Skaya & the Big Boss ✓

By ShinyAlph

18.7M 3.2M 537K

[SUDAH TERBIT & Part Masih Lengkap] Karena suatu alasan, Skaya Agnibrata harus menyamar menjadi seorang laki... More

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
80 [END]
Extra Part Lengkap Bisa Dibaca Di Sini
Hai, kangen aku?
Pengumuman
H-1
2 jam lagi!
SKAYA DAN BIG BOSS JADI NYATA?!!

79

188K 35.4K 14.8K
By ShinyAlph

“Warung yang mana sih?! Kenapa jauh banget!” seru salah seorang gadis dari keempat gadis yang berjalan bersama.

Skaya menoleh, menatap gadis bernama Ayu di sampingnya heran. “Yu, mau di mana? Ada banyak warung di depan tuh.”

“Hooh, lagian kan cuma nanya-nanya sama rekam doang. Ngapain nyari warung yang bagus?!” desak Cici yang segera diangguki gadis disebelahnya, Liana namanya.

Ayu memelototi mereka sambil mendesak. “Ikut aja! Gue lumayan kenal pemilik warungnya. Daripada canggung wawancarai orang yang gak dikenal, kan?”

Ketiga gadis itu menghela napas lelah. Jika bukan karena tugas prakarya dan kewirausahaan yang mewajibkan mereka mewawancarai pemilik UKM secara berkelompok, mana mungkin mereka akan berkeliaran tak jelas sambil berjalan kaki seperti ini?

“Skay, udah susun pertanyaannya kan?” tanya Cici dengan raut wajah kusut, jelas kecapekan berjalan.

“Udah. Bawa kamera kan lo?”

“Liana yang bawa. Ish, capek banget.”

Di sisi lain, tiga orang laki-laki datang dari arah samping. Alwin yang tengah mengedarkan pandangan tiba-tiba menyipitkan mata. “Itu Skaya bukan?”

“Mana?” Zahair bergegas menoleh kanan-kiri mencari sosok Skaya.

Sedangkan Sagara yang sejak tadi pasif berbicara dan melihat-lihat kini mulai memperhatikan sekitarnya. Melihat sosok dari arah jauh, tanpa banyak bicara dia melangkah ke sana.

“Skaya! Anjir, jalan-jalan gak ngasih tau,” celetuk Zahair langsung ketika mereka berjarak beberapa meter dari empat gadis itu.

Keempat gadis itu menoleh. Melihat Sagara, mata Skaya sedikit melebar. “Kalian kok di sini?”

“Tugas prakarya, lah. Mengcapek banget ini daritadi banyak kios yang tutup,” jawab Alwin ngegas.

Ayu dan Liana sejak tadi mematung melihat Sagara. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka untuk bertemu laki-laki itu di luar sekolah dengan pakaian bebasnya. Kaos putih dilapisi kemeja biru dongker yang tak terkancing dengan bagian lengan yang dilipat hingga siku, celana jeans hitam, sepatu putih, rambut agak berantakan yang beberapa helainya jatuh menutupi keningnya, serta jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

Jika tahu akan bertemu Sagara di sini, mereka akan memilih pakaian dan make up yang lebih baik!

“Kita mau ke warung di sebelah sana. Mau ikut?” tawar Ayu langsung dengan secercah harapan di matanya.

“Ibu prakarya gak sebut peraturan gak boleh satu tempat yang sama kan? Lagian beda kelas juga. Hayuklah.” Zahair bergegas ke depan memimpin jalan.

Memahami bahwa tiga laki-laki itu akan ikut, keempat perempuan itu kembali berjalan.

“Air yang lo beli tadi?” tanya Sagara ke Alwin. Sontak Alwin menunjuk tas yang digendongnya. “Siniin.”

Tanpa bertanya, Alwin menyerahkan sebotol air mineral yang masih tersegel. Dia melihat Sagara dengan tenang membuka tutupnya lalu berjalan lebih cepat untuk menjejalkan botol air tersebut ke tangan Skaya secara diam-diam.

Skaya yang merasa sesuatu di tangannya berbalik ke belakang. Melihat jarak Sagara tepat di belakangnya, dia menunduk melihat air sebelum menerimanya.

“Gila, gue gak nyangka Sagara rajin bikin tugas,” bisik Ayu yang bisa didengar mereka berempat.

“Iyalah! Lo kira dia bisa juara 1 itu dari mana? Kan nilai rapor akumulasi dari nilai tugas, ulangan sama ujian!” sahut Liana greget.

