*****
🌼
ALFAREZI KAVINDRA
🌼
Terus pantengin sampe end yaa
jangan lupa tinggalin jejak
Kuyy langsung baca yukk
Hayukkk
Eh bentar bentar, cuman mau bilang maaf kalo banya kata yang kurang pas atau typo ehehehe
Dah. Lanjutttt!!!
🌼
*****
HAPPY READING ‼️
🌼🌼🌼
"Hanya orang yang benar benar sayang memperlakukan pasangannya sebagai ratu"
-Alfarezi Kavindra-
🌼🌼🌼
Upacara sudah mulai 5 menit yang lalu. Namun Alfa baru saja datang. Berjalan dengan santai menuju kelasnya. Tak memperdulikan tatapan tatapan para manusia manusi yang sedang upacara . Melempar tas ke bangkunya, keluar dengan gaya coolnya.
"Alfa, mau kemana kamu!"teriak guru yang tak sengaja melintas didepan kelas Alfa.
Hanya menatap guru itu dengan datar. Tanpa ada niatan untuk menjawab. Pak Didik selaku guru matematika menghampiri Alfa.
"Kamu udah datang terlambat dan sekarang mau pergi,"ucap pak Didik geleng geleng dengan kelakuan muridnya ini.
"Sekarang kamu ikut baris, baris bersama teman teman kamu yang telat itu,"lanjutnya menunjuk dimana Daniel dan Kenzo baris didepan layaknya tontonan.
"Hmm"
Hanya deheman yang keluar, setelah itu Alfa berjalan santai menghampiri kedua sahabatnya yang berbaris didepan. Alfa menatap kelas gadis yang selalu memenuhi pikirannya. Tepat saat itu tatapan mereka bertubrukan namun dengan buru buru Aleen membuang muka. Mungkin malu. Ya gadis itu adalah Aleen adik kelasnya.
Tak jauh dari Alfa berbaris Angel menatap kesal. Pasalnya sedari tadi Alfa hanya menatap Aleen adik kelasnya yang mampu mengambil Alfa darinya, sekalipun Alfa belum menjadi miliknya. Menengok menatap Aleen tak suka.
"Liat aja nanti, bakal gue kasih pelajaran Lo."batin Angel dalam hati.
"Ada apa Ngel?"tanya Rely sahabat Angel yang menjadi dayangnya.
Angel menatap Rely "gue mau kasih pelajaran adik kelas itu, berani beraninya dia ngambil Alfa dari gw."
"Nanti gue bantu,"ucap Raina dayang Angel juga, yang menyandan sebagai sahabat.
"Iya Ngel, Lo gak perlu khawatir."sahut Rely.
"Okey,"jawab Angel tersenyum miring menatap Aleen.
Upacara selesai. Semua berhamburan menuju kelasnya masing masing. Berbeda lagi dengan Alfa ddk, mereka menuju kantin untuk mengisi perutnya.
"MBOK LA PESEN MIE AYAMNYA TIGA SAMA ES TEHNYA TIGA!"teriak Kenzo dari tempat duduknya. Membuat Alfa menatapnya tajam dan Daniel spontan menutup kedua telinganya.
Tempat duduk yang sudah menjadi milik mereka dan itu tak ada yang berani mendudukinya.
Mbok la berjalan ke meja mereka dengan nampan berisi tiga mangkuk mie ayam dan tiga gelas es teh "ini den,"
"Makasih mbok,"ucap Kenzo menerima nampan itu.
"Ya udah den, mbok kembali dulu"pamit mbok La kembali kewarungnya.
"Iya mbok,"ucap Daniel.
Alfa hanya acuh. Menikmati makanannya hingga tandas terlebih dahulu. Padahal tempat Kenzo dan Daniel masih banyak. Itu kelaparan apa doyan ya?
"Gilaa, Lo kelaparan Al. Berapa hari gak makan,"tanya Daniel menatap mangkuk milik Alfa yang sudah tidak ada apa apanya.
"Lapar,"jawabnya singkat.
