tangan Alfa menuju tempat duduk yang ada dekat kamar mandi. Mengeluarkan tisu.
"Pinggirin tangan kak Alfa,"Alfa hanya menurut. Menurunkan tangannya yang menutupi hidungnya.
Darah masih keluar namun tidak banyak. Aleen dengan telaten membersihan darah tanpa ada rasa jijik. Jika ia memikirkan penyakitnya ia berharap bisa sambuh dan bisa terus terusan bersama Aleen , gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta.
"Kak Alfa kecapean lagi?"tanya Aleen membuang tisu setelah menyelesaikan kegiatannya.
"Hmm,"Alfa mengangguk.
Hembusan nafas keluar dari hidung Aleen, menatap wajah Alfa. Entah lah menatap wajah Alfa sudah menjadi candunya saat ini.
"Jangan kecapean kak,"ucap Aleen.
"Gue gak papa,"Alen menatap Aleen.
"Jangan khawatir,"lanjutnya.
"Bentar lagi bel kak, ayo kekelas."ajak Aleen sudah berdiri.
"Hmm,"Alfa ikut berdiri.
Mereka berdua berjalan menuju kelas Aleen. Alfa mengantarnya. Emmm jadi pengen deh fii kaya Aleen:'(
Melangkah hendak masuk, namun dicegah oleh Alfa. "Kalo ada apa apa bilang sama gue,"ucap Alfa dengan wajah datarnya.
Gadis didepannya mengangguk. "Pintar,"Alfa mengacak rambut Aleen . Membuat si pemiliknya menggeram kesal.
"Kak Alfa kebiasaan deh, berantakin rambut."Aleen mengkerucutkan bibirnya.
"Masuk,"Alfa mendorong Aleen masuk kelas tanpa memperdulikan Aleen yang kesal karena ulahnya.
"Iya iya gue masuk nih,"ucap Aleen menghentak hentakan kakinya. Alfa geleng geleng lalu pergi meninggalkan kelas Aleen.
Dikelasnya ternyata sudah ramai. Temannya ada yang menatap takjub tapi juga ada yang benci, karena bisa dekat dengan kakak kelasnya yang dingin dan tampan sesekolahannya.
"Leen perasaan makin lama Lo makin deket deh samapa kak Alfa,"tanya salah satu teman kelasnya.
Aleen menatapnya "biasa aja kok,"jawabnya santai.
"Lo beruntung tau bisa diket sama kak Alfa, gw aja pengen."sahut temannya yang lain.
"Kak Alfa itu sebenarnya baik, cuman dinginnya itu."tambah teman yang lain.
Aleen tersenyum "iya, kak Alfa emang baik." Setelah itu Aleen duduk di bangkunya.
"Hello Astrid yang cantik dan membahana datang!"teriak Astrid memasuki kelas.
Semuanya memutar bola matanya malas begitu juga Aleen "waras 'kan Lo Trid,"ucap Aleen.
"Ya waras lah, ya kali gue gila. Enak aja,"sarkas Astrid duduk disamping Aleen.
Amanda hanya menatap jengah "sa ae Lo,"
"Suka suka gue lah, orang gue emang cantik kok. Ya 'kan Leen?"Astrid menatap Aleen dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Gak,"jawab Aleen cuek.
"Ahahaha mampus, kalo jelek mah jelek aja kali Trid."tawa Amanda meledak saat mengetahui Aleen hanya cuek.
"Sialan Lo,"kesal Astrid.
"Bukan sahabat gue Lo berdua,"lanjutnya mengkerucutkan bibirnya.
"Bodo amad,"jawab Aleen dan Amanda bersamaan.
"Anjing!"seru Astrid.
"Mulut Lo!"Aleen dan Amanda saling pandang. Kenapa jadi barengan terus.
"Kaya kalian alim aja,"cibir Astrid.
"Gak tau aja Lo, gini gini gue juga bisa ngaji kalo."ucap Aleen tak terima.
"Bener tuh,"tambah Amanda.
"Ilih bicit,"ucap Astrid mnyenye.
Membuat Aleen dan Amanda merasa geram, mereka saling pandang dan mengangguk. Seli bekapan Astrid sudah berada di bekapan Aleen dan Amanda. Mereka berdua terbahak. Asik sekali buat sahabat sengsara.
"Empp,,, lepasuinn, gue peunguep nieh,"ucap Astrid tak jelas karena dibekap oleh Amanda dan Aleen menjepitnya dengan ketiaknya.
"Rasain tuh mampuss,"tukas Amanda tertawa.
"Ahahaha,,, wangi gak ketiak gue? Wangi lah masa ngga,"ucap Aleen sama tertawanya seperti Amanda. Astrid memberontak agar bisa terlepas, namun nihil karena ia tak bisa berkutik.
Tett
Tett
Bel masuk berbunyi membuat Astrid merasa lega karena. Untung bel selamat deh gue, gak jadi koid.. batin Astrid mengelus dadanya.
Hasilnya pun Aleen dan Amanda melepaskan Astrid yang bernafas ngos-ngosan karena bekapan mereka berdua. Emang sahabat gak ada akhlak.
"Alhamdulillah gak jadi mati,"ucap Astrid .
Aleen dan Amanda hanya menatap datar tanpa menimpali ucapan Astrid.
🌼🌼🌼
*****
🌼
Gimana nih ceritanya? Ga jelas ya? Maaf'(
Ikutin terus aja sampe end ya, makasih
Jangan lupa tinggalin jejak juga
See you next part 😘
🌼
Follow Ig fii
@bussyarotun
Follback DM aja ya
🌼
*****