3 SOMETHING ABOUT LOVE

By diviana90

112K 14.5K 962

(Cerita sudah lengkap, silahkan follow untuk membaca) ⚠️ WARNING!!!!! 21+ ⚠️ (Cerita ini merupakan CERITA DE... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
⚠️ Bab 19 ⚠️
Bab 20
Bab 21
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
END
DITA X RAGA STORY

Bab 22

2.5K 421 16
By diviana90

Sebelum lanjut, tap VOTE dulu ya

*****



"Naw...serius? kamu mau begini terus?"

Arga menatap Naura yang kini duduk di pangkuannya seraya memeluknya dengan erat. Naura aneh sekali hari ini. Sejak menangis di dalam mobil, ia tidak mengatakan apa-apa selain memeluknya. Begitu sampai rumahnya pun Naura tidak mau berjalan, dia malah meminta Arga untuk menggendongnya, dan ketika mereka memasuki rumah, Naura tidak mau turun dari pangkuannya. Ia malah mempersilakan Arga untuk melakukan apapun namun dengan syarat dirinya bergelantungan di tubuh Arga. Serius? Naura? Ya Tuhan!

"Aku nggak nyangka kalau kamu se-clingy ini," kata Arga.

Naura tak mengeluarkan suara apapun. Ia malah mengeratkan pelukannya dan terus menerus memeluk Arga.

"Naw. Kamu kayak anak monyet," kekeh Arga.

Ia berhasil karena Naura bereaksi. Naura memukul punggungnya dengan keras, membuat Arga mengaduh seraya tertawa.

"Sakit tahu," goda Arga.

"Biarin," kata Naura.

"Aku mau pipis Naw. Masa kamu masih gelendotan gini? Mau ikut?" tanyanya.

Naura menghela napas. Ia melepaskan pelukannya pada Arga. Wajahnya terlihat sangat kacau. Matanya juga sembab sementara rona di pipinya menghilang karena wajahnya terlihat pucat.

"Ya Tuhan. Kamu kayak mayat hidup gini Naw," sahut Arga. Ia meraih wajah Naura dan mengelusnya, namun gerakan kecil yang Arga lakukan kepada Naura malah membuat air mata Naura jatuh kembali di pipinya. Dan itu semua membuat Arga menatapnya tak percaya.

"Naw. Kamu kenapa lagi?" tanyanya.

Naura terisak. Ia kembali memeluk Arga dan menangis sejadi-jadinya.

Bagaimana mengatakannya? Bagaimana cara Naura mengatakan pada Arga kalau Naura tak ingin kehilangan Arga. Kalau Naura tak ingin pria itu meninggalkannya. Kalau Naura tak tahu apa yang terjadi di masa depan. Kalau Naura tak tahu hal apa yang akan datang kepada mereka berdua.

Sialan.

Kenapa dia harus memikirkan hal negatif ini sekarang sih? kenapa?

"Naura..."

Arga melepaskan pelukannya. Ia menahan bahu Naura dan menatapnya baik-baik.

"Kalau kamu cuman nangis. Aku nggak tahu harus gimana. Supaya aku nggak bingung, kamu bilang yah sama aku. Kamu kenapa?" tanyanya.

Naura memegang jari Arga yang tengah berada di pipinya dan menurunkannya.

"Ga..." katanya.

Arga menatapnya dalam-dalam, "Apa sayang?"

"K—kamu inget nggak, kita memulai ini kayak gimana?" tanya Naura.

Arga mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Dulu kamu deketin aku buat tidurin aku kan," kata Naura. Ingatannya kembali pada saat-saat dimana Arga dan dirinya bertemu untuk pertama kalinya. Kenangan indah mereka, sampai kejutan luar biasa yang Arga berikan kepadanya tentang kehidupan rumah tangganya yang kacau sejak lama.

"Sekarang kamu udah tidurin aku. Kemarin kita udah tidur bareng. Kenapa kamu masih nemuin aku?" tanya Naura. Isakannya terdengar lagi sementara air matanya turun dengan cepat, menyusul air mata yang sebelumnya belum tiba di bawah pipinya.

"Kenapa kamu masih mau peluk aku waktu aku tadi nangis?" desak Naura.

"Kenapa kamu masih dengerin cerita aku?"

"Kenapa kamu sabar banget aku repotin?"

"Kenapa ketawa kamu terlihat menyenangkan banget kalau lagi sama aku?"

"Kenapa kayaknya kamu tulus banget sama aku?"

"Kenapa—"

"Naw. Nanyanya satu-satu," kata Arga. Memotong ucapannya. Membuat Naura berhenti berbicara.

Naura melepaskan tangan Arga dari pinggangnya, ia hendak turun dari pangkuan Arga tapi pria itu menahannya hingga membuat Naura tetap duduk di atas pangkuannya dan menghadapnya.

Pria itu menatap Naura kemudian tersenyum miris, "Aku juga nggak tahu Naura..." jawabnya tiba-tiba.

"Awalnya mungkin niat aku memang begitu, tapi aku juga nggak nyangka kalau kita bakal sejauh ini."

Karena benar apa kata Maggie. Ketika Maggie hanya bermain dengan nafsunya, Arga malah bermain dengan hatinya.

Pria itu juga kebingungan dengan apa yang ia rasakan sekarang.

