7 Malam Setelah Nenek Meningg...

By Harrywjy

212K 22.9K 1K

"Semenjak nenek meninggal, suasana rumah jadi menyeramkan. Nenek suka datang di waktu malam, mengetuk pintu d... More

Prolog
1 - Hari Spesial
2 - Kematian Nenek
3 - Rumah Duka
4 - Mengantar Nenek
5 - Pertanda Buruk
6 - Malam Pertama
7 - Penyakit Janggal
8 - Malam Kedua
9 - Dia Mencari Mangsa
10 - Malam Ketiga
11 - Malam Keempat
12 - Kunjungan Seorang Teman
13 - Ki Ronggo
14 - Malam Kelima
16 - Titik Cahaya
17 - Malam Keenam
18 - Datangnya Sang Pencerah
Iklan!
19 - Malam Ketujuh
20 - Misteri Terpecahkan
Epilog
Pengumuman Cerita Horor Terbaru

15 - Cengkeraman Setan

6.5K 828 60
By Harrywjy

Suara air terjatuh ke lantai terdengar beberapa kali. Di dalam kamar mandi, tangan Rara yang memegang gayung menyiram sekujur tubuhnya. Memberinya kesegaran di pagi hari ini. Rambutnya basah, matanya terpejam saat busa-busa shampo muncul di kepalanya. Wangi harum pun memenuhi seisi ruangan.

Kaki Rara berpijak pada lantai kamar mandi yang basah. Satu helai, dua helai rambut rontok berjatuhan. Tapi rambut itu lebih panjang dari rambut Rara. Ya, jelas itu bukan rambut Rara. Helai demi helai rambut misterius itu terus berjatuhan ke lantai kamar mandi. Sampai saking banyaknya, Rara bisa merasakan kakinya yang menginjak sesuatu.

Buru-buru ia siram kepala dan wajahnya, menghilangkan busa yang membuat perih di mata. Setelah busa hilang, ia menatap ke lantai. Tampak begitu banyak rambut yang sudah bersebaran di lantai kamar mandi. Beberapa bahkan tersangkut di lubang saluran air. Wajah Rara bingung, matanya menatap aneh kejadian itu.

Ia langsung membilas tubuhnya, lalu dengan cepat mengambil handuk. Matanya masih terus menatap ke kumpulan rambut asing yang ada di lantai. Rambut yang sangat panjang, lebih dari panjang rambut Rara. Satu helai, dua helai. Rambut itu terus bertambah, berjatuhan dari atas.

Rara pun menelan ludah, wajahnya mulai ketakutan. Nafasnya pun tak karuan. Perlahan kepalanya mendongkak ke atas, menatap ke arah jatuhnya rambut-rambut itu. Saat matanya tepat melihat ke langit-langit kamar mandi. Tidak ada apa-apa di sana. Rara bernafas lega.

Ia lalu bergegas pergi dan mengabaikan rambut itu. Rara membalikkan badannya, tiba-tiba sosok perempuan bergaun putih lusuh berdiri tepat di depannya. Rambutnya berantakan agak gimbal. Wajahnya hitam seperti mayat yang membusuk, mulutnya menyeringai memperlihatkan gigi-giginya yang runcing dan berantakan.

“Aaaaaa!!!” Rara berteriak sekuat tenaga. Dengan segera ia lari keluar kamar mandi, tak peduli semua orang kaget dengan teriakannya. Kakinya langsung melangkah cepat, ke arah tangga dan naik ke lantai atas.

“Kakak?!” Ayah buru-buru keluar dari kamar. Ia sempat mengejar Rara, tapi anak pertamanya itu sudah lebih dulu masuk ke kamarnya. Di ruang depan ada Niko dan Bobi. Ayah mendekat ke ara mereka. “Kakak kenapa, Dek?” tanya ayah.

“Gak tau, Yah. Tadi abis mandi teriak, abis itu lari ke atas,” ungkap Bobi sambil memegang toples ikannya.