“Ya siapa tau kek novel-novel gitu. Cowoknya bad boy suka bolos gak pernah masuk kelas tapi selalu juara umum. Hebat gak tuh?” bisik Ayu kembali dengan semangat.

“Makan tuh novel!”

“Skay, lo u— lah, dapet air dari mana?!” seru Cici membuat Liana dan Ayu yang beradu mulut menoleh ke arah mereka.

Skaya yang baru meneguk air hampir tersedak. “Hahaha, zimzalabim!”

Melihat senyuman kikuk sahabatnya, Cici menyipitkan mata sebelum menoleh belakang. Seolah mendapat pencerahan, dia tersenyum penuh arti dan kembali menatap ke depan.

Dibandingkan Cici yang sudah menemukan jawaban, Liana dan Ayu masih belum puas mendengar jawaban Skaya. “Dari mana airnya, Skay? Bagi dong.”

“Oh, tadi dikasih Alwin di belakang. Ini minum.” Dengan sukarela Skaya membagikan airnya. Liana dan Ayu hanya berohria karena tahu Skaya cukup akrab dengan Zahair dan Alwin dari Skara.

Di belakang, Alwin menggaruk kepalanya mendengar alibi Skaya. Yah, nasib dirinya dan Zahair selalu menjadi tameng untuk Skaya menyembunyikan hubungannya.

“Big Bos, lo mau backstreet terus?” bisik Alwin.

Sudut bibir Sagara sedikit terangkat sambil memandang Skaya. “Ngikut kemauan cewek gue.”

Alwin sontak berdecak dalam hati. Sial, dia tidak tahan dengan kebucinan Sagara!

Ketika sampai, mereka melihat sederet motor ninja yang terparkir di depan warung. Agak menonjol memang, namun mereka memilih tidak menghiraukannya.

Ladies first!” seru Zahair sambil membungkuk dengan tangan mempersilakan mereka lewat.

Para gadis itu tersenyum geli lalu melewatinya. Di dalam cukup ramai oleh beberapa remaja laki-laki yang memakai seragam putih abu-abu. Melihat empat orang gadis, mereka bersiul penuh gembira.

Di luar, sambil menunggu, Zahair duduk di atas salah satu motor ninja sambil merapikan rambutnya. Siapa tahu, motor tersebut akan oleng dan hampir jatuh jika Zahair tidak dengan cepat menahannya.

“WOI! NGAPAIN MOTOR GUE LO?!” Karena teriakan yang berasal dari pintu masuk warung, penghuni yang ada di dalam warung bergegas keluar.

Melihat sekumpulan anak berseragam SMA, Zahair seketika cengengesan. “Sorry bro. Motor lo gak baik sih. Baru sandar dikit udah mau jatoh aja.”

“Gak baik muka lo! Tau gak itu motor mahal?! Puluhan juta!”

Ekspresi membujuk Zahair retak. Dia menatap motor di sampingnya lalu tersenyum mengejek. “Elah! Puluhan juta aja sombong lo! Tau gak tanah yang lo injak ini milik siapa?!”

“Siapa emang? Elo?”

“Bego. Bukanlah! Punya pemilik warung tuh! Masa iya punya gue.” Zahair berdesis sambil bersedekap dengan wajah songong.

“Nyari mari nih anak!” seru para siswa tersebut dengan ekspresi ganas.

Alwin dan Sagara yang tak jauh dari sana mendekat melihat Zahair sedang mengundang masalah.

“Ini nih! Tau gak ini cowok? Big Bos gue tuh! Motor murahan kek kalian gak masuk ke mata Big Bos gue!” seru Zahair semangat untuk memamerkan sambil menunjuk-nunjuk Sagara.

“Brengsek. Lo gak tau kita?” Tatapan nyalang para anak berseragam SMA itu membuat Zahair semakin antusias.

Alwin berdiri di samping Zahair lalu memicingkan mata melihat jaket yang dipakai oleh beberapa orang. “Hah? Geng apa tuh?”

“Oalah! Ternyata mereka anak geng?” tanya Zahair kepada Alwin dengan antusias.

“Baru sadar lo? Mending angkat kaki dari sini daripada lo hancur.”

Melihat Zahair hendak berkoar-koar, Sagara segera menyela. “Diem.”

“Bagus! Big Bos lo aja takut nyari masalah sama kita.”

“Cemen!” seru yang lain penuh ejekan.

“Big Bos! Mereka semakin sok!” kata Zahair tidak terima.

Sagara sejak tadi bahkan tidak melihat komplotan di depan mereka. Dia hanya melirik Zahair dengan tenang. “Gue bilang diem, gak perlu buang waktu sama orang yang gak berguna.”