"Perut karung ya gitu,"cibir Kenzo. Namun si empunya tidak memperdulikan.
"Mungkin,"sahut Daniel.
Tak lama mie ayam Kenzo dan Daniel sudah habis. Alfa hanya sibuk dengan ponselnya. Biasa sekrol sekrol doang hahaha. Alfa bangkit begitu juga Kenzo dan Daniel, mereka berjalan menuju warung mbok La dan membayarkan pesanan mereka masing masing. Alfa langsung melenggang pergi. Tujuannya saat ini adalah tepat perkumpulan anak basket, ia akan menyusun persiapan untuk tanding Minggu depan.
"Kemana Al?"tanya Daniel mengikuti Alfa dari belakang begitu juga Kenzo.
"Basket,"
Keduanya hanya mengangguk. Sesampainya di ruang perlengkapan basket, mereka langsung duduk ditempat yang sudah disiapkan. Ternyata sudah banyak yang menunggunya disana baik adik kelas atau sepantaran.
Alfa berdiri "langsung aja ke intinya. Buat Minggu depan kita akan ada acara tanding basket dan kepala sekolah sudah meyakinkan kalo kita bisa,"ucapnya lantang dan tegas. Ia hanya berbicara banyak saat ada penting saja seperti saat ini.
"Kita latihan setiap pulang sekolah,"lanjutnya dengan wajah datar.
Mereka mengangguk. Salah satu dari mereka ada yang mengacungkan jarinya tanda ingin bertanya.
"Itu strateginya gimana Al?"tanya salah satu dari mereka.
"Soal strategi udah gue pikirin. Tinggal kita latihan dan mencoba strategi itu. Kalian mengerti!"
"Mengerti,"jawab mereka serempak.
"Gue harap kita bisa menang. Dan bisa membahagiakan kepala sekolah kita, yang sudah menyerahkan semua ke kita,"
"Samangat!"teriak Kenzo mengangkat tangannya dengan mengepal.
"Semangat!"sahut mereka semua dengan lantang dengan tangan yang sama seperti Kenzo.
Alfa merasa senang, timnya bisa kompak seperti ini. Ia hanya berharap agar timnya bisa memenangkan tandingan ini seperti tahun lalu. Sekiranya sudah selesai Alfa langsung pergi menuju kelasnya, tentunya diikuti oleh kedua curutnya itu. Siapa lagi kalo bukan Kenzo dan Daniel.
Bel istirahat berbunyi tepat Alfa ddk masuk kelas. Hingga mereka tidak mengikuti pelajaran, ya memang niat mereka tidak mau ikut pelajaran atau lebih tepatnya membolos. Namun entah tiba tiba darah segar mengalir dai hidungnya, membuat Alfa menghela nafas. Lagi dan lagi kenpa sekarang ia sering sekali mengeluarkan darah. Mengambil sehelai tisu lalu ia bersihkan darah itu namun tak kunjung juga berhenti.
"Al hidung Lo banyak keluar darah,"ucap Kenzo khawatir. Alfa hanya menggeleng.
Alfa berlari keluar kelas menuju kamar mandi. Kenzo dan Daniel mengejar Alfa yang sudah menjauh. Namun saat itu juga Alfa tak sengaja berpapasan dengan Aleen. Aleen bingung kenapa Alfa berlarian sembari memegangi hidungnya dengan menggunakan tisu.
"Ada yang gak beres,"batin Aleen. Ia menghentikan Kenzo dan Daniel yang ikut berlari mengejar Alfa.
"Kak, kak Alfa kenapa?"tanya Aleen penasaran.
"Alfa mimisan, lumayan banyak."jawab Kenzo langsung berlari.
"Gue mau kesana,"pamit Daniel ikut mengejar Alfa.
"Kenapa kak Alfa mimisan ya, apa sakit dia?"tanya Aleen kepada sahabatnya.
"Kok Lo malah tanya ke kita sih. Mending kita kesana samperin kak Alfa aja,"ucap Astrid.
"Ya udah ayo,"jawab Aleen.
Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk menyusul Alfa dikamar mandi cowo. Setibanya disana, ternyata Alfa belum keluar dari dalam terbukti hanya Kenzo dan Daniel yang berada diluar.
"Kak Alfa gimana kak?"tanya Aleen khawatir.
Kenzo dan Daniel menatap Aleen, ia tau bahwa Aleen menghawatirkan Alfa sahabatnya "gak tau Leen soalnya Alfa belum keluar,"
Membuat Aleen menghela nafas panjang "udah Leen Lo tenang aja, kak Alfa gak papa kok." Ucap Amanda. Aleen hanya mengangguk lesu. Air matanya meluruh tiba tiba. Membuat Kenzo dan Daniel panik.
"Leen Lo kok nangis sih, aduhh. Jangan nangis dong Alfa gak papa cuman kecapean dia,"cap Daniel bingung.
"Hikss.. kak Alfa gak papa 'kan?"tanya Aleen disela tangisnya.
"Alfa gak papa Leen, astaghfirullah. Jangan nangis nanti kita yang dimarah Alfa kalo Lo nangis gini,"ucap Kenzo . Aleen menghapus air matanya hingga tak tersisa.
"Biasa kak, Aleen kalo lagi panik pasti nangis. Bahkan pernah bunganya di pot jatuh terus pecah dia nangis,"kelas Astrid memutar bola matanya. Mengingat kejadian dulu saat tak sengaja menyenggol pot bunga Daisy putih Aleen dirumahnya yang berakhir jatuh dan pecah.
Decitan pintu kamar mandi terbuka membuat mereka langsung manatap kesana. Muncul lah Alfa dengan rambut yang basah dan disugar kebelakang. Membuat ketiga gadis disana menatap dengan kagum. Tampat itu yang terlintas dipikiran mereka bertiga. Alfa sendiri hanya menatap datar mereka semua.
"Woyy bengong aja Lo!"seru Kenzo membuat ketiga gadis itu terkejut.
Aleen langsung berlari dan berhambur memeluk Alfa. Hal itu membuat para sahabat melotot. Baru kali ini melihat Alfa dipeluk gadis dan tak memberontak. Dan Aleen yang berani memeluk seorang cowo. Pasalnya Astrid dan Amanda tau kalau Aleen tidak percaya tentang seorang cowo. Tapi ini apa? Malah memeluknya. Gilaaa.
Alfa tak menolak, membenarkan surai rambut Aleen yang berantakan. Mengurangi pelukan gadis didepannya itu. Menatapnya lekat. Ia tau gadis itu khawatir terhadapnya.
"Kenapa?"
"Kak Alfa kenapa mimisan, kak Alfa sakit?"tanya Aleen yang hampir mengeluarkan air matanya.
Tangan Alfa terulur menghapus air mata Alen yang baru saja menetes dengan ibu jari "jangan nangis,"
"Gue gak papa. Gue kecapean doang,"lanjutnya
Aleen mengangguk lalu tersenyum. Membuat Alfa gemas sendiri, hanya kepada Aleen hatinya merasa menghangat. Lupa akan penyakitnya, dan ingin bertahan hidup untuk terus bersama Aleen.
"Ehemm, kaya nonton Drakor ya."sindir Kenzo. Alfa hanya menatap datar.
"Seakan dunia milik berdua,"sahut Astrid.
"Salah siapa jomblo,"ucap Daniel songong.
"Lo juga jomblo bangke,"Kenzo menjitak kepala Daniel.
Selepas itu mereka tertawa bersama, terkecuali Alfa. Alfa tersenyum namun tak terlihat. Ia merasa bahagia saat ini. Semenjak bertemu dengan Aleen dan kedua sahabatnya yang membuat semakin berwarna dalam hidupnya.
🌼🌼🌼
*****
🌼
Huhuhu fii baper sendiri😭
Mau ngasih pesan sama Alfa atau Aleen kah? Silahkan
🌼
Jangan lupa tinggalin jejak ya:)
Terimakasih
See you next part😘
🌼
Follow Ig fii ya
@bussyarotun
Back DM aja
🌼
*****