Ayah lalu menghela nafas, ia langsung beralih ke kamar mandi. Tangannya membuka pintu, memasukkan sedikit kepalanya ke dalam kamar mandi.

Tampak rambut misterius itu masih di sana. Bedanya kini setengah dari rambut itu telah masuk ke lubang saluran air.
Ayah mendekati rambut misterius itu, tangannya langsung memegangnya tanpa ragu. Ia lalu menarik rambut itu keluar dari lubang saluran air.

Anehnya, rambut itu seolah tidak ada ujungnya. Ayah terus menarik dan menarik, tapi rambut itu sangat panjang. Ayah sama sekali tidak menemukan di mana ujungnya. Sekitar empat meter panjangnya rambut itu ayah tarik dari dalam lubang, tapi tetap tidak ada ujungnya.

“Apaan nih?” tanya ayah dengan wajah heran.

Itu rambut aku, hihihi.

Sebuah bisikan misterius terdengar di telinganya. Ayah menoleh sambil memasang wajah kaget, tapi tak ada siapa-siapa di sekitarnya. Rambut yang tadi sudah ditarik keluar oleh ayah tiba-tiba kembali masuk ke dalam lubang. Seolah ada yang menariknya dari dalam lubang itu.

Buru-buru ayah berdiri, hampir saja ia terpeleset sebelum akhirnya berlari ke luar meninggalkan kamar mandi. Sesampainya di luar, ayah melihat kedua anaknya Niko dan Bobi sedang mengintip ke dalam kamar mama. Ayah langsung mendekat dan menegur mereka.

“Kalian ngapain? Gak sopan begitu,” kata ayah.

“Ayah, liat deh. Mama lagi ngapain?” Niko menunjuk ke dalam kamar. Ayah pun ikut melihat ke arah yang Niko tunjuk.

Sore nepi ka peuting

Putra abdi teu acan sumping ka bumi

Budak bageur, tong hilap ka bumi

Hihihihihihihi ....

Nyanyian misterius mama lalu selesai dengan sebuah tawa melengking yang sangat tidak enak didengar telinga. Wajah mama menatap kosong ke depan, kulitnya pucat. Bagian bawah matanya menghitam, liur hijau keluar dari hidungnya.

Ayah memberanikan diri, tak peduli siapa yang ada di dalam raga mama. Ia ingin bicara dengan sang istri. Sedangkan kedua anaknya masih melihat di ambang pintu. Ayah masuk ke dalam, kepala mama menoleh ke arah ayah. Ayah pun membalasnya dengan senyuman.

“Mama nyanyi apa?” tanya ayah.

Mata mama menatap tajam ayah. “Gak usah tahu!” bentaknya.

Ayah lalu mengangguk. “Oh, gitu ya. Buburnya udah abisin, Ma. Masih ada setengah,” kata ayah menunjuk semangkuk bubur di meja.

Tangan mama lalu meraih bubur itu. Masih dengan wajah marahnya, mama melempar mangkuk itu ke arah ayah. Bubur itu pun tumpah mengotori baju ayah, mangkuknya pecah dan berserakan di lantai.

“Makan aja sendiri!!!” bentak mama yang kini melotot.

Ayah memejamkan mata, menarik nafas panjang dan mengambil pecahan-pecahan mangkuk di lantai. “Ya udah,” ucap ayah pelan. Hatinya begitu tegar, begitu sabar menghadapi mama yang semakin hari semakin memburuk.

“Berani kamu panggil dukun lagi ke sini, aku rusak tubuh ini! Aku bikin mati!” ancam sosok yang ada di dalam tubuh mama. “Jangan kira ilmu pas-pasan seperti orang semalam bisa kalahin aku!” tambahnya dengan nada tinggi.

“Oh, jadi Ayah salah orang ya, Ma. Nanti Ayah cari lagi orang lain lagi yang bisa sembuhin kamu,” ucap ayah membalas perkataannya.