Suasana seketika hening. Zahair dan Alwin langsung bertepuk tangan dengan penuh apresiasi. Ini Big Bos mereka! Mana ada kata takut!

Geng tersebut seketika meledak penuh amarah. “Anj! Beneran nyari masalah!”

“Tapi emang, kan? Coba sebutin prestasi apa aja yang bisa kalian banggain selain berkelahi? Tau SMA Lesmana yang uang sekolahnya puluhan juta dalam satu semester? Setengah pialanya milik Big Bos gue tuh!” Alwin bergegas menyahut membanggakan Sagara.

“Bos kita juga. Jangan pamer lo.”

“Lah, cuma bos. Ini mah Big Bos cuy! Di atas bos!” Zahair ikut menimbrung.

“Sialan! Jangan berlagak kalian! Ayo adu jotos!”

Selagi mereka sedang panas-panasnya, keempat gadis yang berada di warung akhirnya keluar. Melihat perselisihan mereka, buru-buru Skaya mendekat ke arah Sagara.

“Big Bos! Kenapa pada ribut sama mereka?” tanyanya sambil melirik wajah garang para laki-laki berseragam SMA tersebut.

“Gak ribut. Mereka lagi berkumur makanya berisik.” Sagara mengedikkan pundak samar. “Udah selesai kan? Ayo pergi.”

“Tapi kelompok kalian—”

“Gampang. Nanti gue nyuruh Papi bikin kios dan jadi pemiliknya.” Tanpa beban Sagara menyahut.

“Woi! Mau kabur lo?”

Sagara menatap laki-laki yang berteriak itu datar. “Satu menit gue bisa hasilin duit jutaan. Lo cegat gue emang bisa ganti kerugian gue?”

Ketika komplotan itu semakin berisik, seorang laki-laki datang dengan motor ninjanya. Melihat anggotanya yang membuat keributan di luar, dia turun dari motor dan bergegas mendekat.

“Ngapain lo pada di sini? Masuk sana!”

“Tapi Bos—”

“Kan udah gue bilang, jangan ganggu orang biasa selain lawan. Masuk sekarang!”

Karena orang itu, akhirnya Sagara dan kawan-kawan pergi dalam ketenangan tanpa terganggu teriakan komplotan geng tersebut lagi.

“Cowok yang dateng tadi ganteng juga!” seru Cici semangat yang segera disetujui ketiga gadis itu.

Sagara melirik Skaya yang ikut mengangguk, membuat wajahnya berubah muram.

“Alwin, Zahair, besok rekrut anggota. Kita buat geng generasi pertama Lesmana,” kata Sagara tiba-tiba membuat Alwin dan Zahair melongo.

“Hah?”

Skaya yang tak jauh darinya mengulum bibir hendak tertawa. Sebenarnya ketika dia menyetujui ucapan Cici, dia dapat melihat perubahan wajah Sagara. Apakah laki-laki itu cemburu secepat itu? Lucu sekali!

Selama yang lain menyibukkan diri dan tidak memperhatikan, Skaya diam-diam mendekati Sagara dan menggenggam tangannya.

“Cowok tadi emang ganteng. Tapi kalo dibandingkan sama pacar gue, masih kalah jauh.” Setelah membisikkan kalimat tersebut, Skaya kembali menjauh.

Sagara menunduk. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat dengan ujung telinga memerah.

Yah, semudah itu untuk menyenangkan Big Bos.

TBC

August 26, 2021.

Part yang panjang untuk menebus keterlambatan update.

Oh ya, konflik ceritanya udah kelar (untukku) jadi aku gak bahas lagi. Part ini dan part selanjutnya untuk have fun. Aku kangen interaksi mereka tanpa adanya beban.

10K votes + 10K komen.

Continue Reading

You'll Also Like

385K 17.4K 106
[COMPLETED] Memiliki kekuasaan dan kekayaan tidak akan menjamin kebahagiaan, seperti itulah yang dirasakan oleh gadis cantik bernama Liara Natala, pr...
1.1M 83.9K 40
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
134K 1K 39
Tampangnya sangat berbeda dari watak aslinya? Aku pun terkejut dan merasa amat takut yg luar biasa😨, tapi.... ~ahhh uhhhh sa sakit lepasin aku Pam...
6.7M 1M 75
⚠️WARNING, CERITA INI MENGANDUNG KEBENGEKAN DAN KEBAPERAN. AWALNYA NYEBELIN LAMA-LAMA NAGIH⚠️ Follow sebelum membaca ye <3 salam stres 🕸️ ...