Bersama-sama dengan Naura membuatnya menginginkan apa yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Sebuah cinta yang semestinya, namun ucapan Naura barusan membuat Arga berpikir sementara tangisan Naura membuatnya merasa sakit. Lebih sakit dari ketika Maggie membawa teman prianya ke ranjang mereka.

Ya Tuhan. Apakah itu berarti perasaan Arga pada Naura lebih besar daripada perasaannya pada Maggie?

Atau apakah perasaannya pada Maggie sudah benar-benar hilang dan apakah Arga sudah benar-benar mencintai Naura? Hanya Naura? Tempatnya pulang? bukan tempatnya singgah lagi? Serius?

Suasana hening seketika. Baik Arga maupun Naura, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Lama keduanya terdiam hingga Naura berhasil menghentikan tangisnya.

"I love you," ucap Naura tiba-tiba.

Ada serangan besar yang menghantam dada Arga di dalam sana hingga membuat pria itu membeku seraya menatap Naura tak percaya.

"I love you," kata Naura lagi. Ia sudah tak peduli lagi, emosinya hari ini benar-benar di luar kendalinya. Masa bodoh dengan apa yang akan terjadi, tapi Naura hanya ingin mengatakan apa yang ia pikir harus ia katakan pada Arga sekarang.

"I love you, Ga," ucapnya sekali lagi.

Arga menatapnya dengan tatapan yang tak bisa Naura artikan. Pria itu tersenyum manis sebelum mendekatkan wajahnya pada Naura dan meraup bibirnya dengan lembut. Membuat Naura terkesiap dan terbuai dengan perlakuan Arga padanya.

Naura mengalungkan tangannya pada leher Arga, ia membuka mulutnya untuk menerima Arga dan ciumannya. Tangan Arga juga sudah bergerak dengan cepat di setiap bagian tubuh Naura, membuat pagutan mereka lebih liar dari sebelumnya.

Keduanya sibuk saling menggoda dan membuai tubuh masing-masing hingga mereka lupa dengan apa yang seharusnya mereka selesaikan saat ini. Biarkan saja dulu, karena ada yang lebih mendesak dari apapun ketika keduanya sudah berdekatan sejauh ini.

Arga memegangi tubuh Naura dan berdiri, membawa Naura yang berada dalam pelukannya untuk berpindah menuju tempat tidur Naura di kamarnya. Ia menjatuhkan tubuh Naura pelan-pelan. Pagutan mereka terlepas. Keduanya terengah-engah seraya memandangi satu sama lain.

Arga tersenyum miring, sisi dalam dirinya yang sudah lepas kendali mendorongnya untuk mendekati Naura lagi dan menyerangnya habis-habisan namun ketika Arga mendekat, Naura menahan dadanya.

"Kenapa?" tanyanya.

Naura masih terengah-engah. Ia menggelengkan kepalanya pada Arga, menolak pria itu terang-terangan dan membuat ekspresi wajah Arga berubah seketika.

"What the..."

Arga sengaja menggantungkan ucapannya. Masih mencoba untuk menahan dirinya sementara Naura... ia membenahi pakaiannya dengan cepat.

Pikiran negatif wanita memang berjalan lebih cepat dari nafsunya, setidaknya bagi Naura. Karena ditengah-tengah pergulatan nafsunya dengan Arga barusan, sebuah pikiran menyebalkan malah muncul di dalam pikirannya.

Seberapa banyak kenangan yang akan Naura rekam bersama Arga di rumahnya? bahkan sampai bercinta saja Naura lakukan di rumahnya. Lalu apa yang akan terjadi kalau Naura berpisah dengan Arga? Ia akan menghabiskan malam-malam menyedihkan dengan menangisi percintaannya di kamar ini? Jangan gila!

"Ga... kalau aku tanya, kamu bakal ninggalin aku atau enggak. Kamu mau jawab apa?" tanya Naura tiba-tiba.

Sepertinya terlalu banyak pertanyaan yang Naura lontarkan padanya hari ini hingga Arga bahkan belum menjawab satupun pertanyaannya.

"Jawab ya Ga," pinta Naura.

Arga menghela napas. Kalau ia boleh jujur, Arga tidak akan pernah meninggalkan Naura. Ia bahkan sudah meninggalkan Maggie hari ini, dan Arga tidak menyesal. Ia justru merasa senang karena telah meninggalkan Maggie, lepas darinya, dan bersama dengan Naura. Maka, haruskah Arga katakan kalau Arga akan memilih Naura suatu saat nanti?

Namun alih-alih menjawab apa yang berada dalam pikirannya, Arga malah meraih wajah Naura dan mengelusnya dengan lembut.

Pria itu memberikan Naura tatapan serta senyuman yang tak bisa Naura artikan, namun sisi dalam diri Naura yang penuh dengan ketahudirian menyadari situasi apa yang sedang Naura hadapi saat ini.

Naura bukanlah pilihan. 





To Be Continue

******

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 27K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.1K 211 8
Menjadi anak sulung dari Keluarga Candra membuat Aileen terbiasa menjadi yang pertama dan utama. Mengikuti prinsip mamanya yang tidak ingin membawa l...
395K 24.1K 25
(21+) (#2 Poison Angels Series) Amanda Wijayakusuma, wanita pecinta brondong yang hobinya gonta-ganti kekasih bagai keset welcome. Pecinta one night...
2.8K 233 10
gimana jadi nya jika ibu yibo dan ibu xiao zhan capek dengan kelakuan anak nya ... anak ku laki" tapi suka nya laki hadeee ." nyonya xiao kamu mendin...