“Jangan panggil siapa-siapa ke sini, Anjing!” bentak mama. Tangan mama lalu mengambil jam kecil di meja, dengan kuat melempar jam itu ke arah ayah. Beruntung ayah masih bisa menghindar dan membaca arah lemparan mama.

“Aku matiin aja!” Mama langsung mengambil sebuah garpu di meja. Lalu ia arahkan garpu itu ke leher mama, garpu itu ditekan sampai hampir menusuk leher mama. Tapi ayah langsung sigap menyelamatkan. Ia tahan tangan mama dan menjauhkan garpu itu dari lehernya.

“Jangan! Jangan! Iya saya janji gak akan panggil siapa-siapa ke sini. Oke, oke kamu menang!” kata Ayah.

“Hahahahahahahaha ...,” tawa mama dengan keras sambil melempar garpu ke arah ayah.  Mama lalu merebahkan dirinya di kasur. Perlahan tubuhnya lemas, lemah tak berdaya. Pandangannya berubah menjadi sayu.

“Mama?” panggil ayah.

Mata mama melirik ayah. “Ayah,” jawabnya yang kemudian memejamkan mata. Setelah itu, ayah membiarkan mama tertidur pulas di kasurnya. Ia berjalan ke luar, kedua anaknya masih menunggu di luar kamar.

“Ngapain kalian? Gak nonton TV?” tanya ayah sambil memegang mangkuk pecah di tangannya.

“Oh iya lupa! Ayo, Bob. Nyalain TV!” ajak Niko yang langsung menarik adiknya ke ruang depan. Sementara ayah mengambil kantung plastik dan memasukkan pecahan mangkuk yang tajam itu ke dalam plastik.

“Huuuuffft ....” Ayah menarik nafas panjang sambil mengusap wajahnya. Dirinya tampak pusing dengan semua yang terjadi. “Aku harus usaha gimana lagi? Ke siapa lagi aku harus minta bantuan?” gumam ayah.

Setelah berkata begitu, sebuah panci terjatuh dengan sendirinya. Ayah lalu sadar kalau ada sosok lain yang mendengar ucapannya, ia tak boleh asal bicara di dalam rumah ini. Atau keselamatan mama terancam.

Ayah kembali merapikan panci itu. Ia berjalan ke luar rumah sambil membawa kantung plastik berisi pecahan mangkuk. “Ayah buang sampah dulu,” ucapnya pada anak-anak yang asik menonton TV. Kedua bocah itu hanya mengangguk, tanpa memalingkan pandangannya dari layar TV yang menampilkan kartun kesukaan mereka.

.
.
.

Keluarga malang ini terjebak dalam cengkeraman Setan. 👻 Ancaman Setan membuat Ayah tak berkutik, bagaimana langkah yang akan Ayah lakukan selanjutnya? 🔥💀

Segala masalah pasti ada jalan keluarnya, simak terus kisah Ayah dalam memerangi gangguan Setan! 💀 Terus simak kisahnya sampai tamat ya ❤

Vote dan komen dong kk :)

Continue Reading

You'll Also Like

129K 8.7K 6
Kehidupan yang begitu keras membuat Parni, 40 tahun harus memutar otaknya hanya demi memenuhi keinginan anak-anak dan suaminya yang lumpuh sejak lama...
326K 15K 32
Rendy, Rio, Fathur, Adit, Tiara, Larissa, Agatha dan Dina. 8 sahabat yang memutuskan untuk pergi berlibur ke pantai. Namun menjadi kacau karena berte...
373K 3.3K 18
18++ Bukan konsumsi anak2 Sekian lama menjanda, kau mendapatkan kabar jika ibumu akan menikah. Mungkin bagi sebagian anak. Ia akan bahagia. Namun tid...
69.4K 7.6K 19
Delapan Mahasiwa terjebak di sebuah Vila Angker. Teror demi teror mereka hadapi semenjak hari pertama kedatangan. Hingga satu persatu dari mereka pun...